Lontar Usada Kacacar
Udayana University - The Faculty of Letters
[1b] Mudah-mudahan tiada rintangan. Ini kurban sering kematian, sarana upakaranya, satu buah panjang ilang, 11 butir telur, 11 buah kewangen, satu buah daksina, disertai perlengkapannya, diisi uang kepeng sesuai bilangan utama bagi kaum sudra sebanyak 1700 kepeng disertai mantra sebagai berikut, bhuktyantu bhuta kalara, bhuktyantu pisaca wicitram, bhuktyantusarwa bhuta kala nama swaha, pukulun sang bhuta karimpus, iti tadhah sajinira, panjangilang, ajak rowang ira kabeh, wus ira amukti caru, mantuk sira ring kayanganira swang-swang, ong durgga ya nama swaha (Hai para Bhuta Kala, Pisaca, terimalah sajian persembahanku, selesai menikmatinya, pulanglah ke tempat asalmu masing-masing). Ini tentang pertolongan seorang dukun kepada seorang penderita sakit kecacar, bila si penderita diperkirakan akan menemui ajalnya, agar segera dibuatkan upacara penebusan berupa upakara uang sebanyak 118 kepeng. Uang tersebut ditempatkan pada sebuah tamas, disertai samsam daun
[2a] temen, daun dapdap, serta beras berwarna lima macam, kemudian disaat menaburkan dilakukan seperti menabur sakarura, dilakukan berputar ke kiri sebanyak 3 kali, disertai mantra sebagai berikut; dhuh sira bhtara kala, dhuh nini bhagawan gayatri, haywa wineh wadwanira angrusuhin tatepetaningsun apan ingsun madana-dana artha, ring sarwwa bhuta bhumi, mwang ingsun tan lampetan ring margga agung, den sang bhuta lampet jalan, tananang ngringin, Ong sarwwa bhuta ya nama swaha (Wahai Bhuta Kala dan Bhagawan Gayatri janganlah diberi anak buahmu mengganggu karena aku telah menghaturkan harta kepada semua Bhuta di bumi. Aku agar tidak celaka di jalan raya, tidak ada yang menyakiti) . Ini kurban orang sakit kacacar, bila penyakitnya keras dikira akan menjumpai kematian, upakaranya, 1 buah tumpeng brumbun, dialasi dengan daun andong merah, dialasi dengan sengkwi yang berekor, diisi seekor daging ayam brumbun, dibelah dari punggungnya, isi jajeronnya masih utuh, hanya dibelah dalam keadaan masih mentah, disertai ketupat sidapurna, diisi telur bakasem 1 butir,
[2b] serta 11 buah kewangen, yang 3 buah diisi uang jepun masing-masing 1 kepeng, yang delapan buah lagi diisi uang kepeng yang biasa saja, serta canang gantal, canang, rokok, serta canang lengawangi buratwangi, panyeneng, tulung, pras, dan satu buah daksina dengan perlengkapan secukupnya, kurban tersebut diisi uang kepeng sebanyak 175 kepeng, ketupatnya diisi uang 33 kepeng, canangnya diisi uang 11 kepeng, masing-masing 3 tanding (buah), daksina tersebut diisi uang 225 kepeng, dipersembahkan kepada panghulun kuburan, disanalah memohon keselamatan hidup, setelah selesai dipersembahkan, kurban tersebut diperuntukan orang yang sakit, daksina tersebut ditaruh diatas tempat tidurnya, setelah selesai dipersembahkan lalu kurban itu dibuang di perempatan jalan raya, demikian pula bila ada orang sakit kecacar, bila tubuhnya sedikit panas, serta denyut jantungnya kadang-kadang cepat dan kadang-kadang lemah,
[3a] tubuhnya terasa dingin setengah dan panas setengah, serta cacarnya tidak merata keluar pada permukaan kulit, tetapi tidurnya gelisah selalu memanggil menjerit-jerit, orang yang demikian telah dikuasai oleh panca maha bhuta, serta dikuasai oleh Dewi Durga, rohnya telah disambut oleh buta kala dengen, hendaknya segera dibuatkan upacara penebusan di panghulun kuburan, upakara penebusannya sebagai berikut; salaran itik putih, ayam putih, serta tegen-tegenan selengkapnya, serta sebuah daksina diisi upakara selengkapnya dan uang kepeng sebanyak 1700 kepeng. Setelah demikian, bila orang sakit tersebut telah dalam keadaan tenang, itu berarti orang sakit tersebut akan sembuh kembali, bilamana ia masih menjerit-jerit, itu cirinya orang tersebut akan menemui ajalnya. Bila ada orang sakit kecacar menangis tersedu-sedu, tidak menentu sakitnya, itu berarti orang tersebut ditimpa penyakit, cacar lingga, cacar api, cacar taruna, cacar sirah,
[3b] gejala penyakit cacar yang diderita oleh orang sakit seperti tersebut diatas; disaat ia menangis perasaannya sangat gelisah, hendaknya dibuatkan upacara kurban. Upakaranya sebagai berikut; tumpeng putih kuning, ayam putih siayangan dipanggang, kemudian dipersembahkan di sanggar kemulan di halaman depan bagian bawah. Sebagai obatnya, sarana, menyan madu, cendana, dan diberi doa puja srawe, kemudian obat tersebut diminum. Ini kurban sakit kecacar, sebagai penolaknya, sarana, nasi tiga kepal, diisi bunga awon, ditutup dengan daun kayu tulak, dialasi dengan kipas, kemudian ditaruh (di tebenan) di arah kaki tempat tidur orang sakit tersebut, mantranya; Ong tulak tulik, lebur awu, tan dadi wong sing ada paksanira kira-kira wong kacacar, singlah singlar, mingmang (Ya Tolak, lebur menjadi abu, tidak menjadi manusia kena penyakit cacar, sembuhlah) , diucapkan tiga kali. Ini kurban sakit kecacar bila penyakitnya keras, upakara; kurban sebagai berikut; nasi satu kepal, dialasi dengan tiga helai daun dapdap,
[4a] lalu diletakkan diatas kelakat sudamala, kemudian ditaruh di tempat tidur (di tebenan) pada arah kaki orang sakit, mantranya; tutup mata kala, cekuk cangkem kala, aku angering agumi pritiwi, luwate aku tguh ta rep, diucapkan tiga kali, lamun dadi puwuh sanggowak, puwuh ganti, mtu dadi punah, tka singlar, tka punah ilang (Tutup mata Kala, tekuk mulut Kala, aku menyakiti bumi ini karena aku sakti. 3x. Jika menjadi burung puyuh dan gagak, akan punah.3x) diucapkan tiga kali. Lagi kurban kecacar, upakaranya; nasi satu kepal, diisi bunga-bungaan yang berbau harum, diisi bawang jahe, garam hitam (garam dicampur arang), doanya; Ong Ang Ung Mang, Ong ring idhep , lalu kurban tersebut ditaruh disamping orang sakit itu. Ini penyembuhan penyakit cacar yang beragam rupanya, mantra; Ong gtih mati banyeh mapupul, tka sahak (Ya darah mati dan banyeh berkumpul, datang dan sembuhlah 3x), diucapkan 3 kali. Lagi mantranya; Ong syapa syanu, yah tka upas, tka tawar, tka punah (Ya siapa dia, ia itu bisa, datanglah penawar, punahlah 3x) , diucapkan 3 kali, lagi, sarana, tempayan baru, diisi air,
[4b] akar rumput belulang, umbi kayu tawa, bunga sempol, pangkal gedang saba, bayam lalahan, daun pungut, jangu, asam, semuanya direndam dengan air, mantra; Ong sang bhuta kacacar, aja sira amangan ring daging kulite syanu, hana sing pepanganira lemah putih, andadi sira tai, entut, uyuh, aja sira amtu ring jro wtenge syanu, tka sahak, punah,(Ya Sang Bhuta Kacacar, jangan makan daging dan kulitnya si anu, ada yang dapat dimakan yaitu tanah putih, jadilah tinja, kentut, air kencing, jangan keluar dari perutnya si anu, punahlah) diucapkan 3 kali. Tentang pembuatan sajen yang lengkap, serta canang dilengkapi dengan buah-buahan, sajen itu diisi beras 1 kilogram dan uang sebanyak 700 kepeng. Obat cacar rusak, bila tumbuh di wajah, sarana, jebugarum, diasab, lalu dioleskan ditempat yang sakit. Bila tumbuh di badan, sarana, isen kapur, air beras, dibedakan ditempat yang sakit. Bila cacar di kakinya, sarana,
[5a] cabai bun yang melengkung, sebanyak 3 buah, daun sirih tua yang uratnya sama, kencur, merica, ditumbuk yang halus lalu dioleskan. Obat cacar yang telah parah lagi membusuk, sarana, cabai bun 21 buah, merica 21 butir, daun sirih tua 21 helai, isen 3 iris, lempuyang 3 iris, kasuna (bawang putih), jangu sepanjang 2 cm, sepet-sepet, ditumbuk halus lalu dioleskan, dengan bulu ayam putih, doanya; Ong sang bhuta kala, anungku rat, wadwanira sang Bhagawati, andadi kita puwuh kabeh saking kling, saking Bali, aja sanget amangan ring daging, sarirane syanu, apan aku lakinira bhtara guru sakti, Ong nama swaha (Ya sang Bhuta Kala, menguasai bumi, rakyat beliau sang Bhagawati, engkau menjadi burung puyuh semua dari Kling dan Bali, jangan makan daging tubuhnya si anu, aku suami Bhatara Guru Sakti). Tentang pembuatan daksina diisi selengkapnya serta uang 777 kepeng. Obat cacar yang telah rapuh,
[5b] sarana; kulit pohon mangga aplem, isen kapur, diparut, ambil airnya dalam takaran yang sama lalu dipanaskan, kemudian disemburkan pada tempat yang sakit. Obat segala macam rupa penyakit cacar yang telah parah, serta untuk penyembuhannya, sarana, air, akar pare ambulungan, akar tabu puwuh (tabu yang bentuknya bulat), darah babi, seharga satu kepeng jangan minta lebih, santan kelapa hijau, diminum setelah ditumbuk dan disaring, doanya; srewah srowih, nyanyah monyah, lwir tatelu tawar , diucapkan tiga kali. Obat cacar rusak, untuk penyembuhannya, agar kembali sempurna, inilah digunakan sebagai obatnya, sarana, pangkal pisang gedang saba, tmutis, ditumbuk halus, diperas disaring, kemudian dicampur dengan air bersih, lalu digunakan sebagai air mandi oleh orang sakit tersebut. Lagi obat untuk diminumnya, sarana, slagwi, pakis hijau, kendal batuka, pakuaji, tampak liman, dalimo, bayam lalahan, paya puwuh (paya yang bentuknya bulat), semua diambil akarnya,
[6a] pangkal pisang gedang saba, graham barak, kasuna (bawang putih) jangu, ditumbuk halus disaring lalu diminum, bisa juga digunakan sebagai pengobatan cacar yang rapuh. Obat cacar yang telah rapuh, termasuk cacar besi, cacar sukun, cacar tembaga, cacar dalwang, cacar kakarangan, sarana, daun sirih tua yang uratnya sama, sebanyak 3 helai, cabai bun 3 buah, merica gundil 3 butir, ditumbuk halus, dicampur arak lalu dibedakkan, bila sakit semua persendiannya itu disebut cacar dhaka (cacar air), sarana, kunir 3 iris, masui dipanggang, kemudian disemburkan pada tempat yang sakit, bilamana seluruh tubuhnya membengkak, termasuk tangan dan kakinya, itu disebut cacar kangka, sarana, daun dausahaya, daun kayu kuning, garam uku, kunir 3 iris, disemburkan ditempat yang sakit. Obat cacar rapuh, sarana, lempuyang, terung, kelapa disemburkan pada sakitnya.
[6b] lagi sebagai bedaknya, sarana, daun sirih tua sebanyak 3 helai, merica 3 butir, bawang putih jangu, dicampur arak, dibedakan, obat kecacar bila ingin secepatnya keluar dari dalam tubuh agar merasa reda, sarana, buah delima putih, ambil airnya, dicampur mentimun diparut, akar slagwi, ditumbuk halus, diperas disaring dicampur madu, gula cair, sari kembang sepatu, mantranya sari manobhawa, jangan menggunakan mantra yang lain, ini mantra sari manobhawa tersebut, mantra; arep mampaha ring wteng, mrga mtu mnga (akan terbang di dalam perut, menengadah keluar menengadah), diucapkan tiga kali, disaat melakukan mantra tersebut, melemaskan pernafasan memejamkan kelopak mata, pikiran dipusatkan, dalam hati, demikianlah tentang melakukan penyakit kecacar, dibuatkan upakara sebuah daksina diisi bahan selengkapnya, beras 1 kilogram, diisi uang 500 kepeng, jangan dikurangi, bila ingin cepat penyakit cacar keluar,
[7a] dari dalam tubuh tampak jelas dipermukaan kulit, sarana, daun paya puyuh, bawang putih jangu, air santan kane (kelapa diparut diminum setelah ditumbuk dan disaring lalu diperas), mantranya sama seperti tersebut diatas serta upakaranya sama serta upakaranya sama.Obat segala macam penyakit cacar yang telah rapuh, termasuk cacar tembaga, cacar kekarangan, cacar lintah, cacar nanipi (ular), cacar daluang, cacar balulang, cacar nasi-nasi, cacar mirah, sarana, isen, kasuna, jangu, katumbar, semuanya dinyahnyah, lalu disemburkan pada sakitnya. Obat cacar yang telah rapuh, termasuk cacar besi, cacar tembaga, cacar sukun, sarana, lempuyang, isen, cendana, air beras, semuanya diasab, disemburkan pada tubuhnya, serta digunakan serbuk sebagai pengobatan tubuhnya, jangan dimandikan selama 3 pekan, setelah lebih dari 3 pekan lalu dimandikan hanya secukupnya, selesai mandi lagi disemburkan obat seperti tersebut di atas.
[7b] obat cacar rapuh, termasuk cacar besi, cacar sukun, cacar tembaga, cacar balulang, cacar kekarangan, sarana, daun sirih tua yang uratnya sama sebanyak 3 lembar, cabai bun 3 buah, merica gundil 3 butir, ditumbuk halus, lalu diisi cuka tahun, dibedakkan pada tubuhnya. Lagi sebagai pengompres orang sakit kecacar, sarana, lempuyang, ketumbar, bawang putih, jangu, kemiri lanang, merica, cabai bun, santan, jeruk, lalu direbus hingga matang, dikompreskan pada tubuhnya. Obat bila cacarnya rapuh, sarana, air isen disaring, air bangle disaring, dicampur musi, kasuna, jangu, air cuka tahun, lalu diminum setelah disaring, obat cacar rusak, sarana, tembakau bali, isen, masui, cendana, semuanya diasab, dimana yang rapuh itu diobati.
[8a] mantra obat sakit cacar yang rapuh, bermacam-macam sakit cacar yang rusak, selayaknya diberi mantra-mantra, Ong sang bhuta kacacar, aja sira anglaranin sajroning wteng, mlesat mandadi banyeh, mandadi gtih, hephep sempyar ,(Ya Sang Bhuta Kacacar, jangan kau menyakiti di dalam perut, enyahlah menjadi banyeh dan darah), diucapkan tiga kali. Rah akarah akarih, rep ta ngko kita, tka wurung , (Darah semburat, padamlah engkau, dan batal) diucapkan tiga kali, gtih ring sor mandadi gtih kekalas mingsera ngenakin, tka mingser,(darah di bawah menjadi darah tumbuhan kekalas berputar menyenangkan, datang berputar) diucapkan tiga kali, Bhuta ngamuk ring jro wteng, kawon dening sanghyang Taya (Bhuta mengamuk di dalam perut dikalahkan oleh Sanghyang Taya) . Lagi mantra sakit kecacar yang telah rusak, mantra; pukulun bhatara buddha, bhatara guru, anguripakna manusa kabeh, Ong parama siwa swaha, Ang ah jeng (Ya Bhatara Buddha, Bhatara Guru menghidupkan semua manusia, Yang Maha Mulya Dewa Parama Siwa). Ini obat sakit kecacar yang warnanya kehitaman, sarana, daun libukit, asam lama (asam tanek), campur lungid, santan kelapa hijau, diminum setelah ditumbuk dan disaring.
[8b] Dan sebagai bedaknya, sarana, daun libukit, kemiri lanang, asam tanek, adas, ditumbuk halus lalu dibedakkan. Obat cacar sukun, segala macam penyakit cacar yang tidak ada ujungnya, obat dan bedak ini sebagai pengobatannya, tetapi jangan dimandikan dengan air sungai, sarana, daun sembung bangke, daun nasi-nasi, daun kwanji, kemiri, asam tanek, adas, dipijat-pijat pada bengkaknya. Obat cacar udep, sarana, daun kwanji, kemiri, bawang, ditumbuk, lalu dibedakkan. Obat cacar ahep, sarana, daun sembung, kemiri, dibedakkan. Obat cacar berwarna hitam dan tidak berujung, sarana, tombong, ketumbar 3 jumput, sanggawak 3 jumput, disemburka seluruh tubuhnya. Obat bila cacarnya sudah berkurang, dan meninggalkan bekas, sarana, daun dausahaya,
[9a] diremas-remas, air beras, dicampur bawang mentah, sari, disemburkan seluruh tubuhnya. Obat bila penyakitnya tidak berujung, tampak biru, dan permukaanya tampak hitam, itu disebut cacar tnangan, siapa yang membuat padat, itu disebut tnangan desti, sarana, air ditempatkan pada batok hitam, , diberi doa panjang umur, orang yang demikian akan hidup kembali. Obat cacar bila terasa gatal-gatal, sarana, air basuhan cendana, isen kapur, sama-sama diasab, lalu dioleskan, dan sebagai obat minumnya, sarana, anak pisang gdang saba yang baru tumbuh, silagwi, ktan gajih, air basuhan cendana diminum. Obat gatal-gatal, sarana, silagwi panjangnya satu jari, sunggawuk 3 butir, bawang putih satu buah, ditumbuk diperas lalu diminum. Obat gatal-gatal, sarana, daun kecubung kasyan, kapur
[9b] bubuk, dibedakkan. Obat penyembuhan gatal-gatal, bermacam-macam gatal, mantra; pukulun Kaki Bhagawan Citragotra, Nini Bhagawan Citragotri, manusan pukulun atetamban wisya gnit, hana prettha katara, hana pawu Bhatari aglah upas ika, saraya pitung punggul, tuges akna waras,(Ya Kaki Citragotra dan nini Citragotri, manusia paduka berobat bisa gatal, ada roh-roh halus menakutkan, ada teriakan Bhatari mengalahkan bisa itu, sembuhlah), setelah selesai mendoanya diperciki orang sakit tersebut dengan pucuk waru tersebut sebanyak 7 kali, diminum 7 kali, disiram seluruh tubuhnya, sisanya dipercikkan di pekarangan rumah, dan di temapt tidur orang sakit tersebut, sarana; air bertempat pada batok hitam, pucuk waru 3pucuk, diikat dengan benang tridatu (tiga warna), 3 putaran. Obat cacar berwarna hitam, sarana, buah sirih, daun dadap yang muda, umbi kayu tawa, air cuka tahun, dioleskan dengan bulu ayam putih.
[10a] Obat cacar bila terasa gatal-gatal, sarana, sari diasab, diperaskan air jeruk linglang (nipis), dioleskan gatalnya. Obat cacar bila badannya gatal-gatal, sarana, montong isen (isen yang baru tumbuh yang disebut tajin isen), lempuyang, beras merah, ditumbuk diperas dan disaring, lalu diteteskan pada tubuhnya, mantra; Hyang tan katinghalan, lan tan palawat (Hyang tak terlihat, dan tanpa bayangan) . Obat cacar bila gatal-gatal, disaat mandi, lagi dimandikan dengan air hangat, diisi rebusan daun lempeni, setelah demikian lagi dioleskan dengan embun, selesai dioleskan, lagi disembur dengan isen kapur, diparut dibuang airnya, ampasnya dipakai menyemburkan setiap hari, semasih gatal-gatal, pahalanya akan sembuh kembali. Bilamana ada orang sakit kecacar badannya selalu gatal-gatal, hendaknya diawasi dengan cermat karena itu ciri-cirinya sakit kecacar yang tumbuh akan berat,
[10b] diperhatikan nama kecacar tersebut, bila terasa tumbuh kecacar yang membahayakan, jangan memandikan dengan air sungai, sebagai air mandinya, sarana, air hangat diisi rebusan daun lempeni yang putih, itu digunakan mandi setiap hari, selesai mandi dioleskan dengan embun, selesai dioleskan lagi disemburkan dengan isen parut, airnya dibuang. Obat kecacar bila warnanya putih, dan sedikit kering, itu disebut cacar daluang, agar hati-hati, jangan dimandikan, sarana, cuka tahun, air basuhan candana, diminum setelah dicampur. Obat kecacar daluang, sarana, beras putih, isen dipanggang, disemburkan pada tubuhnya, bila masih sakit, sarana, kulit pohon mangga amplem, isen kapur, diperas dibuang airnya, lalu ampasnya dinyahnyah,
[11a] disemburkan ditempat yang sakit, tetapi jangan dimandikan, dengan air sungai, air mandinya sarana; air hangat diisi rebusan daun isen, daun sirih yang tua, lempuyang, daun pisang ketip yang kering, air itu dipakai untuk air mandinya. Obat kecacar daluwang, dan bila keluar air, serta pecah-pecah, sarana, daun sirih yang tua, lempuyang, isen kapur, pangkal pisang ketip, kelapa dibakar, ketumbar, beras merah, disemburkan pada tempat yang sakit, sebagai pengompresnya, sarana, air beras merah, isen kapur, lempuyang, semuanya diasab, daun sirih tua, paya puwuh, cuka, itu airnya sebagai air mandinya, jangan dimandikan dengan air sungai, obat kecacar bila keluar air, sarana, air isen, lempuyang, daun sirih tua, beras merah, candana, air batang pisang ketip secukupnya,
[11b] dioleskan pada tempat lembab, dan pada tempat yang berair, boleh juga disemburkan. serta sebagai obat serbuknya, bagi mereka yang kena penyakit seperti itu, sarana, kulit pohon mangga hijau, kulit pohon juwet putih, isen kapur, jalawe, beras merah, ketumbar, semua dinyahnyah, lalu ditumbuk halus dan dibubuhi serbuk, lagi obatnya, sarana, kepuh, mangga hiaju, mangga amplem, juwet putih, beras merah, injin, ketan hitam, bawang putih, jangu, sepet-sepet, semua dinyahnyah, ditumbuk halus lalu dibubuhi serbuk pada sakitnya. Lagi obatnya, sarana, kulit pohon juwet putih, bawang putih, jangu, sepet-sepet, semua dinyahnyah, ditumbuk halus, lalu dibubuhi serbuk pada sakitnya. Obat cacar pecah-pecah, sarana, minyak kelapa, kulit pohon kecemcem putih, komak putih, botor putih,
[12a] cabai bungkuk, bawang putih, jangu, digoreng, minyaknya dipakai minyak olesnya, ampasnya dipakai serbuk. Obat kecacar berair, dan hancur pecah-pecah, jangan dimandikan dengan air sungai, dan sebagai obat minumnya, sarana, air basuhan candana, damarsela, cuka, diminum setelah ditumbuk dan disaring, obat serbuknya, sarana, kulit pohon kusambi, jebugarum, asam, juwet putih, semua diambil kulit pohonnya, maswi, jlawe, beras merah, semua dinyahnyah, ditumbuk yang halus, setelah selesai lalu ditaburkan di tempat cacar yang berair, bila masih sakitnya, sarana, buah kem, buah lampeni, daun sirih yang tua, maswi, beras merah, ketumbar, disemburkan yang berair. Obat kecacar bila lukanya berlobang, sarana, kulit
[12b] pohon mangga hijau, terung kripit, lampeni putih, kambo-kambo, semua daunnya, beras merah, semua dinyahnyah, itu dipakai sebagai obat taburnya, dan sebagai obat pengolesnya, sarana, daun pare puwuh, antawali, 3 iris, merica gundil 3 butir, cuka, dioleskan, lagi sebagai pengolesnya, sarana, cabai dipendam, garam dinyahnyah, digilas, ludah merah, bawang putih, jangu, dioleskan pada sakitnya, lagi obat pengolesnya bila cacar itu tampak mengelupas seperti terbakar, sarana, bangle dipendam, jebugarum, katik cengkeh, maswi, semua dinyahnyah, sampai hangus, lalu ditumbuk halus, diisi ludah merah, buah jebug (buah pinang yang tua), dioleskan. Obat kecacar busuk, sarana, daun sirih yang tua, lempuyang, ketumbar,
[13a] kelapa dibakar, disemburkan, jangan dimandikan, alas tidurnya dipakai kayu sangka, obat kecacar gatal-gatal, dan pecah-pecah, sarana, daun simbar, bawang dipendam, ditumbuk halus lalu dioleskan. Obat kecacar daluwang, warnanya putih, bintul-bintul kecil, sarana, beras merah dinyahnyah, disemburkan, jangan dimandikan. Obat kecacar rusak, dan pecah-pecah, sarana, jahe pahit, bawang putih, jangu, ditumbuk halus, diisi ludah merah, lalu dioleskan. Obat lambat pertolongan, perut kembung kulit terasa ganggam, bila kecacarnya rusak berair, sarana, daun sirih yang tua, lempuyang, kelapa dibakar, ketumbar, disemburkan pada tubuhnya. Bila terasa bedah kedalam hendaknya minum nira yang rasanya keras, dan arak yang baik,
[13b] alas tidurnya, sarana, kelopak batang pisang gedang saba, dirakit lalu digambar Sanghyang Taya, lalu dipakai alas tidur, mantra; Ong mtu (Ya keluar),diucapkan tiga kali, banyeh nanah mandadi yeh, mtu ta sira, lah waras, (banyeh dan nanah menjadi air, keluarlah dan sembuhlah), diucapkan tiga kali. Sebagai obat minumnya, sarana, paya puwuh, kulit pohon bungli, pangkal pisang gedang saba, akar kendal batuka, akar pakis, asam tanek, bawang dipendam, santan kane, ditumbuk diperas disaring diminum. Obat kecacar berlobang dalam, membusuk, sarana, temutis, sembung rambat, asam tanek, ditumbuk halus lalu dipanaskan, dan dioleskan ditempat yang sakit, lagi pembersihnya, air kelapa mulung, ketela lipit, madu klupa. Obat kecacar berlobang dalam dan pecah-pecah, sarana, kulit pohon kecemcem putih, digoreng, lalu dioleskan, dan sebagai obat semburnya, sarana,
[14a] daun sirih yang uratnya sama, 3 helai, isen, lempuyang, campur, ketumbar, kelapa dibakar, mantra; Ong parama siwa nirmala swaha, (Ya Yang Maha Mulia Dewa Parama Siwa yang penuh kesucian),obat kecacar pecah-pecah, dan berair, sarana, kulit pohon kacemcem putih, kulit pohon kalampuak putih, ketumbar, disemburkan pada sakitnya. Obat kecacar berair, sarana, beras merah, isen, lempuyang kedis, sama-sama takarnya, dicampur menjadi satu, lalu dipakai air mandinya, disemburkan juga bisa, mantra; Ong parama siwa nirmala swaha (Ya Yang Maha Mulia Dewa Parama Siwa yang penuh kesucian). Obat kecacar air yang merata, disertai gatal-gatal, dan kulitnya mengelupas, sarana, kulit pohon mangga hijau, isen, damarsela, beras merah, candana, semuanya diasab, asal mengelupas dioleskan.
[14b] Obat kecacar rusak dan berair, pecah-pecah, sarana, daun liligundi, ditaruh di bawah tempat tidur orang sakit. Lagi sarana, jae pahit, bawang putih, jangu, ditumbuk disaring ambil airnya, oleskan dengan bulu ayam, lagi sarana, bila cacarnya rusak, dan berair, sarana, kulit pohon kacemcem putih, ditumbuk disaring ambil airnya, dicampur cabai bun dicangcang, digoreng dengan kuali baja, minyak kelapa, setelah masak dioleskan dengan bulu ayam. Obat kecacar tampak merah seperti guling babi, bila pecah-pecah, sarana, bulu ayam dibakar, santan kane, dioleskan. Obat kecacar bila lukanya menganga, sarana, isen kapur, sari diasab, damarsela, dioleskan pada lukanya,
[15a] sebagai obat semburnya, sarana, daun sirih yang tua 3 helai, beras merah, kunir, ketumbar, disemburkan. Obat kecacar terluka parah, sarana, kelapa mulung yang muda, menyan madu, asam tanek, jebuarum diasab, diminum, mantra; Ong Ni Bhagawati, kalika kala jari, luwar kita banaspati raja, manglaranin jro wtenge syanu, tka mintar (Ya Ni Bhagawati, Kalika Kalajari, keluar engkau Banaspati Raja, yang menyakiti perutnya si anu, datang dan sembuhlah). Obat kecacar yang terluka parah, sarana, basa wangi-wangi, bumbu sate lembat, disemburkan pada sakitnya, ditiup juga boleh, lagi sebagai penggosoknya, cacar yang telah parah, minyak kelapa, kulit kelapa digoreng, untuk menggosok sakitnya, mantranya seperti di depan. Ini pengering sakit kecacar, bila sudah tampak di muka kulit, sarana, badung, asam dipanggang, lalu dicelupkan ke air mandinya untuk mengompres tubuhnya.
