Lontar Usada Buduh / Pengobatan Penyakit Jiwa
Udayana University - The Faculty of Letters
Udayana University - The Faculty of Letters
[1b] Ini pengetahuan segala penyakit gila. Obat segala macam penyakit gila, sarana. Air putih yang baru, bunga kamboja, 11 biji beras galih (beras yang tidak patah), peras dan masukkan ke dalam sibuh ( bagian dari tempurung kelapa kecil), setelah dipuja, dipercikkan, diraupkan, dan diminum 3 kali, sisanya usapkan pada orang yang sakit. Pada saat membacakan mantranya, mata tertuju ke air itu, pujalah Sang Hyang Tiga, satukan rwa bhineda (dualistis) itu, di ujung grananta (hidung), dengan sungguh-sungguh, jika terlihat terang seperti awun-awun namanya, luruskan dengan pasti, pertaruhkan tenaga kita. Namanya. Demikianlah keadaannya, mantra: Ih Babu Kamulan ingsun anyaluk tetamban lara edan, babune si anu maor usuasa, karusakena panone si anu salah oton, pangelipur ring ati, muwaras, 3, sidi mandi sapanku maring si anu, muwaras.
[2a] Obat penyakit orang gila dengan ciri bernyanyi-nyanyi dan menyebut-nyebut nama Dewa. Sarana: Kunir (Curcuma domistica VAL) yang warnanya kemerah-merahan, ketumbar, garam bercampur arang, dipakai jamu, masukkan setetes ke hidung dan mata. Setelah itu kembali diminumkan air kelapa muda dari jenis kelapa mulung (kulitnya hijau, sabut di bawahnya berwarna merah). Obat orang gila dengan ciri menangis siang malam sambil menyebut-nyebut nama seseorang. Sarana: putik kelapa nyuh mulung dan akarnya yang masih muda, pantat bawang dua biji, adas (Foeniculum Vulgare MILL) dua biji, dan ketan hitam, minumkannya. Obat orang gila dengan ciri suka pergi kesana-kemari. Sakit itu namanya edan kabinteha. Sarana: ketumbar 25 biji, asam tanek (asam dikukus), gula enau, santan kane (kental) minumkannya. Sebagai bedaknya, sarana: kelor munggi (Moringga Oleifera LAMK) setangkai, setangkai kesawi , pala, tri ketuka (bawang merah, bawang putih, dan jerangan), air cuka. Inilah mantra obat dan borehnya, Mantra: Ong
[2b] asta astu ya nama swaha, ala-ala ilili swaha, sarwa bhuta wistaya,sarwa guna wini swaha, ah astu ya astu (Ya Tuhan, semoga kami selamat, segala penyakit dan gangguan hilang), 3. Obat orang gila dengan ciri suka tertawa dan melucu, sarana: Paria lempuyang (sb Zingiber), ketumbar, tri ketuka, air cuka, minumkannya. Lagi borehnya semua, sarana-sarana kelor munggi,intaran bersama kulitnya, liligundi ( vitele trivolia ) 9 pucuk daun, Ramuan-ramuan umbi gadung (dioseoria hirsuta ), air cuka teri ketuka, Mantra : Ong edan-edan a nama swaha waras (Ya Tuhan, semoga penyakit gila bisa disembuhkan). Obat orang gila yang suka bermain kotoran ( tinja ). Sarana-sarana setangkari sulasih, ginten hitam dan buyung-buyung ( sejenis perdu bunganya seperti lalat ), bersama daunnya. Setelah diulek remasi sidem (semut hitam ) dan semut tungging teteskan di mata sampai telinganya . Obat sakit gila dengan ciri suka berkata aneh dan suka turun . Sarana: kelor munggi , kesawi, bawang
[3a] adas , tri ketuka, minumkannya , dan teteskan pada hidung sampai mata . mantra-mantra : Ong hyang astu ala-ala ili-ili sarwa brang grang wini swaha, waras (Ya Tuhan, semoga segala penyakit dapat disembuhkan). Obat sakit gila yang sering disertai epilepsi , sarana : paci-paci (sejenis perdu berbatang kering berdaun lancip dan kasar ) beserta bunganya, memetik jangan menginjak bayangan kita, isi kemiri , pala , jarangan ( Acous Calamus LINN ) , mungsi ( Carum Copticum BENTH ), dicampur, minumkannya, ampasnya pakai boreh . Mantra : Ong sang Depadaa angumbang ring saksi, luarakena banyu wus wasane si anu, mundurana kita den agelis, mundur kita wetan, kidul kulon lor ring tengah, metu ngambah ke baga purus (Ya Dewa Depadaa yang sakti, alirkanlah kekuatan tenaga si pasien, lenyaplah segala penyakit dari segala penjuru, dan keluar melalui lobang dubur dan kelamin). Obat orang sakit gila dengan ciri ngomong tidak karuan dan sering mengambil barang yang tidak berguna ( pati jelamut ) , nama penyakit itu edan kabinteha, sarana : merica putih diulek , dengan air jeruk . Ramuan : uleni dengan semut hitam ( sidem ), beningannya teteskan pada mata , telinga , pada hidung. Setelah dipuja lagi
[3b] tetesi hidungnya, sarana : bawang putih 2 biji, merica putih 2, air dari gosokan cendana , air jeruk yang bening , banyaknya berimbang . Beningnya itu teteskan pada hidungnya . Obat sakit gila dengan ciri suka tidur dan tidak enak makan serta minum , sarana : 7 helai daun sirih yang urat daun kiri dan kanan bertemu di tengah-tengah , dirajah seluruhnya , 7 butir merica , garam diminumkannya . Ampasnya dipakai menyemburi seluruh tubuhnya . Obat sakit gila dengan ciri suka meratap,menangis tidak karuan, siang malam, sarana : kelapa mulung , kemiri jetung ( biji buahnya satu ) , kemiri biasa , sama-sama satu biji , bawang , mungsi , ketumbar , teteskan di hidung , di mata , dan di telinga . Ampasnya dipakai membedaki seluruh badannya . Obat orang sakit gila dengan ciri galak terhadap semua orang, sarana : daun sirih tua temu rose, dirajah /gambar seperti ini :
[4a] Ketumbar, mungsi sama-sama 3 biji, lengkuas, 3 iris, teteskan pada hidung dan telinga, ampasnya dipakai membedaki seluruh badannya. Obat sakit gila dengan ciri suka menari dan bernyanyi, sarana: sembung bangke (jenis tanaman perdu yang tumbuhnya merambat, daunnya panjang dan runcing), sembung gantung, liligundi (vitek tripolia), intaran, bersama akarnya, tri ketuka, air cuka. Beningnya dipakai menetesi telinga dan hidung, ampasnya pakai bedak dan boreh.. Mantra: Ong arah-arah greha ah teka sidhi swaha (Ya Tuhan, semoga segala brntuk kegaduhan hilang). Obat sakit gila dengan ciri bernyanyi-nyanyi siang malam , sarana: kejanti, kencur, lempuyang, bangle (sejenis temu rasanya pedas, pahit, bau kurang enak), jahe, merica, teri ketuka, bawang, sinrong ((rempah yang biasa dipakai parem), air cuka, sidem (semut hitam pohon). Teteskan pada telinga, pada hidung. Ampasnya pakai bedak. Obat orang sakit gila dengan ciri suka mengulum sesuatu, sarana: minyak wangi,
