Lontar Usada Manak
Udayana University - The Faculty of Letters
[1b] Ya Tuhan, semoga tidak menemukan rintangan. Inilah obat mencegah keguguran, atau disebut pengunci sel telur dan pengunci sperma. Ketika baru menikah, perlu diberi pengunci atau penguat janin. Jika sudah cukup umur, wajib diberi perangsang untuk membuka dan untuk memudahkan kelahiran. Jika tidak diberikan perangsang, bayi akan susah dilahirkan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Mantranya adalah: "O� tutup ka�cing bwana alah bwana k�ling, tutupana g�dong alah, wuwus p�p�t, �ar�rane syanu, t�ka p�p�t, t�ka p�p�t, t�ka p�p�t" (Ya tutup kunci dunia kalah dunia keling, tutup gedong kalah, sudah rapat badannya si anu, datanglah kerapatan, rapat, rapat). Sarana obatnya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum, sisa air itu dipakai mencuci vagina. Mantra pengunci: "O� mang Alah O� mang, ka�cing kuka�cing Alah, kina�cingan dening Muhamat, ma. apan aku ngadok dewa pamungkah (O Ya Allah, kunci kukunci, dikancing oleh Muhamat, oleh karena aku mengandalkan dewa pembuka, Ya Tuhan Muhamat utusan Allah),
[2a] panga�cing Muhamat, lah ilah, il�lah, Muhamat darahsululah". Sarananya adalah air bersih diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum, sisa air itu dipakai mencuci vagina. Inilah pengunci janin dalam kandungan serta penawar penyakit di dalam tubuh, masing-masing pada disertakan. Inilah ajian pamungkah kancing (pembuka kunci), yakni memakai sarana air diwadahi tempurung kelapa kecil berwarna hitam untuk diminum dan sisa air itu dipakai mencuci vagina. Mantranya adalah: "Bungkah aku kancing Alah, rasululah, rasululah, rasululah"(Bukakan aku kunci Ya Allah, utusan Allah, utusan Allah, utusan Allah). Ajian pamungkah (pembuka), sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum, sisanya dipakai mencuci vagina. Mantranya: "Alah ung mang, bungkah kancing, Alah kancing Muhamat, apan aku angadok (Ya Tuhan, buka kunci, Allah kunci Muhamat, karena aku menyuruh dewa pembuka kancing Muhamat)
[2b] dewa pamungkah kancing Muhamat". Ajian pamungkah (pembuka), sarananya terdiri atas air bersih diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum, sisanya dipakai mencuci vagina. Mantranya: "Bismilah irahmanirahim, bungkah Alah kancing Muhamat, lah ilah ilelah Muhamatada rasululah" (Semoga tiada aral melintang, buka Alah kunci Muhamat, Ya Allah tiada Tuhan selain Allah, Muhamat utusan Allah). Inilah ajian pamungkah lare ring jro w�t�ng (perangsang janin di dalam kandungan), yang patut diberikan terlebih dahulu. Sarananya terdiri atas air bersih diwadahi tempurung kelapa untuk diminum. Sisa air itu disiramkan di tubuh. Mantranya: "O� bungkah ka�cing bwana k�ling, bungkah g�donging Alah, bungkah mangadwara �ar�rane syanu, t�ka m�nga, t�ka m�nga, t�ka m�nga" (Ya Tuhan, buka kunci buana keling, buka gedong ya Allah, buka pintu badannya si anu, datang terbuka, terbuka, terbuka.). Inilah ajian pang�t�k lare ring jro w�t�ng (perangsang janin di dalam kandungan). Sarananya terdiri atas air tawar, diwadahi tempurung kepala besar untuk diminum. Setelah diminum lalu sisanya dipakai menyiram