[15b] dan sebagai bedaknya, sarana, daun lempeni dan kulit pohonnya, beras merah, isen, dibedakkan, lagi obatnya, sarana, kulit pohon mangga hijau, maswi, isen, dibedakkan. Obat bibir matanya bengkak, sarana, kulit pohon kacemcem, pulasai, air ketan gajih, dibedakkan, bila matanya terasa kabur dan kotoran mata yang lengket, tidak bisa terbuka kelopak matanya, sarana, daun paya puwuh, bangle 3 iris, direbus agar matang, lalu dioleskan. Obat mata kecacar, sarana, darah belut, darah kodok, air teratai biru, air sempol, tetapi dibuatkan upakara di sanggar kemulan, yang disertai denagn canang buratwangi, lengawangi, setelah demikian campur bahan obat tersebut, dengan darah, lalu diteteskan pada matanya., apabila masih sakit
[16a] ditambah lagi dengan darah sesapi gila, darah campit di sanggar kemulan. Obat kecacar, bila matanya bengkak, sarana, kayu tai, kotoran cacing tanah, dioleskan pada bengkaknya. Obat kecacar tumbuh di mata, bila sakit seperti ditusuk, bola mata seperti melotot, itu cirinya akan cacar mata, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, jebugarum, bawang putih, jangu, engkahin 3 kali, lalu disemburkan ditempat yang sakit. Obat mata kutikan, sarana, silodhaka, maduklupa, bangsing beringin, air siput, diteteskan pada matanya. Obat mata meletus, dan terasa sakit, sarana, buah pisang gdang saba, yang baru penuh isinya, diberi gambar seperti ini, ,lalu diteteskan pada matanya. Lagi obatnya, sarana, biji teleng putih, dan bunganya, tanduk menjangan,
[16b] diasab, airnya, air susu ibu yang melahirkan pertamakalinya, direbus dengan kuali baja, diberi gambar seperti ini. Setelah masak, diteteskan pada matanya, mantra; Ong sanghyang raditya wulan lintang tranggana, kalambukan dening megha, kasiliring pawana baret, byar apadhang, slar panone syanu, hning, diucapkan 3 kali, kedep sidhi mantranku (Ya Dewa Matahari Bulan dan Bintang, tertutupi oleh awan, tertiup angin kencang, byar terang benderang, mentinari penglihatannya si anu, 3x, ampuhlah mantraku) . Segala macam obat penyakit mata selayaknya menggunakan mantra seperti tercantum diatas. Ini lagi obat mata sakit meletus, sarana, tawas biru, adas, lungid, diteteskan pada mata, mantra; Ong kala lunga, mretta tka waras, sidhi mantranku (Ya Kala pergi, datanglah sumber kehidupan, sembuh, ampuh mantraku) . Obat mata putih,
[17a] sarana, tunas bayam raja, bahem badak diasab, dalam takaran air yang sama, diteteskan matanya, mantranya seperti tersebut di atas, bermacam-macam penyakit mata yang rusak obatnya, sarana amben canging (akar serabut), ditumbuk ambil airnya, manik keong diasab, silodhaka diasab, airnya dalam ukuran yang sama, diteteskan pada mata, mantranya sama seperti di depan, obat bedaknya, sarana, daun seruni yang sudah berbunga, bawang, adas, ditumbuk halus. Obat kecacar yang terasa tumbuh di telinga, di hidung, di krongkongan, dan di mata, bila terasa sakitnya, seperti di tusuk, sarana, myan cemeng, diteteskan pada hidung telinga, dan mata. Obat krongkongan ditumbuhi kecacar, bila di dalam krongkongan akan susah menelan diwaktu makan, sarana, pisang mas,
[17b] direbus, airnya santan kane, diminum. Obat kecacar bila tumbuh di lidah, tidak bisa menelan, sarana, tapis yang baru kembang, santan kane, dicampur bawang yang habis dibakar, diperas disaring dan diminum. Obat kerongkongan sakit, tidak dapat menelan, sarana, bulung daya (agar-agar/ sarang walet), garam, direbus hingga masak, lalu diminum setiap hari. Sebagai bedaknya, sarana, bunga paspasan, bawang, adas, kemiri, lalu dibedakkan, apabila masih sakit, sarana, cabai bun, adas, ditumbuk lalu dicampur air jeruk linglang, diurapkan. Obat kerongkongan kecacar, sarana, asam baru, trusi, diminum, mantra; Ong rah mtu rah, (Ya darah keluar darah), diucapkan tiga kali. Obat kecacar, bila suaranya serak, dan terasa sakit di lehernya, sarana, buah blimbing buluh, gula sari, setelah ditumbuk
[18a] dimasukan pada bambu lalu dipanaskan di atas api, sesudah matang lalu diminum. Obat kecacar yang tumbuh pada lehernya, sarana, bubur ketan gajih, gula sari, bulung daya (sarang walet), lalu dimakan. Obat kecacar yang tumbuhnya berjejal-jejal, sarana, maswi, cendana, tembakau, semua diasab, lalu dioleskan. Bila ada orang sakit kecacar bila pelirnya loreng, sarana, telur ayam hitam, ambil putihnya, dicampur madu, lalu dioleskan walaupun juga tumbuh ditubuhnya, bila terasa kecacar terus tumbuh, obat tersebut di atas dipakai mengobati niscaya sembuh. Bila ada orang sakit kecacar pelirnya membengkak, sarana, telur cicak, daun tampak liman, sari kuning, airnya, santan kane, dibedakkan.
[18b] Ini obat untuk menjarangkan tumbuhnya cacar, pada mulai sakitnya, bagi mereka yang menangani hendaknya jangan lupa, agar cacar tersebut hanya tumbuh semestinya, sarana, ketumbar seharga satu kepeng, jangan minta tambahan, jangan dibilang akan dipakai obat, mantra; Ong sang bhuta bhuni, ingsun anjaluk puwuh kaya iki, (Oh Sang Bhuta Bhuni, hamba mau burung putuh seperti ini), setelah selesai diberi doa lalu disemburkan di dadanya, 3 kali, dan dipunggungnya 3 kali, lalu sisanya disemburkan sampai kebawah hingga habis. Obat kecacar, bila ingin agar cacarnya tumbuh sempurna sebagaimana mestinya, sarana, montong isen (taji isen kapur), beras merah, diirag sampai airnya buket, kapur, lalu diperas dan disaring itulah digunakan sebagai pengompres seluruh badannya, jika sudah hampir kering lalu diselimuti tubuhnya,
[19a] pahalanya akan sempurna tumbuhnya cacar tersebut, disaat permulaan sakit; cacar itu baru tumbuh, agar tidak terlalu banyak tumbuhnya dan untuk menjarangkan tumbuhnya, sarana, ketumbar seharga satu kepeng, jangan minta tambahan, jangan dibilang untuk obat, lalu disemburkan di dadanya, di hulu hati dari atas sampai ke bawah, dan di punggungnya dari atas ke bawah sampai obat itu habis, bila ingin agar cacar itu tumbuh sempurna, tetapi permulaan sakitnya dibuatkan obat, sarana, paya puwuh diambil keseluruhan, kulit pohon bungli, pangkal pisang gedang saba, akis pakis, asam tanek, bawang dipendam, santan kane, ditumbuk halus diperas dan disaring lalu diminum, dan lagi sebagai obat minumnya; sarana, pucuk dapdap 3 pucuk, disaat memetik jangan kena bayangan, dan jangan ada orang lain yang tahu, terasi udang, seharga satu kepeng jangan minta tambahan,
[19b] ditumbuk halus diperas disaring dan diminum, mantra; Ong sapa ko, sapa dewa, dewa lumaku tuna liwat, Ong byar apadhang (Ya kutukanmu kutukan Dewa, Dewa berjalan tidak terlihat lewat, ya byar terang benderang), diucapkan 3 kali, bila ada orang kecacar baru awal sakitnya, jangan bagi mereka yang menangani segera mengobati, akibatnya akan menebal tumbuh cacarnya dan membahayakan, karena cacarnya sekaligus tumbuh termasuk yang baik dan yang buruk, tetapi yang dapat digunakan hanya obat penjarang tumbuhnya cacar itu, gunakan obat seperti yang tercantum di atas, bila terasa akan tumbuh kecacar yang membahayakan hendaknya dilukat dengan puja srawe, bila sudah terasa agak membaik baru dilakukan pengobatan, itu hendaknya jangan dilupakan bagi orang yang melakukan pertolongan kepada orang sakit kecacar, yang disebut penglukatan orang kecacar adalah puja srawe, pahalanya; bila ada penyakit kecacar yang membahayakan dalam tubuh yang mengakibatkan kematian,
[20a] niscaya semua akan keluar, yang menyebabkan orang tersebut terhindar dari kematian, bila terjangkit penyakit cacar, semua saudara dan cucu setiap hari diikutsertakan memohon kepada Tuhan, disaat matahari pada belahan bumi, dan disaat matahari terbenam, hendaknya jangan dilanggar bagi yang menolong pengobatan orang sakit tersebut, sarana; air ditempatkan pada priuk yang belum pernah dipakai, air itu digunakan sebagai air mandinya, dan diminum setiap hari, sebagai upakara pembuatannya; satu buah daksina, lengkap dengan upakaranya, diisi uang 1700 kepeng, canang 3 tanding, masing-masing canang diisi uang 11 kepeng, yang satu tanding dihaturkan disanggah kemulan, disertai dupa harum, kemudian melakukan doa dihadapan sanggar kemulan yang disertai dengan upakara tersebut diatas, pada daksina tersebut dilengkapi dengan 1 kg beras dan satukal benang, setelah selesai diberi doa lalu diperciki pada orang yang sakit masing-masing 7 kali termasuk dipercikan, dibasuhkan pada muka dan diminum, kemudian sisanya dipakai memandikan dihadapan sanggar kemulan,
[20b] pahalanya cacar tersebut akan sempurna, dan bisa juga dilakukan dengan doa ditujukan pada ubun-ubun orang sakit itu, dan upakara daksina itu selayaknya diambil, setiap saat membuat penglukatan itu, upakara daksina itu jangan dilupakan. Setelah selesai melakukan penglukatan itu upakara daksina harus diambil oleh sang dukun, mantra; Ong Ang Ung Mang Ong, Ang Ung Mang, tri dewata parama sidhayam, sapta sunia nirbhana parama sidhyam, sah yoggi maha sidhyam, sukla nirmala asaktyam, puja srawe maha utama, sarwa papa pataka purnna ya namah, sarwwa ila lara roga wighna purnna ya namah, sabaha idhep suddha ya namah, Ang Ong Ong, Ong sri jagat padhuke byo namah, Ang, Ah, Jeng , (Ya Tuhan, Tri Dewata Maha Suci, segala papa dan dosa menjadi sempurna, segala penyakit menjadi sembuh), dalam pelaksanaan mentra ini, mengatur pernafasan dan memejamkan mata,
[21a] penafasan diatur pelan-pelan dan pusatkan pikiran, mantra; arep ampeha ring wteng, mnga mtu mnga, (harap terbang di dalam perut, menengadah keluar menengadah, diucapkan tiga kali. Kemudian dilanjutkan air itu diisi bunga kamboja, dan segala macam penolak dimentrai dengan puja srawe, si dukun jangan sampai melupakan puja srawe itu. Ini mentra puja srawe, sarana, air ditempatkan pada jambang yang baru, diisi samsam beras kuning, dan bunga kamboja, serta satu buah daksina diisi uang 1700 kepeng. Mentra itu dilakukan dihadapan sanggar kemulan, bila telah dilakukan dengan sempurna niscaya cacar yang buruk yang berada di dalam akan semua keluar, hendaknya lakukanlah seperti ucapan mentra berikut ini; pukulun sanghyang guru raka, jadma manusa nira anglekas aken puja srawe, andha uriping manusa jati hning, kamretthanan de (Paduka Sanghyang Guru Raka, manusia paduka membaca doa, agar hidup manusia tentram. Ya sempurnakan tubuhnya si anu, jauhkan dari derita dan huru hara)
[21b] bhatara, Ong paripurnna sarirane syanu, ang ung mang, Ong Ang Ah, Ong siddhir astu ya namah siwaya, Ong sarwwa roga arohara . Ini mentra siwa nirmmala, untuk penolak kecacar yang berbahaya tidak dapat dilihat dengan mata oleh sang dukun, ini selayaknya sebagai pengobatannya, sarana; air kelapa gading yang muda, dipotong pucuknya lalu diisi air basuhan cendana, majagawu, menyan madu, semua diasab, lalu dicampur dengan air kelapa muda itu, disertai daksina selengkapnya uang 1700 kepeng, dan dupa wangi, mentra; Ong siwa nirmmala dewata, tri dewata tri bhuwana, sarwwa mala paripurnnam, ila pataka moksanam, durgga kalantaka jayam, buddha parawaksira dewam, bhuta wadwa nira,(Ya Dewa Siwa yang suci, Tri Dewata dan Tri Bhuana, segala noda disempurnakan, segala penyakit dilebur disucikan, semua kembali menjadi sempurna)
[22a] katyam, ong sarwwa wisya tirtta waraniam, Ong siwa nirmmala mrettanam, tirttanam maha pawitram, durgga kalanta matyam, sri dewi purnna sajatyam, tirtta mretta mtu saking swargga, siniram dening bhatara bhuddha, waluya sira dadi bhatari sridewi saraswati, gangga, Ong pretama suddha, angilang aken papa pataka, dwitya suddha, angilang aken lara rogga, tritya suddha, angilang aken lara wigna, catur ti suddha, angilang aken sarwwa kala kali kalusa, Ong panca ni suddha, angilang akena sarwwa mala wigna, Ong siddhir astu ya namaswaha , ini mentra dipakai untuk mengeluarkan cacar yang buruk berada di dalam, segala macam cacar yang berbahaya, yang menyebabkan kematian.
[22b] Ini puja penyambung kehidupan bila diterapkan kepada orang yang menderita sakit kecacar, pahalanya ia akan dilindungi oleh Dewa Budha, tidak bisa dibinasakan oleh orang melakukan ilmu hitam, bila menggunakan mentra ini. Bila sudah diterapkan kepada orang sakit kecacar dan selanjutnya juga ia meninggal, sesungguhnya ia dipilih oleh Dewa Budha, niscaya rohnya akan mendapat tempat di surga budhalaya, bertempat tinggal di meru mas tingkat lima, menjadi dewata dewati, jangan kita memikirkan saudara dan cucu, sebagai bahannya, sarana, kelapa gading yang muda, dipotong pucuknya, dicampur dengan air basuhan cendana, dan bunga sudamala, diberi doa di hadapan sanggar kemulan, dilengkapi satu buah daksina, yang lengkap, uang 770 kepeng, mentra; Ongkaram saddha siwanta, amrettanam sudatmakam, sarwwa ila upadrawam, sar (Ya Tuhan Sadasiwa, pemberi kehidupan, segala penyakit dan derita dibinasakan, Ya Dewa Brahma, Wisnu, Siwa, sebagai roh segala jiwa, segala noda dan dosa dilebur dan disucikan),
[23a] wwa rogga winasayam, Ongkaram tri bhuta tri dewayam, bhuta layam wisantakam, sarwwa ila rongga patyam, sarwwa klesa winasayam. Brahma Wisnu Iswara dewayam, mretta sanjiwani jiwam, sarwwa papa pataka purnnam, sarwwa dosa winasanam, Ong Ang Ung Mang Ang Ah, mretta suddha ya namah, ini lagi dilanjutkan dengan intisari mretta sanjiwa, mentra; Ong suddha mretta sanjiwa, purnna ya namah (Ya kesucian penghidup jiwa, sempurnalah). Ini pambebayon (pembangkit tenaga), sarana; air ditempatkan pada batok hitam, lalu diisi beras, lalu ditaburkan pada ubun-ubunnya, jangan terlalu banyak dipercikkan. Ong putra putri dewanam mati, tananglus panglesu inget akna, bayu pramanane syanu, rumangsuk maring uragane syanu, tka sger (Ya putra-putri dewa mati, ingatlah, tenaganya si anu merasuk ke dalam badannya si anu, sembuhlah), diucapkan tiga kali. Lagi pembebayu, mentra; Ong Ong Ong praja mani ya namah,
[23b] Ong Ong Ong bhuta bali ya namah, Ong Ong Ong dewa sanghyang ya namah , diucapkan mentra ini setiap ada bencana, jangan kurang waspada. Lagi bebayon, sarana; air ditempatkan pada batok hitam, diisi beras kuning, dipercikan pada orang sakit, diminum dan dibasuhkan pada muka masing-masing tiga kali,mentra; sira hyanging sunia, ingsun angundang hyang hyanging sunia, muliha maring premana gati, tka sger (Beliau dewanya kesucian, hamba mengundang beliau, pulanglah ke dalam tubuh dan sembuhlah), diucapkan tiga kali. Lagi pembayu, dalam perutnya, mentra; sanghyang atma pariatma, mulih maring dhampu ulung bang (Sanghyang atma, pulang ke Dhampu ulung merah). Ini mentra penolong orang sakit, bila ada orang sakit keras, mentra; Ong Ong mati braja wisesa, tka andhawa urip, bayu sabda idhep (Ya mata Braja yang sakti, datang memperpanjang hidup, tenaga, suara, pikiran), mentra ini ditujukan pada antara keningnya. Ini mentra pemberian sirih kepada orang sakit, mentra, Ong atma tka ibayu, waras,(Ya ata datanglah tenaga, sembuhlah), diucapkan tiga kali.
[24a] Lagi mentra pemberian sirih kepada orang sakit, mentra; Ong urip muwah, uriping urip mulih maring bayu sabdha idhep (Ya hidupnya kehidupan kembali ke suara, tenaga, pikiran). Ini peredam kecacar yang selayaknya digunakan oleh si dukun untuk menolong orang sakit kecacar, sarana, air yang digunakan untuk memandikan orang sakit, diisi sanggawuk tiga butir, mentra; Ong mandhe yam, mati ta ya mati yam, apan mati buran, apasang-pasang, anglurah samanca, tan hana kabuyutan aeng, tan hananing bhuwana mandhi tana kebuyutan agung mandhi, padyusanira paduka bhatara guru, tka sahak, tka purnna hayu waras (Ya di tengah-tengah, matilah ya, karena binatang mati sepasang-sepasang tidak ada Kabuyutan yang seram, tidak ada dunia mandi, tidak ada Kabuyutan Agung mandi, permandian beliau paduka Bhatara Guru, sembuhlah), diucapkan tiga kali. Lagi penyempurna kecacar, mentra; Ong sang kulang kaling, aja sira anglaranin ring jro wtenge syanu, awalik ta sira puwuh sukun, puwuh wesi, puwuh tambaga, puwuh lintah (Ya Sang Kulang-Kaling, janganlah menyakiti di dalam perutnya si anu, kembalilah menjadi puwuh sukun, puwuh besi, tembaga, lintah, puwuh sanggawuk, ketumbar, jadi suci bersih semua, jadilah beliau puwuh syah),
[24b] dadi sira puwuh sanggawuk, puwuh katumbah, dadi hning sira kabeh, dadi ta sira puwuh siyah, diucapkan tiga kali. Ini peredah kecacar, segala macam kecacar, sarana, lempuyang, tiga iris, pulasai, beras putih, mentra; Ong I akasa mara la wa ya ung, ong tka sahak (Ya angkasa, datanglah dan sembuhlah), diucapkan tiga kali, lalu dibedakan pada sakitnya. Lagi peredah kecacar, sarana, daun sirih yang tua, cabai bun, daun merica yang tua, daun sirih wangi yang tua, isen kapur, beras merah, antawali sepanjang satu jari, ditumbuk halus, airnya cuka tahun, dibedakkan. Mentra; pukulun bhatara buddha, bhatara guru, angurip akna manusa kabeh, Ong parama siwa nirmmala mretta ya nama swaha ang ah jeng (Paduka Bhatara Buddha dan Guru, yang menghidupkan manusia semua, ya Dewa Paramasiwa maha suci sebagai sumber kehidupan). Lagi peredah kecacar, sarana, isen, lempuyang, daun sirih yang tua, beras merah, cendana, bawang merah, semua diasab ambil airnya,
[25a] air basuhan beras putih, disemburkan diseluruh tubuhnya. Lagi peredah sampai di dalam, segala macam sakit kecacar, sarana; umbi bakung, bawang putih (bukan kesuna yang dimaksud), umbi bakung digambar Taya amusti, lalu diparut, peras saring, ambil airnya, kemudian diberi doa puja srawe, jangan dilanggar, lalu diminum, jangan si dukun kurang waspada kepada orang yang baru sakit, periksa dulu dengan seksama jangan asal mengobatinya. Ini ciri- ciri kecacar di dalam tubuh, bila sakit itu sampai mempengaruhi tubuhnya, itu disebut kecacar belut, sarana, darah belut, bawang putih, jangu, mentra penolak kecacar yang dipakai sebagai doanya, setelah diberi doa ditempelkan pada antara kening orang sakit itu, mentra; pukulun kaki putih ireng, paran dereng karyyanira ingsun anggawe candhi bhang, candhi putih, tanana sang Ratu biyane, tka wurung (Paduka Kaki Putih dan Hitam, belum hamba buatkan, beliau candi merah, candi putih, tidak ada sang Ratu Biyang, batal), diucapkan tiga kali
[25b] bila ada orang sakit perut dan tak sadar akan dirinya, itu bertanda cacar naga di dalam tubuhnya, demikian pula orang sakit pada sisiknya sampai di kerongkongan terasa sakit, itu cirinya cacar naga di dalam tubuhnya. Sebagai pengobatannya, sarana, darah kodok, darah belut, ambil dalam keadaan hidup, bunga sempol, sebagai alas tempat darah tersebut, dan air ditempatkan pada tempayan kecil, semua dicampur menjadi satu, pada air tersebut, mantra penawar kecacar dipakai doanya. Setelah selesai diberi doa, lalu disembelih kodok itu, dan belut tersebut, darah dicampur sama darah, lalu dioleskan pada antara kening, air yang ada pada tempayan kecil, dipakai untuk memandikan orang yang sakit tersebut. Serta upakaranya, sebuah daksina, uangnya 1700 kepeng dipersembahkan di sanggar kemulan, menyembah kepada
[26a] segala maya, mantra; Ong sa ba ta ai na ma si wa ya (Ya Tuhan atas nama dewa Siwa), kedua ibu jari tangan disatukan, disertai dengan kurban, ayam hitam diberi makan orang yang sakit. Bila ada oarang sakit perutnya mulas-mulas, tetapi tidak sampai pingsan, itu bertanda cacar ula di dalam tubuhnya, sarana, akar paya puwuh, kunir yang merah, kapur bubuk, bawang dipendem, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat kecacar ular yang tumbuh di dalam tubuh, sarana, akar katang-katang putih, wandhawa, santan, diminum setelah ditumbuk dan disaring, dan lagi obatnya, sarana, tunas kutuh, tombong dipanggang, wandhawa, bawang dipendam, diteteskan di hidungnya. Obat bila bayi menangis tanpa sebab dan loso-loso tubuhnya, itu bertanda cacar ikan julit di dalam tubuh,
[26b] sarana, akar rumput ngalya, slagwi, air basuhan ketan gajih, pijer, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi, sarana, batok hitam, diisi pancing (kail), dan diisi air, mantra; Ong Ang Ung Mang, Ong ring idhep (Ya Tuhan, ya di dalam pikiran), lalu dipercikkan pada orang sakit, dan diminum sisanya dimandikan orang sakit tersebut. Bila orang sakit tangannya menggaruk-garuk bertanda cacar landak di dalam tubuh, sarana, satu potong ketela putih, diparut, air basuhan ketan gajih, bawang dipendam, pijer, diminum setelah ditumbuk dan disaring, serta ketela itu digantung diatas tempat orang sakit tersebut tidur, itulah sebagai penyembuhan sempurna tentang cacar landak. Bila orang sakit terus bergerak-gerak dan ingin mengambil mulut, bertanda cacar tikus di dalam tubuh, sarana, bulu kucing, dibakar, dialasi dengan batok diisi air, lalu dicelupkan pada air,
[27a] dipercikan pada orang sakit dan dipakai memandikan, kurbannya, sarana, padi digantung di atas tempat tidur orang sakit tersebut, bila orang sakit takut dimandikan dan takut melihat air, dan memejamkan mata, tidak berani membuka matanya, itu bertanda cacar kambing, sarana, bangsing beringin yang muda, ketan gajih, pijer, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila ia masih sakit, sarana, batok hitam, diisi air, pucuk beringin 7 pucuk, diikat dengan benang hitam, lalu dicelupkan di air, mantra; Ong Ang Ung Mang, Ong ring idhep (Ya Tuhan, ya di dalam pikiran), dipercikan pada orang yang sakit, sisanya dipakai mandi, jangan diminum, hanya dipercikan dan dipakai mandi masing-masing tujuh kali. Bila bibirnya ciplak-ciplak, sarana, daun bunut ditumbuk, air basuhan
[27b] cendana, lalu dibedakkan di seluruh tubuhnya. Bila orang sakit dimandikan memanggil-manggil tidak karuan, dan badannya gatal, kebingungan lari-lari, cacar menjangan di dalam tubuhnya, sarana, kerikan tanduk menjangan, air basuhan ketan gajih, dicampur bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong hyang parame ta ya (Ya Tuhan engkaulah termulia), lagi sebagai bedaknya, sarana, cendana, isen kapur, dipendam, semua diasab, setelah masak dibedakkan diseluruh tubuhnya, kemudian sebagai air mandinya, sarana, air ditempatkan pada batok hitam, pucuk waru, tiga pucuk, lalu dicelupkan pada air itu, Ong sang mona-mona nama swaha, wajahnya dipercikan sebanyak tiga kali, dengan pucuk waru itu, air itu hanya dipakai memandikan, jangan diminum, itulah sebagai penyucian dari cacar menjangan.