[4b] sulasih wangi, mungsi, dicampur. Teteskan pada hidung dan telinga. Ampasnya pakai bedak, mantra: Ong arah-arah, wayamanisa, wagrana, wisuaha. Obat orang gila dengan ciri perutnya bengkak, sarana: liligundi, kantawali (tumbuhan menjalar dengan rasa amat pahit), mungsi, pala, air cuka didadah (digoreng dengan air), minumkannya, mantra: Ong arah-arah, ya atutur-tutur namah swaha (Ya Tuhan, semoga ingatan pasien normal kembali). Obat orang sakit gila dan juga badannya panas, sarana: selegui laki perempuan tampak liman disebut juga tutup bumi (Elephantopus LINN), gelagah, ilalang, kasembukan (urang-aring), bersama akarnya yang muda dipakai, kulit akar kendal (sejenis pohon waru, ujung daun runcing dan buahnya kecil-kecil bergetah), pulasari (Alixia stellata R & N), ginten hitam, bawang adas, sepet-sepet (tumbuhan berbatang keras daunnya kecil-kecil lancip memanjang, salah satu jenis rempah-rempah), lapisan lendir pohon kendal, daun dapdap tis (Erythrina Varegita), kendal, beligo arum (lagenaria leucantha Rusby), segumpal tombong (kentos kelapa), beras merah, digilas dan dibuat tum (dibungkus daun lalu dikukus), agar masak sekali. Setelah matang, tuangi air tebu hitam yang dibakar. Beningannya
[5a] teteskan di telinga, di hidung, di mata, dan minumkannya. Ampasnya dipakai memborehi seluruh badannya, dan semburkan pada sisi dahinya sampai sisi seluruh rambutnya. Sarana: daun kenanga yang kuning-kuning, sari lungid, kemenyan madu, kerokan cendana. Ramuan: sintok (salah satu rempah), lempuyang, perasannya dipakai menetesi . Ada lagi sebagai uap (boreh pada bagian tertentu seperti dada , perut bagian bawah ) segala yang tis (sejuk) . Boreh kakinya segala yang hangat pakai dan mantrai seperti di depan. Obat orang yang lama mengidap sakit gila , kadang kumat dan kadang ia sehat . Sarana: sebagai dasar 2 iris lengkuas , daun uku-uku / lampes / ruku-ruku ( Ocimum Sanctum LINN ) hitam, mungsi , ampasnya rendam dengan cuka , sekarang rebus , besoknya baru diminumkannya , dan teteskan pada telinga , pada mata , pada hidung . Ampasnya pakai bedak . Obat orang sakit gila dengan ciri ia sering menari
[5b] sarana: dause keling ( tanaman pagar berbatang keras , buahnya kemerah-merahan ) bersama akarnya, gula enau , teteskan dan minumkannya, mantra: Ong paraatma atma pariatma, sarwa graha wina sidhem swaha, waras, 3. Obat orang sakit gila dengan ciri sembrono tak menentu , sarana : Segala jamur yang tumbuh di atas batu , akar hawa keroya / beringin ( Ficus Benyamina LINN ) , teri ketuka , bangle 7 iris , mungsi , air cuka , intinya . Air perasannya kemudian rebus , setelah itu beningannya teteskan pada telinga , pada hidung , pada mata . Ampasnya dipakai memborehi seluruh badannya, mantra : Ong lara muksah tutur remut, 3, anduh kita manongosin, jadma manusa maluaran kita, tan pamangan. Malih kita maring panangkan kita rauh sang bayu teka lara lunga waras. Obat orang sakit gila dengan ciri menunjukkan rasa takut, sarana: akar kekara (Dilicos Labb LINN ) sejenis kacang-kacangan buahnya agak pipih ) merah, kekara putih, tetapi yang sudah berumur tahun-
[6a] an, memetik jangan melewati bayangan kita, bawang adas , diperasi jeruk . Beningannya teteskan pada telinga, pada hidung, dan minumkannya . Ampasnya dipakai memborehi seluruh badannya . Obat segala sakit gila , sarana: air perasan lempuyang , kotoran kerbau hitam , memakai alas, tempat itu dirajah ( gambar ) berupa gambar kerbau . Mantra: Ong ra nini paduka bhatari Durga, ingsun anyaluk tatamban lara edanne sue nu, apan aku mawarah, sidi sapujanku mandoi waras (Ya Tuhan dalam wujud Bhatari Durga, hamba mohon perlindungan dalam menangani penyakit gila.Semoga hamba berhasil). Ada lagi sebagai tutuh ( tetes ) pada hidung dan mata, sarana : Lampuyang dirajah seperti ini perasan airnya isi serbuk merica yang disaring . Ada lagi sarana : kencur dirajah seperti ini: bangle dirajah seperti ini air perasannya diteteskan (Tulisan ini dinamakan rerajahan, yaitu tulisan yang mengandung kekuatan gaib) . Obat segala penyakit gila, sarana: ginten hitam, sepohon
[6b] garam arang , minumkan dan teteskan pada mata, pada hidung. Ampasnya pakai bedak pada mukanya. Mantra : Ong kaki cemeng, angundurang lara edane si anu, angimut-ngimut ring jeroning atine si anu, aku angeruek maring jero wetwnge si anu, sing teka pupug punah, sing lunga, sing teka, pada mapupug punah, 3, kedep sidi mantranku, telas (Ya Tuhan dalam wujud Kaki Cemeng, semoga Tuhan membantu hamba menyembuhkan penyakit gila si pasien, yang menggejala di hati si pasien, Hamba mengobatinya, semoga sembuh) . Ada lagi jika sakitnya tidak sembuh, sarana: air perasan lengkuas, adas, garam arang, minumkannya. Ampasnya disemburkan pada seluruh badannya. Obat sakit segala penyakit gila, sarana: lempuyang dan air jeruk, teri ketuka, garam arang, minumkannya, mantra: Ong sang baga purus wisesa , sira ngelaranin baga purusa si anu, sira apurusit, maring si anu, aku weruh ring kamulanmu nguni, matanta tangen sanghyang Raditia, matanta kiwa sanghyang Ratih, kadi pedangane sanghyang Raditia, sanghyang Ratih samangkana
[7a] pepadangane, matane si anu, biar, 3, biar cali ring hening (Ya Dewanya kelamin, yang menyakiti kelamin si pasien, kau mengganggu kelaminnya si pasien. Semoga kau pergi dari kelamin si pasien) . Obat segala penyakit gila, sarana: manuri, undur-undur, semua daunnya yang kuning-kuning, lempuyang, asam yang telah direbus, sinrong, inggu, air jeruk 1 biji, dan garam. Rebus dan minumkannya serta teteskan pada hidung, telinga, mantra: pukululun aranira batara Guru maha sakti, aku angunduraken batara Gana, banta wengi, banta weghah, bante papet, aje sira anta anggel ring jero ragane si anu, mundur lunga ko mangke pugpug geseng mpug saguna pangaruhmu kabeh, sing teka guna pupug punah, 3, sidi mandi mantranku (Ya Bhatara Guru, bantulah hamba menyembuhkan penyakit gila si pasien, semoga doaku ampuh). Obat segala penyakit gila, sarana: daging buah rerek (buah yang dagingnya berbusa bisa dipakai mencuci perak dan batunya hitam), bawang tunggal, air cuka, teteskan pada hidung, pada mata. Ampasnya pakai membedaki mukanya, mantra: Ung arah-arah, ngelimus ring atimu waras.