[3a] perut pasien. Jika air itu masih tersisa, boleh dipakai mencuci vagina pasien. Mantranya: "O� ta kita to kadi be julit, mak�cos kita kadi katak, turut kita adinnya" (Ya Engkau bagai ikan be julit, melompat bagai katak, ikut engkau adiknya). Ada lagi ajian pang�t�k rare (perangsang janin), sarananya terdiri atas air ditimba dengan sibuh sangket (tempurung kelapa diisi tangkai). Pada saat menimba air itu harus menghadap ke hilir dengan menahan nafas. Air itu untuk diminum dan sisanya dipakai menyiram kandungan dan tubuh pasien. Mantranya: "Makliy�s makuliw�san, ma�urunuk marupa bojog, mak�cos kadi katak, maml�k�jut kadi be julit, t�ka cl�ngeng, t�ka cl�ngeng, t�ka cl�ngeng" (Terasa mulas melilit, menyeruduk berupa monyet, melompat bagai katak, kaget bagai bejulit datanglah). Inilah ajian penawar untuk mencegah kematian bayi. Sarananya terdiri atas kelapa muda diparut, diberikan kepada bayi yang baru lahir, sebelum mendapat air susu ibu. Mantranya: "O� ibu pritiwi, ingsun bha�ara Twa,
[3b] tinandur mu�car saking aka�a, mumbul saking pritiwi, tunya, tunya, tunya, tayuh, tayuh, tayuh" (Ya Ibu Pertiwi, hamba bhatara Twa, ditanam menyembur dari angkasa, menyembur dari tanah, tunya, tunya, tunya, tayuh, tayuh, tayuh). Inilah obat perangsang untuk mempunyai anak. Sarananya terdiri atas anak ketam 5 ekor yang dicari pada waktu hari Kajeng Kliwon. Anak ketam yang masih mentah itu diremas dicampur asam, diisi air 5 sendok. Setelah diberi mantra, ramuan itu diberikan kepada pasien untuk dimakan. Baik pada saat mencari bahan ramuan, mengolah, maupun pada saat memakan ramuan obat itu, tidak boleh diketahui orang lain, tidak boleh dilakukan pada malam hari, ajian ini sangat rahasia. Mantranya: "O� nini maniku kadi sang Korawa, wadon, ngg�l den ag�lis, syanu anggawe lare, t�ka ked�p siddhi mandi mantranku, poma, poma, poma" (Ya Nini, benihku bagai sang korawa, perempuan, nongolah cepat, si anu membuat sengsara, datang dan ampuhlah mantaraku). Obat untuk mencegah keguguran. Sarananya terdiri atas air diwadahi tempayan tanah. Pada saat menimba air itu, pelaku harus menahan nafas. Air itu diwadahi tempurung kelapa kecil, diberi jimat buah delima 1 biji. Setelah diberi mantra,
[4a] ramuan itu diberikan kepada pasien untuk diminum sambil menahan nafas. Mantranya: "O� kama bang, kama putih, linupar andadi lare, aja age sira m�tu, apan dereng tutug wulanan sira, sanga wulan kinon ri w�si, kina�cinganing w�si p�p�t, t�ka p�p�t, t�ka p�p�t, t�ka p�p�t" (Ya Kama merah dan putih, jangan lupa menjadi bayi, jangan tergesa lahir, karena belum cukup umur, sembilan bulan disuruh dalam besi, dikunci besi dengan rapat). Inilah ajian pangurip manik (penjaga keselamatan janin). Sarananya terdiri atas ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.) 1 genggam, dicampur dengan gula dan sari lungid. Ramuan itu dituangkan ke dalam tempurung kelapa kecil yang berisi air tawar. Setelah itu, ramuan diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "ih sang hyang urip, bayu urip, buyut urip, i��p urip, maka manike syanu urip hyang pada urip, jum�n�ng m�tu urip, t�ka urip, t�ka urip, t�ka urip" (Hai dewa kehidupan, tenaga hidup, buyut hidup, pikiran hidup, sebagai janinnya si anu, hidup pada hidup, lahir hidup, datang dan hidup, hidup, hidup, hidup). Obat penawar karuron (lemah syahwat), sarananya terdiri atas kulit pohon juwet, kulit pohon kutat (Euthermis leucocarpa Jack. f.), daun kasinen (Ehretia microphylla Lamk.), garam. Saripati ramuan obat itu diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� kama urip, manik