[28a] Bila orang sakit mengangguk-angguk dan menggoyang-goyangkan tubuhnya, ujung cacar tersebut berwarna hitam, cacar singa namanya, sarana, daun semangka, dimandikan orang sakit tersebut, bila orang sakit mulutnya selalu bicara, matanya jarang berkedip, tubuhnya merasa gatal, dan otot tubuhnya bergerak-gerak, itu bertanda cacar kura-kura, sarana, jebugarum, kunir warna merah, masing-masing diasab, dioleskan pada sakitnya, lagi obatnya, sarana, isen kapur, air basuhan cendana, diisi air jeruk linglang, dioleskan. Sebagai obat minumnya, anak pisang gedangsaba yang baru tumbuh, wandhawa, slagwi, air basuhan cendana, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Lagi obatnya, sarana, sarang burung walet, gula pasir, dalima putih, paya puwuh, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila ada orang kecacar menangis diwaktu malam, seperti suara bajra kedengarannya, itu bertanda cacar kingking di dalam tubuhnya,
[28b] sarana, bulu babi dibakar, di atas dada orang sakit itu, dialasi dengan tempayan, setelah hangus lalu dicampur dengan darah ayam merah, dicelupkan pada air itu, lalu ditempelkan pada antara keningnya dihadapan dapur, lalu dimandikan dengan airitu, jangan diminum, mantra; Ong nini bhuta kala edan, kaki sang bhuta kala edan, aja sira tungtung tangis, iti tahapen sajinira, syah (Ya Nini dan Kaki Sang Bhuta Kala Edan, jangan engkau bersedih, nikmatilah sajen persembahanku), diucapkan tiga kali, dan sebagai upacara kurbannya, sarana, beras merah dipakai nasi lauknya bawang, nasi putih, diisi putih telur, segehan lima kepal nasi, dialasi dengan daun andong merah, ditempatkan pada tempurung kelapa, lalu ditaruh di bawah tempat tidur orang sakit. Bila menangis tangannya melambai-lambai, itu bertanda cacar kte, sarana, beras merah, ketumbar bolong, bawang putih, jangu, air jeruk masam, dibedakkan
[29a] diseluruh tubuhnya, bila matanya terpejam, cirinya cacar badak, sarana, dingin-dingin, buah sirih, ginten cmeng, disemburkan seluruh tubuhnya, cacar badak, sarana, buah belimbing buluh, yang masih menempel bunganya, bahem warak diasab, ditimbung dengan bambu hijau, sesudah masak, diminum. Obat muntah berak, itu disebut cacar blabur, sarana, akar buhu, sari lungid, bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi, sarana, paspasan, rumput blulang, kbenben, semua ambil akarnya, bangsing beringin, ketan gajih, pijer, bawang dipendem, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi, sarana, paspasan, nasi-nasi, rumput blulang, bayam lalahan, semua diambil akarnya, ketan gajih,
[29b] pijer, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Lagi, sarana, daun kapas tahun, pucuk daun teki, kunir, adas, dibedakkan. Obat berak nanah dan darah, sarana, kembang sepatu warna merah lamba, air basuhan cendana, dicampur minyak kelapa, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Kurbannya, nasi beras merah, ikannya bawang, ditempatkan pada tempurung kelapa, dan buah-buahan yang masih utuh, sirih porosan, ditaruh di bawah tempat tidur orang sakit, mantra; Ong siwatma nirmmala ya namh swaha (Ya dewa Siwatma yang maha suci), disaat menghaturkan kurban tepat matahari pada belahan bumi, diganti setiap harinya. Bila perutnya bersuara kreak kreok, itu bertanda cacar blabur, sarana, jahe pahit, tiga iris, disemburkan pada sakitnya. Obat kecacar bila berak darah, sarana, pangkal pisang gedang saba, ambil airnya, asam tanek, garam,
[30a] dicampur arang, lalu diminum, mantra; Ong bengota kita, tdah tduh ta kita ditara tduh, jro wtenge syanu, tka pet waras (Ya engkau Bengota, dengan tenag menyakiti, di dalam perutnya si anu, sembuhlah) . Obat mengeluarkan darah, sarana, tunas waru, tiga pucuk, dan kulit pohonnya, mantra; Ong rah mtu rah (Ya darah, keluar darah) , diucapkan tiga kali lalu diminum. Obat berak, sarana; tanah bekas duduk orang sakit lalu ia bangun, kemudian tanah itu diambil pada bekas pantatnya tadi, lalu ditambalkan pada pantatnya, lagi obatnya, sarana, kulit pohon sentul, kulit pohom kemiri, beras merah, ditumbuk halus lalu dicampur ludah merah, dibedakkan. Sakit kecacar, bila disaat berak keluar darah, sarana, kaki cecak, tunas waru, tiga pucuk, ditumbuk lalu dibedakkan. Bila keluar darah yang tak menentu waktunya, itu bertanda cacar saludhira di daalm tubuh, sarana, daun benalu, tanah bekas pangkal kayu,
[30b] ampo, ginten cemeng, santan, gula, lungid, diminum setelah ditumbuk dan disaring, ini mantranya; Ong siwatma nirmmala ya nama swaha (Ya Dewa Siwatma, engkau maha suci), upakara kurbannya, sarana, nasi beras merah, dipulung-pulung berbentuk bulat, ikannya bawang, ditempatkan pada tempurung kelapa, ditaruh diarah kaki tempat tidur orang sakit, diiai pinang sirih dan porosan. Bila orang sakit muntah darah, itu bertanda cacar saludhira, sarana, kamurungan, soka natar, menuh lamba, semua ambil akarnya, dicampur bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat mata rusak, sarana, telur ayam hitam, air jeruk linglang, diteteskan pada matanya, lagi obatnya, sarana, buah cangorit yang masih muda, dikukus ambil airnya, dicampur darah badak, air susu ibu yang punya bayi belum tumbuh gigi, dan embun yang berada di bunga teratai,
[31a] air basuhan bekas cabang pohon purnajiwa, mantra; Ong sanghyang candra asoca tatlu, alapen sanunggal, kari roro, byar apadhang (Ya Sanghyang Candra bermata tiga, dipetik satu tinggallah dua, byar terang-benderang), diucapkan tiga kali, lalu diteteskan dimatanya. Bila ada orang sakit badannya panas terus menerus, itu bertanda cacar api didalam tubuhnya dan disertai segala macam penyakit cacar yang masih berada dalam tubuhnya, sarana, buah kelor, ditumbuk, di campur air lalu dipakai memijat-mijat tubuhnya, bila si dukun kurang waspada mengobatinya niscaya akan menjadi cacar blulang. Obat cacar tangi, bila ada orang sakit kemudian terasa padat pada hulu hatinya, itu bertanda cacar angin, sarana, kulit pohon gagirang, temukus, kunir merah, bangle, tiga iris, disemburkan pada hulu hatinya, dimantrai dengan mantra penawar. Bila ada orang sakit badannya terasa berat keseluruhan dan tidak
[31b] bisa bangun, itu bertanda cacar gumi, sarana,akar pucuk putih, ketan gajih, bawang adas, dimantrai dengan sari manobhawa. Bila ada orang sakit kecacar, semua persendiannya terasa sakit menusuk-nusuk, badannya amat panas, itu cirinya cacar linuh (cacar gempa), yang berjangkit di dalam jantung, amat berat bagi si dukun menolongnya, ini sebagai penyembuhannya, tetapi bila tidak ada janji mati, sarana, baligo harum, diisi gambar kdi, ditulisi sastra triaksara, buah dalima putih, slagwi, sarilungid, katik cengkeh, dikukus setelah ditumbuk, lalu diminum setelah disaring, bila orang sakit selesai mandi lalu pingsan dan badannya gemetar, itu cirinya cacar linuh di dalam tubuhnya, sarana, baligoharum, buah delima putih yang telah tua, bawang putih yang tunggal (bukan kesuna yang dimaksud),
[32a] slagwi, katik cengkeh, dibungkus lalu dikukus, setelah masak, diminum setelah disaring, diberi mantra dengan mantra Kasyapa jangan melanggar. Bila ada orang sakit tak sadarkan dirinya, itu disebut cacar bangke (mayit), sarana, akar glagah, akar kemiri, bangsing beringin, akar tampak liman, kundhang kasih, sembung bangke, kulit pohon pule, slasih merik, miana cemeng, asam, ketan gajih, cendana, jeruk linglang, kelapa muda, lalu dikukus setelah masak diminum setelah disaring, sebagai obat semburnya, sarana, buah baligo harum, diparut, kuskus, lalu diperas sampai keluar airnya, dipakai pengompres seluruh tubuhnya. Bila ada orang sakit kecacar, tubuhnya bercak merah, di dalam merah tersebut tumbuh bintik-bintik seperti telur laba-laba, itu cirinya cacar teja, sarana, tiga lembar daun cendana, ditulisi Taya (Sanghyang Taya)
[32b] amusti (menunggalkan ibu jarinya dan telunjuk), sari lungid, baligo harum, digambar kdi, dicampur semuanya lalu ditumbuk, diberi doa di hadapan sanggar kemulan, mantra; Ong bhuwana ku hyang kamulan, angreka bhumi sejagat, gumi ratma bhuwana, sakti sariraning janma manusa, kneng upas maya, nduh dadi muksah, byar apadhang, mala hning mtu mnga (Ya duniaku Hyang Kamulan, menciptakan bumi ini, tubuh manusia menjadi sakti, kena penyakit menjadi sembuh, terang-benderang, kekotoran keluar menjadi bening), diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila ada orang sakit kecacar menangis tidak jelas apa yang dimintanya, badannya terasa panas, dan selalu minta air, itu cirinya cacar api di dalam tubuhnya, sarana, buah kelor ditumbuk, lalu dicelupkan di dalam air, itu digunakan untuk memijat-mijat badannya, dibedakkan juga bisa, bila ia belum sembuh, lagi dibuatkan obat, sarana, daun dausa gede, kayu tawa, kemiri dipendam, bawang merah,
[33a] air basuhan ketan gajih, dibedakkan seluruh tubuhnya, lagi sebagai obat gosoknya, sarana, lempuyang kecil, (kedis), kemiri lanang dipendam, asam, dipijat pada tubuhnya, lagi, sarana, kulit pohon mangga hijau, lempuyang kecil, beras merah, ketumbar, disemburkan hulu hatinya. Bila perutnya terasa mual dan bersuara terus-menerus, seperti suara ombak lautan, itu cirinya gejala cacar api, yang disebut cacar segara, sarana, pucuk kanyuhnyuh, air basuhan kayu buntek, pijer, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila ia menjerit-jerit, merintih-rintih dan berjalan, itu cirinya cacar brahma di dalam tubuhnya, sarana, air yang mengalir, sari diasab, untuk memandikan orang yang sakit, dibedakkan juga bisa,
[33b] mantra; Sang kambang aja sira anglaranin, angantuka, apan syanu pangawaking bhatara Bayu, ora lara (Hai sang Kambang, jangan engkau menyakiti, karena si anu penjelmaan Bhatara Bayu, tidak akan sakit), diucapkan tiga kali, dan sebagai upakara kurbannya, sarana, segala macam bunga wangi, ditaruh diatas tempat tidurnya, bila ada orang selalu menangis tidak jelas sakitnya, merintih-rintih dan memanggil-manggil minta air, itu cirinya cacar api di dalam tubuhnya, sarana, sembung bangke, kesimbukan warna hitam (urang-aring warna hitam), pancarsona, semua diambil akarnya, kelapa bakar, bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, sebagai semburnya, sarana, kulit pohon bangle, daun belimbing besi yang kuning, kemiri jentung, kencur lanang, beras merah, ketumbar, disemburkan hulu hatinya, obat kecacar yang tumbuh pada pusarnya, sarana, pucuk daun dapdap yang bercabang tiga, dipetik dari ketiga cabang tersebut, lalu ditulisi seperti ini
[34a] , selesai ditulisi, lalu disemburkan hanya tiga kali semburan, mantra; Ong lara angsep bhuwana, bhawana angsep lara, tka waras, sidi mandhi mantranku (Ya penyakit mengisap dunia, dunia mengisap penyakit, sembuhlah, ampuhlah mantraku). Ini penolak cacar mirah dan cacar mangsi, sarana, pucuk dapdap sejari panjangnya, memetik sambil tertawa, dicampur terasi merah, bawang dipendam sembilan buah, garam uku, ditumbuk, peras saring diminum, ini mantranya; Ang Ah , diucapkan tiga kali, pteng pulung buddha buddhi, wudhwa wuwutar, ah sep, diucapkan tiga kali, disaat membuat obat tersebut dibuatkan upakara sebuah daksina selengkapnya uang 3127 kepeng. Bila ada kecacar bintik-bintik berwarna putih, itu cirinya cacar mirah, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, tiga lembar, cabai bun tiga buah, merica gundil tiga butir, semua ditumbuk, airnya cuka tahun, mantra; Ong Siwa nirmmala swaha (Ya Dewa Siwa maha suci), setelah selesai diberi doa,
[34b] lau dioleskan cacar mirah tersebut, jangan diobati pada tempat lain. Bila berwarna bintik-bintik putih, dan bercahaya diwaktu malam, itu disebut cacar winten (intan), segeralah diobati karena penyakit ini tergolong penyakit berat, jangan-jangan orang yang demikian akan menemui ajalnya dan segera dibuatkan penawar dan diminta anugrah segala macam penyembuhan cacar tersebut lalu diucapkan sebatas kemampuan yang anda ketahui, seperti mantra dibawah ini, ini mantra penyempurnaan cacar air; Ang Ung Mang, Ong (Ya Tuhan), jangan gegabah, dan jangan dikatakan kepada orang lain, berpahala tidak mandi (gaib). Ada pula sakit cacar yang tumbuh satu biji, tidak diketahui oleh si dukun yang menolongnya, hendaknya diwaspadai suara orang sakit cacar tersebut, bila sakitnya kaku pada semua persendiannya, itu disebut cacar dhaka (cacar air), yang diderita oleh orang sakit itu, yang menyebabkan pincang, bungkuk, sengkok dan segala macam mati sebelah.
[35a] tumbuhnya pada semua persendian, bila telah muncul keluar oleh pertolongan si dukun tersebut, akan tidakmengakibatkan fatal seperti petunjuk di depan. Bila terasa kejang-kejang sakitnya, segera diberi obat penyemburnya, sarana, daun dausahaya yang kuning, kunir yang merah, tiga iris, garam uku, bawang adas, kemiri, mantra; a , diucapkan tiga kali. Obat cacar dhaka, sarana, akar jarak yang belum pernah berbuah, ditumbuk, diperas yang bersih lalu dicampur sari kuning, lalu dioleskan, obat cacar dhaka, sarana, kulit pohon kusambi, garam, gula ditumbuk, direbus kuali baja, ditulisi cakra, direbus dihadapan sanggar kemulan, upakaranya sebuah daksina selengkapnya uang 700 kepeng, dan canang dua tanding, uang masing-masing 33 kepeng, mantra; Ong Sanghyang Tripurusa, angluwarana (Ya Sanghyang Tripurusa, akan mengeluarkan segala penyakit, sembuhlah)
[35b] lara-lara muksah ilang, tka waras dicampur dengan air jeruk masam, lalu dioleskan, dan lagi obatnya, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, tiga lembar, cabai bungkut, tiga buah, merica gundil tujuh butir, bawang putih, jangu, dioleskan pada ubun-ubunnya lalu diembus dengan mulut dari atas ubun-ubunnya, bila masih sakit, sarana, minyak kelapa, kulit kura-kura digoreng, minyaknya dipakai mengoleskan pada sakitnya, mantranya sama denagn yang didepan. Ini mantra segala macam penyakit cacar dhaka (air), mantra; ah sep, diucapkan dua kali, bila ingin memepercepat agar cacar dhaka cepat keluar dari dalam tubuh, sarana, katiwawalan nangka, umbi kayu tawa, sanggawuk tiga biji, air tebu malem, dimantrai dengan sari manobhawa, pusatkan pikieran dan atur pernafasan, lalu diteteskan pada hidung kanan setelah diberi mantra seperti di bawah ini,
[36a] mantra; arep ampeha ring wteng, mnga mtu mnga (Kuharap enyah dari perut, menganga keluar menganga), diucapkan tiga kali, inilah yang disebut mantra sari manobhawa , pahalanya akan habis cacar itu yang berada di dalam tubuh. Ini ciri-ciri cacar dhaka, bila sudah keluar dari dalam tubuh, bila warnanya putih seperti kapur kehijau-hijauan, ujungnya bercak darah, itu cirinya cacar dhaka jika sudah keluar, obatnya sama seperti yang didepan. Obat cacar Sindhuraja yang berada pada pangkal hati, sarana, air basuhan tembaga, mirah tridhatu, dicelupkan pada air itu, mantra; Ong niyata nama yaya taya yaya maya ya cintya ya maya, murub brahma mati, angseng lara wigananing janma manusa, Ong swaha (Ya Tuhan, Dewa Brahma menyala, membakar penyakit yang membencanai manusia), disaat melakukan mantra agar tenaga diatur sedini mungkin, air penghidupan itu diminum dan untuk mencuci muka,
[36b] obat cacar Sindhuraja yang berada pada empedu, sarana, tempurung kelapa muda dikerik, air tabu yang bentuknya bulat, garam, merica tujuh butir, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, diberi mantra sarinbaya , untuk menerka sakit kecacar, bila orang sakit badannya panas, dan selalu minta air, itu cirinya cacar sindhuraja, yang masih berada dalam tubuhnya. Obat kecacar yang dibuat oleh ilmu hitam, bila kecacar itu tampak tidak bercahaya (kotor), sarana, kelapa hijau yang muda, akar paya puwuh, empedu babai seharga satu kepeng, jangan minta lebih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, bedaknya, sarana, daun kwanji, kemiri, bawang, dibedakkan setelah ditumbuk, obat semburnya, sarana, daun sirih yang tua yang jatuh telungkup, dibasuh yang bersih lalu diremas dicampur dengan isen, lempuyang, yang diparut lalu dibuang airnya, kemudian diisi air cuka, direbus yang matang lalu dibedakkan diseluruh tubuhnya.
[37a] Obat cacar sukun, dan cacar tembaga yang masih berada dalam tubuh, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama tiga lembar, garam uku, gula sari, air jeruk purut, ditumbuk halus lalu dibedakkan, kemudian obat minumnya, sarana, akar kembang sepatu putih, pangkal pisang gedang saba yang belum pernah berbuah, asam tanek, kendal batuka, semua dicampur lalu ditumbuk diperas disaring dan diminum. Obat cacar tembaga, sarana, garam dinyahnyah, dicampur air tombong lalu dioleskan. Obat bengkak pada kelamin, sarana, daun beringin, tombong, dicampur adas, dibedakkan setelah ditumbuk. Obat bengkak pada rahim perempuan, sarana, buah jebug (buah pinang yang kering), bawang putih, jangu, ludah merah, dibedakkan setelah ditumbuk. Obat bengkak yang tak tentu tempat tumbuhnya, sarana, daun dausahaya yang kuning, kemiri, garam uku, bawang, adas,
[37b] disemburkan pada bengkaknya, mantra; nini calon. Obat bengkak, sarana, sambung-sambung, botor putih, komak putih, kunir merah, tiga iris, beras merah, kencur lanang, bawang putih, jangu, air cuka, dibedakkan pada bengkakanya. Obat pemijat bengkak, sarana, antawali sepanjang satu cengakang, daun tuju musna, daun bambu buluh, isen kapur, lempuyang, daun cabai bun yang tua, temutis, daun dausa gede, asam, santan, dicampur minyak kelapa, lalu direbus dengan kuali baja, ditulisi , direbus dihadapan sanggar kemulan, mantra; Ong sah (Ya pergilah), disembur dengan bawang putih dan jangu. Bila bengkak pada seluruh persendiannya, sarana, daun tingulun, daun tuju musna, bawang putih, jangu, ditumbuk dan dibedakkan pada sakitnya.
[38a] Yang disebut cacar sajen wesi, walaupun dimana tumbuhnya tetapi sakitnya tidak bengkak, sarana, kencur lanang, umbi sungsang, beras merah, adas, disembur pada sakitnya. Bila masih sakit, sarana, lempuyang, biji lenga, adas, disembur pada sakitnya, mantra; Ong candhe-candhe swaha, sang tang, Ong bang . Yang disebut cacar kangka, bila tubuhnya sakit dan bengkak seluruh persendiannya, sarana, isen kapur dipendam, ambil isi dalamnya, antawali sepanjang 2 cm, beras merah 21 butir, lempuyang yang bentuknya kecil (gamongan kedis), tiga iris, disembur pada bengkaknya, bila masih sakit, sarana, daun dausahaya yang kuning, tiga lembar, garam
[38b] uku tiga jumput, bawang tiga irirs, kunir tiga iris, disembur pada bengkaknya, bila masih sakit, sarana, daun dausahaya yang kuning,daun kamoning, bawang putih, jangu, tiga iris, disembur pada bengkaknya. Bila masih sakit, sarana, kencur lanang, beras merah, disembur pada bengkaknya. Jika bengkak dimanapun tumbuhnya, sarana, maswi, bawang putih, jangu, ditumbuk halus, diisi ludah merah, dibedakkan pada bengkaknya. Bila tidak sembuh dengan obat tersebut ditambah lagi dengan kotoran sebatah kelor, bawang putih, jangu, ditumbuk halus dibedakkan pada bengakaknya, lagi obatnya, sarana, kotoran beduda, bawang putih, jangu, air cuka tahun, dibedakkan, mantra; Ong lara sakeng sunia, mulih saking sunia, lila waras (Ya penyakit dari alam sunyi, pulanglah ke alam sunyi, dengan senang akan sembuh), diucapkan tiga kali. Obat sakit tidak
[39a] bengkak, sarana, kotoran seksek, bawang putih, jangu, ditumbuk halus lalu ditempelkan pada sakitnya, mantra; tka rep sirep (datanglah kesembuhan), diucapkan tiga kali, Ong sang suksma taya, dadi purnna ilang, tka waras (Ya Dewa Suksma, menjadi sempurna dan sembuh sehat), diucapkan tiga kali, segala macam sarana obat, mantra ini dipakai mantranya. Jika bengkak tubuhnya tak merata itu cirinya cacar dhakang, sarana, akar jarak yang belum pernah berbuah, ditumbuk halus disaring yang bersih, lalu dicampur sari kuning, mantra; Ong bagandha bhuwana, tunggal, purus da bhuwana tunggal, manunggal (Ya baganda buana, tunggal), diucapkan tiga kali, dewa bhuta angupasana manusa, dewa bhuta anawar manusa tka lwar (Dewa Bhuta menyakiti manusia, punahlah), diucapkan tiga kali. Segala macam obat cacar kangka mantra diatas boleh digunakan sebagai mantranya, disertai sebuah daksina yang lengkap, uang 1700 kepeng. Obat penyempurna kecacar, bila lam tidak timbul dipermukaan kulit, sarana, akar besar, akar kembang
[39b] sepatu putih, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong gupani, kaki yah, talu tawar (Ya Gupani, kaki, sembuh), obat penyembuhan kecacar, sarana, air basuhan cendana, lempuyang kecil, (gamongan kedis), ditumbuk dan dibedakkan seluruh tubuhnya, niscaya sembuh cacarnya. Bila kecacar lama tidak keluardari dalam tubuh, sarana, buah delima putih yang tua, tombong, ketimun gantung, baligo harum, gula pasir, gula batu, direbus dengan kuali baja, sebuah daksina lengkap uang 700 kepeng. Mantranya sari manobhawa, setelah masak diminum, obat pengendali kecacar di dalam tubuh, agar secepatnya keluar kepermukaan kulit, sarana, buah delima putih yang masak, buah ketimun, akar slagwi, bawang dipendam,
[40a] diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat pengendali kecacar di dalam tubuh, sarana, pohon besar keseluruhan, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat pengendali kecacar di dalam tubuh, sarana, akar kenanga, akar kendal batuka, bawang dipendam, pijer, air beras putih, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila perutnya kembung, cacar balulang namanya, sarana, daun adas, bawang, disemburkan pada perutnya, lagi obatnya, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, bawang, adas, disemburkan seluruh tubuhnya, sebagai oabt minumnya, sarana, akar besar, asam tanek, air basuhan ketan gajih, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi obatnya, sarana, kelapa hijau, asam tanek, sandhawa, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring, ini mantranya; kaki niscala, ingsun anjaluk tetamban kecacar (Kaki dan Nini Niscala hamba mohon obat kecacar).
[40b] Obat cacar belulang, sarana, daun belimbing besi yang kuning, daun tinga-tinga, bawang, adas, disemburkan pada perutnya. Obat cacar balulang, sarana, santan kelapa hiaju, gula pasir, diminum setelah ditumbuk dan disaring, dan bedak pinggangnya, sarana, akar kasimbukan cemeng (akar urang aring hitam), embotan pandan, bawang, adas, dibedakkan pada pinggangnya. Obat cacar rare, sarana, isen ditulisi Taya, dan maswi ditulisi Taya amusti, mantra; Ong suksma Taya bhatara Taya, anglebur wisya, tan mandi ring janma manusa, Ong siwa nirmmala swaha (Ya Bhatara Taya, melebur bisa, tidak ampuh pada manusia, Ya Dewa Siwa maha suci). Bila dlu-dlu (mual-mual), itu cirinya cacar ulad alid di dalam tubuh, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, cabai bun, ditumbuk, diisi air jeruk linglang, dibedakkan pada kerongkongannya. Bila dlu-dlu (mual-mual), dan tidak ada nafsu makan, sarana, bangsing
[41a] beringin, akar kenanga, air basuhan ketan gajih, asam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat tidak punya nafsu makan, sarana, akar pakuaji, temutis, kelapa bakar, dipersembahkan dulu kepada Dewa Surya, mantra; Ong buddha mangamuk ring jro wtenge syanu, kawon dening sanghyang Taya (Ya Buddha mengamuk didalam perutnya si anu, kalah oleh Sanghyang Taya), diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat tidak punya nafsu makan, sarana, akar pule, akar slagwi, akar kenanga, tetaiwak, air basuhan ketan gajih, dicampur adas, ginten tujuh biji, ditumbuk disaring dan diminum. Obat kurang nafsu makan, sarana, kulit pohon kenanga, akar urang aring, akar paspasan, asam dibakar, tmutis, gula cair, bila ada gula cair, bisa dipakai gula pasir, air santan kane, diminum setelah ditumbuk dan disaring.
[41b] Obat kecacar bila suaranya serak, sarana, empol kanyuhnyuh, bawang, adas, ditumbuk halus, ditempelkan pada kerongkongan, dan lagi sebagai obat minumnya, sarana, sarang walet, gulasari, sari kuning, dipanaskan, setelah matang diminum. Obat kecacar bila tangan kakinya bengkok, sarana, kapur bubuk, ditumbuk, dioleskan pada sakitnya. Obat bila tangan kakinya bengkok, sarana, lempuyang, bawang putih, jangu, diparut, disemburkan pada sakitnya. Obat kecacar bila biri-biri, sarana, slagwi, bayam lalahan, akar sempol, akar pakujukut, dibedakkan pada sakitnya. Obat gosok pada telapak kakinya, sarana, kapur bubuk,
[42a] air limo, dioleskan, mantra; Ang Ung Mang, Ong ring idhep (Ya Tuhan, Ong dalam pikiran), sarana, bahan obatnya bebas asal diberi doa. Obat berak nanah darah, sarana, bun sanggalangit, ditumbuk, diisi air dingin, mantra; Ong brahma hep dening wisnu, waras siddhi mantranku (Ya Dewa Brahma kalah oleh Dewa Wisnu, sembuh ampuh mantraku), lalu diminum, lagi obatnya, sarana, kulit pohon tingulun, ketumbar, dicampur menyan madu, dibedakkan pada siksiknya, mantranya tunggal seperti di depan. Bila ia masih sakit, sarana, kasinen keseluruhan, lendir turi putih, kulit pohon abaas, lendir bunitai, dicampur bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, boleh diminum dan boleh diteteskan, dan lagi obatnya, sarana, telur ayam baru, diikat dengan benang tridhatu, lalu ditanam di depan sanggar kemulan, mantra; brahma hep dening wisnu (Dewa Brahma kalah oleh Dewa Wisnu, sembuh ampuh mantraku),
[42b] waras, sidi mantranku, lalu telur itu dimakan. Obat pinggang sakit, sarana, akar tawun, kunir merah, adas, ditumbuk lalu dibedakkan. Obat cacar engsel di pinggang tetapi di dalam pinggang, bila pinggangnya lemas, dan kakinya, itu bertanda cacar dhaka, sarana, beras merah, bangle, bawang putih, jangu, ketumbar, disemburkan pada sakitnya. Obat sakit pinggang, serta di hulu hati , keluar darah dari pantat, dan dari mulut, sarana, daun kasinen, tanah pangkal kayu, ampo, ginten cemeng, gula sarilungid, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat kecacar yang tidak punya ujung dan tidak mau meledak, sarana, hati babi yang masih bersama empedunya, kelapa mulung yang muda, dikerik, diminum heningnya.
[43a] Obat kecacar yang mau meledak, sarana, kulit pohon kenanga, air basuhan beras merah, ditumbuk peras saring, lalu disemburkan, mantra; Ong rah mtu rah, dadi kedep mandhi mantranku (Ya darah keluar darah, jadi sembuh ampuh mantraku). Obat bila tidak bisa buang air kecil, sarana, akar kembang sepatu putih, akar gandola putih, akar katang-katang putih, tombong dipanggang, bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, dan bedak pinggangnya, sarana, kemiri, buyung-buyung putih, bawang, adas, ditumbuk dibedakkan pada pinggangnya. Obat panas dingin, sarana, asam tanek, daun dapdap tiga pucuk, diwaktu memetiknya jangan sampai ada orang lain yang tahu, beras merah, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat sakit perut, bengkak dan kembung, sarana, daun dausahaya,
[43b] dicampur lungid, ketumbar, bawang, adas, kemiri, garam, disemburkan pada perutnya. Obat kecacar bila ia disentri, sarana, pucuk urang aring tiga pucuk, kunir merah tiga iris, adas, ditumbuk yang halus lalu dibedakkan pada pinggangnya dan siksiknya. Bila sakit perut menusuk disana-sini, itu disebut cacar lomba-lomba, sarana, liligundi, kelor, masing-masing lima pucuk, bawang putih lima iris, air cuka tahun, setelah matang diminum. Obat bermacam-macam sakit perut, sarana, kulit pohon kendal batuka, pangkal pisang gedang saba, akar jeruju, akar paya puwuh, asam tanek, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong lara tka saking tanana, muksah saking tanana waras (Ya penyakit datang dari ketiadaan, hilang dari ketiadaan, sembuh).
[44a] Obat kecacar bila gelisah, sarana, ketimun, baligo, semua dikukus, ambil airnya, disemburkan seluruh tubuhnya. Obat kecacar bila gelisah, sarana, akar kembang sepatu putih, kulit pohon kendal batuka, pangkal pisang gedang saba, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat sembur kecacar pada mulai sakitnya bila matanya terpejam, sarana, kencur disemburkan pada sakitnya, bila ia gelisah, biji ketimun dipakai menyemburnya. Lagi obat sebagai pengendali kecacar didalam tubuh, agar cepat keluar, sarana, akar kendal batuka, nira manis, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong tungtung wewehan, aja sira suwe ring jro wtenge syanu, mtu sira ring jaba, tka hep (Ya ujung pemberian, jangan engkau lama didalam perutnya si anu, keluarlah dan sembuh). Obat kecacar bila tidurnya gelisah,
[44b] sarana, kenanga, kandal batuka, masing-masing diambil kulit pohonnya, umbi kayu tawa, jaruju keseluruhan, pangkal pisang gedang saba, ditumbuk dan disaring ambil airnya disemburkan seluruh tubuhnya. Bila ada orang sakit sering tidur dan perutnya bersuara kreak kreok itu cirinya cacar lingga, cacar badak di dalam tubuhnya, sarana, kulit pohon pule dibakar, ginten cemeng, disemburkan pada hulu hatinya setelah dikunyah. Bila asma, sarana, slagwi, kembang sepatu putih, bayam lalahan, masing-masing diambil akarnya, tombong, air basuhan ketan gajih, dicampur pijer, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila batuk, sarana, air basuhan ketan gajih, terasi merah, santan, diminum setelah ditumbuk dan disaring.
[45a] Bila sakit langu (rambut rontok karena sakit), sarana, jeruk linglang, terasi merah, minyak, digosok pada sakitnya. Obat kecacar bila langu mulai sakit, sarana, kotoran sebatah, isen dipanggang, lalu disemburkan pada dahinya dan pangkal lehernya. Obat cacar bintik-bintik ujungnya biru, dan pangkalnya dadu, cacar itu disebut cacar gni (api), bila bintik-bintik merah seperti agak kotor, itu disebut cacar tembaga, bila tampak hitam pecah-pecah, cacar mangsi namanya. Bila bentuknya merata dan bintik-bintik tebal, cacar suku namanya, jangan dimandikan dengan air sungai, bila dimandikan dengan air sungai akan terjadi pecah-pecah, setiap hari disembur dengan air kelapa, sebagai obat minumnya, sarana, air kelapa muda, itu saja digunakan setiap harinya. Bila warnanya seperti pepai, bentuknya besar disekat bintik-bintik, itu disebut caacr pepai, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, tiga lembar,
[45b] lempuyang, umbi badung, beras merah, kulit jeruk purut, ditumbuk, lalu disemburkan, juga bisa dibedakkan. Bila bengkak pada seluruh persendiannya, sarana, cendana, maswi, disembur setelah dikunyah. Demikian pula cacar gagak, dan cacar naga, sarana, umbi sungsang, dioleskan pada cacar yang parah. Obat cacar tebal, sarana, paya puwuh, sanggawuk tiga butir, ketumbar tiga butir, santan kane, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat kurang nafsu makan, bila mual-mual, sarana, temutis, akar pule, kelapa bakar, ketumbar, disembur hulu hatinya. Obat kecacar bila kerongkongan sakit tidak dapat minum obat, sarana, mentimun, uku, umbi kayu tawa, kelapa bakar, semua diparut, dicampur bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring.