[7b] Obat segala penyakit gila, sarana: lempuyang dirajah seperti ini lagi kencur diiris dan dirajah Lagi sarana: bangle diiris juga dirajah: lagi sarana: selembar daun sirih tua temurose dirajah: setelah semua dirajah, gabungkan jadi satu, ditambah lima butir merica, tiga ujung lada, tiga biji mungsi, air cuka. Air perasannya diminumkannya, dan teteskan pada mata, pada telinga., pada hidung. Ampasnya campur teri ketuka. Semua itu pakai membedaki tubuhnya, mantra: Ong hyang ma- hyang, 3, ong manglimur ring ati, muwaras, 3, ang banyu mapupul, budeng mapupul, kelingsih mapupul, buyanati mapupul, dahah, mapupul, bayu mapupul, ong sang hyang ayu ulihakena bayu sabda idep si anu maho usuase,
[8a] mulih bayu premanane si anu maring kadam suaha, waras, 3 (Ya Dewa, semoga berbagai kekuatan tenaga bersatu untuk memulihkan tenaga si pasien sehingga pasien sembuh). Obat segala penyakit gila, sarana: daun katimahan (Kleinhopia Vosvita LINN) sampai ke akarnya, kecemcem (sejenis daun kedondong/ Spondias Dulcis FORST) putih, padang kesisat (rumput yang dapat dipakai sayur), tujuh butir merica, sejemput semut hitam, air cuka. Minum dan teteskan pada telinga, mata, dan pada hidung. Ampasnya dipakai membedaki seluruh badannya, mantra: Ong hyang pala pilu, 3, ih teka banta amulanta, sang kama putih saking bapanmu, sang kama bang saking ibunta, tutur si kita, aja lali ring si anu, mangke mamuliang maring raga waluyanta manih, akueh kang amidenane, wastu kita tan mandi, tan waras sakueh ki si ta midenin, sabda idepkune sidi mandi, waras, 3, ya namah suaha (Ya Dewa Pilu-Pilu, kau berujud sperma dan sel telur, yang menjadikan tubuhnya si pasien, hamba mohon kepadamu agar pasien dapat disembuhkan). Obat segala penyakit gila, sarana: 11 lembar daun ginten hitam dirajah rambut sudamala, campurannya:
[8b] 11 biji mungsi, inggu (zat untuk obat), inti bawang, adas, air cuka. Air perasannya diminumkannya dan teteskan pada hidung serta mata. Ampasnya dipakai membedaki seluruh badannya, mantra: Ong sang rambut sudamala, dakonkon aya langgana, lah sira anambanin wong katepuk tegeh, kaparag maring buta kabeh, wastu si anu purna punah, lengleng bungeng edane si anu salah ton, lah waras, 3, iko maranane, lah waras, 3, kedep mandi mantranku (Ya Tuhan dalam wujudmu sebagai sang rambut sudamala, bantulah hamba mengobati pasien yang menderita penyakit gila, semoga si pasien lekas sembuh). Obat segala penyakit gila, sarana: jamur yang bisa dimakan beri rajah tunggang meneng, daun bangle, rajah seperti ini daun lempuyang dirajah seperti ini: sa ba ta a i, lagi dicampur bawang adas , air jeruk, teteskan pada hidung, pada telinga, dan minumkannya.
[9a] (Ini rajah rambut sudamala) . . .ampasnya dipakai bedak semua. mantra: Ong ra nini paduka batari Durga, ingsun anyaluk tatamban lara, edane si anu, sama ta kang lara iku murnanu pukulun, a, sira walang ati apan ingsun mawarah sidi saujar ingsun wastu si anu teka waras, 3 (Ya Tuhan dalam wujudmu sebagai Bathari Durga, hamba mohon bantuanmu dalam mengobati penyakit gila si pasien, semoga hamba dapat menyembuhkan penyakitnya). Ada lagi jika orang sakit gila suka memaki-maki dukun, itu namanya bebainan. Obat, sarana: daun pungut(tanaman liar di daerah tropis, sekarang dicari untuk bonsai) yang tumbuhnya mengapit jalan, sama-sama tiga helai, daun lada dakep (yang menjalar di tanah) tiga helai, tiga biji merica gundul, disemburkan pada yang sakit, setelah itu dipijit. Setelah kelihatan penyakitnya ambil tarik dengan cepat, inilah mantranya: Ih madra macah, sira anikep larane I yono
[9b] den cokot keret kekrug, 3. Obat segala penyakit akibat gangguan, apakah itu gila, banta (infeksi), epilepsi, disentri, kaki bengkak, gatal-ghatal, beri-beri basah, lever, dan busung lapar. Semua itu harus diruat. sarana: semua dirajah: ong ka ra. Bangle dirajah , kencur di rajah: , lempuyang dirajah: Lengkuas dirajah Kunir dirajah . Temu tis dirajah bawang dirajah. . Daun sirih tua dirajah semua itu sama-sama diiris. Sebuah jeruk linglang dirajah seperti ini, ditambah paria (Memordica Charantia LINN) puyuh yaitu buahnya kecil-kecil bulat, sampai akarnya, daunnya dirajah dicampur lagi dengan majakane (Quercus Lusi Tanica LANK) dan maja keling (Terminalia Arboerea K.& V.), ketan gajih ( putih bersih/Oryza Sativa LINN), sari kuning, daging baligo harum, diulek, air gosokan cendana. Ambil perasan air kentalnya, beningnya teteskan pada hidung. Arti obat itu
[10a] jika sakit gila, dapat diteteskan obat itu pada telinga, mata, pada hidung dan diminumkannya. Jika selain sakit gila, kegunaannya dibedakkan dan diminumkannya, ini lanjutannya, mantra: Ang, mang, ong ung nini Siwogotra, ingsun mawak hyang Darma wisesa, ungguanta ring pucuking wurung-wurung gading ingsun mangerah sasanakta manusa kabeh, I Yanta, Preta, kala, dengen, aku weruh ring kadadenta kabeh, pawetun kita saking gua garbane ibunta, arania anta ari-ari, nga, preta, nga, nanah, kala, nga, getih, dengen, nga yeh nyom, ika sasanak manusa kabeh, aku weruha, ika margane agering kang manusane sianu, ih angeringin manusane si anu, margane mangeringin ika, apan umijil saking pitra puja sesana, mangke ingsun angundurangken gering awak sarira- (Memohon kepada Dewa Darma Wisesa agar sakit yang yang berada pada saudara manusia yang berada pada tubuh manusia dapat disembuhkan)