[4b] urip, g�tih urip, ba��h urip, aja sira geger m�tu ring pritiwi, j�g sira jum�n�ng ring jro w�t�nge syanu, t�ka j�g, t�ka j�g, t�ka j�g" (Ya hidup sperma, hidup janin, hidup darah, hidup air, jangan engkau ribut lahir ke dunia, diamlah di rahimnya si anu, datang terwujud). Jika orang ingin mempunyai anak dengan selamat, wajib terlebih dahulu diberikan ajian pangeger. Menjelang melahirkan diberi ajian pang�t�k rare. Setelah diberi ajian pang�t�k, dilanjutkan memberi ajian pang�s�h. Inilah ajian pangeger. Sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa berwarna hitam, diisi daun lontar yang telah diberi rerajahan (tulisan dan gambar mistik yang dapat menimbulkan kekuatan gaib). Setelah air itu diberi mantra, lalu diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� ma�jing m�tu, m�tu ta sira, tutut�n kakanta sanggu ka kawah" (Ya masuk keluar, keluarlah engkau, ikuti kakakmu sanggu ke kawah). Ada lagi ajian pangeger, sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil disertai sepasang kembang.
[5a] Air itu diberikan kepada pasien untuk diminum setelah diberi mantra sebagai berikut: "O� nini molotok, m�nganana lawang kino�cenge syanu kon i lare m�tuha, malayu kita den ag�lis, lah poma" (Ya Nini Molotok, bukalah pintu dibersihkanlah si anu suruh si bayi keluar, larilah engkau dengan cepat). Ada pula ajian pangeger, sarananya terdiri atas tampinan (daun sirih, kapur, buah pinang, gambir) lengkap, diberikan kepada pasien untuk dikunyah. Saripatinya supaya ditelan. Mantra: "O� sameda amburu rare ring jro w�t�nge si bajang si bayi, tutun aku den ag�lis" (Ya Sameda memburu bayi di dalam perut si bajang si bayi, ikuti aku dengan cepat). Ada lagi ajian pangeger, sarananya terdiri atas air bersih diwadahi tempurung kelapa hitam. Sebelum air itu diminum oleh pasien, terlebih dahulu sebagiannya disiramkan di lobang vagina. Setelah diberi mantra, barulah diminum. Mantranya: "O� kamanku waluh, kama pangeger, ring anak-anak, balbalak�na dawuhanira, bal den ag�lis, lah malmal, lah malmal, lah malmal" (Ya Kamanku labu, kama pangeger, pada anak-anak, bongkarlah pada harinya, bongkar dengan cepat). Inilah obat untuk merangsang bayi jika terkurung di kandungan,