[46a] Obat kecacar membatu, tidak bisa pecah, bila ingin memecahkan, sarana, kaki cecak, tunas waru, cabai bun bungkut, dibuatkan lobang penyakit tersebut, bila sudah pecah, lalu disembur, sarana, aha adem, daun kacemcem, daun kuang, daun nagka, isen diparut, dinyahnyah, lalu disemburkan. Obat kecacar dasarnya hitam, sarana, bunag dausa kling, bunga kayu putih, ditumbuk yang halus lalu dioleskan pada sakitnya. Bila bengkak warnanya dadu, ujungnya seperti warna abu, itu disebut cacar api, sarana, kacang hiaju sebelas butir, daun sirih yang tua uratnya sama, tiga lembar, cabai bun bungkut tiga buah, diisi lumpur, ditumbuk lalu dioleskan pada sakitnya. Bila warnanya hitam kebiru-biruan,
[46b] bengkaknya, itu disebut cacar katekulan, sarana, kilitan madat, bawang putih, jangu, ditumbuk diisi ludah merah lalu dioleskan, ini gejala, sakit kecacar antara lain; bila badannya panas, cacarnya merata keluar di permukaan kulit, tetapi panas badannya tidak mau turun, selalu meminta air, sampai selama enam hari, badannya tetap panas, itu cirinya cacar berbahaya, belum habis keluar dari dalam, bilamana si dukun kurang waspada pasti orang itu akan mati. Apa sebabnya ia meninggal, tiada lain karena pengaruh cacar api, cacar kekarangan, cacar minyak, cacar taruna, cacar lingga, cacar mirah, cacar tanah, cacar maya, cacar sasab, secara keseluruhan perutnya dipenuhi oleh penyakit cacar tersebut, itulah sebabnya ia mati, sarana, kelapa bulan yang kering, diparut diambil
[47a] santan kanenya, diisi empedu ayam merah, air basuhan ketan merah, diasab itu semuanya, gula pasir, gula sari, dicampur sari nagasari, ditumbuk disaring lalu diminum, dimantrai dengaqn puja srawe, dilengkapi upakara, sebuah daksina lengkap, uang 1700 kepeng, canang tiga tanding, burat wangi, lengawangi, masing-masing canang diisi uang 11 kepeng. Obat kecacar lagi pingsan, sarana, daun majagau, jebugarum, cendana, disemburkan seluruh tubuhnya, sebagai obat minumnya, sarana, daun cendana, bawang putih, jangu, cuka, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong sang pular pulir, mtu ring jabaning, dadi kita puwuh syah (Ya Sang Pular-Pulir, keluar di alam, jadi engkau burung puyuh). Obat kecacar bila normal panas tubuhnya, selalu ingin tidur, dan cacarnya jarang tumbuhnya, itu disebut cacar sunia,
[47b] itu bertanda akan mati, karena tangannya telah berkurang itu tidak dapat diobati. Bila ada orang sakit kecacar bila sudah keluar cacarnya, hendaknya diawasi dengan seksama, bila ada keluar cacar bentuknya seperti biji siliaya, warnanya hitam dan bercahaya, cacar wilaler namanya, itu penyakit cacar tidak dapat diobati, bilamana sang dukun bersikeras mengobati, bila ia sembuh sang dukun akan tidak dapat dihindari dari kematian, bilamana ia masih punya orang tua maka salah satunya sepantasnya menghisap sakit cacar itu, bila ia tidak punya orang tua niscaya orang itu akan menemui ajalnya, jangan diobati, si dukun harus mundur teratur, itu ciri-ciri orang
[48a] diambil kembali pulang ke surga Budalaya, demikianlah ucapan sastra ini. Obat kecacar yang terlambat tumbuhnya, sarana, tebu cemeng, tebu malem, madu, gula pasir, direbus, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra pangeger kecacar dipakai mendoakan. Obat pelembab kecacar agar secepatnya meledak, supaya cepat berlobang, sarana, umbi kayutawa, kulit pohon mangga hijau, tombong, ketumbar, sanggawuk, ganti, masing-masing 11 butir, ditumbuk halus ambil airnya dipakai penyemburnya ini tentang orang sakit kecacar pada awal sakitnya, sarana, isen, lempuyang, masing-masing tiga iris, bawang putih, jangu, masing-masing tujuh iris, garam, disemburkan pada seluruh badannya, setelah selesai disembur lagi diawasi dengan seksama,
[48b] bila terasa parah, sarana, kelapa muda yang belum ada isinya, bawang putih, jangu, dibedakkan setelah ditumbuk. Bila ia tidur menjerit ketakutan itu cirinya cacar kumandhang, sarana, dedes, dioleskan pada antara keningnya. Bila ada orang kecacar menangis persendiannya terasa sakit menusuk-nusuk, bila tumbuh cacarnya di kulit, bila kaku dan membengkak, itu disebut cacar balung, cacar baligo, cacar dhaka, itu yang akan tumbuh, agar diwaspadai oleh si dukun memusatkan pikiran memejamkan mata. Keadaan cacar itu bila sudah keluar warnanya merah kekuning-kuningan, seperti telur laba-laba, itu disebut cacar jaran (kuda), bila warnanya hitam keputih-putihan, membentang tidak berbuih, itu disebut cacar lomba-lomba, bila warnanya putih kekuning-kuningan,
[49a] seperti buah kaleapu, itu disebut cacar taruna, sarana, sindrong jangkep, disemburkan. Bila bentuknya meruncing, disebut cacar tumbisi, sarana, akar manori, kulit jeruk purut, bawang putih, jangu, minyak kelapa, dipanaskan lalu dibedakkan. Bila tumbuh di mata itu disebut cacar naga, sarana, jebugarum, bawang putih, jangu, disemburkan. Bila sakitnya berdenyut-denyut, itu cirinya akan tumbuh cacar besi, sarana, kunir, jebugarum, ketumbar, disemburkan. Bila panas sekali tidak dapat menelan apapun, itu disebut cacar bunga, yang akhirnya menjadi cacar mangsi, sarana, asam dipanggang, bawang dipendam, kelapa, lalu dipanaskan, dibedakkan pada krongkongan orang sakit itu. Obat cacar tumbuh di hidung, di mata, di telinga, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama,
[49b] jebugarum, ditiup tiga kali, mantra; Ong mung ra hyang (Ya Paduka Dewata), obat cacar baligo, sarana, lempuyang, isen kapur, beras merah, ketumbar, bawang putih, jangu, disemburkan. Obat kecacar bila tumbuhnya bersamaan, sarana, daun sirih tua yang uratnya sama tiga lembar, bawang putih, jangu, ketumbar seharga 1 kepeng, disemburkan, ini mantra penyahak, mantra; Ong sato sapa dewa, dewa lumaku tuna liwat, dewa uli di majapait, ican ida puwuh katumbah, tka byar apadhang, tka sahak (Ya binatang mengutuk dewa, dewa berjalan-jalan, dewa dari Majapahit, pemberian beliau Puwuh Ketumbah. Byar terang-benderang), diucapkan tiga kali. Ini tentang orang sakit kecacar sebagai upakara kurbannya, sebagai penjarang kecacar, pada awal cacar itu tumbuh, disitu hendaknya membuat sanggar
[50a] cucuk, diisi sujang, masing-masing diisi nira dan air, candiga, lengkap dengan upakaranya sanggar tersebut, upakaranya, tumpeng putih kuning, diisi ikan kodok dipecel, ditempatkan pada tangkih, dan canang gantal satu tanding, canang buratwangi lengawangi tiga tanding, mantra; sira kabubuhan kacacar, sira bhuta kala orahan mutah aher, sira bhuta raremik, sira kabubuhan wita tempel, sira bhuta mlayu, dakang wesi, singnya dakang kekarangan, ya mawayangin dhakang, mandadi kita dhakang mancawarnna, pun walandha memalik nadhi dhakang nasi, dadi dhakang sanggawuk, maka padyusanira (Beliau bertaburan cacar, engkau para Bhuta, para dhakang, sebagai tempat mandi beliau), sarana, air ditempatkan pada periuk baru, mantra;
[50b] Ong gattha gatra, gatri-gatri, mantra-mantri, mantri-mantri, aku sanghyang brahma dibatu ringgit (Ya Gatha-Gatra, Gatri-gatri, mantra-mantri, mantri-mantri, aku Sanghyang Brahma di Baturinggit), setelah diberi doa, laulu dimandikan orang sakit itu, pada akhir cacar itu tumbuh, baru upacara tersebut dilakukan, lagi upacara kurban yang dipersembahkan pada arah kaki tempat tidur orang sakit itu, nasi beras merah dibentuk bulat, ikannya bawang, sirih porosan, ditaruh di arah kaki orang sakit itu, bila sudah selesai melakukan kurban untuk orang sakit kecacar itu, lalu dibuatkan upakara, sarana, sanggar cucuk, diisi sujang masing-masing diisi air nira dan air, dan sampian candiga, lalu dipancangkan di depan tempat keluar masuk pintu pekarangan rumah, upakara yang ditaruh disanggar itu, dua buah tumpeng putih kuning, diisi pecel ikan kodok, sayur dapdap, sambal gamongan, pencok kacang
[51a] ijo, dan canang, buratwangi lengawangi tiga tanding, sebuah daksina itu dihaturkan pada sanggar tersebut, dan upakara yang dihaturkan dibawah depan sanggar, satu buah daksina, uang 170 kepeng, dan upakara daksina selengkapnya, peras, nasi ketupat, tulung sesayut, rantasan sapradeg, bila sudah selesai upakara itu dipersembahkan, daksina dan rantasan, ketupat yang diisi telur bungkulan, pasucian, yang terletak di bawah sanggar itu diambil ditaruh di atas tempat tidur orang sakit itu. Upakara yang berada pada sanggar itu yang berupa daksina juga ditaruh di atas tempat tidurnya, upakara itu diambil disaat memecahkan cacar itu, mantra menghaturkan sesajen, pada tempat yang ditentukan, mantra; pukulun sanghyang durbhali, sira sang bhuta rangga urehan, kaki sang bhuta karimpus
[51b] sira ta katiga wisesa, panguluning gring kecacar, angungguh akna manusa nira punanu, katiban dakang, inutus denira bhatara buddha, hana sarining tumpeng roro, iwak gadagan, sambel gamongan, jangan dhapdhap, pencok kacang ijo, sajeng maring sujang, ika ganjaranira hamet, wus sira amangan anginum, gentos akna wisya ne syanu, tunggunen manusa gring kacacar, haywa lali, tka purnna (Paduka Bhatara Durbali, beliau Bhuta Rangga, Karimpus, Urehan, ketiga amat sakti, pangkal sakit cacar pada manusia diutus olek Bhatara Bdddha, terimalah sajen persembahanku, ingat sembuhkan sakit cacar pada manusia), diucapkan tiga kali. Ini mantra segehan, ih sira sang bhuta ulung ngalung, iti bukti sajinira , jika sudah berumur sembilan hari lalu diangget di tempat permandian. Ini mantra diwaktu ngangget, sarana, air cendana, setelah selesai memberi doa, lalu dipercikan pada orang sakit
[52a] dengan ujung alang-alang tiga helai, diikat dengan benang putih tiga lingkaran dan pada ubun-ubun orang yang sakit juga dilingkari tiga kali oleh benang tersebut, mantra; Ong amerttha sarira suddhamam nama swaha (Ya Tuhan pemberi kehidupan di dunia ini), setelah demikian diangget dengan daun pandan tiga potong, ditulisi sastra ini, mang di hati, ung di badan, ang di kaka, mantra; pukulun sanghyang jagat natha, amngke syanu anganggeetin, kaslehan dening bhatara surrya candra, kahinganan bhatara gangga, mlayu kang malane syanu, Ong siwa mrettha ya nama swaha, Ong gangga mrettha ya nama swaha (Paduka Sanghyang Jagat Natha, dikunjungi oleh Bhatara Surya Candra, demikian juga Bhatara Gangga, larilah nodanya si anu. Ya Dewa Siwa pemberi kehidupan dan juga Dewa Gangga), setelah demikian ini mantra untuk mewujudkan pandan di tubuh orang yang sakit, mantra, Ong mang iswara sarira mrettha suddha ya namah swaha (Ya Dewa Iswara pemberi kehidupan maha suci di hati), di hati. Ong Ung wisnu mrettha sarira
[52b] suddha ya nama swaha ( Ya Dewa Wisnu pemberi kehidupan maha suci, di tubuh) , di tubuh. Ong Ang brahma mrettha sarira suddha ya nama swaha (Ya Dewa Brahma pemberi kehidupan maha suci di kaki), di kaki. Ini mantra prelina bhatara buddha dan sanghyang bhuta tiga wisesa, mantra; Ong durgga taya jagat natha, moksah sarira dewata swargga siwalaya, dewi sridewi dewa sapurnnam, pukulun sanghayng bhuta tiga sakti, panguluning gring kacacar, mantuk ring kayanganira ring swargga siwalaya, Ong sarwwa bhuta byo swaha (Ya Durga perwujudan Jagatnatha, menyatu dengan dewa di surga, paduka sanghyang Bhuta Tiga Sakti, sumber penyakit cacar, kembali ke sorga, Ya semua Bhuta). Setelah demikian ini doa sebagai pengantar sesajennya, mantra; pukulun hyang dhurbhali, sang bhuta rangga urahan, kaki sang bhuta karimpus, iti panyambrama nira punanu, sampun anganggetin, angatur aken sarapet, sarining (Paduka Hyang Durbali, sang Bhuta Rangga, Urehan, Karimpus, sebagai penyambutan, terimalah sajen persembahan kami, semoga manusia dibebaskan dari segala penyakit)
[53a] tumpeng roro, maiwak gadagan pinccel, sambel gamongan, jangan dapdhap, pencok kacang ijo, sajeng ring sujang, hana maka duluran ipun, sarining peras ajengan, sarining laklak tape, sarining anaman, sarining dhaksina, wus ira amangan anginum, mantuk kita ring swargga hyang buddha laya, haywa sira malih angepok manusa nira punanu, tka purnna, tka lwar, diucapkan tiga kali, tentang sesajennya seperti yang tertulis pada mentra di atas jangan dikurangi. Bila mandi di sungai sesajennya, dua buah tumpeng putih kuning, sebuah canang diisi uang 2 kepeng, mantra; pukulun paduka bhatara wisnu, ingkene sira alungguh, sanghyang airmili naman padhuka bhatara, lah atangyaa ta sira, hana maka (Paduka Bhatara Wisnu, ketika berstana di sini bernama Sanghyang Airmili, bangunlah beliau, membersihkan kekotoran tubuh manusia)
[53b] aturan ingsun, hana ganjaran sira, manusan paduka bhatara, mangkin anganggetin, adyus ring padhuka bhatara, gentos akna wisyane ring awak sariran ipun, wawu rawuh ring tukad, sira adyus, durung anganggetin. Ini mantra mendoakan daksina, mantra; Ong suksma mtu, tka jnek ring sariran ingsun (Ya Dewa suksma keluar, berdiam di dalam tubuhnya si anu). Mantra dupa; Ong brahma nama siwa ya, Ong dewa kala sakti, ya nama swaha, maha mowani sancaya ya we nama siwa ya (Ya Dewa Brahma dan Siwa. Ya Dewa Kala Sakti), lalu dupa itu ditujukan kepada orang yang sakit setelah selesai diangget. Ini mantra doa sesajen; Ong sanghyang raditya wulan lintang tranggana, nguniweh sang rumaksa rahina mwang wengi (Ya Dewa Matahari, Bulan dan Bintang, lebih-lebih yang menjaga siang dan malam, beliau saksi manusia ketika kena penyakit)
[54a] sira pinaka saksining manusa nira sininggahan kabaya sangkala, sampun anganggetin, inget akna mangde sampun kaping kalihan. Mantra menghaturkan pras, mantra; kaki dhakang, nini dhakang, aja sira ring awake punanu, iti panbasania tka lwar (Kaki dan Nini Dhakang, jangan engkau di dalam tubuhnya si anu, ini sebagai penebusannya), diucapkan tiga kali dan lagi mantranya; Ong sudha sudha parisuddha, suddhamala lara rongga, tka purana waluya jati, presuddha ya nama swaha (Ya kesucian tanpa noda, melebur segala malapetaka, sehatlah seperti semula), tetapi permulaan harus disaksikan oleh Dewa Surya, setelah selesai kepada Dewa Suryya lalu kepada sang bhuta tiga wisesa, demikian jangan dilupakan. Ini tentang pelaksanaan sakit kecacar agar tidak tumbuh cacar pada persendian, disaat ngangget buatkan obat
[54b] sarana, paku jukut (paku yang dipakai sayur), tampak liamn, sikukundhan, paya puwuh, kayutawa, masing-masing diambil akarnya, ditumbuk dan disaring, air basuhan beras putih, air jeruk linglang, sarilungid, bawang pendam, mantra; Ong bujiku, buddha buddhiku, waha wah (Ya Bujiku, Buddha jiwaku, sembuhlah), diucapkan tiga kali, rep sya mtu diucapkan tiga kali. Obat kecacar pangadwan, sarana, satu buah kemiri jentung, kacang putih dua butir, katumbah dua butir, semua dinyahnyah, mantra; lamun tumbuh ta sira dini, tumbuh pangadwane syanu, lamun twara tumbuh sarat dini, twara tumbuh pangadwane syanu, j\'f6ng (Jika menjelma di sini, menjelmalah di dalam tubuhnya si anu, jika tidak menjelma dengan serius, jangan menjelma di sini), sarana, rerajahan ditanam di bawah atap rumah orang sakit itu, wujud rerajahan itu berupa kdhi. Obat cacar pangadwan (cacar persendian), sarana, daun dausahaya yang kuning, kunir merah tiga iris, bawang
[55a] tiga iris, garam, disembur pada sakitnya. Obat cacarpangadwan, sarana, jaruju, paku jukut, paiduh, katepeng, semua diambil akarnya, ditumbuk, air basuhan injin (beras hitam), bawang, kelapa, direbus dengan kuali baja, setelah matang diminum. Obat pangadwan, bila bengkak seluruh persendiannya, sarana, tmu konci, kunir merah, maswi, semua dicincang, diisi garam, disembur pada bengkaknya, lagi sebagai obat minumnya, sarana, tebu malem, baligo harum, silagwi, umbi kayu tawa, adas, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi bila bengkak seluruh persendiannya, sarana, daun dausahaya yang kuning, kunir merah, isen, maswi, semua dicincang
[55b] dicampur garam dinyahnyah, disemburkan pada sakitnya, lagi obat cacar pangadwan, sarana, kulit pohon mangga hijau, maswi, isen, semua dicincang, garam dinyahnyah, lalu disemburkan. Lagi obatnya, sarana, daun baligo harum, basa wangen (bumbu wangen), ditumbuk yang halus dibedakkan dimana bengkaknya, lagi obatnya, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, daun lempeni putih, daun kambo-kambo, maswi, isen, ditumbuk yang halus, dibedakkan pada bengkaknya. Bila cacar itu lukanya dalam, demikian pula cacar persendiannya, segala penyakit cacar yang lukanya dalam, sarana, kulit pohon mangga hiaju, maswi, isen, ketumbar, beras merah, semua dinyahnyah, ditumbuk yang halus,
[56a] lalu ditaburkan pada lukanya. Lagi obatnya, sarana, lempeni keseluruhan, kulit pohon kacemcem putih, maswi, isen, ketumbar, beras merah, semua dinyahnyah, ditumbuk yang halus, ditaburkan pada lukanya, lagi obatnya, sarana, isen kapur, maswi, beras merah, semua dinyahnyah, ditumbuk halus ditaburkan pada lukanya, lagi obatnya, sarana, daun paku nyarem, ketumbar babolong, isen, semua dinyahnyah, ditumbuk yang halus lalu ditaburkan pada lukanya. Obat kecacar agar tidak sampai terjadi sakit persendian, disaat melobanginya buatkan sarana, isen, glagah, alang-alang, masing-masing tajinya (yang baru tumbuh), paspasan, rumput blulang, semua diambil akarnya, daun sirih yang tua uratnya sama,
[56b] tiga lembar, umbi kayu tawa, kunir merah, baligo harum, tebu malem, masing-masing tiga iris, ditumbuk lalu dicampur garam uku, diperas disaring diminum. Obat pengadwan, sarana, daun dausahaya yang busuk, waktu mengambil jangan kena bayangan, isen tiga iris, ditulisi seperti ini, ketiga iris tersebut lalu ditumbuk halus, dioleskan dengan bulu ayam, mantra segala penyakit cacar, Ong sanghyang baganca jnengana, ika weh tamba, tka bhatara guru, anambanin, tka waras (Ya Sanghyang Baganca Jnengana, berilah itu obat, datanglah Bhatara Guru mengobati, sembuhlah), diucapkan tiga kali. Ini kekambuh tungguh ditaruh pada pekir, mantra; Ong siwa sadha siwa prama siwa yan kambah siwa, sadha (Ya Dewa Siwa, Sada Siwa. Parama Siwa, jika kumat silakan pada si anu, jika tidak si anu tidak kumat, tidak kena penyakit lagi, ampuhlah mantraku)
[57a] siwa, prama siwa, kambah syanu, yan tan kambah siwa, sadha siwa, parama siwa, tan kambah syanu, tan keneng kasampahan, kaungkulan, tka kedep sidhi mandi mantranku , diucapkan tiga kali. Lagi kekambuh tungguh, tulisan pada pekir, mantra; Ong siwa, sadha siwa, parama siwa, manusanira anjaluk kekambuh, kaya iki, Ong, ah, ca, ya, bhuta ya namah (Ya Dewa Siwa, Sada Siwa, Parama Siwa, hamba mohon kekumatan seperti ini), diucapkan tiga kali. Ini ada lagi antara lain, bila orang kambuh kecacar, bila di dada, di punggung, di perut, di lambung, di tangan, dan di kaki,
[57b] walaupun dimana tempat sakitnya, diobati dengan obat seperti di bawah ini, sarana, daun dausahaya yang kuning, tiga lembar, kunir, bawang, masing-masing tiga iris, diisi garam, tidak didoakan, lalau disembur pada sakitnya. Ini tentang pelaksanaan sakit kecacar bila datang wabah penyakit yang mengakibatkan banyak orang mati, sarana, sanggar agung, diisi penjor bambu buluh kuning, tetapi hanya satu batang yang besar dan panjang, yang masih ada daunnya, bambu itu dirajah gama murthi , berwujud geni anglayang, setelah selesai ditulis (digambar), sarana, suci asoroh, daksina satu buah, peras satu buah, lengakap dengan upakara suci, suci itu dihaturkan di sanggar agung itu, dan upakara yang lainnya, sanggar agung itu hendaknya ditaruh di Puseh milik desa, itu dijaga setiap hari dihaturkan segala macam sesajen
[58a] oleh masyarakat desa, bagi mereka yang belum kena kecacar, agar mereka berbakti kepada ciptaan Dewa Gana itu, untuk penghormatan kepada yang maha kuasa, mantra; Ong indah ta kamu bhatara Gana, tulung manusanira katiban lara kacacar, urip akna manusan hulun, sa, ba, ta, a, i, na, ma, si, wa, ya (Ya indahlah Bhatara Gana, tolong manusia paduka kena penyakit cacar, hidupkanlah manusia hamba), ini upakara sesayut sakit kecacar banyak yang mati, bila saat sasih ke-5, ke-6, ke-7, ke-8, ke-9, bilamana disaat itu terjangkit penyakit kecacar, pahalanya akan sempurna, dengan syarat mendirikan sanggar cucuk bambu kuning, ditulis gambaran cintya, serta senjata nawasanga, salimpet lima dan salimpet tiga sankan para, sanggar itu didirikan di pintu keluar rumah dibagian kiri, diisi banyak lamak janur kelapa, diatas lamak diisi pandan, palawanya miana
[58b] cemeng, diataruh di sebelah kiri dan dausakling ditaruh disebelah kanan, dan daun kayu tulak ditaruh diatas sanggar itu, sesajennya, sarana, nasi penek, ikan kuning telur, dan kacang komak, canang satu tanding, dan segehan dihaturkan di bawah di depan sanggar, sarana, sekepal nasi, garam hitam (garam dicampur arang), canang satu tanding, dan disertai segehan biasa lima tanding, dihaturkan setiap hari, ini ucapannya, mantra; ra kaki byasala, ra nini byasali, ra kaki marosi, ra nini marosi, aja sira maparek ring hulun, ring anak putu rabining hulun, mangkat kita mari ngayah, janur jipang peparanta, apan gurunmu hana ring kano, gurunmu aguru ring aku, lah pomaa, aja lali, Ong bhuta mang mang (Kaki Byasala dan Nini Byasali, Kaki dan Nini Marosi, jangan engkau dekat dengan aku, terhadap keluarga, pergilah engkau karena gurumu ada di sana, gurumu berguru padaku, jangan lupa hai Bhuta)
[59a] kala mang mang, mang mang sarwwa durgga durjjana, ih nini bhagawathi, kaki bhatara kala, i bhuta abang, i bhuta putih, i bhuta ireng, aja sira anulara anak putu rabiningsun, iti sanghyang cintya murtthi ngadeg, ring awaku, sing tka durgga kala nembah, tka rep sirep , diucapkan tiga kali
[59b] ini penolak sakit kecacar, serta wabah penyakit penyebab banyak orang mati, sarana, sanggar cucuk bambu kuning, ditulis gambar Taya, serta senjata nawasanga, salimpet tiga dan heler tunggang meneng, sangkan para, pelawanya kayu tulak, miana cemeng, lamaknya pandan, dan janur kelapa, sesajennya, nasi kuning dua pulung, ikan sari telur itik, kacang komak, sudang, sesaur, canang satu tanding, sanggar tersebut dihaturkan sesajen selama tiga hari, setelah tiga hari lagi dihaturkan sesajen nasi satu kepal, garam hitam (garam dicampur arang), itu dihaturkan setiap harinya selama 42 hari, juga bisa sampai waktu tiga bulan, mantra; Ong sanghyang Taya ta ngaranku ring bhuwana kabeh, apan aku uriping jagat, uriping dewa, manusa, uriping sarawa mambekan, uriping (Ya Sanghyang Taya namaku di dunia semua, aku menghidupkan dunia ini, tanpa kecuali)
[60a] bayu sabdha idhep, Ong Ong sarwwa durgga, byah dhurattha . Ini tentang dijangkiti penyakit kecacar, membuat sanggar cucuk bertangkai satu, ditaruh di pintu keluar pekarangan rumah di sebelah kanan, dan sesajennya, tumpeng anget-angetan, ikan pelas kelapa, sayur ranti, sambalnya tidak diisi terasi, sanggar itu diisi sujang, sujang yang sebelah kiri diisi nira sujang yang kanan diisi air, caniganya bunga kembang sepatu, disaat menghaturkan upakara sesajen itu disaat senja, dan sesajen di pintu keluar pekarangan rumah, bubur ditempatkan pada suyuk, disuguhkan di pintu keluar pekarangan rumah (di lebuh), dilengkapi beras dan uang, bila sudah malam lalu diacung-acungkan obor pada rumahnya kemudian dilanjutkan ke jalan raya, lalu obor tersebut di buang
[60b] di jalan raya, ini mantra menaruh sesajen di sanggar cucuk, mantra; kaki bhuta siwa gni, nini bhuta siwa gni, bapa bhuta siwa gni, kita kinen denira bhatara bhuddha, angungguhang manusanira katiban dakang, aja sira lali sahinge, salah ulah, yan hana sahalaning dakang, sira anambanin, lah poma (Kaki, Nini dan Bapak Siwagni, engkau disuruh oleh Bhatara Buddha mengobati manusia kena penyakit dakangan), diucapkan tiga kali, bila disaat ngangget juga dilakukan mantra, pada saat menaruh sesajen pada sanggar, mantra; kaki bhuta siwagni, nini bhuta siwagni, bapa bhuta siwagni, kita kinen denira bhatara buddha angungguhang manusanira katiban dakang, iki ganjaranira pamantuka sira ring buddha laya, manusanira sampun anganggetin haywa sira (Kaki, Nini dan Bapak Siwagni, engkau disuruh oleh Bhatara Buddha mengobati manusia kena penyakit dakangan)
[61a] anggepok malih, poma tka lwar , diucapkan tiga kali, dan lagi mantra dan sesajen yang dihaturkan di pintu keluar pekarangan rumah, sarana, nasi satu kepal, diisi ikan urab merah dan urab putih, dan urab darah, mantra ; kaki anglaraninn ingsun, kawruha larania, kitot ogel, kipukang, kimarit, kigtih, kiuyup, iti ganjaranira hamet, tka purnna (Kaki menyakiti hamba, ketahuan sakitnya beberapa orang. Ini ganjarannya ambil, sembuhlah sempurna), diucapkan tiga kali, sesudah berselang sembilan hari lakukan dipecahkan di tempat permandian, upakaranya seperti yang didepan, dan mentranya juga sama seperti di depan, baru tiba di sungai, lakukan mantra memohon kepada Dewa Wisnu, setelah selesai berdoa, lalu air itu diambil dengan tambang, dengan katil juga bisa, dan sangku juga boleh, lalu orang sakit kecacar itu dimandikan ditengah sungai,
[61b] yang airnya mengalir, bila sudah selesaii dipecahkan cacar tersebut lalu dilukat orang sakit itu dengan air suci itu, yang berada pada tambang, mantra; Ong banyu mala ring raga, yan hana alaning raga aku angilang aken, yan hana talutuhing raga, aku amresihin, bhatara asung bayu, saka sangga dening bhatara, bhatara amtokaken puwuh, apan aku bhatara kala wastu, aku bhatari kala wastu, puwuh aku bhatara kala wastu, angungkulin tan kaungkulan, lumaku tan kawayangan, angilang akna lara roga wikrama pramala, muksah (Ya Banyumala di dalam tubuh, jika ada penyakit di dalam tubuh, aku yang akan menghilangkan, karena aku Bhatara Kala Wastu yang sakti), diucapkan tiga kali, dan lagi sebagai penyucian orang sakit kecacar, sarana, air bersih, ditempatkan pada periuk baru, boleh juga dipakai batok hitam