[10b] nta, yen ana pitra puja sasana manggawe gring awak sariranta, ingsun angunduraken pitra puja sesana, mundur mulih kita kabeh, yanta sah ring awak sariranta, mulih kita ring batukau, preta sah, ring awak sariranta, mulih kita ring pasaren kala sah ring awak sariranta, mulih kita ring catu, dengen sah ring awak sariranta, mulih kita ring cungkub kahyangan dalem, mangke ingsun angeluarang geringe ring awak sariranta, buung ikang gering kabeh, kesah ikang geringe apadang, mantuk kita ring sanghyang tiga, basmi wisesa, ana desa sajeroning pukuhing lidah, agelijih mirah, abias padi, anatar emas sinangling tan payuna, ring gana gulgul, nidra amargana, byah er, ingsun angunduraken pitra puja sesana ika, mundur kita, 3, apan aku weruh ring kasurupanta kabeh
[11a] anta sah ring awak sariranta, mulih kita ring watukau, preta sah ring awak sariranta, mulih kita ring pasaren, kala sah ring awak sariranta, mulih kita ring catu, dengen sah ring awak sariranta, mulih kita ring cungkub kahyangan dalem, mangke ingsun angundurang gering awak sariranta, poma kita mundur, 3, buung ikang gering kabeh, buung, 3,kesah ring sakeng pada, mantuk pada gering ka sunia mereta kabeh, poma, 3, apan sira angundurang gering ngawak sariranta kabeh, yeka ana pitra puja sesana, mangawe gering ngawak sariranta, ingsun angunduraken pitra puja sesana ika, mulih maring ungguanta manih, anta sah maring sariranta manih, mulih kita ring batukau, preta sah maring sariranta manih, mulih kita ring pasaren, kala sah maring sariranta manih, mulih
[11b] kita ring catu, dengen, sah maring sariranta manih, mulih maring cungkub kahyangan dalem, sira mangke mangeluarang gering awak sariranta, buung ikang gering kabeh, ne rumangsuk ring awak sariranta si anu, kabeh pada punah pada buung, teka buung, 3, edan buung, bedasa buung, beseh buung, mokan buung, tuju buung, getih buung, nanah buung, banyeh buung, busung buung, rasa buung, rumpuh buung, kabeh pada buung, saluirning lara ring awak sarirane si anu, pada buung, 3, ong sabda mandi ngayu mandi, angundurana sakuehing lara rogane si anu, wus katiben lara dening pitra puja sesana ika, wastu campuh punah, ilang malaradan, pada sumusup maring kahyangan nira soang-soang, ong sa ba ta a i na ma si wa ya, ong gering catur dipat ya namah ciwaya, telas. Obat sakit gila, sarana-
[12a]nya: baca mantra kemudian tiup ubun-ubun orang sakit itu, mantra: ong ring pucuking rambut, ang ring siwaduara, telas (Ta Tuhan yang berada di ujung rambut dan yang berada di ubun-ubun). Di samping itu lagi baca mantra ini pada orang yang sakit itu dan tiup ubun-ubunnya, mantra: ang, ang .di mata kiri kanan. Ini caru (sajen) persembahan orang sakit gila, jika ia terus berbicara sendiri menyebut-nyebut nama Dewa, dan ia berkokok-kokok, patut dibuatkan caru: tumpeng adanan, ikan saung hitam dipanggang, pisang satu jenis, seperti sajen bea kaon, kelapa hijau muda yang baru berisi air saja, padang lepas ( rumput hiasan daunnya seperti pitatumbuhnya merambat), ambengan gelagah (Alang-alang yang berbatang), diikat dengan benang tri datu (benang tiga warna terdiri dari merah, hitam, dan putih), mantra: ang kala-kali, luar ta engko kabeh, desti prekasa aksa-yaksi, barong brare banaspati, mundur rakita ring sabanta paran kita, aja kita ring kene, ring raga walunane i yunu, apan aku sanghyang Tunggal wenang aku sinembah (Oh Hyang Kala Kali keluarlah semua, enyahlah dari penyakit ini. Aku Hyang Tunggal patut kau sembah)
[12b] de rat buana kabeh, yen ana wang angeleak aneluh aneranjana, sakuehing satru musuhku, lebur ilang sakuehing lara rogane si anu, jati beresih, jati hening, 3, ong pamalibarong brare bebai, buta kala dengen sing kotampel dadinmu tan pa tendas, kerepak grumung, 3, ong nini calonarang aja kita wani langgana ring awak sarirane i anu, apan mawak sira Mpu Pradah, wenang anguliang gunane manglaranin I anu, sapagunanmu, gunan I jaran guyang, I guna Sunda, I guna Jawa, guna Bali, I guna Jagatra, I guna Mesi, I guna selem, I guna cangkeput, lah si bancut gunanmu, satus akutus ani guna kabancut, lah poma, 3. Jika penyakit lama tidak mampu diobati
[13a] patut dimohonkan keselamatan di tengah kuburan besar, di sanalah ditebus dengan sajen terdiri dari: 1 catu beras (catu 'takaran dari tempurung kelapa), 2 butir kelapa, 2 sisir pisang, 2 butir telor, benang 2 gulung, uang 8880, sapangkon nasi (pangkon 'takaran yang biasa dipakai dalam upacara/yadnya'), daging jeroan babi, sega (nasi) agung, 2 buah canang, peras penyeneng, mantra: kaki batara Kala, ulun aminta tamba, waras awake si anu, ulian pagawene sang manyakitin, yan lara saking dewa, mulih maring dewa, yan lara saking desti, mulih maring desti, yan lara saking buta kala Dengen, mulih maring buta kala Dengen, yan lara saking pitara, mulih maring pitara, iki panebusaning wong agering, wehan kadirga yusa waras, ong sriwaye, nama suaha (Oh Bhatara Kala, aku mohon obat untuk menyembuhkan penyakit ini, pulanglah semua penyakit ke sumber yang menyakiti). Ada lagi persembahan di pura Dalem, terdiri dari: nasi
[13b] (rayunan) putih kuning, kelanan dampulan, canang pengeraos, segehan 11 tanding.