[5b] dimana darah dan air ketuban sudah kering. Sarananya terdiri atas minyak kelapa yang harus diminta kepada penduduk di tujuh rumah. Minyak kelapa itu diberi mentra terlebih dahulu, lalu dipakai mengolesi perut pasien. Mantranya: "Tuhu wurung, tuhu wurung, tuhu wurung, sahak, sahak, sahak, sah, sah, sah" ( Sungguh benar-benar batal, batal, batal). Ada lagi obat perangsang bayi jika terkurung di dalam kandungan, sarananya terdiri atas tunas jarak (Jatropha curcas L.) dan bawang, dilumatkan, lalu dicampur cuka. Saripatinya diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� kama swaha, waras, waras, waras, m�tu, m�tu, m�tu" (Ya Kama swaha, segar, segar, sembuh, keluar, keluar, keluar). Inilah ajian untuk mencegah kelahiran bayi, jika usia kehamilan belum cukup umur, apalagi ibunya menderita sakit serta hendak mengalami keguguran. Sarananya terdiri atas akar tampak liman (Elephantopus scaber L.), ketan gajih, bawang, dan adas (Foeniculum vulgare MILL) diramu untuk diminum. Mantranya: "O� kama wurung, manik lare wurung, yeh wurung, ba��h wurung, g�tih wurung, haywa sira geger m�tu, lah wurung, lah wurung, lah wurung" (Ya Kama batal, janin itu batal, air batal, darah batal, jangan engkau ribut lahir, batal, batal, batal). Obat perangsang jika bayi mati dalam kandungan. Sarananya terdiri atas sari tanah, pulasari (Alyxia stellata Auct. non R. & S.), bunga teleng (Clitoria ternatia L.) ,
[6a] bunga sulasih (Ocimum basilicum L.), diramu untuk diambil saripatinya, dicampur dengan air susu ibu, untuk diminum. Ada lagi sarana lain terdiri atas putik bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) 5 batang, minyak kelapa, diramu untuk diminum. Ada pula sarana lain terdiri atas daun kelor munggi (Moringa oleifera Lamk.) direbus dalam air mendidih, untuk diminum. Mantranya: "O� yeh wehnya, namu nama swaha" (Ya air pemberiannya, Ya Tuhan maha kuasa). Inilah ajian pangeger untuk bayi mati dalam kandungan atau jika ibunya mati. Sarananya terdiri atas air diwadahi tundak untuk diminum. Sisa air itu disiramkan di perut pasien. Mantra: ". O� sasaka roro, ulig munggwing watu, ulig larene syanu, m�tu l�h, m�tu l�h, m�tu l�h" ( Ya Sasako Roro, gilas bertempat pada batu, gilas bayinya si anu, lahir halus, lahir halus, lahir halus). Inilah ajian perangsang jika bayi mati di dalam kandungan, ataupun ibu kandungnya mati. Sarananya terdiri atas gula merah 1 buah diberi gambar mistik Bhatari Durga dan Kalika. Mantranya:
[6b] "ih angga bhuta rak�asa, pangan�n anuke syanu, ring jro w�t�nge osah, osah, osah" (Hai badab Bhuta Raksasa, pemakan putranya si anu, di dalam rahimnya gelisah, gelisah, gelisah). Jimat penawar itu dipasang di bagian hilir mayat, di antara kedua paha si pasien. Inilah gambar mistik jimat tersebut untuk ditirukan.
[7a] Ajian pany�s�h (melancarkan kelahiran), sarananya terdiri atas tunas daun kelor munggi (Moringa oleifera Lamk.) 3 batang, diikat dengan tali benang tiga warna (hitam, putih, merah), dimasukkan ke dalam tempurung kelapa berisi air tawar, lalu air itu diberikan kepada pasien untuk diminum. Tunas daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) itu diremas, kemudian diurapkan di perut pasien. Mantranya: "linus, inur�s, m�tu tulukang �ariranta, ah, ah, ah" (Putar dan lancarkan, keluar dan doronglah badanmu). Ajian pany�s�h, sarananya terdiri atas tempurung kelapa diisi air untuk diminum oleh pasien. Mantranya: "O� kumaca-kumacik, ang, ung, mang, ag�ng tanah, ag�ng langit, ag�ngang �ar�rane syanu, ag�ng, ag�ng, ag�ng" (Ya Gemericik, Ya Tuhan, tanah besar, langit