[62a] lengkap dengan daksina diisi canang satu tanding, ditaruh diatas daksina tersebut, sebagai dasar kegaiban dari mantra tersebut, pahalanya akan bersih segala noda penyakit cacar dan segala kekotoran bhatin, mantranya sama dengan mantra penglukatan pemecahan yang didepan, ini sebagai penguji penyakit kecacar hendaknya dilakukan pada awal sakitnya, sarana, periuk baru, diisi air, samsam dausakling putih, bunga putih, beras putih, dan daksina selengkapnya, uang 700 kepeng, diisi canang satu tanding, serta buah-buahan, dan sebagainya. Bilamana orang laki yang menderita kecacar, ini mantranya; cai cili gosti, purus miyik, ida tka mangraratha, alinggih andhikani (Kau Cili Gosti, beliau datang menaiki kereta memberitahumu, beliau datang berdiri, rontok bulu pelirmu menjadi segala jenis puwuh)
[62b] gosti, ida tka mangadeg, aas bulun butuh i gosti, mandadi puwuh lampeni, puwuh ganti, puwuh musi, puwuh nasi-nasi, dadianira kabeh, dadianira puwuh syah, diucapkan tiga kali. Bilamana orang perempuan yang menderita kecacar, ini mantranya; kaki cili gosti, baga miyik, ida tka mangadeg, aas bulun telin i gosti, mandadi puwuh sanggawuk, puwuh katumbah, dadi kita puwuh syah (Kaki Cili Gosti, beliau datang berdiri, rontok bulu vagina i gosti menjadi segala jenis puwuh), diucapkan tiga kali, setelah selesai melakukan mantra, lalu dimandikan orang sakit kecacar itu di depan sanggar kemulan, pahalanya akan sempurna tumbuhnya cacar itu. Ini Usada Kecacar, kepunyaan Fakultas Udayana Denpasar, selesai ditulis
[63a] oleh Ida Bagus Ketut Kajeng, dari Desa Lambing, prebekelan Mambal, distrik Abian Semal. Pada saat hari Rabu Kliwon Uku Ugu, pada bulan terang kapertama sasih ke-5, rah 3, tenggek 8, pada tahun \'e7aka 1883 , bila disesuaikan dengan tahun masehi tanggal 11 Oktober 1961 [End]
[2a] temen, daun dapdap, serta beras berwarna lima macam, kemudian disaat menaburkan dilakukan seperti menabur sakarura, dilakukan berputar ke kiri sebanyak 3 kali, disertai mantra sebagai berikut; dhuh sira bhtara kala, dhuh nini bhagawan gayatri, haywa wineh wadwanira angrusuhin tatepetaningsun apan ingsun madana-dana artha, ring sarwwa bhuta bhumi, mwang ingsun tan lampetan ring margga agung, den sang bhuta lampet jalan, tananang ngringin, Ong sarwwa bhuta ya nama swaha (Wahai Bhuta Kala dan Bhagawan Gayatri janganlah diberi anak buahmu mengganggu karena aku telah menghaturkan harta kepada semua Bhuta di bumi. Aku agar tidak celaka di jalan raya, tidak ada yang menyakiti) . Ini kurban orang sakit kacacar, bila penyakitnya keras dikira akan menjumpai kematian, upakaranya, 1 buah tumpeng brumbun, dialasi dengan daun andong merah, dialasi dengan sengkwi yang berekor, diisi seekor daging ayam brumbun, dibelah dari punggungnya, isi jajeronnya masih utuh, hanya dibelah dalam keadaan masih mentah, disertai ketupat sidapurna, diisi telur bakasem 1 butir,
[2b] serta 11 buah kewangen, yang 3 buah diisi uang jepun masing-masing 1 kepeng, yang delapan buah lagi diisi uang kepeng yang biasa saja, serta canang gantal, canang, rokok, serta canang lengawangi buratwangi, panyeneng, tulung, pras, dan satu buah daksina dengan perlengkapan secukupnya, kurban tersebut diisi uang kepeng sebanyak 175 kepeng, ketupatnya diisi uang 33 kepeng, canangnya diisi uang 11 kepeng, masing-masing 3 tanding (buah), daksina tersebut diisi uang 225 kepeng, dipersembahkan kepada panghulun kuburan, disanalah memohon keselamatan hidup, setelah selesai dipersembahkan, kurban tersebut diperuntukan orang yang sakit, daksina tersebut ditaruh diatas tempat tidurnya, setelah selesai dipersembahkan lalu kurban itu dibuang di perempatan jalan raya, demikian pula bila ada orang sakit kecacar, bila tubuhnya sedikit panas, serta denyut jantungnya kadang-kadang cepat dan kadang-kadang lemah,
[3a] tubuhnya terasa dingin setengah dan panas setengah, serta cacarnya tidak merata keluar pada permukaan kulit, tetapi tidurnya gelisah selalu memanggil menjerit-jerit, orang yang demikian telah dikuasai oleh panca maha bhuta, serta dikuasai oleh Dewi Durga, rohnya telah disambut oleh buta kala dengen, hendaknya segera dibuatkan upacara penebusan di panghulun kuburan, upakara penebusannya sebagai berikut; salaran itik putih, ayam putih, serta tegen-tegenan selengkapnya, serta sebuah daksina diisi upakara selengkapnya dan uang kepeng sebanyak 1700 kepeng. Setelah demikian, bila orang sakit tersebut telah dalam keadaan tenang, itu berarti orang sakit tersebut akan sembuh kembali, bilamana ia masih menjerit-jerit, itu cirinya orang tersebut akan menemui ajalnya. Bila ada orang sakit kecacar menangis tersedu-sedu, tidak menentu sakitnya, itu berarti orang tersebut ditimpa penyakit, cacar lingga, cacar api, cacar taruna, cacar sirah,
[3b] gejala penyakit cacar yang diderita oleh orang sakit seperti tersebut diatas; disaat ia menangis perasaannya sangat gelisah, hendaknya dibuatkan upacara kurban. Upakaranya sebagai berikut; tumpeng putih kuning, ayam putih siayangan dipanggang, kemudian dipersembahkan di sanggar kemulan di halaman depan bagian bawah. Sebagai obatnya, sarana, menyan madu, cendana, dan diberi doa puja srawe, kemudian obat tersebut diminum. Ini kurban sakit kecacar, sebagai penolaknya, sarana, nasi tiga kepal, diisi bunga awon, ditutup dengan daun kayu tulak, dialasi dengan kipas, kemudian ditaruh (di tebenan) di arah kaki tempat tidur orang sakit tersebut, mantranya; Ong tulak tulik, lebur awu, tan dadi wong sing ada paksanira kira-kira wong kacacar, singlah singlar, mingmang (Ya Tolak, lebur menjadi abu, tidak menjadi manusia kena penyakit cacar, sembuhlah) , diucapkan tiga kali. Ini kurban sakit kecacar bila penyakitnya keras, upakara; kurban sebagai berikut; nasi satu kepal, dialasi dengan tiga helai daun dapdap,
[4a] lalu diletakkan diatas kelakat sudamala, kemudian ditaruh di tempat tidur (di tebenan) pada arah kaki orang sakit, mantranya; tutup mata kala, cekuk cangkem kala, aku angering agumi pritiwi, luwate aku tguh ta rep, diucapkan tiga kali, lamun dadi puwuh sanggowak, puwuh ganti, mtu dadi punah, tka singlar, tka punah ilang (Tutup mata Kala, tekuk mulut Kala, aku menyakiti bumi ini karena aku sakti. 3x. Jika menjadi burung puyuh dan gagak, akan punah.3x) diucapkan tiga kali. Lagi kurban kecacar, upakaranya; nasi satu kepal, diisi bunga-bungaan yang berbau harum, diisi bawang jahe, garam hitam (garam dicampur arang), doanya; Ong Ang Ung Mang, Ong ring idhep , lalu kurban tersebut ditaruh disamping orang sakit itu. Ini penyembuhan penyakit cacar yang beragam rupanya, mantra; Ong gtih mati banyeh mapupul, tka sahak (Ya darah mati dan banyeh berkumpul, datang dan sembuhlah 3x), diucapkan 3 kali. Lagi mantranya; Ong syapa syanu, yah tka upas, tka tawar, tka punah (Ya siapa dia, ia itu bisa, datanglah penawar, punahlah 3x) , diucapkan 3 kali, lagi, sarana, tempayan baru, diisi air,
[4b] akar rumput belulang, umbi kayu tawa, bunga sempol, pangkal gedang saba, bayam lalahan, daun pungut, jangu, asam, semuanya direndam dengan air, mantra; Ong sang bhuta kacacar, aja sira amangan ring daging kulite syanu, hana sing pepanganira lemah putih, andadi sira tai, entut, uyuh, aja sira amtu ring jro wtenge syanu, tka sahak, punah,(Ya Sang Bhuta Kacacar, jangan makan daging dan kulitnya si anu, ada yang dapat dimakan yaitu tanah putih, jadilah tinja, kentut, air kencing, jangan keluar dari perutnya si anu, punahlah) diucapkan 3 kali. Tentang pembuatan sajen yang lengkap, serta canang dilengkapi dengan buah-buahan, sajen itu diisi beras 1 kilogram dan uang sebanyak 700 kepeng. Obat cacar rusak, bila tumbuh di wajah, sarana, jebugarum, diasab, lalu dioleskan ditempat yang sakit. Bila tumbuh di badan, sarana, isen kapur, air beras, dibedakan ditempat yang sakit. Bila cacar di kakinya, sarana,
[5a] cabai bun yang melengkung, sebanyak 3 buah, daun sirih tua yang uratnya sama, kencur, merica, ditumbuk yang halus lalu dioleskan. Obat cacar yang telah parah lagi membusuk, sarana, cabai bun 21 buah, merica 21 butir, daun sirih tua 21 helai, isen 3 iris, lempuyang 3 iris, kasuna (bawang putih), jangu sepanjang 2 cm, sepet-sepet, ditumbuk halus lalu dioleskan, dengan bulu ayam putih, doanya; Ong sang bhuta kala, anungku rat, wadwanira sang Bhagawati, andadi kita puwuh kabeh saking kling, saking Bali, aja sanget amangan ring daging, sarirane syanu, apan aku lakinira bhtara guru sakti, Ong nama swaha (Ya sang Bhuta Kala, menguasai bumi, rakyat beliau sang Bhagawati, engkau menjadi burung puyuh semua dari Kling dan Bali, jangan makan daging tubuhnya si anu, aku suami Bhatara Guru Sakti). Tentang pembuatan daksina diisi selengkapnya serta uang 777 kepeng. Obat cacar yang telah rapuh,
[5b] sarana; kulit pohon mangga aplem, isen kapur, diparut, ambil airnya dalam takaran yang sama lalu dipanaskan, kemudian disemburkan pada tempat yang sakit. Obat segala macam rupa penyakit cacar yang telah parah, serta untuk penyembuhannya, sarana, air, akar pare ambulungan, akar tabu puwuh (tabu yang bentuknya bulat), darah babi, seharga satu kepeng jangan minta lebih, santan kelapa hijau, diminum setelah ditumbuk dan disaring, doanya; srewah srowih, nyanyah monyah, lwir tatelu tawar , diucapkan tiga kali. Obat cacar rusak, untuk penyembuhannya, agar kembali sempurna, inilah digunakan sebagai obatnya, sarana, pangkal pisang gedang saba, tmutis, ditumbuk halus, diperas disaring, kemudian dicampur dengan air bersih, lalu digunakan sebagai air mandi oleh orang sakit tersebut. Lagi obat untuk diminumnya, sarana, slagwi, pakis hijau, kendal batuka, pakuaji, tampak liman, dalimo, bayam lalahan, paya puwuh (paya yang bentuknya bulat), semua diambil akarnya,
[6a] pangkal pisang gedang saba, graham barak, kasuna (bawang putih) jangu, ditumbuk halus disaring lalu diminum, bisa juga digunakan sebagai pengobatan cacar yang rapuh. Obat cacar yang telah rapuh, termasuk cacar besi, cacar sukun, cacar tembaga, cacar dalwang, cacar kakarangan, sarana, daun sirih tua yang uratnya sama, sebanyak 3 helai, cabai bun 3 buah, merica gundil 3 butir, ditumbuk halus, dicampur arak lalu dibedakkan, bila sakit semua persendiannya itu disebut cacar dhaka (cacar air), sarana, kunir 3 iris, masui dipanggang, kemudian disemburkan pada tempat yang sakit, bilamana seluruh tubuhnya membengkak, termasuk tangan dan kakinya, itu disebut cacar kangka, sarana, daun dausahaya, daun kayu kuning, garam uku, kunir 3 iris, disemburkan ditempat yang sakit. Obat cacar rapuh, sarana, lempuyang, terung, kelapa disemburkan pada sakitnya.
[6b] lagi sebagai bedaknya, sarana, daun sirih tua sebanyak 3 helai, merica 3 butir, bawang putih jangu, dicampur arak, dibedakan, obat kecacar bila ingin secepatnya keluar dari dalam tubuh agar merasa reda, sarana, buah delima putih, ambil airnya, dicampur mentimun diparut, akar slagwi, ditumbuk halus, diperas disaring dicampur madu, gula cair, sari kembang sepatu, mantranya sari manobhawa, jangan menggunakan mantra yang lain, ini mantra sari manobhawa tersebut, mantra; arep mampaha ring wteng, mrga mtu mnga (akan terbang di dalam perut, menengadah keluar menengadah), diucapkan tiga kali, disaat melakukan mantra tersebut, melemaskan pernafasan memejamkan kelopak mata, pikiran dipusatkan, dalam hati, demikianlah tentang melakukan penyakit kecacar, dibuatkan upakara sebuah daksina diisi bahan selengkapnya, beras 1 kilogram, diisi uang 500 kepeng, jangan dikurangi, bila ingin cepat penyakit cacar keluar,
[7a] dari dalam tubuh tampak jelas dipermukaan kulit, sarana, daun paya puyuh, bawang putih jangu, air santan kane (kelapa diparut diminum setelah ditumbuk dan disaring lalu diperas), mantranya sama seperti tersebut diatas serta upakaranya sama serta upakaranya sama.Obat segala macam penyakit cacar yang telah rapuh, termasuk cacar tembaga, cacar kekarangan, cacar lintah, cacar nanipi (ular), cacar daluang, cacar balulang, cacar nasi-nasi, cacar mirah, sarana, isen, kasuna, jangu, katumbar, semuanya dinyahnyah, lalu disemburkan pada sakitnya. Obat cacar yang telah rapuh, termasuk cacar besi, cacar tembaga, cacar sukun, sarana, lempuyang, isen, cendana, air beras, semuanya diasab, disemburkan pada tubuhnya, serta digunakan serbuk sebagai pengobatan tubuhnya, jangan dimandikan selama 3 pekan, setelah lebih dari 3 pekan lalu dimandikan hanya secukupnya, selesai mandi lagi disemburkan obat seperti tersebut di atas.
[7b] obat cacar rapuh, termasuk cacar besi, cacar sukun, cacar tembaga, cacar balulang, cacar kekarangan, sarana, daun sirih tua yang uratnya sama sebanyak 3 lembar, cabai bun 3 buah, merica gundil 3 butir, ditumbuk halus, lalu diisi cuka tahun, dibedakkan pada tubuhnya. Lagi sebagai pengompres orang sakit kecacar, sarana, lempuyang, ketumbar, bawang putih, jangu, kemiri lanang, merica, cabai bun, santan, jeruk, lalu direbus hingga matang, dikompreskan pada tubuhnya. Obat bila cacarnya rapuh, sarana, air isen disaring, air bangle disaring, dicampur musi, kasuna, jangu, air cuka tahun, lalu diminum setelah disaring, obat cacar rusak, sarana, tembakau bali, isen, masui, cendana, semuanya diasab, dimana yang rapuh itu diobati.
[8a] mantra obat sakit cacar yang rapuh, bermacam-macam sakit cacar yang rusak, selayaknya diberi mantra-mantra, Ong sang bhuta kacacar, aja sira anglaranin sajroning wteng, mlesat mandadi banyeh, mandadi gtih, hephep sempyar ,(Ya Sang Bhuta Kacacar, jangan kau menyakiti di dalam perut, enyahlah menjadi banyeh dan darah), diucapkan tiga kali. Rah akarah akarih, rep ta ngko kita, tka wurung , (Darah semburat, padamlah engkau, dan batal) diucapkan tiga kali, gtih ring sor mandadi gtih kekalas mingsera ngenakin, tka mingser,(darah di bawah menjadi darah tumbuhan kekalas berputar menyenangkan, datang berputar) diucapkan tiga kali, Bhuta ngamuk ring jro wteng, kawon dening sanghyang Taya (Bhuta mengamuk di dalam perut dikalahkan oleh Sanghyang Taya) . Lagi mantra sakit kecacar yang telah rusak, mantra; pukulun bhatara buddha, bhatara guru, anguripakna manusa kabeh, Ong parama siwa swaha, Ang ah jeng (Ya Bhatara Buddha, Bhatara Guru menghidupkan semua manusia, Yang Maha Mulya Dewa Parama Siwa). Ini obat sakit kecacar yang warnanya kehitaman, sarana, daun libukit, asam lama (asam tanek), campur lungid, santan kelapa hijau, diminum setelah ditumbuk dan disaring.
[8b] Dan sebagai bedaknya, sarana, daun libukit, kemiri lanang, asam tanek, adas, ditumbuk halus lalu dibedakkan. Obat cacar sukun, segala macam penyakit cacar yang tidak ada ujungnya, obat dan bedak ini sebagai pengobatannya, tetapi jangan dimandikan dengan air sungai, sarana, daun sembung bangke, daun nasi-nasi, daun kwanji, kemiri, asam tanek, adas, dipijat-pijat pada bengkaknya. Obat cacar udep, sarana, daun kwanji, kemiri, bawang, ditumbuk, lalu dibedakkan. Obat cacar ahep, sarana, daun sembung, kemiri, dibedakkan. Obat cacar berwarna hitam dan tidak berujung, sarana, tombong, ketumbar 3 jumput, sanggawak 3 jumput, disemburka seluruh tubuhnya. Obat bila cacarnya sudah berkurang, dan meninggalkan bekas, sarana, daun dausahaya,
[9a] diremas-remas, air beras, dicampur bawang mentah, sari, disemburkan seluruh tubuhnya. Obat bila penyakitnya tidak berujung, tampak biru, dan permukaanya tampak hitam, itu disebut cacar tnangan, siapa yang membuat padat, itu disebut tnangan desti, sarana, air ditempatkan pada batok hitam, , diberi doa panjang umur, orang yang demikian akan hidup kembali. Obat cacar bila terasa gatal-gatal, sarana, air basuhan cendana, isen kapur, sama-sama diasab, lalu dioleskan, dan sebagai obat minumnya, sarana, anak pisang gdang saba yang baru tumbuh, silagwi, ktan gajih, air basuhan cendana diminum. Obat gatal-gatal, sarana, silagwi panjangnya satu jari, sunggawuk 3 butir, bawang putih satu buah, ditumbuk diperas lalu diminum. Obat gatal-gatal, sarana, daun kecubung kasyan, kapur
[9b] bubuk, dibedakkan. Obat penyembuhan gatal-gatal, bermacam-macam gatal, mantra; pukulun Kaki Bhagawan Citragotra, Nini Bhagawan Citragotri, manusan pukulun atetamban wisya gnit, hana prettha katara, hana pawu Bhatari aglah upas ika, saraya pitung punggul, tuges akna waras,(Ya Kaki Citragotra dan nini Citragotri, manusia paduka berobat bisa gatal, ada roh-roh halus menakutkan, ada teriakan Bhatari mengalahkan bisa itu, sembuhlah), setelah selesai mendoanya diperciki orang sakit tersebut dengan pucuk waru tersebut sebanyak 7 kali, diminum 7 kali, disiram seluruh tubuhnya, sisanya dipercikkan di pekarangan rumah, dan di temapt tidur orang sakit tersebut, sarana; air bertempat pada batok hitam, pucuk waru 3pucuk, diikat dengan benang tridatu (tiga warna), 3 putaran. Obat cacar berwarna hitam, sarana, buah sirih, daun dadap yang muda, umbi kayu tawa, air cuka tahun, dioleskan dengan bulu ayam putih.
[10a] Obat cacar bila terasa gatal-gatal, sarana, sari diasab, diperaskan air jeruk linglang (nipis), dioleskan gatalnya. Obat cacar bila badannya gatal-gatal, sarana, montong isen (isen yang baru tumbuh yang disebut tajin isen), lempuyang, beras merah, ditumbuk diperas dan disaring, lalu diteteskan pada tubuhnya, mantra; Hyang tan katinghalan, lan tan palawat (Hyang tak terlihat, dan tanpa bayangan) . Obat cacar bila gatal-gatal, disaat mandi, lagi dimandikan dengan air hangat, diisi rebusan daun lempeni, setelah demikian lagi dioleskan dengan embun, selesai dioleskan, lagi disembur dengan isen kapur, diparut dibuang airnya, ampasnya dipakai menyemburkan setiap hari, semasih gatal-gatal, pahalanya akan sembuh kembali. Bilamana ada orang sakit kecacar badannya selalu gatal-gatal, hendaknya diawasi dengan cermat karena itu ciri-cirinya sakit kecacar yang tumbuh akan berat,
[10b] diperhatikan nama kecacar tersebut, bila terasa tumbuh kecacar yang membahayakan, jangan memandikan dengan air sungai, sebagai air mandinya, sarana, air hangat diisi rebusan daun lempeni yang putih, itu digunakan mandi setiap hari, selesai mandi dioleskan dengan embun, selesai dioleskan lagi disemburkan dengan isen parut, airnya dibuang. Obat kecacar bila warnanya putih, dan sedikit kering, itu disebut cacar daluang, agar hati-hati, jangan dimandikan, sarana, cuka tahun, air basuhan candana, diminum setelah dicampur. Obat kecacar daluang, sarana, beras putih, isen dipanggang, disemburkan pada tubuhnya, bila masih sakit, sarana, kulit pohon mangga amplem, isen kapur, diperas dibuang airnya, lalu ampasnya dinyahnyah,
[11a] disemburkan ditempat yang sakit, tetapi jangan dimandikan, dengan air sungai, air mandinya sarana; air hangat diisi rebusan daun isen, daun sirih yang tua, lempuyang, daun pisang ketip yang kering, air itu dipakai untuk air mandinya. Obat kecacar daluwang, dan bila keluar air, serta pecah-pecah, sarana, daun sirih yang tua, lempuyang, isen kapur, pangkal pisang ketip, kelapa dibakar, ketumbar, beras merah, disemburkan pada tempat yang sakit, sebagai pengompresnya, sarana, air beras merah, isen kapur, lempuyang, semuanya diasab, daun sirih tua, paya puwuh, cuka, itu airnya sebagai air mandinya, jangan dimandikan dengan air sungai, obat kecacar bila keluar air, sarana, air isen, lempuyang, daun sirih tua, beras merah, candana, air batang pisang ketip secukupnya,
[11b] dioleskan pada tempat lembab, dan pada tempat yang berair, boleh juga disemburkan. serta sebagai obat serbuknya, bagi mereka yang kena penyakit seperti itu, sarana, kulit pohon mangga hijau, kulit pohon juwet putih, isen kapur, jalawe, beras merah, ketumbar, semua dinyahnyah, lalu ditumbuk halus dan dibubuhi serbuk, lagi obatnya, sarana, kepuh, mangga hiaju, mangga amplem, juwet putih, beras merah, injin, ketan hitam, bawang putih, jangu, sepet-sepet, semua dinyahnyah, ditumbuk halus lalu dibubuhi serbuk pada sakitnya. Lagi obatnya, sarana, kulit pohon juwet putih, bawang putih, jangu, sepet-sepet, semua dinyahnyah, ditumbuk halus, lalu dibubuhi serbuk pada sakitnya. Obat cacar pecah-pecah, sarana, minyak kelapa, kulit pohon kecemcem putih, komak putih, botor putih,
[12a] cabai bungkuk, bawang putih, jangu, digoreng, minyaknya dipakai minyak olesnya, ampasnya dipakai serbuk. Obat kecacar berair, dan hancur pecah-pecah, jangan dimandikan dengan air sungai, dan sebagai obat minumnya, sarana, air basuhan candana, damarsela, cuka, diminum setelah ditumbuk dan disaring, obat serbuknya, sarana, kulit pohon kusambi, jebugarum, asam, juwet putih, semua diambil kulit pohonnya, maswi, jlawe, beras merah, semua dinyahnyah, ditumbuk yang halus, setelah selesai lalu ditaburkan di tempat cacar yang berair, bila masih sakitnya, sarana, buah kem, buah lampeni, daun sirih yang tua, maswi, beras merah, ketumbar, disemburkan yang berair. Obat kecacar bila lukanya berlobang, sarana, kulit
[12b] pohon mangga hijau, terung kripit, lampeni putih, kambo-kambo, semua daunnya, beras merah, semua dinyahnyah, itu dipakai sebagai obat taburnya, dan sebagai obat pengolesnya, sarana, daun pare puwuh, antawali, 3 iris, merica gundil 3 butir, cuka, dioleskan, lagi sebagai pengolesnya, sarana, cabai dipendam, garam dinyahnyah, digilas, ludah merah, bawang putih, jangu, dioleskan pada sakitnya, lagi obat pengolesnya bila cacar itu tampak mengelupas seperti terbakar, sarana, bangle dipendam, jebugarum, katik cengkeh, maswi, semua dinyahnyah, sampai hangus, lalu ditumbuk halus, diisi ludah merah, buah jebug (buah pinang yang tua), dioleskan. Obat kecacar busuk, sarana, daun sirih yang tua, lempuyang, ketumbar,
[13a] kelapa dibakar, disemburkan, jangan dimandikan, alas tidurnya dipakai kayu sangka, obat kecacar gatal-gatal, dan pecah-pecah, sarana, daun simbar, bawang dipendam, ditumbuk halus lalu dioleskan. Obat kecacar daluwang, warnanya putih, bintul-bintul kecil, sarana, beras merah dinyahnyah, disemburkan, jangan dimandikan. Obat kecacar rusak, dan pecah-pecah, sarana, jahe pahit, bawang putih, jangu, ditumbuk halus, diisi ludah merah, lalu dioleskan. Obat lambat pertolongan, perut kembung kulit terasa ganggam, bila kecacarnya rusak berair, sarana, daun sirih yang tua, lempuyang, kelapa dibakar, ketumbar, disemburkan pada tubuhnya. Bila terasa bedah kedalam hendaknya minum nira yang rasanya keras, dan arak yang baik,
[13b] alas tidurnya, sarana, kelopak batang pisang gedang saba, dirakit lalu digambar Sanghyang Taya, lalu dipakai alas tidur, mantra; Ong mtu (Ya keluar),diucapkan tiga kali, banyeh nanah mandadi yeh, mtu ta sira, lah waras, (banyeh dan nanah menjadi air, keluarlah dan sembuhlah), diucapkan tiga kali. Sebagai obat minumnya, sarana, paya puwuh, kulit pohon bungli, pangkal pisang gedang saba, akar kendal batuka, akar pakis, asam tanek, bawang dipendam, santan kane, ditumbuk diperas disaring diminum. Obat kecacar berlobang dalam, membusuk, sarana, temutis, sembung rambat, asam tanek, ditumbuk halus lalu dipanaskan, dan dioleskan ditempat yang sakit, lagi pembersihnya, air kelapa mulung, ketela lipit, madu klupa. Obat kecacar berlobang dalam dan pecah-pecah, sarana, kulit pohon kecemcem putih, digoreng, lalu dioleskan, dan sebagai obat semburnya, sarana,
[14a] daun sirih yang uratnya sama, 3 helai, isen, lempuyang, campur, ketumbar, kelapa dibakar, mantra; Ong parama siwa nirmala swaha, (Ya Yang Maha Mulia Dewa Parama Siwa yang penuh kesucian),obat kecacar pecah-pecah, dan berair, sarana, kulit pohon kacemcem putih, kulit pohon kalampuak putih, ketumbar, disemburkan pada sakitnya. Obat kecacar berair, sarana, beras merah, isen, lempuyang kedis, sama-sama takarnya, dicampur menjadi satu, lalu dipakai air mandinya, disemburkan juga bisa, mantra; Ong parama siwa nirmala swaha (Ya Yang Maha Mulia Dewa Parama Siwa yang penuh kesucian). Obat kecacar air yang merata, disertai gatal-gatal, dan kulitnya mengelupas, sarana, kulit pohon mangga hijau, isen, damarsela, beras merah, candana, semuanya diasab, asal mengelupas dioleskan.
[14b] Obat kecacar rusak dan berair, pecah-pecah, sarana, daun liligundi, ditaruh di bawah tempat tidur orang sakit. Lagi sarana, jae pahit, bawang putih, jangu, ditumbuk disaring ambil airnya, oleskan dengan bulu ayam, lagi sarana, bila cacarnya rusak, dan berair, sarana, kulit pohon kacemcem putih, ditumbuk disaring ambil airnya, dicampur cabai bun dicangcang, digoreng dengan kuali baja, minyak kelapa, setelah masak dioleskan dengan bulu ayam. Obat kecacar tampak merah seperti guling babi, bila pecah-pecah, sarana, bulu ayam dibakar, santan kane, dioleskan. Obat kecacar bila lukanya menganga, sarana, isen kapur, sari diasab, damarsela, dioleskan pada lukanya,
[15a] sebagai obat semburnya, sarana, daun sirih yang tua 3 helai, beras merah, kunir, ketumbar, disemburkan. Obat kecacar terluka parah, sarana, kelapa mulung yang muda, menyan madu, asam tanek, jebuarum diasab, diminum, mantra; Ong Ni Bhagawati, kalika kala jari, luwar kita banaspati raja, manglaranin jro wtenge syanu, tka mintar (Ya Ni Bhagawati, Kalika Kalajari, keluar engkau Banaspati Raja, yang menyakiti perutnya si anu, datang dan sembuhlah). Obat kecacar yang terluka parah, sarana, basa wangi-wangi, bumbu sate lembat, disemburkan pada sakitnya, ditiup juga boleh, lagi sebagai penggosoknya, cacar yang telah parah, minyak kelapa, kulit kelapa digoreng, untuk menggosok sakitnya, mantranya seperti di depan. Ini pengering sakit kecacar, bila sudah tampak di muka kulit, sarana, badung, asam dipanggang, lalu dicelupkan ke air mandinya untuk mengompres tubuhnya.