[14a] [14b]
[2a] Obat penyakit orang gila dengan ciri bernyanyi-nyanyi dan menyebut-nyebut nama Dewa. Sarana: Kunir (Curcuma domistica VAL) yang warnanya kemerah-merahan, ketumbar, garam bercampur arang, dipakai jamu, masukkan setetes ke hidung dan mata. Setelah itu kembali diminumkan air kelapa muda dari jenis kelapa mulung (kulitnya hijau, sabut di bawahnya berwarna merah). Obat orang gila dengan ciri menangis siang malam sambil menyebut-nyebut nama seseorang. Sarana: putik kelapa nyuh mulung dan akarnya yang masih muda, pantat bawang dua biji, adas (Foeniculum Vulgare MILL) dua biji, dan ketan hitam, minumkannya. Obat orang gila dengan ciri suka pergi kesana-kemari. Sakit itu namanya edan kabinteha. Sarana: ketumbar 25 biji, asam tanek (asam dikukus), gula enau, santan kane (kental) minumkannya. Sebagai bedaknya, sarana: kelor munggi (Moringga Oleifera LAMK) setangkai, setangkai kesawi , pala, tri ketuka (bawang merah, bawang putih, dan jerangan), air cuka. Inilah mantra obat dan borehnya, Mantra: Ong
[2b] asta astu ya nama swaha, ala-ala ilili swaha, sarwa bhuta wistaya,sarwa guna wini swaha, ah astu ya astu (Ya Tuhan, semoga kami selamat, segala penyakit dan gangguan hilang), 3. Obat orang gila dengan ciri suka tertawa dan melucu, sarana: Paria lempuyang (sb Zingiber), ketumbar, tri ketuka, air cuka, minumkannya. Lagi borehnya semua, sarana-sarana kelor munggi,intaran bersama kulitnya, liligundi ( vitele trivolia ) 9 pucuk daun, Ramuan-ramuan umbi gadung (dioseoria hirsuta ), air cuka teri ketuka, Mantra : Ong edan-edan a nama swaha waras (Ya Tuhan, semoga penyakit gila bisa disembuhkan). Obat orang gila yang suka bermain kotoran ( tinja ). Sarana-sarana setangkari sulasih, ginten hitam dan buyung-buyung ( sejenis perdu bunganya seperti lalat ), bersama daunnya. Setelah diulek remasi sidem (semut hitam ) dan semut tungging teteskan di mata sampai telinganya . Obat sakit gila dengan ciri suka berkata aneh dan suka turun . Sarana: kelor munggi , kesawi, bawang
[3a] adas , tri ketuka, minumkannya , dan teteskan pada hidung sampai mata . mantra-mantra : Ong hyang astu ala-ala ili-ili sarwa brang grang wini swaha, waras (Ya Tuhan, semoga segala penyakit dapat disembuhkan). Obat sakit gila yang sering disertai epilepsi , sarana : paci-paci (sejenis perdu berbatang kering berdaun lancip dan kasar ) beserta bunganya, memetik jangan menginjak bayangan kita, isi kemiri , pala , jarangan ( Acous Calamus LINN ) , mungsi ( Carum Copticum BENTH ), dicampur, minumkannya, ampasnya pakai boreh . Mantra : Ong sang Depadaa angumbang ring saksi, luarakena banyu wus wasane si anu, mundurana kita den agelis, mundur kita wetan, kidul kulon lor ring tengah, metu ngambah ke baga purus (Ya Dewa Depadaa yang sakti, alirkanlah kekuatan tenaga si pasien, lenyaplah segala penyakit dari segala penjuru, dan keluar melalui lobang dubur dan kelamin). Obat orang sakit gila dengan ciri ngomong tidak karuan dan sering mengambil barang yang tidak berguna ( pati jelamut ) , nama penyakit itu edan kabinteha, sarana : merica putih diulek , dengan air jeruk . Ramuan : uleni dengan semut hitam ( sidem ), beningannya teteskan pada mata , telinga , pada hidung. Setelah dipuja lagi
[3b] tetesi hidungnya, sarana : bawang putih 2 biji, merica putih 2, air dari gosokan cendana , air jeruk yang bening , banyaknya berimbang . Beningnya itu teteskan pada hidungnya . Obat sakit gila dengan ciri suka tidur dan tidak enak makan serta minum , sarana : 7 helai daun sirih yang urat daun kiri dan kanan bertemu di tengah-tengah , dirajah seluruhnya , 7 butir merica , garam diminumkannya . Ampasnya dipakai menyemburi seluruh tubuhnya . Obat sakit gila dengan ciri suka meratap,menangis tidak karuan, siang malam, sarana : kelapa mulung , kemiri jetung ( biji buahnya satu ) , kemiri biasa , sama-sama satu biji , bawang , mungsi , ketumbar , teteskan di hidung , di mata , dan di telinga . Ampasnya dipakai membedaki seluruh badannya . Obat orang sakit gila dengan ciri galak terhadap semua orang, sarana : daun sirih tua temu rose, dirajah /gambar seperti ini :
[4a] Ketumbar, mungsi sama-sama 3 biji, lengkuas, 3 iris, teteskan pada hidung dan telinga, ampasnya dipakai membedaki seluruh badannya. Obat sakit gila dengan ciri suka menari dan bernyanyi, sarana: sembung bangke (jenis tanaman perdu yang tumbuhnya merambat, daunnya panjang dan runcing), sembung gantung, liligundi (vitek tripolia), intaran, bersama akarnya, tri ketuka, air cuka. Beningnya dipakai menetesi telinga dan hidung, ampasnya pakai bedak dan boreh.. Mantra: Ong arah-arah greha ah teka sidhi swaha (Ya Tuhan, semoga segala brntuk kegaduhan hilang). Obat sakit gila dengan ciri bernyanyi-nyanyi siang malam , sarana: kejanti, kencur, lempuyang, bangle (sejenis temu rasanya pedas, pahit, bau kurang enak), jahe, merica, teri ketuka, bawang, sinrong ((rempah yang biasa dipakai parem), air cuka, sidem (semut hitam pohon). Teteskan pada telinga, pada hidung. Ampasnya pakai bedak. Obat orang sakit gila dengan ciri suka mengulum sesuatu, sarana: minyak wangi,