luas, besarkan badannya si anu, besar, besar, besar). Ajian pany�s�h untuk melancarkan darah dan air ketuban, sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil diisi inti bawang merah. Air itu diberikan kepada pasien untuk diminum, sedangkan inti bawang merah itu ditelan pasien. Mantranya: "k�t�s-k�t�s kadi katak, mlak�tuk k�cos, k�cos, k�cos, eh, eh, eh" (Terpental bagaikan katak, berlompat, lompat, lompat). Ada lagi sarana lain terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil. Remas dan
[7b] masukkanlah bawang merah tunggal ke dalam air itu, lalu diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� O� O�, ih bhuta kakawah, bhuta ari-ari, aja kita anglaranin kita, manu�a har�p am�tu, ring bhumi pritiwi, m�tu, m�tu, m�tu, ong cor, ong cor, ong cor, l�h, l�h, l�h" (Ya Hai Bhuta Kakawah, Bhuta Ari-Ari, jangan kau menyakiti, manusia ingin lahir, ke dunia, lahir, lahir, lahir). Ajian pany�s�h, sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum. Sisanya dituangkan di perut pasien. Mantranya: "O� be julit putih, mas�bun duhur tambukune, t�ka mak�cos, t�ka mak�cos, t�ka mak�cos, ked�p sidhi mandi mantranku" (Ya ikan Bejulit putih, berdiam di atas empangan, datang melompat, melompat, ampuhlah mantraku). Ajian perangsang untuk tembuni yang sulit keluar, sarananya terdiri atas bawang tunggal untuk ditelan. Mantranya: "O� banaspatiraja, banaspatiraja gigina putih, t�ka sahak, 3, ked�p siddhi mandi mantranku" (Ya Banaspatiraja, Banaspatiraja giginya putih, datanglah, datanglah, datanglah,ampuhlah mantraku). Obat penawar keguguran, sarananya terdiri atas akar tampak liman (Elephantopus scaber L.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu, diambil saripatinya untuk diminum. Mantranya: "l�h sagara,
[8a] O� ih sagara asat, asat, asat. O� ih sagara sabida bha�ara, ih sagara sabida bha�ari, ih bha�ara sabi sang meng�t, ma. ung, sa ba ta a i O� ya nama swaha" (Hai laut kering, kering, kering. Hai laut sabda Bhatara, Hai lut sabda Bhatari, kata yang ingat, ya Tuhan). Pengucapan mantra itu haruslah sesuai dengan harinya pada saat membuat ramuan obat, misalnya, jika meramu obat bertepatan dengan Umanis, dukun harus mengucapkan mantra menghadap ke timur. Jika meramu obat bertepatan dengan Pahing, maka dukun harus mengucapkan mantra menghadap ke utara. Jika meramu obat bertepatan dengan Pon, dukun harus mengucapkan mantra itu menghadap ke barat. Jika meramu obat bertepatan dengan Wage, dukun wajib mengucapkan mantra itu menghadap ke selatan. Jika bertepatan dengan Kliwon, dukun wajib merapalkan mantra itu menghadap ke timur laut. Inilah ajian panyetik rare, sarananya terdiri atas daun sirih yang memiliki tulang daun saling bertemu, buah pinang muda. Daun sirih itu diberi gambar mistik. Setelah diberi mantra, daun sirih itu lalu diberikan kepada pasien. Mantranya: "O� kaki t�m�n, m�tu ta sira balbal, bayu sira den ag�lis, mwah tlagan kaki t�m�ne mo�sakang, wugang den ag�lis, ag�lis, ag�lis, cok bor, cok bor, cok bor" (Ya Kaki Temen, keluarlah beliau bongkah, tenaga beliau dengan cepat, dan telaga Kaki Temen dirusak, hancurkan cepat, cepat, cepat).