[15b] dan sebagai bedaknya, sarana, daun lempeni dan kulit pohonnya, beras merah, isen, dibedakkan, lagi obatnya, sarana, kulit pohon mangga hijau, maswi, isen, dibedakkan. Obat bibir matanya bengkak, sarana, kulit pohon kacemcem, pulasai, air ketan gajih, dibedakkan, bila matanya terasa kabur dan kotoran mata yang lengket, tidak bisa terbuka kelopak matanya, sarana, daun paya puwuh, bangle 3 iris, direbus agar matang, lalu dioleskan. Obat mata kecacar, sarana, darah belut, darah kodok, air teratai biru, air sempol, tetapi dibuatkan upakara di sanggar kemulan, yang disertai denagn canang buratwangi, lengawangi, setelah demikian campur bahan obat tersebut, dengan darah, lalu diteteskan pada matanya., apabila masih sakit
[16a] ditambah lagi dengan darah sesapi gila, darah campit di sanggar kemulan. Obat kecacar, bila matanya bengkak, sarana, kayu tai, kotoran cacing tanah, dioleskan pada bengkaknya. Obat kecacar tumbuh di mata, bila sakit seperti ditusuk, bola mata seperti melotot, itu cirinya akan cacar mata, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, jebugarum, bawang putih, jangu, engkahin 3 kali, lalu disemburkan ditempat yang sakit. Obat mata kutikan, sarana, silodhaka, maduklupa, bangsing beringin, air siput, diteteskan pada matanya. Obat mata meletus, dan terasa sakit, sarana, buah pisang gdang saba, yang baru penuh isinya, diberi gambar seperti ini, ,lalu diteteskan pada matanya. Lagi obatnya, sarana, biji teleng putih, dan bunganya, tanduk menjangan,
[16b] diasab, airnya, air susu ibu yang melahirkan pertamakalinya, direbus dengan kuali baja, diberi gambar seperti ini. Setelah masak, diteteskan pada matanya, mantra; Ong sanghyang raditya wulan lintang tranggana, kalambukan dening megha, kasiliring pawana baret, byar apadhang, slar panone syanu, hning, diucapkan 3 kali, kedep sidhi mantranku (Ya Dewa Matahari Bulan dan Bintang, tertutupi oleh awan, tertiup angin kencang, byar terang benderang, mentinari penglihatannya si anu, 3x, ampuhlah mantraku) . Segala macam obat penyakit mata selayaknya menggunakan mantra seperti tercantum diatas. Ini lagi obat mata sakit meletus, sarana, tawas biru, adas, lungid, diteteskan pada mata, mantra; Ong kala lunga, mretta tka waras, sidhi mantranku (Ya Kala pergi, datanglah sumber kehidupan, sembuh, ampuh mantraku) . Obat mata putih,
[17a] sarana, tunas bayam raja, bahem badak diasab, dalam takaran air yang sama, diteteskan matanya, mantranya seperti tersebut di atas, bermacam-macam penyakit mata yang rusak obatnya, sarana amben canging (akar serabut), ditumbuk ambil airnya, manik keong diasab, silodhaka diasab, airnya dalam ukuran yang sama, diteteskan pada mata, mantranya sama seperti di depan, obat bedaknya, sarana, daun seruni yang sudah berbunga, bawang, adas, ditumbuk halus. Obat kecacar yang terasa tumbuh di telinga, di hidung, di krongkongan, dan di mata, bila terasa sakitnya, seperti di tusuk, sarana, myan cemeng, diteteskan pada hidung telinga, dan mata. Obat krongkongan ditumbuhi kecacar, bila di dalam krongkongan akan susah menelan diwaktu makan, sarana, pisang mas,
[17b] direbus, airnya santan kane, diminum. Obat kecacar bila tumbuh di lidah, tidak bisa menelan, sarana, tapis yang baru kembang, santan kane, dicampur bawang yang habis dibakar, diperas disaring dan diminum. Obat kerongkongan sakit, tidak dapat menelan, sarana, bulung daya (agar-agar/ sarang walet), garam, direbus hingga masak, lalu diminum setiap hari. Sebagai bedaknya, sarana, bunga paspasan, bawang, adas, kemiri, lalu dibedakkan, apabila masih sakit, sarana, cabai bun, adas, ditumbuk lalu dicampur air jeruk linglang, diurapkan. Obat kerongkongan kecacar, sarana, asam baru, trusi, diminum, mantra; Ong rah mtu rah, (Ya darah keluar darah), diucapkan tiga kali. Obat kecacar, bila suaranya serak, dan terasa sakit di lehernya, sarana, buah blimbing buluh, gula sari, setelah ditumbuk
[18a] dimasukan pada bambu lalu dipanaskan di atas api, sesudah matang lalu diminum. Obat kecacar yang tumbuh pada lehernya, sarana, bubur ketan gajih, gula sari, bulung daya (sarang walet), lalu dimakan. Obat kecacar yang tumbuhnya berjejal-jejal, sarana, maswi, cendana, tembakau, semua diasab, lalu dioleskan. Bila ada orang sakit kecacar bila pelirnya loreng, sarana, telur ayam hitam, ambil putihnya, dicampur madu, lalu dioleskan walaupun juga tumbuh ditubuhnya, bila terasa kecacar terus tumbuh, obat tersebut di atas dipakai mengobati niscaya sembuh. Bila ada orang sakit kecacar pelirnya membengkak, sarana, telur cicak, daun tampak liman, sari kuning, airnya, santan kane, dibedakkan.
[18b] Ini obat untuk menjarangkan tumbuhnya cacar, pada mulai sakitnya, bagi mereka yang menangani hendaknya jangan lupa, agar cacar tersebut hanya tumbuh semestinya, sarana, ketumbar seharga satu kepeng, jangan minta tambahan, jangan dibilang akan dipakai obat, mantra; Ong sang bhuta bhuni, ingsun anjaluk puwuh kaya iki, (Oh Sang Bhuta Bhuni, hamba mau burung putuh seperti ini), setelah selesai diberi doa lalu disemburkan di dadanya, 3 kali, dan dipunggungnya 3 kali, lalu sisanya disemburkan sampai kebawah hingga habis. Obat kecacar, bila ingin agar cacarnya tumbuh sempurna sebagaimana mestinya, sarana, montong isen (taji isen kapur), beras merah, diirag sampai airnya buket, kapur, lalu diperas dan disaring itulah digunakan sebagai pengompres seluruh badannya, jika sudah hampir kering lalu diselimuti tubuhnya,
[19a] pahalanya akan sempurna tumbuhnya cacar tersebut, disaat permulaan sakit; cacar itu baru tumbuh, agar tidak terlalu banyak tumbuhnya dan untuk menjarangkan tumbuhnya, sarana, ketumbar seharga satu kepeng, jangan minta tambahan, jangan dibilang untuk obat, lalu disemburkan di dadanya, di hulu hati dari atas sampai ke bawah, dan di punggungnya dari atas ke bawah sampai obat itu habis, bila ingin agar cacar itu tumbuh sempurna, tetapi permulaan sakitnya dibuatkan obat, sarana, paya puwuh diambil keseluruhan, kulit pohon bungli, pangkal pisang gedang saba, akis pakis, asam tanek, bawang dipendam, santan kane, ditumbuk halus diperas dan disaring lalu diminum, dan lagi sebagai obat minumnya; sarana, pucuk dapdap 3 pucuk, disaat memetik jangan kena bayangan, dan jangan ada orang lain yang tahu, terasi udang, seharga satu kepeng jangan minta tambahan,
[19b] ditumbuk halus diperas disaring dan diminum, mantra; Ong sapa ko, sapa dewa, dewa lumaku tuna liwat, Ong byar apadhang (Ya kutukanmu kutukan Dewa, Dewa berjalan tidak terlihat lewat, ya byar terang benderang), diucapkan 3 kali, bila ada orang kecacar baru awal sakitnya, jangan bagi mereka yang menangani segera mengobati, akibatnya akan menebal tumbuh cacarnya dan membahayakan, karena cacarnya sekaligus tumbuh termasuk yang baik dan yang buruk, tetapi yang dapat digunakan hanya obat penjarang tumbuhnya cacar itu, gunakan obat seperti yang tercantum di atas, bila terasa akan tumbuh kecacar yang membahayakan hendaknya dilukat dengan puja srawe, bila sudah terasa agak membaik baru dilakukan pengobatan, itu hendaknya jangan dilupakan bagi orang yang melakukan pertolongan kepada orang sakit kecacar, yang disebut penglukatan orang kecacar adalah puja srawe, pahalanya; bila ada penyakit kecacar yang membahayakan dalam tubuh yang mengakibatkan kematian,
[20a] niscaya semua akan keluar, yang menyebabkan orang tersebut terhindar dari kematian, bila terjangkit penyakit cacar, semua saudara dan cucu setiap hari diikutsertakan memohon kepada Tuhan, disaat matahari pada belahan bumi, dan disaat matahari terbenam, hendaknya jangan dilanggar bagi yang menolong pengobatan orang sakit tersebut, sarana; air ditempatkan pada priuk yang belum pernah dipakai, air itu digunakan sebagai air mandinya, dan diminum setiap hari, sebagai upakara pembuatannya; satu buah daksina, lengkap dengan upakaranya, diisi uang 1700 kepeng, canang 3 tanding, masing-masing canang diisi uang 11 kepeng, yang satu tanding dihaturkan disanggah kemulan, disertai dupa harum, kemudian melakukan doa dihadapan sanggar kemulan yang disertai dengan upakara tersebut diatas, pada daksina tersebut dilengkapi dengan 1 kg beras dan satukal benang, setelah selesai diberi doa lalu diperciki pada orang yang sakit masing-masing 7 kali termasuk dipercikan, dibasuhkan pada muka dan diminum, kemudian sisanya dipakai memandikan dihadapan sanggar kemulan,
[20b] pahalanya cacar tersebut akan sempurna, dan bisa juga dilakukan dengan doa ditujukan pada ubun-ubun orang sakit itu, dan upakara daksina itu selayaknya diambil, setiap saat membuat penglukatan itu, upakara daksina itu jangan dilupakan. Setelah selesai melakukan penglukatan itu upakara daksina harus diambil oleh sang dukun, mantra; Ong Ang Ung Mang Ong, Ang Ung Mang, tri dewata parama sidhayam, sapta sunia nirbhana parama sidhyam, sah yoggi maha sidhyam, sukla nirmala asaktyam, puja srawe maha utama, sarwa papa pataka purnna ya namah, sarwwa ila lara roga wighna purnna ya namah, sabaha idhep suddha ya namah, Ang Ong Ong, Ong sri jagat padhuke byo namah, Ang, Ah, Jeng , (Ya Tuhan, Tri Dewata Maha Suci, segala papa dan dosa menjadi sempurna, segala penyakit menjadi sembuh), dalam pelaksanaan mentra ini, mengatur pernafasan dan memejamkan mata,
[21a] penafasan diatur pelan-pelan dan pusatkan pikiran, mantra; arep ampeha ring wteng, mnga mtu mnga, (harap terbang di dalam perut, menengadah keluar menengadah, diucapkan tiga kali. Kemudian dilanjutkan air itu diisi bunga kamboja, dan segala macam penolak dimentrai dengan puja srawe, si dukun jangan sampai melupakan puja srawe itu. Ini mentra puja srawe, sarana, air ditempatkan pada jambang yang baru, diisi samsam beras kuning, dan bunga kamboja, serta satu buah daksina diisi uang 1700 kepeng. Mentra itu dilakukan dihadapan sanggar kemulan, bila telah dilakukan dengan sempurna niscaya cacar yang buruk yang berada di dalam akan semua keluar, hendaknya lakukanlah seperti ucapan mentra berikut ini; pukulun sanghyang guru raka, jadma manusa nira anglekas aken puja srawe, andha uriping manusa jati hning, kamretthanan de (Paduka Sanghyang Guru Raka, manusia paduka membaca doa, agar hidup manusia tentram. Ya sempurnakan tubuhnya si anu, jauhkan dari derita dan huru hara)
[21b] bhatara, Ong paripurnna sarirane syanu, ang ung mang, Ong Ang Ah, Ong siddhir astu ya namah siwaya, Ong sarwwa roga arohara . Ini mentra siwa nirmmala, untuk penolak kecacar yang berbahaya tidak dapat dilihat dengan mata oleh sang dukun, ini selayaknya sebagai pengobatannya, sarana; air kelapa gading yang muda, dipotong pucuknya lalu diisi air basuhan cendana, majagawu, menyan madu, semua diasab, lalu dicampur dengan air kelapa muda itu, disertai daksina selengkapnya uang 1700 kepeng, dan dupa wangi, mentra; Ong siwa nirmmala dewata, tri dewata tri bhuwana, sarwwa mala paripurnnam, ila pataka moksanam, durgga kalantaka jayam, buddha parawaksira dewam, bhuta wadwa nira,(Ya Dewa Siwa yang suci, Tri Dewata dan Tri Bhuana, segala noda disempurnakan, segala penyakit dilebur disucikan, semua kembali menjadi sempurna)
[22a] katyam, ong sarwwa wisya tirtta waraniam, Ong siwa nirmmala mrettanam, tirttanam maha pawitram, durgga kalanta matyam, sri dewi purnna sajatyam, tirtta mretta mtu saking swargga, siniram dening bhatara bhuddha, waluya sira dadi bhatari sridewi saraswati, gangga, Ong pretama suddha, angilang aken papa pataka, dwitya suddha, angilang aken lara rogga, tritya suddha, angilang aken lara wigna, catur ti suddha, angilang aken sarwwa kala kali kalusa, Ong panca ni suddha, angilang akena sarwwa mala wigna, Ong siddhir astu ya namaswaha , ini mentra dipakai untuk mengeluarkan cacar yang buruk berada di dalam, segala macam cacar yang berbahaya, yang menyebabkan kematian.
[22b] Ini puja penyambung kehidupan bila diterapkan kepada orang yang menderita sakit kecacar, pahalanya ia akan dilindungi oleh Dewa Budha, tidak bisa dibinasakan oleh orang melakukan ilmu hitam, bila menggunakan mentra ini. Bila sudah diterapkan kepada orang sakit kecacar dan selanjutnya juga ia meninggal, sesungguhnya ia dipilih oleh Dewa Budha, niscaya rohnya akan mendapat tempat di surga budhalaya, bertempat tinggal di meru mas tingkat lima, menjadi dewata dewati, jangan kita memikirkan saudara dan cucu, sebagai bahannya, sarana, kelapa gading yang muda, dipotong pucuknya, dicampur dengan air basuhan cendana, dan bunga sudamala, diberi doa di hadapan sanggar kemulan, dilengkapi satu buah daksina, yang lengkap, uang 770 kepeng, mentra; Ongkaram saddha siwanta, amrettanam sudatmakam, sarwwa ila upadrawam, sar (Ya Tuhan Sadasiwa, pemberi kehidupan, segala penyakit dan derita dibinasakan, Ya Dewa Brahma, Wisnu, Siwa, sebagai roh segala jiwa, segala noda dan dosa dilebur dan disucikan),
[23a] wwa rogga winasayam, Ongkaram tri bhuta tri dewayam, bhuta layam wisantakam, sarwwa ila rongga patyam, sarwwa klesa winasayam. Brahma Wisnu Iswara dewayam, mretta sanjiwani jiwam, sarwwa papa pataka purnnam, sarwwa dosa winasanam, Ong Ang Ung Mang Ang Ah, mretta suddha ya namah, ini lagi dilanjutkan dengan intisari mretta sanjiwa, mentra; Ong suddha mretta sanjiwa, purnna ya namah (Ya kesucian penghidup jiwa, sempurnalah). Ini pambebayon (pembangkit tenaga), sarana; air ditempatkan pada batok hitam, lalu diisi beras, lalu ditaburkan pada ubun-ubunnya, jangan terlalu banyak dipercikkan. Ong putra putri dewanam mati, tananglus panglesu inget akna, bayu pramanane syanu, rumangsuk maring uragane syanu, tka sger (Ya putra-putri dewa mati, ingatlah, tenaganya si anu merasuk ke dalam badannya si anu, sembuhlah), diucapkan tiga kali. Lagi pembebayu, mentra; Ong Ong Ong praja mani ya namah,
[23b] Ong Ong Ong bhuta bali ya namah, Ong Ong Ong dewa sanghyang ya namah , diucapkan mentra ini setiap ada bencana, jangan kurang waspada. Lagi bebayon, sarana; air ditempatkan pada batok hitam, diisi beras kuning, dipercikan pada orang sakit, diminum dan dibasuhkan pada muka masing-masing tiga kali,mentra; sira hyanging sunia, ingsun angundang hyang hyanging sunia, muliha maring premana gati, tka sger (Beliau dewanya kesucian, hamba mengundang beliau, pulanglah ke dalam tubuh dan sembuhlah), diucapkan tiga kali. Lagi pembayu, dalam perutnya, mentra; sanghyang atma pariatma, mulih maring dhampu ulung bang (Sanghyang atma, pulang ke Dhampu ulung merah). Ini mentra penolong orang sakit, bila ada orang sakit keras, mentra; Ong Ong mati braja wisesa, tka andhawa urip, bayu sabda idhep (Ya mata Braja yang sakti, datang memperpanjang hidup, tenaga, suara, pikiran), mentra ini ditujukan pada antara keningnya. Ini mentra pemberian sirih kepada orang sakit, mentra, Ong atma tka ibayu, waras,(Ya ata datanglah tenaga, sembuhlah), diucapkan tiga kali.
[24a] Lagi mentra pemberian sirih kepada orang sakit, mentra; Ong urip muwah, uriping urip mulih maring bayu sabdha idhep (Ya hidupnya kehidupan kembali ke suara, tenaga, pikiran). Ini peredam kecacar yang selayaknya digunakan oleh si dukun untuk menolong orang sakit kecacar, sarana, air yang digunakan untuk memandikan orang sakit, diisi sanggawuk tiga butir, mentra; Ong mandhe yam, mati ta ya mati yam, apan mati buran, apasang-pasang, anglurah samanca, tan hana kabuyutan aeng, tan hananing bhuwana mandhi tana kebuyutan agung mandhi, padyusanira paduka bhatara guru, tka sahak, tka purnna hayu waras (Ya di tengah-tengah, matilah ya, karena binatang mati sepasang-sepasang tidak ada Kabuyutan yang seram, tidak ada dunia mandi, tidak ada Kabuyutan Agung mandi, permandian beliau paduka Bhatara Guru, sembuhlah), diucapkan tiga kali. Lagi penyempurna kecacar, mentra; Ong sang kulang kaling, aja sira anglaranin ring jro wtenge syanu, awalik ta sira puwuh sukun, puwuh wesi, puwuh tambaga, puwuh lintah (Ya Sang Kulang-Kaling, janganlah menyakiti di dalam perutnya si anu, kembalilah menjadi puwuh sukun, puwuh besi, tembaga, lintah, puwuh sanggawuk, ketumbar, jadi suci bersih semua, jadilah beliau puwuh syah),
[24b] dadi sira puwuh sanggawuk, puwuh katumbah, dadi hning sira kabeh, dadi ta sira puwuh siyah, diucapkan tiga kali. Ini peredah kecacar, segala macam kecacar, sarana, lempuyang, tiga iris, pulasai, beras putih, mentra; Ong I akasa mara la wa ya ung, ong tka sahak (Ya angkasa, datanglah dan sembuhlah), diucapkan tiga kali, lalu dibedakan pada sakitnya. Lagi peredah kecacar, sarana, daun sirih yang tua, cabai bun, daun merica yang tua, daun sirih wangi yang tua, isen kapur, beras merah, antawali sepanjang satu jari, ditumbuk halus, airnya cuka tahun, dibedakkan. Mentra; pukulun bhatara buddha, bhatara guru, angurip akna manusa kabeh, Ong parama siwa nirmmala mretta ya nama swaha ang ah jeng (Paduka Bhatara Buddha dan Guru, yang menghidupkan manusia semua, ya Dewa Paramasiwa maha suci sebagai sumber kehidupan). Lagi peredah kecacar, sarana, isen, lempuyang, daun sirih yang tua, beras merah, cendana, bawang merah, semua diasab ambil airnya,
[25a] air basuhan beras putih, disemburkan diseluruh tubuhnya. Lagi peredah sampai di dalam, segala macam sakit kecacar, sarana; umbi bakung, bawang putih (bukan kesuna yang dimaksud), umbi bakung digambar Taya amusti, lalu diparut, peras saring, ambil airnya, kemudian diberi doa puja srawe, jangan dilanggar, lalu diminum, jangan si dukun kurang waspada kepada orang yang baru sakit, periksa dulu dengan seksama jangan asal mengobatinya. Ini ciri- ciri kecacar di dalam tubuh, bila sakit itu sampai mempengaruhi tubuhnya, itu disebut kecacar belut, sarana, darah belut, bawang putih, jangu, mentra penolak kecacar yang dipakai sebagai doanya, setelah diberi doa ditempelkan pada antara kening orang sakit itu, mentra; pukulun kaki putih ireng, paran dereng karyyanira ingsun anggawe candhi bhang, candhi putih, tanana sang Ratu biyane, tka wurung (Paduka Kaki Putih dan Hitam, belum hamba buatkan, beliau candi merah, candi putih, tidak ada sang Ratu Biyang, batal), diucapkan tiga kali
[25b] bila ada orang sakit perut dan tak sadar akan dirinya, itu bertanda cacar naga di dalam tubuhnya, demikian pula orang sakit pada sisiknya sampai di kerongkongan terasa sakit, itu cirinya cacar naga di dalam tubuhnya. Sebagai pengobatannya, sarana, darah kodok, darah belut, ambil dalam keadaan hidup, bunga sempol, sebagai alas tempat darah tersebut, dan air ditempatkan pada tempayan kecil, semua dicampur menjadi satu, pada air tersebut, mantra penawar kecacar dipakai doanya. Setelah selesai diberi doa, lalu disembelih kodok itu, dan belut tersebut, darah dicampur sama darah, lalu dioleskan pada antara kening, air yang ada pada tempayan kecil, dipakai untuk memandikan orang yang sakit tersebut. Serta upakaranya, sebuah daksina, uangnya 1700 kepeng dipersembahkan di sanggar kemulan, menyembah kepada
[26a] segala maya, mantra; Ong sa ba ta ai na ma si wa ya (Ya Tuhan atas nama dewa Siwa), kedua ibu jari tangan disatukan, disertai dengan kurban, ayam hitam diberi makan orang yang sakit. Bila ada oarang sakit perutnya mulas-mulas, tetapi tidak sampai pingsan, itu bertanda cacar ula di dalam tubuhnya, sarana, akar paya puwuh, kunir yang merah, kapur bubuk, bawang dipendem, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat kecacar ular yang tumbuh di dalam tubuh, sarana, akar katang-katang putih, wandhawa, santan, diminum setelah ditumbuk dan disaring, dan lagi obatnya, sarana, tunas kutuh, tombong dipanggang, wandhawa, bawang dipendam, diteteskan di hidungnya. Obat bila bayi menangis tanpa sebab dan loso-loso tubuhnya, itu bertanda cacar ikan julit di dalam tubuh,
[26b] sarana, akar rumput ngalya, slagwi, air basuhan ketan gajih, pijer, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi, sarana, batok hitam, diisi pancing (kail), dan diisi air, mantra; Ong Ang Ung Mang, Ong ring idhep (Ya Tuhan, ya di dalam pikiran), lalu dipercikkan pada orang sakit, dan diminum sisanya dimandikan orang sakit tersebut. Bila orang sakit tangannya menggaruk-garuk bertanda cacar landak di dalam tubuh, sarana, satu potong ketela putih, diparut, air basuhan ketan gajih, bawang dipendam, pijer, diminum setelah ditumbuk dan disaring, serta ketela itu digantung diatas tempat orang sakit tersebut tidur, itulah sebagai penyembuhan sempurna tentang cacar landak. Bila orang sakit terus bergerak-gerak dan ingin mengambil mulut, bertanda cacar tikus di dalam tubuh, sarana, bulu kucing, dibakar, dialasi dengan batok diisi air, lalu dicelupkan pada air,
[27a] dipercikan pada orang sakit dan dipakai memandikan, kurbannya, sarana, padi digantung di atas tempat tidur orang sakit tersebut, bila orang sakit takut dimandikan dan takut melihat air, dan memejamkan mata, tidak berani membuka matanya, itu bertanda cacar kambing, sarana, bangsing beringin yang muda, ketan gajih, pijer, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila ia masih sakit, sarana, batok hitam, diisi air, pucuk beringin 7 pucuk, diikat dengan benang hitam, lalu dicelupkan di air, mantra; Ong Ang Ung Mang, Ong ring idhep (Ya Tuhan, ya di dalam pikiran), dipercikan pada orang yang sakit, sisanya dipakai mandi, jangan diminum, hanya dipercikan dan dipakai mandi masing-masing tujuh kali. Bila bibirnya ciplak-ciplak, sarana, daun bunut ditumbuk, air basuhan
[27b] cendana, lalu dibedakkan di seluruh tubuhnya. Bila orang sakit dimandikan memanggil-manggil tidak karuan, dan badannya gatal, kebingungan lari-lari, cacar menjangan di dalam tubuhnya, sarana, kerikan tanduk menjangan, air basuhan ketan gajih, dicampur bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong hyang parame ta ya (Ya Tuhan engkaulah termulia), lagi sebagai bedaknya, sarana, cendana, isen kapur, dipendam, semua diasab, setelah masak dibedakkan diseluruh tubuhnya, kemudian sebagai air mandinya, sarana, air ditempatkan pada batok hitam, pucuk waru, tiga pucuk, lalu dicelupkan pada air itu, Ong sang mona-mona nama swaha, wajahnya dipercikan sebanyak tiga kali, dengan pucuk waru itu, air itu hanya dipakai memandikan, jangan diminum, itulah sebagai penyucian dari cacar menjangan.