[4b] sulasih wangi, mungsi, dicampur. Teteskan pada hidung dan telinga. Ampasnya pakai bedak, mantra: Ong arah-arah, wayamanisa, wagrana, wisuaha. Obat orang gila dengan ciri perutnya bengkak, sarana: liligundi, kantawali (tumbuhan menjalar dengan rasa amat pahit), mungsi, pala, air cuka didadah (digoreng dengan air), minumkannya, mantra: Ong arah-arah, ya atutur-tutur namah swaha (Ya Tuhan, semoga ingatan pasien normal kembali). Obat orang sakit gila dan juga badannya panas, sarana: selegui laki perempuan tampak liman disebut juga tutup bumi (Elephantopus LINN), gelagah, ilalang, kasembukan (urang-aring), bersama akarnya yang muda dipakai, kulit akar kendal (sejenis pohon waru, ujung daun runcing dan buahnya kecil-kecil bergetah), pulasari (Alixia stellata R & N), ginten hitam, bawang adas, sepet-sepet (tumbuhan berbatang keras daunnya kecil-kecil lancip memanjang, salah satu jenis rempah-rempah), lapisan lendir pohon kendal, daun dapdap tis (Erythrina Varegita), kendal, beligo arum (lagenaria leucantha Rusby), segumpal tombong (kentos kelapa), beras merah, digilas dan dibuat tum (dibungkus daun lalu dikukus), agar masak sekali. Setelah matang, tuangi air tebu hitam yang dibakar. Beningannya
[5a] teteskan di telinga, di hidung, di mata, dan minumkannya. Ampasnya dipakai memborehi seluruh badannya, dan semburkan pada sisi dahinya sampai sisi seluruh rambutnya. Sarana: daun kenanga yang kuning-kuning, sari lungid, kemenyan madu, kerokan cendana. Ramuan: sintok (salah satu rempah), lempuyang, perasannya dipakai menetesi . Ada lagi sebagai uap (boreh pada bagian tertentu seperti dada , perut bagian bawah ) segala yang tis (sejuk) . Boreh kakinya segala yang hangat pakai dan mantrai seperti di depan. Obat orang yang lama mengidap sakit gila , kadang kumat dan kadang ia sehat . Sarana: sebagai dasar 2 iris lengkuas , daun uku-uku / lampes / ruku-ruku ( Ocimum Sanctum LINN ) hitam, mungsi , ampasnya rendam dengan cuka , sekarang rebus , besoknya baru diminumkannya , dan teteskan pada telinga , pada mata , pada hidung . Ampasnya pakai bedak . Obat orang sakit gila dengan ciri ia sering menari
[5b] sarana: dause keling ( tanaman pagar berbatang keras , buahnya kemerah-merahan ) bersama akarnya, gula enau , teteskan dan minumkannya, mantra: Ong paraatma atma pariatma, sarwa graha wina sidhem swaha, waras, 3. Obat orang sakit gila dengan ciri sembrono tak menentu , sarana : Segala jamur yang tumbuh di atas batu , akar hawa keroya / beringin ( Ficus Benyamina LINN ) , teri ketuka , bangle 7 iris , mungsi , air cuka , intinya . Air perasannya kemudian rebus , setelah itu beningannya teteskan pada telinga , pada hidung , pada mata . Ampasnya dipakai memborehi seluruh badannya, mantra : Ong lara muksah tutur remut, 3, anduh kita manongosin, jadma manusa maluaran kita, tan pamangan. Malih kita maring panangkan kita rauh sang bayu teka lara lunga waras. Obat orang sakit gila dengan ciri menunjukkan rasa takut, sarana: akar kekara (Dilicos Labb LINN ) sejenis kacang-kacangan buahnya agak pipih ) merah, kekara putih, tetapi yang sudah berumur tahun-
[6a] an, memetik jangan melewati bayangan kita, bawang adas , diperasi jeruk . Beningannya teteskan pada telinga, pada hidung, dan minumkannya . Ampasnya dipakai memborehi seluruh badannya . Obat segala sakit gila , sarana: air perasan lempuyang , kotoran kerbau hitam , memakai alas, tempat itu dirajah ( gambar ) berupa gambar kerbau . Mantra: Ong ra nini paduka bhatari Durga, ingsun anyaluk tatamban lara edanne sue nu, apan aku mawarah, sidi sapujanku mandoi waras (Ya Tuhan dalam wujud Bhatari Durga, hamba mohon perlindungan dalam menangani penyakit gila.Semoga hamba berhasil). Ada lagi sebagai tutuh ( tetes ) pada hidung dan mata, sarana : Lampuyang dirajah seperti ini perasan airnya isi serbuk merica yang disaring . Ada lagi sarana : kencur dirajah seperti ini: bangle dirajah seperti ini air perasannya diteteskan (Tulisan ini dinamakan rerajahan, yaitu tulisan yang mengandung kekuatan gaib) . Obat segala penyakit gila, sarana: ginten hitam, sepohon
[6b] garam arang , minumkan dan teteskan pada mata, pada hidung. Ampasnya pakai bedak pada mukanya. Mantra : Ong kaki cemeng, angundurang lara edane si anu, angimut-ngimut ring jeroning atine si anu, aku angeruek maring jero wetwnge si anu, sing teka pupug punah, sing lunga, sing teka, pada mapupug punah, 3, kedep sidi mantranku, telas (Ya Tuhan dalam wujud Kaki Cemeng, semoga Tuhan membantu hamba menyembuhkan penyakit gila si pasien, yang menggejala di hati si pasien, Hamba mengobatinya, semoga sembuh) . Ada lagi jika sakitnya tidak sembuh, sarana: air perasan lengkuas, adas, garam arang, minumkannya. Ampasnya disemburkan pada seluruh badannya. Obat sakit segala penyakit gila, sarana: lempuyang dan air jeruk, teri ketuka, garam arang, minumkannya, mantra: Ong sang baga purus wisesa , sira ngelaranin baga purusa si anu, sira apurusit, maring si anu, aku weruh ring kamulanmu nguni, matanta tangen sanghyang Raditia, matanta kiwa sanghyang Ratih, kadi pedangane sanghyang Raditia, sanghyang Ratih samangkana
[7a] pepadangane, matane si anu, biar, 3, biar cali ring hening (Ya Dewanya kelamin, yang menyakiti kelamin si pasien, kau mengganggu kelaminnya si pasien. Semoga kau pergi dari kelamin si pasien) . Obat segala penyakit gila, sarana: manuri, undur-undur, semua daunnya yang kuning-kuning, lempuyang, asam yang telah direbus, sinrong, inggu, air jeruk 1 biji, dan garam. Rebus dan minumkannya serta teteskan pada hidung, telinga, mantra: pukululun aranira batara Guru maha sakti, aku angunduraken batara Gana, banta wengi, banta weghah, bante papet, aje sira anta anggel ring jero ragane si anu, mundur lunga ko mangke pugpug geseng mpug saguna pangaruhmu kabeh, sing teka guna pupug punah, 3, sidi mandi mantranku (Ya Bhatara Guru, bantulah hamba menyembuhkan penyakit gila si pasien, semoga doaku ampuh). Obat segala penyakit gila, sarana: daging buah rerek (buah yang dagingnya berbusa bisa dipakai mencuci perak dan batunya hitam), bawang tunggal, air cuka, teteskan pada hidung, pada mata. Ampasnya pakai membedaki mukanya, mantra: Ung arah-arah, ngelimus ring atimu waras.