[8b] Ajian pangeger untuk tembuni yang susah keluar, sarananya terdiri atas tembaga, perak, diisi sobekan kain putih yang masih baru, dimasukkan ke dalam air berwadah tempurung kelapa kecil. Setelah diberi mantra, diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� sanghyang ngadang-ngadang ring jro l�mah, tulung�n ingsun atulung lare, atulung ari-ari, wurine, ar�pe, sore, apan sira anaking jro l�mah, lah m�tu, lah m�tu, lah m�tu" (Ya Dewa yang menjaga didalam tanah, bantu hamba yang sedang menolong bayi, menolong ari-ari, belakang depan karena beliau anak dari dalam tanah, keluarlah, keluar). Inilah ajian panyadak pang�s�ngan, jika bayi mati dalam kandungan yang harus dirangsang, wajib dibakar. Jika hendak melakukan panyadak maupun pang�s�ngan harus dilengkapi dengan sasantun lengkap, termasuk kampuh sapradeg (kain satu satuan), sasantun berupa uang sebanyak 1100. Inilah mantra pang�s�ngan: "O� apuy ni mrak, mijil sapukuhing lidah, mijil saking tungtunging ati, ah aku (Ya Api burung merak, keluarlah dari lidah, keluar dari ujung hati, ah aku)
[9a] kasinedah, ang, ong, mang, ang, ong, mang, ang, ong, mang, mah, u". Inilah ajian pang�s�ngan, pangr�g�p bayu, sarananya bebas. Jika hendak menjalankan ajian pangr�g�p, alirkanlah tenaga dalam dari nabi, ditaruh di bawah pusar, di sanalah tempat menunggalkan bayu, sabda, dan idep, lalu alirkan ke hidungmu, sambil merapalkan mantra : "sah ih nyah, sah ih nyah, sah ih nyah, A, Ang" (tidak bermakna). Rahasiakanlah ajian ini. Inilah ajian pangeger, sarananya terdiri atas air dalam tempayan tanah untuk diminum. Mantranya: "jabang bayi, m�tu t�ka si warah agung, haywa suwe" (Jabang bayi, keluar datang si warah agung, jangan lama). Ada lagi ajian pangeger, sarananya terdiri atas air tawar untuk diminum tiga kali. Mantranya: "daging sakamal�hang, iringak�n gajah, m�tu kang rare, yan wadon nini t�guh, yan lanang kaki t�guh, balbalak�na dauhanara, tur kalana kon m�tu" (Isi segala yang baik, diiringkan gajah, keluar bayi itu, jika perempuan ia akan kuat, jika laki ia akan teguh, bongkahkanlah dan suruh keluar). Inilah ajian pang�t�k rare, sarananya terdiri atas bawang
[9b] tunggal. Setelah bawang itu diberi mantra, lalu ujungnya ditancap-tancapkan tiga kali di pusar bayi. Setelah ditancapkan lalu ditelan. Mantranya: "O� paslahanira i lutung putih, manuhutin bantang mahiy�m, t�ka cok bor, t�ka cok bor, t�ka cok bor, ak, ak, ak" (Ya selahnya si kera putih, menuruti batang berduri, datanglah). Ajian pany�s�h, sarananya terdiri atas air tawar diwadahi tempurung kelapa hitam, untuk diminum, sisanya disiramkan di perut pasien. Mantranya: "O� ucu-ucul, rare cili buayah, ingsun angeruhang ring bapa batune, wanya tambaga, t�ka bya, t�ka bya, t�ka bya" (Ya awan yang tebal, bayi kecil mungil, hamba memberitahu ayah batunya, buahnya tembaga, datanglah). Ada lagi ajian pangeger, sarananya terdiri atas air tawar diwadahi tempurung kelapa hitam, disiramkan sedikit di lobang vagina. Tempurung kelapa itu diberi gambar mistik. Setelah diberi mantra, air itu diberikan kepada pasien untuk diminum. Sisanya disiramkan di perut pasien. Mantranya: "O� sang k�bo kup�ng, a�urungak�n lare ring jro (Ya sang Kebo Kupang, mengangkatkan bayi didalam perut, ayo keluarkanlah jangan lama)
[10a] w�t�ng, lah w�tokahan, haywa suwe". Inilah gambar mistik pada tempurung kelapa itu yang wajib ditirukan.