[28a] Bila orang sakit mengangguk-angguk dan menggoyang-goyangkan tubuhnya, ujung cacar tersebut berwarna hitam, cacar singa namanya, sarana, daun semangka, dimandikan orang sakit tersebut, bila orang sakit mulutnya selalu bicara, matanya jarang berkedip, tubuhnya merasa gatal, dan otot tubuhnya bergerak-gerak, itu bertanda cacar kura-kura, sarana, jebugarum, kunir warna merah, masing-masing diasab, dioleskan pada sakitnya, lagi obatnya, sarana, isen kapur, air basuhan cendana, diisi air jeruk linglang, dioleskan. Sebagai obat minumnya, anak pisang gedangsaba yang baru tumbuh, wandhawa, slagwi, air basuhan cendana, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Lagi obatnya, sarana, sarang burung walet, gula pasir, dalima putih, paya puwuh, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila ada orang kecacar menangis diwaktu malam, seperti suara bajra kedengarannya, itu bertanda cacar kingking di dalam tubuhnya,
[28b] sarana, bulu babi dibakar, di atas dada orang sakit itu, dialasi dengan tempayan, setelah hangus lalu dicampur dengan darah ayam merah, dicelupkan pada air itu, lalu ditempelkan pada antara keningnya dihadapan dapur, lalu dimandikan dengan airitu, jangan diminum, mantra; Ong nini bhuta kala edan, kaki sang bhuta kala edan, aja sira tungtung tangis, iti tahapen sajinira, syah (Ya Nini dan Kaki Sang Bhuta Kala Edan, jangan engkau bersedih, nikmatilah sajen persembahanku), diucapkan tiga kali, dan sebagai upacara kurbannya, sarana, beras merah dipakai nasi lauknya bawang, nasi putih, diisi putih telur, segehan lima kepal nasi, dialasi dengan daun andong merah, ditempatkan pada tempurung kelapa, lalu ditaruh di bawah tempat tidur orang sakit. Bila menangis tangannya melambai-lambai, itu bertanda cacar kte, sarana, beras merah, ketumbar bolong, bawang putih, jangu, air jeruk masam, dibedakkan
[29a] diseluruh tubuhnya, bila matanya terpejam, cirinya cacar badak, sarana, dingin-dingin, buah sirih, ginten cmeng, disemburkan seluruh tubuhnya, cacar badak, sarana, buah belimbing buluh, yang masih menempel bunganya, bahem warak diasab, ditimbung dengan bambu hijau, sesudah masak, diminum. Obat muntah berak, itu disebut cacar blabur, sarana, akar buhu, sari lungid, bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi, sarana, paspasan, rumput blulang, kbenben, semua ambil akarnya, bangsing beringin, ketan gajih, pijer, bawang dipendem, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi, sarana, paspasan, nasi-nasi, rumput blulang, bayam lalahan, semua diambil akarnya, ketan gajih,
[29b] pijer, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Lagi, sarana, daun kapas tahun, pucuk daun teki, kunir, adas, dibedakkan. Obat berak nanah dan darah, sarana, kembang sepatu warna merah lamba, air basuhan cendana, dicampur minyak kelapa, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Kurbannya, nasi beras merah, ikannya bawang, ditempatkan pada tempurung kelapa, dan buah-buahan yang masih utuh, sirih porosan, ditaruh di bawah tempat tidur orang sakit, mantra; Ong siwatma nirmmala ya namh swaha (Ya dewa Siwatma yang maha suci), disaat menghaturkan kurban tepat matahari pada belahan bumi, diganti setiap harinya. Bila perutnya bersuara kreak kreok, itu bertanda cacar blabur, sarana, jahe pahit, tiga iris, disemburkan pada sakitnya. Obat kecacar bila berak darah, sarana, pangkal pisang gedang saba, ambil airnya, asam tanek, garam,
[30a] dicampur arang, lalu diminum, mantra; Ong bengota kita, tdah tduh ta kita ditara tduh, jro wtenge syanu, tka pet waras (Ya engkau Bengota, dengan tenag menyakiti, di dalam perutnya si anu, sembuhlah) . Obat mengeluarkan darah, sarana, tunas waru, tiga pucuk, dan kulit pohonnya, mantra; Ong rah mtu rah (Ya darah, keluar darah) , diucapkan tiga kali lalu diminum. Obat berak, sarana; tanah bekas duduk orang sakit lalu ia bangun, kemudian tanah itu diambil pada bekas pantatnya tadi, lalu ditambalkan pada pantatnya, lagi obatnya, sarana, kulit pohon sentul, kulit pohom kemiri, beras merah, ditumbuk halus lalu dicampur ludah merah, dibedakkan. Sakit kecacar, bila disaat berak keluar darah, sarana, kaki cecak, tunas waru, tiga pucuk, ditumbuk lalu dibedakkan. Bila keluar darah yang tak menentu waktunya, itu bertanda cacar saludhira di daalm tubuh, sarana, daun benalu, tanah bekas pangkal kayu,
[30b] ampo, ginten cemeng, santan, gula, lungid, diminum setelah ditumbuk dan disaring, ini mantranya; Ong siwatma nirmmala ya nama swaha (Ya Dewa Siwatma, engkau maha suci), upakara kurbannya, sarana, nasi beras merah, dipulung-pulung berbentuk bulat, ikannya bawang, ditempatkan pada tempurung kelapa, ditaruh diarah kaki tempat tidur orang sakit, diiai pinang sirih dan porosan. Bila orang sakit muntah darah, itu bertanda cacar saludhira, sarana, kamurungan, soka natar, menuh lamba, semua ambil akarnya, dicampur bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat mata rusak, sarana, telur ayam hitam, air jeruk linglang, diteteskan pada matanya, lagi obatnya, sarana, buah cangorit yang masih muda, dikukus ambil airnya, dicampur darah badak, air susu ibu yang punya bayi belum tumbuh gigi, dan embun yang berada di bunga teratai,
[31a] air basuhan bekas cabang pohon purnajiwa, mantra; Ong sanghyang candra asoca tatlu, alapen sanunggal, kari roro, byar apadhang (Ya Sanghyang Candra bermata tiga, dipetik satu tinggallah dua, byar terang-benderang), diucapkan tiga kali, lalu diteteskan dimatanya. Bila ada orang sakit badannya panas terus menerus, itu bertanda cacar api didalam tubuhnya dan disertai segala macam penyakit cacar yang masih berada dalam tubuhnya, sarana, buah kelor, ditumbuk, di campur air lalu dipakai memijat-mijat tubuhnya, bila si dukun kurang waspada mengobatinya niscaya akan menjadi cacar blulang. Obat cacar tangi, bila ada orang sakit kemudian terasa padat pada hulu hatinya, itu bertanda cacar angin, sarana, kulit pohon gagirang, temukus, kunir merah, bangle, tiga iris, disemburkan pada hulu hatinya, dimantrai dengan mantra penawar. Bila ada orang sakit badannya terasa berat keseluruhan dan tidak
[31b] bisa bangun, itu bertanda cacar gumi, sarana,akar pucuk putih, ketan gajih, bawang adas, dimantrai dengan sari manobhawa. Bila ada orang sakit kecacar, semua persendiannya terasa sakit menusuk-nusuk, badannya amat panas, itu cirinya cacar linuh (cacar gempa), yang berjangkit di dalam jantung, amat berat bagi si dukun menolongnya, ini sebagai penyembuhannya, tetapi bila tidak ada janji mati, sarana, baligo harum, diisi gambar kdi, ditulisi sastra triaksara, buah dalima putih, slagwi, sarilungid, katik cengkeh, dikukus setelah ditumbuk, lalu diminum setelah disaring, bila orang sakit selesai mandi lalu pingsan dan badannya gemetar, itu cirinya cacar linuh di dalam tubuhnya, sarana, baligoharum, buah delima putih yang telah tua, bawang putih yang tunggal (bukan kesuna yang dimaksud),
[32a] slagwi, katik cengkeh, dibungkus lalu dikukus, setelah masak, diminum setelah disaring, diberi mantra dengan mantra Kasyapa jangan melanggar. Bila ada orang sakit tak sadarkan dirinya, itu disebut cacar bangke (mayit), sarana, akar glagah, akar kemiri, bangsing beringin, akar tampak liman, kundhang kasih, sembung bangke, kulit pohon pule, slasih merik, miana cemeng, asam, ketan gajih, cendana, jeruk linglang, kelapa muda, lalu dikukus setelah masak diminum setelah disaring, sebagai obat semburnya, sarana, buah baligo harum, diparut, kuskus, lalu diperas sampai keluar airnya, dipakai pengompres seluruh tubuhnya. Bila ada orang sakit kecacar, tubuhnya bercak merah, di dalam merah tersebut tumbuh bintik-bintik seperti telur laba-laba, itu cirinya cacar teja, sarana, tiga lembar daun cendana, ditulisi Taya (Sanghyang Taya)
[32b] amusti (menunggalkan ibu jarinya dan telunjuk), sari lungid, baligo harum, digambar kdi, dicampur semuanya lalu ditumbuk, diberi doa di hadapan sanggar kemulan, mantra; Ong bhuwana ku hyang kamulan, angreka bhumi sejagat, gumi ratma bhuwana, sakti sariraning janma manusa, kneng upas maya, nduh dadi muksah, byar apadhang, mala hning mtu mnga (Ya duniaku Hyang Kamulan, menciptakan bumi ini, tubuh manusia menjadi sakti, kena penyakit menjadi sembuh, terang-benderang, kekotoran keluar menjadi bening), diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila ada orang sakit kecacar menangis tidak jelas apa yang dimintanya, badannya terasa panas, dan selalu minta air, itu cirinya cacar api di dalam tubuhnya, sarana, buah kelor ditumbuk, lalu dicelupkan di dalam air, itu digunakan untuk memijat-mijat badannya, dibedakkan juga bisa, bila ia belum sembuh, lagi dibuatkan obat, sarana, daun dausa gede, kayu tawa, kemiri dipendam, bawang merah,
[33a] air basuhan ketan gajih, dibedakkan seluruh tubuhnya, lagi sebagai obat gosoknya, sarana, lempuyang kecil, (kedis), kemiri lanang dipendam, asam, dipijat pada tubuhnya, lagi, sarana, kulit pohon mangga hijau, lempuyang kecil, beras merah, ketumbar, disemburkan hulu hatinya. Bila perutnya terasa mual dan bersuara terus-menerus, seperti suara ombak lautan, itu cirinya gejala cacar api, yang disebut cacar segara, sarana, pucuk kanyuhnyuh, air basuhan kayu buntek, pijer, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila ia menjerit-jerit, merintih-rintih dan berjalan, itu cirinya cacar brahma di dalam tubuhnya, sarana, air yang mengalir, sari diasab, untuk memandikan orang yang sakit, dibedakkan juga bisa,
[33b] mantra; Sang kambang aja sira anglaranin, angantuka, apan syanu pangawaking bhatara Bayu, ora lara (Hai sang Kambang, jangan engkau menyakiti, karena si anu penjelmaan Bhatara Bayu, tidak akan sakit), diucapkan tiga kali, dan sebagai upakara kurbannya, sarana, segala macam bunga wangi, ditaruh diatas tempat tidurnya, bila ada orang selalu menangis tidak jelas sakitnya, merintih-rintih dan memanggil-manggil minta air, itu cirinya cacar api di dalam tubuhnya, sarana, sembung bangke, kesimbukan warna hitam (urang-aring warna hitam), pancarsona, semua diambil akarnya, kelapa bakar, bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, sebagai semburnya, sarana, kulit pohon bangle, daun belimbing besi yang kuning, kemiri jentung, kencur lanang, beras merah, ketumbar, disemburkan hulu hatinya, obat kecacar yang tumbuh pada pusarnya, sarana, pucuk daun dapdap yang bercabang tiga, dipetik dari ketiga cabang tersebut, lalu ditulisi seperti ini
[34a] , selesai ditulisi, lalu disemburkan hanya tiga kali semburan, mantra; Ong lara angsep bhuwana, bhawana angsep lara, tka waras, sidi mandhi mantranku (Ya penyakit mengisap dunia, dunia mengisap penyakit, sembuhlah, ampuhlah mantraku). Ini penolak cacar mirah dan cacar mangsi, sarana, pucuk dapdap sejari panjangnya, memetik sambil tertawa, dicampur terasi merah, bawang dipendam sembilan buah, garam uku, ditumbuk, peras saring diminum, ini mantranya; Ang Ah , diucapkan tiga kali, pteng pulung buddha buddhi, wudhwa wuwutar, ah sep, diucapkan tiga kali, disaat membuat obat tersebut dibuatkan upakara sebuah daksina selengkapnya uang 3127 kepeng. Bila ada kecacar bintik-bintik berwarna putih, itu cirinya cacar mirah, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, tiga lembar, cabai bun tiga buah, merica gundil tiga butir, semua ditumbuk, airnya cuka tahun, mantra; Ong Siwa nirmmala swaha (Ya Dewa Siwa maha suci), setelah selesai diberi doa,
[34b] lau dioleskan cacar mirah tersebut, jangan diobati pada tempat lain. Bila berwarna bintik-bintik putih, dan bercahaya diwaktu malam, itu disebut cacar winten (intan), segeralah diobati karena penyakit ini tergolong penyakit berat, jangan-jangan orang yang demikian akan menemui ajalnya dan segera dibuatkan penawar dan diminta anugrah segala macam penyembuhan cacar tersebut lalu diucapkan sebatas kemampuan yang anda ketahui, seperti mantra dibawah ini, ini mantra penyempurnaan cacar air; Ang Ung Mang, Ong (Ya Tuhan), jangan gegabah, dan jangan dikatakan kepada orang lain, berpahala tidak mandi (gaib). Ada pula sakit cacar yang tumbuh satu biji, tidak diketahui oleh si dukun yang menolongnya, hendaknya diwaspadai suara orang sakit cacar tersebut, bila sakitnya kaku pada semua persendiannya, itu disebut cacar dhaka (cacar air), yang diderita oleh orang sakit itu, yang menyebabkan pincang, bungkuk, sengkok dan segala macam mati sebelah.
[35a] tumbuhnya pada semua persendian, bila telah muncul keluar oleh pertolongan si dukun tersebut, akan tidakmengakibatkan fatal seperti petunjuk di depan. Bila terasa kejang-kejang sakitnya, segera diberi obat penyemburnya, sarana, daun dausahaya yang kuning, kunir yang merah, tiga iris, garam uku, bawang adas, kemiri, mantra; a , diucapkan tiga kali. Obat cacar dhaka, sarana, akar jarak yang belum pernah berbuah, ditumbuk, diperas yang bersih lalu dicampur sari kuning, lalu dioleskan, obat cacar dhaka, sarana, kulit pohon kusambi, garam, gula ditumbuk, direbus kuali baja, ditulisi cakra, direbus dihadapan sanggar kemulan, upakaranya sebuah daksina selengkapnya uang 700 kepeng, dan canang dua tanding, uang masing-masing 33 kepeng, mantra; Ong Sanghyang Tripurusa, angluwarana (Ya Sanghyang Tripurusa, akan mengeluarkan segala penyakit, sembuhlah)
[35b] lara-lara muksah ilang, tka waras dicampur dengan air jeruk masam, lalu dioleskan, dan lagi obatnya, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, tiga lembar, cabai bungkut, tiga buah, merica gundil tujuh butir, bawang putih, jangu, dioleskan pada ubun-ubunnya lalu diembus dengan mulut dari atas ubun-ubunnya, bila masih sakit, sarana, minyak kelapa, kulit kura-kura digoreng, minyaknya dipakai mengoleskan pada sakitnya, mantranya sama denagn yang didepan. Ini mantra segala macam penyakit cacar dhaka (air), mantra; ah sep, diucapkan dua kali, bila ingin memepercepat agar cacar dhaka cepat keluar dari dalam tubuh, sarana, katiwawalan nangka, umbi kayu tawa, sanggawuk tiga biji, air tebu malem, dimantrai dengan sari manobhawa, pusatkan pikieran dan atur pernafasan, lalu diteteskan pada hidung kanan setelah diberi mantra seperti di bawah ini,
[36a] mantra; arep ampeha ring wteng, mnga mtu mnga (Kuharap enyah dari perut, menganga keluar menganga), diucapkan tiga kali, inilah yang disebut mantra sari manobhawa , pahalanya akan habis cacar itu yang berada di dalam tubuh. Ini ciri-ciri cacar dhaka, bila sudah keluar dari dalam tubuh, bila warnanya putih seperti kapur kehijau-hijauan, ujungnya bercak darah, itu cirinya cacar dhaka jika sudah keluar, obatnya sama seperti yang didepan. Obat cacar Sindhuraja yang berada pada pangkal hati, sarana, air basuhan tembaga, mirah tridhatu, dicelupkan pada air itu, mantra; Ong niyata nama yaya taya yaya maya ya cintya ya maya, murub brahma mati, angseng lara wigananing janma manusa, Ong swaha (Ya Tuhan, Dewa Brahma menyala, membakar penyakit yang membencanai manusia), disaat melakukan mantra agar tenaga diatur sedini mungkin, air penghidupan itu diminum dan untuk mencuci muka,
[36b] obat cacar Sindhuraja yang berada pada empedu, sarana, tempurung kelapa muda dikerik, air tabu yang bentuknya bulat, garam, merica tujuh butir, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, diberi mantra sarinbaya , untuk menerka sakit kecacar, bila orang sakit badannya panas, dan selalu minta air, itu cirinya cacar sindhuraja, yang masih berada dalam tubuhnya. Obat kecacar yang dibuat oleh ilmu hitam, bila kecacar itu tampak tidak bercahaya (kotor), sarana, kelapa hijau yang muda, akar paya puwuh, empedu babai seharga satu kepeng, jangan minta lebih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, bedaknya, sarana, daun kwanji, kemiri, bawang, dibedakkan setelah ditumbuk, obat semburnya, sarana, daun sirih yang tua yang jatuh telungkup, dibasuh yang bersih lalu diremas dicampur dengan isen, lempuyang, yang diparut lalu dibuang airnya, kemudian diisi air cuka, direbus yang matang lalu dibedakkan diseluruh tubuhnya.
[37a] Obat cacar sukun, dan cacar tembaga yang masih berada dalam tubuh, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama tiga lembar, garam uku, gula sari, air jeruk purut, ditumbuk halus lalu dibedakkan, kemudian obat minumnya, sarana, akar kembang sepatu putih, pangkal pisang gedang saba yang belum pernah berbuah, asam tanek, kendal batuka, semua dicampur lalu ditumbuk diperas disaring dan diminum. Obat cacar tembaga, sarana, garam dinyahnyah, dicampur air tombong lalu dioleskan. Obat bengkak pada kelamin, sarana, daun beringin, tombong, dicampur adas, dibedakkan setelah ditumbuk. Obat bengkak pada rahim perempuan, sarana, buah jebug (buah pinang yang kering), bawang putih, jangu, ludah merah, dibedakkan setelah ditumbuk. Obat bengkak yang tak tentu tempat tumbuhnya, sarana, daun dausahaya yang kuning, kemiri, garam uku, bawang, adas,
[37b] disemburkan pada bengkaknya, mantra; nini calon. Obat bengkak, sarana, sambung-sambung, botor putih, komak putih, kunir merah, tiga iris, beras merah, kencur lanang, bawang putih, jangu, air cuka, dibedakkan pada bengkakanya. Obat pemijat bengkak, sarana, antawali sepanjang satu cengakang, daun tuju musna, daun bambu buluh, isen kapur, lempuyang, daun cabai bun yang tua, temutis, daun dausa gede, asam, santan, dicampur minyak kelapa, lalu direbus dengan kuali baja, ditulisi , direbus dihadapan sanggar kemulan, mantra; Ong sah (Ya pergilah), disembur dengan bawang putih dan jangu. Bila bengkak pada seluruh persendiannya, sarana, daun tingulun, daun tuju musna, bawang putih, jangu, ditumbuk dan dibedakkan pada sakitnya.
[38a] Yang disebut cacar sajen wesi, walaupun dimana tumbuhnya tetapi sakitnya tidak bengkak, sarana, kencur lanang, umbi sungsang, beras merah, adas, disembur pada sakitnya. Bila masih sakit, sarana, lempuyang, biji lenga, adas, disembur pada sakitnya, mantra; Ong candhe-candhe swaha, sang tang, Ong bang . Yang disebut cacar kangka, bila tubuhnya sakit dan bengkak seluruh persendiannya, sarana, isen kapur dipendam, ambil isi dalamnya, antawali sepanjang 2 cm, beras merah 21 butir, lempuyang yang bentuknya kecil (gamongan kedis), tiga iris, disembur pada bengkaknya, bila masih sakit, sarana, daun dausahaya yang kuning, tiga lembar, garam
[38b] uku tiga jumput, bawang tiga irirs, kunir tiga iris, disembur pada bengkaknya, bila masih sakit, sarana, daun dausahaya yang kuning,daun kamoning, bawang putih, jangu, tiga iris, disembur pada bengkaknya. Bila masih sakit, sarana, kencur lanang, beras merah, disembur pada bengkaknya. Jika bengkak dimanapun tumbuhnya, sarana, maswi, bawang putih, jangu, ditumbuk halus, diisi ludah merah, dibedakkan pada bengkaknya. Bila tidak sembuh dengan obat tersebut ditambah lagi dengan kotoran sebatah kelor, bawang putih, jangu, ditumbuk halus dibedakkan pada bengakaknya, lagi obatnya, sarana, kotoran beduda, bawang putih, jangu, air cuka tahun, dibedakkan, mantra; Ong lara sakeng sunia, mulih saking sunia, lila waras (Ya penyakit dari alam sunyi, pulanglah ke alam sunyi, dengan senang akan sembuh), diucapkan tiga kali. Obat sakit tidak
[39a] bengkak, sarana, kotoran seksek, bawang putih, jangu, ditumbuk halus lalu ditempelkan pada sakitnya, mantra; tka rep sirep (datanglah kesembuhan), diucapkan tiga kali, Ong sang suksma taya, dadi purnna ilang, tka waras (Ya Dewa Suksma, menjadi sempurna dan sembuh sehat), diucapkan tiga kali, segala macam sarana obat, mantra ini dipakai mantranya. Jika bengkak tubuhnya tak merata itu cirinya cacar dhakang, sarana, akar jarak yang belum pernah berbuah, ditumbuk halus disaring yang bersih, lalu dicampur sari kuning, mantra; Ong bagandha bhuwana, tunggal, purus da bhuwana tunggal, manunggal (Ya baganda buana, tunggal), diucapkan tiga kali, dewa bhuta angupasana manusa, dewa bhuta anawar manusa tka lwar (Dewa Bhuta menyakiti manusia, punahlah), diucapkan tiga kali. Segala macam obat cacar kangka mantra diatas boleh digunakan sebagai mantranya, disertai sebuah daksina yang lengkap, uang 1700 kepeng. Obat penyempurna kecacar, bila lam tidak timbul dipermukaan kulit, sarana, akar besar, akar kembang
[39b] sepatu putih, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong gupani, kaki yah, talu tawar (Ya Gupani, kaki, sembuh), obat penyembuhan kecacar, sarana, air basuhan cendana, lempuyang kecil, (gamongan kedis), ditumbuk dan dibedakkan seluruh tubuhnya, niscaya sembuh cacarnya. Bila kecacar lama tidak keluardari dalam tubuh, sarana, buah delima putih yang tua, tombong, ketimun gantung, baligo harum, gula pasir, gula batu, direbus dengan kuali baja, sebuah daksina lengkap uang 700 kepeng. Mantranya sari manobhawa, setelah masak diminum, obat pengendali kecacar di dalam tubuh, agar secepatnya keluar kepermukaan kulit, sarana, buah delima putih yang masak, buah ketimun, akar slagwi, bawang dipendam,
[40a] diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat pengendali kecacar di dalam tubuh, sarana, pohon besar keseluruhan, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat pengendali kecacar di dalam tubuh, sarana, akar kenanga, akar kendal batuka, bawang dipendam, pijer, air beras putih, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila perutnya kembung, cacar balulang namanya, sarana, daun adas, bawang, disemburkan pada perutnya, lagi obatnya, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, bawang, adas, disemburkan seluruh tubuhnya, sebagai oabt minumnya, sarana, akar besar, asam tanek, air basuhan ketan gajih, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi obatnya, sarana, kelapa hijau, asam tanek, sandhawa, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring, ini mantranya; kaki niscala, ingsun anjaluk tetamban kecacar (Kaki dan Nini Niscala hamba mohon obat kecacar).
[40b] Obat cacar belulang, sarana, daun belimbing besi yang kuning, daun tinga-tinga, bawang, adas, disemburkan pada perutnya. Obat cacar balulang, sarana, santan kelapa hiaju, gula pasir, diminum setelah ditumbuk dan disaring, dan bedak pinggangnya, sarana, akar kasimbukan cemeng (akar urang aring hitam), embotan pandan, bawang, adas, dibedakkan pada pinggangnya. Obat cacar rare, sarana, isen ditulisi Taya, dan maswi ditulisi Taya amusti, mantra; Ong suksma Taya bhatara Taya, anglebur wisya, tan mandi ring janma manusa, Ong siwa nirmmala swaha (Ya Bhatara Taya, melebur bisa, tidak ampuh pada manusia, Ya Dewa Siwa maha suci). Bila dlu-dlu (mual-mual), itu cirinya cacar ulad alid di dalam tubuh, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, cabai bun, ditumbuk, diisi air jeruk linglang, dibedakkan pada kerongkongannya. Bila dlu-dlu (mual-mual), dan tidak ada nafsu makan, sarana, bangsing
[41a] beringin, akar kenanga, air basuhan ketan gajih, asam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat tidak punya nafsu makan, sarana, akar pakuaji, temutis, kelapa bakar, dipersembahkan dulu kepada Dewa Surya, mantra; Ong buddha mangamuk ring jro wtenge syanu, kawon dening sanghyang Taya (Ya Buddha mengamuk didalam perutnya si anu, kalah oleh Sanghyang Taya), diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat tidak punya nafsu makan, sarana, akar pule, akar slagwi, akar kenanga, tetaiwak, air basuhan ketan gajih, dicampur adas, ginten tujuh biji, ditumbuk disaring dan diminum. Obat kurang nafsu makan, sarana, kulit pohon kenanga, akar urang aring, akar paspasan, asam dibakar, tmutis, gula cair, bila ada gula cair, bisa dipakai gula pasir, air santan kane, diminum setelah ditumbuk dan disaring.
[41b] Obat kecacar bila suaranya serak, sarana, empol kanyuhnyuh, bawang, adas, ditumbuk halus, ditempelkan pada kerongkongan, dan lagi sebagai obat minumnya, sarana, sarang walet, gulasari, sari kuning, dipanaskan, setelah matang diminum. Obat kecacar bila tangan kakinya bengkok, sarana, kapur bubuk, ditumbuk, dioleskan pada sakitnya. Obat bila tangan kakinya bengkok, sarana, lempuyang, bawang putih, jangu, diparut, disemburkan pada sakitnya. Obat kecacar bila biri-biri, sarana, slagwi, bayam lalahan, akar sempol, akar pakujukut, dibedakkan pada sakitnya. Obat gosok pada telapak kakinya, sarana, kapur bubuk,
[42a] air limo, dioleskan, mantra; Ang Ung Mang, Ong ring idhep (Ya Tuhan, Ong dalam pikiran), sarana, bahan obatnya bebas asal diberi doa. Obat berak nanah darah, sarana, bun sanggalangit, ditumbuk, diisi air dingin, mantra; Ong brahma hep dening wisnu, waras siddhi mantranku (Ya Dewa Brahma kalah oleh Dewa Wisnu, sembuh ampuh mantraku), lalu diminum, lagi obatnya, sarana, kulit pohon tingulun, ketumbar, dicampur menyan madu, dibedakkan pada siksiknya, mantranya tunggal seperti di depan. Bila ia masih sakit, sarana, kasinen keseluruhan, lendir turi putih, kulit pohon abaas, lendir bunitai, dicampur bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, boleh diminum dan boleh diteteskan, dan lagi obatnya, sarana, telur ayam baru, diikat dengan benang tridhatu, lalu ditanam di depan sanggar kemulan, mantra; brahma hep dening wisnu (Dewa Brahma kalah oleh Dewa Wisnu, sembuh ampuh mantraku),
[42b] waras, sidi mantranku, lalu telur itu dimakan. Obat pinggang sakit, sarana, akar tawun, kunir merah, adas, ditumbuk lalu dibedakkan. Obat cacar engsel di pinggang tetapi di dalam pinggang, bila pinggangnya lemas, dan kakinya, itu bertanda cacar dhaka, sarana, beras merah, bangle, bawang putih, jangu, ketumbar, disemburkan pada sakitnya. Obat sakit pinggang, serta di hulu hati , keluar darah dari pantat, dan dari mulut, sarana, daun kasinen, tanah pangkal kayu, ampo, ginten cemeng, gula sarilungid, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat kecacar yang tidak punya ujung dan tidak mau meledak, sarana, hati babi yang masih bersama empedunya, kelapa mulung yang muda, dikerik, diminum heningnya.
[43a] Obat kecacar yang mau meledak, sarana, kulit pohon kenanga, air basuhan beras merah, ditumbuk peras saring, lalu disemburkan, mantra; Ong rah mtu rah, dadi kedep mandhi mantranku (Ya darah keluar darah, jadi sembuh ampuh mantraku). Obat bila tidak bisa buang air kecil, sarana, akar kembang sepatu putih, akar gandola putih, akar katang-katang putih, tombong dipanggang, bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, dan bedak pinggangnya, sarana, kemiri, buyung-buyung putih, bawang, adas, ditumbuk dibedakkan pada pinggangnya. Obat panas dingin, sarana, asam tanek, daun dapdap tiga pucuk, diwaktu memetiknya jangan sampai ada orang lain yang tahu, beras merah, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat sakit perut, bengkak dan kembung, sarana, daun dausahaya,
[43b] dicampur lungid, ketumbar, bawang, adas, kemiri, garam, disemburkan pada perutnya. Obat kecacar bila ia disentri, sarana, pucuk urang aring tiga pucuk, kunir merah tiga iris, adas, ditumbuk yang halus lalu dibedakkan pada pinggangnya dan siksiknya. Bila sakit perut menusuk disana-sini, itu disebut cacar lomba-lomba, sarana, liligundi, kelor, masing-masing lima pucuk, bawang putih lima iris, air cuka tahun, setelah matang diminum. Obat bermacam-macam sakit perut, sarana, kulit pohon kendal batuka, pangkal pisang gedang saba, akar jeruju, akar paya puwuh, asam tanek, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong lara tka saking tanana, muksah saking tanana waras (Ya penyakit datang dari ketiadaan, hilang dari ketiadaan, sembuh).
[44a] Obat kecacar bila gelisah, sarana, ketimun, baligo, semua dikukus, ambil airnya, disemburkan seluruh tubuhnya. Obat kecacar bila gelisah, sarana, akar kembang sepatu putih, kulit pohon kendal batuka, pangkal pisang gedang saba, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat sembur kecacar pada mulai sakitnya bila matanya terpejam, sarana, kencur disemburkan pada sakitnya, bila ia gelisah, biji ketimun dipakai menyemburnya. Lagi obat sebagai pengendali kecacar didalam tubuh, agar cepat keluar, sarana, akar kendal batuka, nira manis, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong tungtung wewehan, aja sira suwe ring jro wtenge syanu, mtu sira ring jaba, tka hep (Ya ujung pemberian, jangan engkau lama didalam perutnya si anu, keluarlah dan sembuh). Obat kecacar bila tidurnya gelisah,
[44b] sarana, kenanga, kandal batuka, masing-masing diambil kulit pohonnya, umbi kayu tawa, jaruju keseluruhan, pangkal pisang gedang saba, ditumbuk dan disaring ambil airnya disemburkan seluruh tubuhnya. Bila ada orang sakit sering tidur dan perutnya bersuara kreak kreok itu cirinya cacar lingga, cacar badak di dalam tubuhnya, sarana, kulit pohon pule dibakar, ginten cemeng, disemburkan pada hulu hatinya setelah dikunyah. Bila asma, sarana, slagwi, kembang sepatu putih, bayam lalahan, masing-masing diambil akarnya, tombong, air basuhan ketan gajih, dicampur pijer, bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Bila batuk, sarana, air basuhan ketan gajih, terasi merah, santan, diminum setelah ditumbuk dan disaring.
[45a] Bila sakit langu (rambut rontok karena sakit), sarana, jeruk linglang, terasi merah, minyak, digosok pada sakitnya. Obat kecacar bila langu mulai sakit, sarana, kotoran sebatah, isen dipanggang, lalu disemburkan pada dahinya dan pangkal lehernya. Obat cacar bintik-bintik ujungnya biru, dan pangkalnya dadu, cacar itu disebut cacar gni (api), bila bintik-bintik merah seperti agak kotor, itu disebut cacar tembaga, bila tampak hitam pecah-pecah, cacar mangsi namanya. Bila bentuknya merata dan bintik-bintik tebal, cacar suku namanya, jangan dimandikan dengan air sungai, bila dimandikan dengan air sungai akan terjadi pecah-pecah, setiap hari disembur dengan air kelapa, sebagai obat minumnya, sarana, air kelapa muda, itu saja digunakan setiap harinya. Bila warnanya seperti pepai, bentuknya besar disekat bintik-bintik, itu disebut caacr pepai, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, tiga lembar,
[45b] lempuyang, umbi badung, beras merah, kulit jeruk purut, ditumbuk, lalu disemburkan, juga bisa dibedakkan. Bila bengkak pada seluruh persendiannya, sarana, cendana, maswi, disembur setelah dikunyah. Demikian pula cacar gagak, dan cacar naga, sarana, umbi sungsang, dioleskan pada cacar yang parah. Obat cacar tebal, sarana, paya puwuh, sanggawuk tiga butir, ketumbar tiga butir, santan kane, diminum setelah ditumbuk dan disaring. Obat kurang nafsu makan, bila mual-mual, sarana, temutis, akar pule, kelapa bakar, ketumbar, disembur hulu hatinya. Obat kecacar bila kerongkongan sakit tidak dapat minum obat, sarana, mentimun, uku, umbi kayu tawa, kelapa bakar, semua diparut, dicampur bawang dipendam, diminum setelah ditumbuk dan disaring.