[7b] Obat segala penyakit gila, sarana: lempuyang dirajah seperti ini lagi kencur diiris dan dirajah Lagi sarana: bangle diiris juga dirajah: lagi sarana: selembar daun sirih tua temurose dirajah: setelah semua dirajah, gabungkan jadi satu, ditambah lima butir merica, tiga ujung lada, tiga biji mungsi, air cuka. Air perasannya diminumkannya, dan teteskan pada mata, pada telinga., pada hidung. Ampasnya campur teri ketuka. Semua itu pakai membedaki tubuhnya, mantra: Ong hyang ma- hyang, 3, ong manglimur ring ati, muwaras, 3, ang banyu mapupul, budeng mapupul, kelingsih mapupul, buyanati mapupul, dahah, mapupul, bayu mapupul, ong sang hyang ayu ulihakena bayu sabda idep si anu maho usuase,
[8a] mulih bayu premanane si anu maring kadam suaha, waras, 3 (Ya Dewa, semoga berbagai kekuatan tenaga bersatu untuk memulihkan tenaga si pasien sehingga pasien sembuh). Obat segala penyakit gila, sarana: daun katimahan (Kleinhopia Vosvita LINN) sampai ke akarnya, kecemcem (sejenis daun kedondong/ Spondias Dulcis FORST) putih, padang kesisat (rumput yang dapat dipakai sayur), tujuh butir merica, sejemput semut hitam, air cuka. Minum dan teteskan pada telinga, mata, dan pada hidung. Ampasnya dipakai membedaki seluruh badannya, mantra: Ong hyang pala pilu, 3, ih teka banta amulanta, sang kama putih saking bapanmu, sang kama bang saking ibunta, tutur si kita, aja lali ring si anu, mangke mamuliang maring raga waluyanta manih, akueh kang amidenane, wastu kita tan mandi, tan waras sakueh ki si ta midenin, sabda idepkune sidi mandi, waras, 3, ya namah suaha (Ya Dewa Pilu-Pilu, kau berujud sperma dan sel telur, yang menjadikan tubuhnya si pasien, hamba mohon kepadamu agar pasien dapat disembuhkan). Obat segala penyakit gila, sarana: 11 lembar daun ginten hitam dirajah rambut sudamala, campurannya:
[8b] 11 biji mungsi, inggu (zat untuk obat), inti bawang, adas, air cuka. Air perasannya diminumkannya dan teteskan pada hidung serta mata. Ampasnya dipakai membedaki seluruh badannya, mantra: Ong sang rambut sudamala, dakonkon aya langgana, lah sira anambanin wong katepuk tegeh, kaparag maring buta kabeh, wastu si anu purna punah, lengleng bungeng edane si anu salah ton, lah waras, 3, iko maranane, lah waras, 3, kedep mandi mantranku (Ya Tuhan dalam wujudmu sebagai sang rambut sudamala, bantulah hamba mengobati pasien yang menderita penyakit gila, semoga si pasien lekas sembuh). Obat segala penyakit gila, sarana: jamur yang bisa dimakan beri rajah tunggang meneng, daun bangle, rajah seperti ini daun lempuyang dirajah seperti ini: sa ba ta a i, lagi dicampur bawang adas , air jeruk, teteskan pada hidung, pada telinga, dan minumkannya.
[9a] (Ini rajah rambut sudamala) . . .ampasnya dipakai bedak semua. mantra: Ong ra nini paduka batari Durga, ingsun anyaluk tatamban lara, edane si anu, sama ta kang lara iku murnanu pukulun, a, sira walang ati apan ingsun mawarah sidi saujar ingsun wastu si anu teka waras, 3 (Ya Tuhan dalam wujudmu sebagai Bathari Durga, hamba mohon bantuanmu dalam mengobati penyakit gila si pasien, semoga hamba dapat menyembuhkan penyakitnya). Ada lagi jika orang sakit gila suka memaki-maki dukun, itu namanya bebainan. Obat, sarana: daun pungut(tanaman liar di daerah tropis, sekarang dicari untuk bonsai) yang tumbuhnya mengapit jalan, sama-sama tiga helai, daun lada dakep (yang menjalar di tanah) tiga helai, tiga biji merica gundul, disemburkan pada yang sakit, setelah itu dipijit. Setelah kelihatan penyakitnya ambil tarik dengan cepat, inilah mantranya: Ih madra macah, sira anikep larane I yono
[9b] den cokot keret kekrug, 3. Obat segala penyakit akibat gangguan, apakah itu gila, banta (infeksi), epilepsi, disentri, kaki bengkak, gatal-ghatal, beri-beri basah, lever, dan busung lapar. Semua itu harus diruat. sarana: semua dirajah: ong ka ra. Bangle dirajah , kencur di rajah: , lempuyang dirajah: Lengkuas dirajah Kunir dirajah . Temu tis dirajah bawang dirajah. . Daun sirih tua dirajah semua itu sama-sama diiris. Sebuah jeruk linglang dirajah seperti ini, ditambah paria (Memordica Charantia LINN) puyuh yaitu buahnya kecil-kecil bulat, sampai akarnya, daunnya dirajah dicampur lagi dengan majakane (Quercus Lusi Tanica LANK) dan maja keling (Terminalia Arboerea K.& V.), ketan gajih ( putih bersih/Oryza Sativa LINN), sari kuning, daging baligo harum, diulek, air gosokan cendana. Ambil perasan air kentalnya, beningnya teteskan pada hidung. Arti obat itu
[10a] jika sakit gila, dapat diteteskan obat itu pada telinga, mata, pada hidung dan diminumkannya. Jika selain sakit gila, kegunaannya dibedakkan dan diminumkannya, ini lanjutannya, mantra: Ang, mang, ong ung nini Siwogotra, ingsun mawak hyang Darma wisesa, ungguanta ring pucuking wurung-wurung gading ingsun mangerah sasanakta manusa kabeh, I Yanta, Preta, kala, dengen, aku weruh ring kadadenta kabeh, pawetun kita saking gua garbane ibunta, arania anta ari-ari, nga, preta, nga, nanah, kala, nga, getih, dengen, nga yeh nyom, ika sasanak manusa kabeh, aku weruha, ika margane agering kang manusane sianu, ih angeringin manusane si anu, margane mangeringin ika, apan umijil saking pitra puja sesana, mangke ingsun angundurangken gering awak sarira- (Memohon kepada Dewa Darma Wisesa agar sakit yang yang berada pada saudara manusia yang berada pada tubuh manusia dapat disembuhkan)