[10b] Obat untuk janin terkurung dalam kandungan, sarananya terdiri atas daun sirih yang tulang daunnya saling bertemu, bawang merah, bawang putih, jangu. Ramuan itu dikunyah oleh pasien dan saripatinya ditelan. Mantranya: "O� kaki t�mu, balbalak�na dauhanira, O� sak byak" (Ya kaki Temu, bongkahkanlah waktu beliau). Obat untuk bayi mati dalam kandungan, sarananya terdiri atas kayu d�p�p, kembang sepatu merah, air jeruk, untuk diminum. Mantranya: "O� lare m�tu sakeng w�t�ng, lah ingsun m�tu makon, m�tu makon, m�tu makon" (Ya bayi keluarlah dari perut, hamba yang menyuruh keluar, menyuruh keluar, keluar). Ada lagi obat untuk bayi mati dalam kandungan, sarananya terdiri atas lengkuas (Languas galanga Willd.) dan umbi sente (Aloeasia macrorrhiza) masing-masing 3 iris, sejumput ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.), diramu dan dilumatkan untuk dioleskan di perut pasien, tepat pada kedudukan bayi itu. Mantranya: "O� waringin sungsang, sagara lawan dala n�mu, lawan mangadala m�tu siddhi mandi mantranku, poma, poma,poma" (Ya Waringin sungsang, laut dan dauhn bertemu, dengan berdaun keluar ampuhlah mantraku). Ajian pany�s�h, sarananya terdiri atas bawang 5 iris untuk dipakai samsam, dan air dalam tempurung kelapa,
[11a] diramu untuk diminum. Sisanya dituangkan di perut pasien, sedangkan samsam itu diberikan kepada pasien untuk dimakan. Mantranya: "O� O� be julit putih, m�song di batan batune, t�ka yeh agung mangruduk, r�ngas i be julit putih, mlas mak�cos, cok bor, 3, i��p aku gurun ibane, sigar kaki kadi buluh, dadi, dadi, dadi" (Ya Ikan Bejulit putih di lorong di bawah batu, datang air bah menabrak, kaget si ikan bejulit putih, melompat, cok bor (3x), anggap aku gurumu, terbelah kakimu bagai bambu). Obat perangsang supaya mempunyai anak, sarananya terdiri atas empu kunir warangan (Curcuma domestica Val. f.), diramu untuk diminum. Mantranya: "O� nini ma�ik kaki ma�ik, nini lare, mand�ga kita ring jro w�t�nge syanu, mandaga kita ring peyukoyuan, kadununga ari-ari, sing t�ka umand�g, umand�g, umand�g. O� sanghyang bayu dadyak�n lare ring jro w�t�ng, iki pangand�g rajah ruyu, ruyun�nta den (Ya Nini dan Kaki Manik, Nini Bayi, berdirilah engkau di dalam perutnya si anu, berdirilah. Ya Sanghyang Bayu jadikan bayi di dalam perut)
[11b] sanak kita kabeh, dadi, dadi, dadi". Obat itu ditaruh dalam wadah yang diberi gambar mistik sebagai berikut. Inilah ajian untuk meramalkan bahwa benih kandungan pasien akan jadi. Sarananya terdiri atas nasi putih, nasi kuning, nasi hitam, diambil masing-masing 1 genggam, dialasi daun mengkudu dan dihiasi bunga mengkudu masing-masing sepasang, disertai porosan (dibuat dari daun sirih, kapur, buah pinang, dan gambir) lengkap, ketiga nasi itu ditutup dengan tempurung kelapa, ditaruh di bawah tempat tidur. Adapun posisi meletakkan nasi itu adalah