[46a] Obat kecacar membatu, tidak bisa pecah, bila ingin memecahkan, sarana, kaki cecak, tunas waru, cabai bun bungkut, dibuatkan lobang penyakit tersebut, bila sudah pecah, lalu disembur, sarana, aha adem, daun kacemcem, daun kuang, daun nagka, isen diparut, dinyahnyah, lalu disemburkan. Obat kecacar dasarnya hitam, sarana, bunag dausa kling, bunga kayu putih, ditumbuk yang halus lalu dioleskan pada sakitnya. Bila bengkak warnanya dadu, ujungnya seperti warna abu, itu disebut cacar api, sarana, kacang hiaju sebelas butir, daun sirih yang tua uratnya sama, tiga lembar, cabai bun bungkut tiga buah, diisi lumpur, ditumbuk lalu dioleskan pada sakitnya. Bila warnanya hitam kebiru-biruan,
[46b] bengkaknya, itu disebut cacar katekulan, sarana, kilitan madat, bawang putih, jangu, ditumbuk diisi ludah merah lalu dioleskan, ini gejala, sakit kecacar antara lain; bila badannya panas, cacarnya merata keluar di permukaan kulit, tetapi panas badannya tidak mau turun, selalu meminta air, sampai selama enam hari, badannya tetap panas, itu cirinya cacar berbahaya, belum habis keluar dari dalam, bilamana si dukun kurang waspada pasti orang itu akan mati. Apa sebabnya ia meninggal, tiada lain karena pengaruh cacar api, cacar kekarangan, cacar minyak, cacar taruna, cacar lingga, cacar mirah, cacar tanah, cacar maya, cacar sasab, secara keseluruhan perutnya dipenuhi oleh penyakit cacar tersebut, itulah sebabnya ia mati, sarana, kelapa bulan yang kering, diparut diambil
[47a] santan kanenya, diisi empedu ayam merah, air basuhan ketan merah, diasab itu semuanya, gula pasir, gula sari, dicampur sari nagasari, ditumbuk disaring lalu diminum, dimantrai dengaqn puja srawe, dilengkapi upakara, sebuah daksina lengkap, uang 1700 kepeng, canang tiga tanding, burat wangi, lengawangi, masing-masing canang diisi uang 11 kepeng. Obat kecacar lagi pingsan, sarana, daun majagau, jebugarum, cendana, disemburkan seluruh tubuhnya, sebagai obat minumnya, sarana, daun cendana, bawang putih, jangu, cuka, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra; Ong sang pular pulir, mtu ring jabaning, dadi kita puwuh syah (Ya Sang Pular-Pulir, keluar di alam, jadi engkau burung puyuh). Obat kecacar bila normal panas tubuhnya, selalu ingin tidur, dan cacarnya jarang tumbuhnya, itu disebut cacar sunia,
[47b] itu bertanda akan mati, karena tangannya telah berkurang itu tidak dapat diobati. Bila ada orang sakit kecacar bila sudah keluar cacarnya, hendaknya diawasi dengan seksama, bila ada keluar cacar bentuknya seperti biji siliaya, warnanya hitam dan bercahaya, cacar wilaler namanya, itu penyakit cacar tidak dapat diobati, bilamana sang dukun bersikeras mengobati, bila ia sembuh sang dukun akan tidak dapat dihindari dari kematian, bilamana ia masih punya orang tua maka salah satunya sepantasnya menghisap sakit cacar itu, bila ia tidak punya orang tua niscaya orang itu akan menemui ajalnya, jangan diobati, si dukun harus mundur teratur, itu ciri-ciri orang
[48a] diambil kembali pulang ke surga Budalaya, demikianlah ucapan sastra ini. Obat kecacar yang terlambat tumbuhnya, sarana, tebu cemeng, tebu malem, madu, gula pasir, direbus, diminum setelah ditumbuk dan disaring, mantra pangeger kecacar dipakai mendoakan. Obat pelembab kecacar agar secepatnya meledak, supaya cepat berlobang, sarana, umbi kayutawa, kulit pohon mangga hijau, tombong, ketumbar, sanggawuk, ganti, masing-masing 11 butir, ditumbuk halus ambil airnya dipakai penyemburnya ini tentang orang sakit kecacar pada awal sakitnya, sarana, isen, lempuyang, masing-masing tiga iris, bawang putih, jangu, masing-masing tujuh iris, garam, disemburkan pada seluruh badannya, setelah selesai disembur lagi diawasi dengan seksama,
[48b] bila terasa parah, sarana, kelapa muda yang belum ada isinya, bawang putih, jangu, dibedakkan setelah ditumbuk. Bila ia tidur menjerit ketakutan itu cirinya cacar kumandhang, sarana, dedes, dioleskan pada antara keningnya. Bila ada orang kecacar menangis persendiannya terasa sakit menusuk-nusuk, bila tumbuh cacarnya di kulit, bila kaku dan membengkak, itu disebut cacar balung, cacar baligo, cacar dhaka, itu yang akan tumbuh, agar diwaspadai oleh si dukun memusatkan pikiran memejamkan mata. Keadaan cacar itu bila sudah keluar warnanya merah kekuning-kuningan, seperti telur laba-laba, itu disebut cacar jaran (kuda), bila warnanya hitam keputih-putihan, membentang tidak berbuih, itu disebut cacar lomba-lomba, bila warnanya putih kekuning-kuningan,
[49a] seperti buah kaleapu, itu disebut cacar taruna, sarana, sindrong jangkep, disemburkan. Bila bentuknya meruncing, disebut cacar tumbisi, sarana, akar manori, kulit jeruk purut, bawang putih, jangu, minyak kelapa, dipanaskan lalu dibedakkan. Bila tumbuh di mata itu disebut cacar naga, sarana, jebugarum, bawang putih, jangu, disemburkan. Bila sakitnya berdenyut-denyut, itu cirinya akan tumbuh cacar besi, sarana, kunir, jebugarum, ketumbar, disemburkan. Bila panas sekali tidak dapat menelan apapun, itu disebut cacar bunga, yang akhirnya menjadi cacar mangsi, sarana, asam dipanggang, bawang dipendam, kelapa, lalu dipanaskan, dibedakkan pada krongkongan orang sakit itu. Obat cacar tumbuh di hidung, di mata, di telinga, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama,
[49b] jebugarum, ditiup tiga kali, mantra; Ong mung ra hyang (Ya Paduka Dewata), obat cacar baligo, sarana, lempuyang, isen kapur, beras merah, ketumbar, bawang putih, jangu, disemburkan. Obat kecacar bila tumbuhnya bersamaan, sarana, daun sirih tua yang uratnya sama tiga lembar, bawang putih, jangu, ketumbar seharga 1 kepeng, disemburkan, ini mantra penyahak, mantra; Ong sato sapa dewa, dewa lumaku tuna liwat, dewa uli di majapait, ican ida puwuh katumbah, tka byar apadhang, tka sahak (Ya binatang mengutuk dewa, dewa berjalan-jalan, dewa dari Majapahit, pemberian beliau Puwuh Ketumbah. Byar terang-benderang), diucapkan tiga kali. Ini tentang orang sakit kecacar sebagai upakara kurbannya, sebagai penjarang kecacar, pada awal cacar itu tumbuh, disitu hendaknya membuat sanggar
[50a] cucuk, diisi sujang, masing-masing diisi nira dan air, candiga, lengkap dengan upakaranya sanggar tersebut, upakaranya, tumpeng putih kuning, diisi ikan kodok dipecel, ditempatkan pada tangkih, dan canang gantal satu tanding, canang buratwangi lengawangi tiga tanding, mantra; sira kabubuhan kacacar, sira bhuta kala orahan mutah aher, sira bhuta raremik, sira kabubuhan wita tempel, sira bhuta mlayu, dakang wesi, singnya dakang kekarangan, ya mawayangin dhakang, mandadi kita dhakang mancawarnna, pun walandha memalik nadhi dhakang nasi, dadi dhakang sanggawuk, maka padyusanira (Beliau bertaburan cacar, engkau para Bhuta, para dhakang, sebagai tempat mandi beliau), sarana, air ditempatkan pada periuk baru, mantra;
[50b] Ong gattha gatra, gatri-gatri, mantra-mantri, mantri-mantri, aku sanghyang brahma dibatu ringgit (Ya Gatha-Gatra, Gatri-gatri, mantra-mantri, mantri-mantri, aku Sanghyang Brahma di Baturinggit), setelah diberi doa, laulu dimandikan orang sakit itu, pada akhir cacar itu tumbuh, baru upacara tersebut dilakukan, lagi upacara kurban yang dipersembahkan pada arah kaki tempat tidur orang sakit itu, nasi beras merah dibentuk bulat, ikannya bawang, sirih porosan, ditaruh di arah kaki orang sakit itu, bila sudah selesai melakukan kurban untuk orang sakit kecacar itu, lalu dibuatkan upakara, sarana, sanggar cucuk, diisi sujang masing-masing diisi air nira dan air, dan sampian candiga, lalu dipancangkan di depan tempat keluar masuk pintu pekarangan rumah, upakara yang ditaruh disanggar itu, dua buah tumpeng putih kuning, diisi pecel ikan kodok, sayur dapdap, sambal gamongan, pencok kacang
[51a] ijo, dan canang, buratwangi lengawangi tiga tanding, sebuah daksina itu dihaturkan pada sanggar tersebut, dan upakara yang dihaturkan dibawah depan sanggar, satu buah daksina, uang 170 kepeng, dan upakara daksina selengkapnya, peras, nasi ketupat, tulung sesayut, rantasan sapradeg, bila sudah selesai upakara itu dipersembahkan, daksina dan rantasan, ketupat yang diisi telur bungkulan, pasucian, yang terletak di bawah sanggar itu diambil ditaruh di atas tempat tidur orang sakit itu. Upakara yang berada pada sanggar itu yang berupa daksina juga ditaruh di atas tempat tidurnya, upakara itu diambil disaat memecahkan cacar itu, mantra menghaturkan sesajen, pada tempat yang ditentukan, mantra; pukulun sanghyang durbhali, sira sang bhuta rangga urehan, kaki sang bhuta karimpus
[51b] sira ta katiga wisesa, panguluning gring kecacar, angungguh akna manusa nira punanu, katiban dakang, inutus denira bhatara buddha, hana sarining tumpeng roro, iwak gadagan, sambel gamongan, jangan dhapdhap, pencok kacang ijo, sajeng maring sujang, ika ganjaranira hamet, wus sira amangan anginum, gentos akna wisya ne syanu, tunggunen manusa gring kacacar, haywa lali, tka purnna (Paduka Bhatara Durbali, beliau Bhuta Rangga, Karimpus, Urehan, ketiga amat sakti, pangkal sakit cacar pada manusia diutus olek Bhatara Bdddha, terimalah sajen persembahanku, ingat sembuhkan sakit cacar pada manusia), diucapkan tiga kali. Ini mantra segehan, ih sira sang bhuta ulung ngalung, iti bukti sajinira , jika sudah berumur sembilan hari lalu diangget di tempat permandian. Ini mantra diwaktu ngangget, sarana, air cendana, setelah selesai memberi doa, lalu dipercikan pada orang sakit
[52a] dengan ujung alang-alang tiga helai, diikat dengan benang putih tiga lingkaran dan pada ubun-ubun orang yang sakit juga dilingkari tiga kali oleh benang tersebut, mantra; Ong amerttha sarira suddhamam nama swaha (Ya Tuhan pemberi kehidupan di dunia ini), setelah demikian diangget dengan daun pandan tiga potong, ditulisi sastra ini, mang di hati, ung di badan, ang di kaka, mantra; pukulun sanghyang jagat natha, amngke syanu anganggeetin, kaslehan dening bhatara surrya candra, kahinganan bhatara gangga, mlayu kang malane syanu, Ong siwa mrettha ya nama swaha, Ong gangga mrettha ya nama swaha (Paduka Sanghyang Jagat Natha, dikunjungi oleh Bhatara Surya Candra, demikian juga Bhatara Gangga, larilah nodanya si anu. Ya Dewa Siwa pemberi kehidupan dan juga Dewa Gangga), setelah demikian ini mantra untuk mewujudkan pandan di tubuh orang yang sakit, mantra, Ong mang iswara sarira mrettha suddha ya namah swaha (Ya Dewa Iswara pemberi kehidupan maha suci di hati), di hati. Ong Ung wisnu mrettha sarira
[52b] suddha ya nama swaha ( Ya Dewa Wisnu pemberi kehidupan maha suci, di tubuh) , di tubuh. Ong Ang brahma mrettha sarira suddha ya nama swaha (Ya Dewa Brahma pemberi kehidupan maha suci di kaki), di kaki. Ini mantra prelina bhatara buddha dan sanghyang bhuta tiga wisesa, mantra; Ong durgga taya jagat natha, moksah sarira dewata swargga siwalaya, dewi sridewi dewa sapurnnam, pukulun sanghayng bhuta tiga sakti, panguluning gring kacacar, mantuk ring kayanganira ring swargga siwalaya, Ong sarwwa bhuta byo swaha (Ya Durga perwujudan Jagatnatha, menyatu dengan dewa di surga, paduka sanghyang Bhuta Tiga Sakti, sumber penyakit cacar, kembali ke sorga, Ya semua Bhuta). Setelah demikian ini doa sebagai pengantar sesajennya, mantra; pukulun hyang dhurbhali, sang bhuta rangga urahan, kaki sang bhuta karimpus, iti panyambrama nira punanu, sampun anganggetin, angatur aken sarapet, sarining (Paduka Hyang Durbali, sang Bhuta Rangga, Urehan, Karimpus, sebagai penyambutan, terimalah sajen persembahan kami, semoga manusia dibebaskan dari segala penyakit)
[53a] tumpeng roro, maiwak gadagan pinccel, sambel gamongan, jangan dapdhap, pencok kacang ijo, sajeng ring sujang, hana maka duluran ipun, sarining peras ajengan, sarining laklak tape, sarining anaman, sarining dhaksina, wus ira amangan anginum, mantuk kita ring swargga hyang buddha laya, haywa sira malih angepok manusa nira punanu, tka purnna, tka lwar, diucapkan tiga kali, tentang sesajennya seperti yang tertulis pada mentra di atas jangan dikurangi. Bila mandi di sungai sesajennya, dua buah tumpeng putih kuning, sebuah canang diisi uang 2 kepeng, mantra; pukulun paduka bhatara wisnu, ingkene sira alungguh, sanghyang airmili naman padhuka bhatara, lah atangyaa ta sira, hana maka (Paduka Bhatara Wisnu, ketika berstana di sini bernama Sanghyang Airmili, bangunlah beliau, membersihkan kekotoran tubuh manusia)
[53b] aturan ingsun, hana ganjaran sira, manusan paduka bhatara, mangkin anganggetin, adyus ring padhuka bhatara, gentos akna wisyane ring awak sariran ipun, wawu rawuh ring tukad, sira adyus, durung anganggetin. Ini mantra mendoakan daksina, mantra; Ong suksma mtu, tka jnek ring sariran ingsun (Ya Dewa suksma keluar, berdiam di dalam tubuhnya si anu). Mantra dupa; Ong brahma nama siwa ya, Ong dewa kala sakti, ya nama swaha, maha mowani sancaya ya we nama siwa ya (Ya Dewa Brahma dan Siwa. Ya Dewa Kala Sakti), lalu dupa itu ditujukan kepada orang yang sakit setelah selesai diangget. Ini mantra doa sesajen; Ong sanghyang raditya wulan lintang tranggana, nguniweh sang rumaksa rahina mwang wengi (Ya Dewa Matahari, Bulan dan Bintang, lebih-lebih yang menjaga siang dan malam, beliau saksi manusia ketika kena penyakit)
[54a] sira pinaka saksining manusa nira sininggahan kabaya sangkala, sampun anganggetin, inget akna mangde sampun kaping kalihan. Mantra menghaturkan pras, mantra; kaki dhakang, nini dhakang, aja sira ring awake punanu, iti panbasania tka lwar (Kaki dan Nini Dhakang, jangan engkau di dalam tubuhnya si anu, ini sebagai penebusannya), diucapkan tiga kali dan lagi mantranya; Ong sudha sudha parisuddha, suddhamala lara rongga, tka purana waluya jati, presuddha ya nama swaha (Ya kesucian tanpa noda, melebur segala malapetaka, sehatlah seperti semula), tetapi permulaan harus disaksikan oleh Dewa Surya, setelah selesai kepada Dewa Suryya lalu kepada sang bhuta tiga wisesa, demikian jangan dilupakan. Ini tentang pelaksanaan sakit kecacar agar tidak tumbuh cacar pada persendian, disaat ngangget buatkan obat
[54b] sarana, paku jukut (paku yang dipakai sayur), tampak liamn, sikukundhan, paya puwuh, kayutawa, masing-masing diambil akarnya, ditumbuk dan disaring, air basuhan beras putih, air jeruk linglang, sarilungid, bawang pendam, mantra; Ong bujiku, buddha buddhiku, waha wah (Ya Bujiku, Buddha jiwaku, sembuhlah), diucapkan tiga kali, rep sya mtu diucapkan tiga kali. Obat kecacar pangadwan, sarana, satu buah kemiri jentung, kacang putih dua butir, katumbah dua butir, semua dinyahnyah, mantra; lamun tumbuh ta sira dini, tumbuh pangadwane syanu, lamun twara tumbuh sarat dini, twara tumbuh pangadwane syanu, j\'f6ng (Jika menjelma di sini, menjelmalah di dalam tubuhnya si anu, jika tidak menjelma dengan serius, jangan menjelma di sini), sarana, rerajahan ditanam di bawah atap rumah orang sakit itu, wujud rerajahan itu berupa kdhi. Obat cacar pangadwan (cacar persendian), sarana, daun dausahaya yang kuning, kunir merah tiga iris, bawang
[55a] tiga iris, garam, disembur pada sakitnya. Obat cacarpangadwan, sarana, jaruju, paku jukut, paiduh, katepeng, semua diambil akarnya, ditumbuk, air basuhan injin (beras hitam), bawang, kelapa, direbus dengan kuali baja, setelah matang diminum. Obat pangadwan, bila bengkak seluruh persendiannya, sarana, tmu konci, kunir merah, maswi, semua dicincang, diisi garam, disembur pada bengkaknya, lagi sebagai obat minumnya, sarana, tebu malem, baligo harum, silagwi, umbi kayu tawa, adas, diminum setelah ditumbuk dan disaring, lagi bila bengkak seluruh persendiannya, sarana, daun dausahaya yang kuning, kunir merah, isen, maswi, semua dicincang
[55b] dicampur garam dinyahnyah, disemburkan pada sakitnya, lagi obat cacar pangadwan, sarana, kulit pohon mangga hijau, maswi, isen, semua dicincang, garam dinyahnyah, lalu disemburkan. Lagi obatnya, sarana, daun baligo harum, basa wangen (bumbu wangen), ditumbuk yang halus dibedakkan dimana bengkaknya, lagi obatnya, sarana, daun sirih yang tua uratnya sama, daun lempeni putih, daun kambo-kambo, maswi, isen, ditumbuk yang halus, dibedakkan pada bengkaknya. Bila cacar itu lukanya dalam, demikian pula cacar persendiannya, segala penyakit cacar yang lukanya dalam, sarana, kulit pohon mangga hiaju, maswi, isen, ketumbar, beras merah, semua dinyahnyah, ditumbuk yang halus,
[56a] lalu ditaburkan pada lukanya. Lagi obatnya, sarana, lempeni keseluruhan, kulit pohon kacemcem putih, maswi, isen, ketumbar, beras merah, semua dinyahnyah, ditumbuk yang halus, ditaburkan pada lukanya, lagi obatnya, sarana, isen kapur, maswi, beras merah, semua dinyahnyah, ditumbuk halus ditaburkan pada lukanya, lagi obatnya, sarana, daun paku nyarem, ketumbar babolong, isen, semua dinyahnyah, ditumbuk yang halus lalu ditaburkan pada lukanya. Obat kecacar agar tidak sampai terjadi sakit persendian, disaat melobanginya buatkan sarana, isen, glagah, alang-alang, masing-masing tajinya (yang baru tumbuh), paspasan, rumput blulang, semua diambil akarnya, daun sirih yang tua uratnya sama,
[56b] tiga lembar, umbi kayu tawa, kunir merah, baligo harum, tebu malem, masing-masing tiga iris, ditumbuk lalu dicampur garam uku, diperas disaring diminum. Obat pengadwan, sarana, daun dausahaya yang busuk, waktu mengambil jangan kena bayangan, isen tiga iris, ditulisi seperti ini, ketiga iris tersebut lalu ditumbuk halus, dioleskan dengan bulu ayam, mantra segala penyakit cacar, Ong sanghyang baganca jnengana, ika weh tamba, tka bhatara guru, anambanin, tka waras (Ya Sanghyang Baganca Jnengana, berilah itu obat, datanglah Bhatara Guru mengobati, sembuhlah), diucapkan tiga kali. Ini kekambuh tungguh ditaruh pada pekir, mantra; Ong siwa sadha siwa prama siwa yan kambah siwa, sadha (Ya Dewa Siwa, Sada Siwa. Parama Siwa, jika kumat silakan pada si anu, jika tidak si anu tidak kumat, tidak kena penyakit lagi, ampuhlah mantraku)
[57a] siwa, prama siwa, kambah syanu, yan tan kambah siwa, sadha siwa, parama siwa, tan kambah syanu, tan keneng kasampahan, kaungkulan, tka kedep sidhi mandi mantranku , diucapkan tiga kali. Lagi kekambuh tungguh, tulisan pada pekir, mantra; Ong siwa, sadha siwa, parama siwa, manusanira anjaluk kekambuh, kaya iki, Ong, ah, ca, ya, bhuta ya namah (Ya Dewa Siwa, Sada Siwa, Parama Siwa, hamba mohon kekumatan seperti ini), diucapkan tiga kali. Ini ada lagi antara lain, bila orang kambuh kecacar, bila di dada, di punggung, di perut, di lambung, di tangan, dan di kaki,
[57b] walaupun dimana tempat sakitnya, diobati dengan obat seperti di bawah ini, sarana, daun dausahaya yang kuning, tiga lembar, kunir, bawang, masing-masing tiga iris, diisi garam, tidak didoakan, lalau disembur pada sakitnya. Ini tentang pelaksanaan sakit kecacar bila datang wabah penyakit yang mengakibatkan banyak orang mati, sarana, sanggar agung, diisi penjor bambu buluh kuning, tetapi hanya satu batang yang besar dan panjang, yang masih ada daunnya, bambu itu dirajah gama murthi , berwujud geni anglayang, setelah selesai ditulis (digambar), sarana, suci asoroh, daksina satu buah, peras satu buah, lengakap dengan upakara suci, suci itu dihaturkan di sanggar agung itu, dan upakara yang lainnya, sanggar agung itu hendaknya ditaruh di Puseh milik desa, itu dijaga setiap hari dihaturkan segala macam sesajen
[58a] oleh masyarakat desa, bagi mereka yang belum kena kecacar, agar mereka berbakti kepada ciptaan Dewa Gana itu, untuk penghormatan kepada yang maha kuasa, mantra; Ong indah ta kamu bhatara Gana, tulung manusanira katiban lara kacacar, urip akna manusan hulun, sa, ba, ta, a, i, na, ma, si, wa, ya (Ya indahlah Bhatara Gana, tolong manusia paduka kena penyakit cacar, hidupkanlah manusia hamba), ini upakara sesayut sakit kecacar banyak yang mati, bila saat sasih ke-5, ke-6, ke-7, ke-8, ke-9, bilamana disaat itu terjangkit penyakit kecacar, pahalanya akan sempurna, dengan syarat mendirikan sanggar cucuk bambu kuning, ditulis gambaran cintya, serta senjata nawasanga, salimpet lima dan salimpet tiga sankan para, sanggar itu didirikan di pintu keluar rumah dibagian kiri, diisi banyak lamak janur kelapa, diatas lamak diisi pandan, palawanya miana
[58b] cemeng, diataruh di sebelah kiri dan dausakling ditaruh disebelah kanan, dan daun kayu tulak ditaruh diatas sanggar itu, sesajennya, sarana, nasi penek, ikan kuning telur, dan kacang komak, canang satu tanding, dan segehan dihaturkan di bawah di depan sanggar, sarana, sekepal nasi, garam hitam (garam dicampur arang), canang satu tanding, dan disertai segehan biasa lima tanding, dihaturkan setiap hari, ini ucapannya, mantra; ra kaki byasala, ra nini byasali, ra kaki marosi, ra nini marosi, aja sira maparek ring hulun, ring anak putu rabining hulun, mangkat kita mari ngayah, janur jipang peparanta, apan gurunmu hana ring kano, gurunmu aguru ring aku, lah pomaa, aja lali, Ong bhuta mang mang (Kaki Byasala dan Nini Byasali, Kaki dan Nini Marosi, jangan engkau dekat dengan aku, terhadap keluarga, pergilah engkau karena gurumu ada di sana, gurumu berguru padaku, jangan lupa hai Bhuta)
[59a] kala mang mang, mang mang sarwwa durgga durjjana, ih nini bhagawathi, kaki bhatara kala, i bhuta abang, i bhuta putih, i bhuta ireng, aja sira anulara anak putu rabiningsun, iti sanghyang cintya murtthi ngadeg, ring awaku, sing tka durgga kala nembah, tka rep sirep , diucapkan tiga kali
[59b] ini penolak sakit kecacar, serta wabah penyakit penyebab banyak orang mati, sarana, sanggar cucuk bambu kuning, ditulis gambar Taya, serta senjata nawasanga, salimpet tiga dan heler tunggang meneng, sangkan para, pelawanya kayu tulak, miana cemeng, lamaknya pandan, dan janur kelapa, sesajennya, nasi kuning dua pulung, ikan sari telur itik, kacang komak, sudang, sesaur, canang satu tanding, sanggar tersebut dihaturkan sesajen selama tiga hari, setelah tiga hari lagi dihaturkan sesajen nasi satu kepal, garam hitam (garam dicampur arang), itu dihaturkan setiap harinya selama 42 hari, juga bisa sampai waktu tiga bulan, mantra; Ong sanghyang Taya ta ngaranku ring bhuwana kabeh, apan aku uriping jagat, uriping dewa, manusa, uriping sarawa mambekan, uriping (Ya Sanghyang Taya namaku di dunia semua, aku menghidupkan dunia ini, tanpa kecuali)
[60a] bayu sabdha idhep, Ong Ong sarwwa durgga, byah dhurattha . Ini tentang dijangkiti penyakit kecacar, membuat sanggar cucuk bertangkai satu, ditaruh di pintu keluar pekarangan rumah di sebelah kanan, dan sesajennya, tumpeng anget-angetan, ikan pelas kelapa, sayur ranti, sambalnya tidak diisi terasi, sanggar itu diisi sujang, sujang yang sebelah kiri diisi nira sujang yang kanan diisi air, caniganya bunga kembang sepatu, disaat menghaturkan upakara sesajen itu disaat senja, dan sesajen di pintu keluar pekarangan rumah, bubur ditempatkan pada suyuk, disuguhkan di pintu keluar pekarangan rumah (di lebuh), dilengkapi beras dan uang, bila sudah malam lalu diacung-acungkan obor pada rumahnya kemudian dilanjutkan ke jalan raya, lalu obor tersebut di buang
[60b] di jalan raya, ini mantra menaruh sesajen di sanggar cucuk, mantra; kaki bhuta siwa gni, nini bhuta siwa gni, bapa bhuta siwa gni, kita kinen denira bhatara bhuddha, angungguhang manusanira katiban dakang, aja sira lali sahinge, salah ulah, yan hana sahalaning dakang, sira anambanin, lah poma (Kaki, Nini dan Bapak Siwagni, engkau disuruh oleh Bhatara Buddha mengobati manusia kena penyakit dakangan), diucapkan tiga kali, bila disaat ngangget juga dilakukan mantra, pada saat menaruh sesajen pada sanggar, mantra; kaki bhuta siwagni, nini bhuta siwagni, bapa bhuta siwagni, kita kinen denira bhatara buddha angungguhang manusanira katiban dakang, iki ganjaranira pamantuka sira ring buddha laya, manusanira sampun anganggetin haywa sira (Kaki, Nini dan Bapak Siwagni, engkau disuruh oleh Bhatara Buddha mengobati manusia kena penyakit dakangan)
[61a] anggepok malih, poma tka lwar , diucapkan tiga kali, dan lagi mantra dan sesajen yang dihaturkan di pintu keluar pekarangan rumah, sarana, nasi satu kepal, diisi ikan urab merah dan urab putih, dan urab darah, mantra ; kaki anglaraninn ingsun, kawruha larania, kitot ogel, kipukang, kimarit, kigtih, kiuyup, iti ganjaranira hamet, tka purnna (Kaki menyakiti hamba, ketahuan sakitnya beberapa orang. Ini ganjarannya ambil, sembuhlah sempurna), diucapkan tiga kali, sesudah berselang sembilan hari lakukan dipecahkan di tempat permandian, upakaranya seperti yang didepan, dan mentranya juga sama seperti di depan, baru tiba di sungai, lakukan mantra memohon kepada Dewa Wisnu, setelah selesai berdoa, lalu air itu diambil dengan tambang, dengan katil juga bisa, dan sangku juga boleh, lalu orang sakit kecacar itu dimandikan ditengah sungai,
[61b] yang airnya mengalir, bila sudah selesaii dipecahkan cacar tersebut lalu dilukat orang sakit itu dengan air suci itu, yang berada pada tambang, mantra; Ong banyu mala ring raga, yan hana alaning raga aku angilang aken, yan hana talutuhing raga, aku amresihin, bhatara asung bayu, saka sangga dening bhatara, bhatara amtokaken puwuh, apan aku bhatara kala wastu, aku bhatari kala wastu, puwuh aku bhatara kala wastu, angungkulin tan kaungkulan, lumaku tan kawayangan, angilang akna lara roga wikrama pramala, muksah (Ya Banyumala di dalam tubuh, jika ada penyakit di dalam tubuh, aku yang akan menghilangkan, karena aku Bhatara Kala Wastu yang sakti), diucapkan tiga kali, dan lagi sebagai penyucian orang sakit kecacar, sarana, air bersih, ditempatkan pada periuk baru, boleh juga dipakai batok hitam
[62a] lengkap dengan daksina diisi canang satu tanding, ditaruh diatas daksina tersebut, sebagai dasar kegaiban dari mantra tersebut, pahalanya akan bersih segala noda penyakit cacar dan segala kekotoran bhatin, mantranya sama dengan mantra penglukatan pemecahan yang didepan, ini sebagai penguji penyakit kecacar hendaknya dilakukan pada awal sakitnya, sarana, periuk baru, diisi air, samsam dausakling putih, bunga putih, beras putih, dan daksina selengkapnya, uang 700 kepeng, diisi canang satu tanding, serta buah-buahan, dan sebagainya. Bilamana orang laki yang menderita kecacar, ini mantranya; cai cili gosti, purus miyik, ida tka mangraratha, alinggih andhikani (Kau Cili Gosti, beliau datang menaiki kereta memberitahumu, beliau datang berdiri, rontok bulu pelirmu menjadi segala jenis puwuh)
[62b] gosti, ida tka mangadeg, aas bulun butuh i gosti, mandadi puwuh lampeni, puwuh ganti, puwuh musi, puwuh nasi-nasi, dadianira kabeh, dadianira puwuh syah, diucapkan tiga kali. Bilamana orang perempuan yang menderita kecacar, ini mantranya; kaki cili gosti, baga miyik, ida tka mangadeg, aas bulun telin i gosti, mandadi puwuh sanggawuk, puwuh katumbah, dadi kita puwuh syah (Kaki Cili Gosti, beliau datang berdiri, rontok bulu vagina i gosti menjadi segala jenis puwuh), diucapkan tiga kali, setelah selesai melakukan mantra, lalu dimandikan orang sakit kecacar itu di depan sanggar kemulan, pahalanya akan sempurna tumbuhnya cacar itu. Ini Usada Kecacar, kepunyaan Fakultas Udayana Denpasar, selesai ditulis
[63a] oleh Ida Bagus Ketut Kajeng, dari Desa Lambing, prebekelan Mambal, distrik Abian Semal. Pada saat hari Rabu Kliwon Uku Ugu, pada bulan terang kapertama sasih ke-5, rah 3, tenggek 8, pada tahun \'e7aka 1883 , bila disesuaikan dengan tahun masehi tanggal 11 Oktober 1961 [End]
0 komentar:
Posting Komentar