[10b] nta, yen ana pitra puja sasana manggawe gring awak sariranta, ingsun angunduraken pitra puja sesana, mundur mulih kita kabeh, yanta sah ring awak sariranta, mulih kita ring batukau, preta sah, ring awak sariranta, mulih kita ring pasaren kala sah ring awak sariranta, mulih kita ring catu, dengen sah ring awak sariranta, mulih kita ring cungkub kahyangan dalem, mangke ingsun angeluarang geringe ring awak sariranta, buung ikang gering kabeh, kesah ikang geringe apadang, mantuk kita ring sanghyang tiga, basmi wisesa, ana desa sajeroning pukuhing lidah, agelijih mirah, abias padi, anatar emas sinangling tan payuna, ring gana gulgul, nidra amargana, byah er, ingsun angunduraken pitra puja sesana ika, mundur kita, 3, apan aku weruh ring kasurupanta kabeh
[11a] anta sah ring awak sariranta, mulih kita ring watukau, preta sah ring awak sariranta, mulih kita ring pasaren, kala sah ring awak sariranta, mulih kita ring catu, dengen sah ring awak sariranta, mulih kita ring cungkub kahyangan dalem, mangke ingsun angundurang gering awak sariranta, poma kita mundur, 3, buung ikang gering kabeh, buung, 3,kesah ring sakeng pada, mantuk pada gering ka sunia mereta kabeh, poma, 3, apan sira angundurang gering ngawak sariranta kabeh, yeka ana pitra puja sesana, mangawe gering ngawak sariranta, ingsun angunduraken pitra puja sesana ika, mulih maring ungguanta manih, anta sah maring sariranta manih, mulih kita ring batukau, preta sah maring sariranta manih, mulih kita ring pasaren, kala sah maring sariranta manih, mulih
[11b] kita ring catu, dengen, sah maring sariranta manih, mulih maring cungkub kahyangan dalem, sira mangke mangeluarang gering awak sariranta, buung ikang gering kabeh, ne rumangsuk ring awak sariranta si anu, kabeh pada punah pada buung, teka buung, 3, edan buung, bedasa buung, beseh buung, mokan buung, tuju buung, getih buung, nanah buung, banyeh buung, busung buung, rasa buung, rumpuh buung, kabeh pada buung, saluirning lara ring awak sarirane si anu, pada buung, 3, ong sabda mandi ngayu mandi, angundurana sakuehing lara rogane si anu, wus katiben lara dening pitra puja sesana ika, wastu campuh punah, ilang malaradan, pada sumusup maring kahyangan nira soang-soang, ong sa ba ta a i na ma si wa ya, ong gering catur dipat ya namah ciwaya, telas. Obat sakit gila, sarana-
[12a]nya: baca mantra kemudian tiup ubun-ubun orang sakit itu, mantra: ong ring pucuking rambut, ang ring siwaduara, telas (Ta Tuhan yang berada di ujung rambut dan yang berada di ubun-ubun). Di samping itu lagi baca mantra ini pada orang yang sakit itu dan tiup ubun-ubunnya, mantra: ang, ang .di mata kiri kanan. Ini caru (sajen) persembahan orang sakit gila, jika ia terus berbicara sendiri menyebut-nyebut nama Dewa, dan ia berkokok-kokok, patut dibuatkan caru: tumpeng adanan, ikan saung hitam dipanggang, pisang satu jenis, seperti sajen bea kaon, kelapa hijau muda yang baru berisi air saja, padang lepas ( rumput hiasan daunnya seperti pitatumbuhnya merambat), ambengan gelagah (Alang-alang yang berbatang), diikat dengan benang tri datu (benang tiga warna terdiri dari merah, hitam, dan putih), mantra: ang kala-kali, luar ta engko kabeh, desti prekasa aksa-yaksi, barong brare banaspati, mundur rakita ring sabanta paran kita, aja kita ring kene, ring raga walunane i yunu, apan aku sanghyang Tunggal wenang aku sinembah (Oh Hyang Kala Kali keluarlah semua, enyahlah dari penyakit ini. Aku Hyang Tunggal patut kau sembah)
[12b] de rat buana kabeh, yen ana wang angeleak aneluh aneranjana, sakuehing satru musuhku, lebur ilang sakuehing lara rogane si anu, jati beresih, jati hening, 3, ong pamalibarong brare bebai, buta kala dengen sing kotampel dadinmu tan pa tendas, kerepak grumung, 3, ong nini calonarang aja kita wani langgana ring awak sarirane i anu, apan mawak sira Mpu Pradah, wenang anguliang gunane manglaranin I anu, sapagunanmu, gunan I jaran guyang, I guna Sunda, I guna Jawa, guna Bali, I guna Jagatra, I guna Mesi, I guna selem, I guna cangkeput, lah si bancut gunanmu, satus akutus ani guna kabancut, lah poma, 3. Jika penyakit lama tidak mampu diobati
[13a] patut dimohonkan keselamatan di tengah kuburan besar, di sanalah ditebus dengan sajen terdiri dari: 1 catu beras (catu 'takaran dari tempurung kelapa), 2 butir kelapa, 2 sisir pisang, 2 butir telor, benang 2 gulung, uang 8880, sapangkon nasi (pangkon 'takaran yang biasa dipakai dalam upacara/yadnya'), daging jeroan babi, sega (nasi) agung, 2 buah canang, peras penyeneng, mantra: kaki batara Kala, ulun aminta tamba, waras awake si anu, ulian pagawene sang manyakitin, yan lara saking dewa, mulih maring dewa, yan lara saking desti, mulih maring desti, yan lara saking buta kala Dengen, mulih maring buta kala Dengen, yan lara saking pitara, mulih maring pitara, iki panebusaning wong agering, wehan kadirga yusa waras, ong sriwaye, nama suaha (Oh Bhatara Kala, aku mohon obat untuk menyembuhkan penyakit ini, pulanglah semua penyakit ke sumber yang menyakiti). Ada lagi persembahan di pura Dalem, terdiri dari: nasi
[13b] (rayunan) putih kuning, kelanan dampulan, canang pengeraos, segehan 11 tanding.
[14a] [14b]
0 komentar:
Posting Komentar