[12a] nasi putih ditaruh menghadap ke timur, nasi kuning ditaruh menghadap ke barat, nasi hitam ditaruh menghadap ke selatan, ditaruh selama tiga hari, setelah itu diperiksa, jika ternyata nasi itu utuh seperti semula, pertanda benih janin akan jadi. Jika nasi itu buyar, pertanda dukun kalah, nasi itu wajib dibuang di jalan raya. Setelah ketiga genggam nasi penawar itu disajikan, wajib diberi mantra: "O� sang kama putih saking sudha, kama kuning saking �ara, kama ir�ng saking indra, sing t�ka pada urip, urip, urip, ke��p siddhi mandi mantranku" (Ya Sang Kama putih dari kesucian, Kama kuning dari Iswara, Kamahitam dari Indra, yang datang pada hidup (3x), ampuhlah mantraku). Inilah ajian pamatuh (penenang) bayi di dalam kandungan, jika janin menunjukkan wanita ataupun laki-laki, wajib diruwat, sarananya terdiri atas air tawar dari tiga mata air, diwadahi tempurung kelapa hitam, diisi bunga kamboja yang masih utuh 3 buah, beras 3 biji,
[12b] semua dimasukkan ke dalam air, setelah diberi mantra, lalu diberikan kepada pasien untuk diminum, dipercikkan, dan dipakai mencuci muka, masing-masing tiga kali. Sisanya disiramkan dari atas kepala, sebanyak tiga kali siraman. Mantranya: "O� sanghyang Brahma, anglukat da�a malane syanu, m�tuhana ring irung t�ng�n. O� sanghyang Wisnu anglukat da�a malane syanu, sahananing mala ring ngampru, m�tu adalan ring irung kiwa. O� sanghyang I�wara, anglukat da�a malaning �ar�rane syanu, m�tuhana ring pupusuh, m�tu adalan ing irung kalih, lukat ati pur�a, iku amalaning �ar�ra, anggawe tamba abr�sih, dening ba�u tan mala, haning lila wara�a, dening bha�ara tiga maha�akti, �ning, �ning, �ning" (Ya Dewa Brahma, bersihkanlah kekotorannya si anu, keluar di hidung kanan. Ya Dewa Wisnu, bersihkanlah kekotorannya si anu, yang berada pada kentut, keluar di hidung kiri. Ya Dewa Iswara, bersihkanlah kekotorannya si anu, yang berada pada jantung, keluar pada kedua lobang hidung, bersihkan dengan sempurna, itu yang mengotori badan, membuat alat penyucian,oleh Dewa Trisakti). Inilah
[13a] ajian pamungkah untuk bayi yang sulit lahir, sarananya terdiri atas air dalam tempayan. Tempayan itu diberi gambar mistik. Air penawar itu diberikan kepada pasien untuk diminum dan sisanya disiramkan di tubuh pasien. Inilah gambar mistik tempat air itu. Mantranya: "O� gajah matu m�tu sang rare cili, m�tu, 3, 2, 3" (Ya Gajah membatu keluar sang bayi kecil, keluarlah). Ditambah lagi dengan air yang diambil dari pancuran untuk diminum dan sisanya disiramkan di tubuh pasien. Mantranya: "O� m�tu
[13b] yeh �om, m�tu ba��h, m�tu g�tih, m�tu ring goah �ar�rane syanu, t�ka clakoweng, t�ka clakoweng, t�ka clakoweng" (Ya keluarlah air nyem, banyeh, darah yang ada pada badannya si anu, datanglah, datanglah, datanglah). Mencegah keguguran, apabila baru keluar darah, perut pasien wajib disembur dengan daun tuke-tuke. Untuk obat urap terdiri atas daun subak langa, beras, adas (Foeniculum vulgare MILL), kelabet (Trigonella Foenum-graecum L.). Ramuan itu sekalian diberi mantra: "O� widyadhara, ingsun masang ngand�g larene syanu, k�t, 3, siddhi swaha" (Ya Widyadara, hamba memasang benih bayinya si anu). Ada lagi ramuan untuk mengurap perut dan bagian perut di bawah pusar hingga ke tulang punggung pasien, sarananya terdiri atas tanah kemulan, tanah yang ada di ujung kaki tangga, abu pedupaan, tanah jalikan, diramu dan ditumbuk, dimasukkan ke dalam air tempayan. Mantranya: "lamun saking tanah t�pen
[14a] ujan bal�s, sakit basange syanu, yan tan sakit tanah t�pen ujan bal�s, tan sakit basange syanu, t�ka �mp�t waras, waras, waras. ke��p siddhi mandi mantranku" (Jika tanah terguyur hujan deras, sakit perutnya si anu, jika tanah tidak terguyur hujan deras, tidak sakit perutnya si anu, datang dan sembuhlah, ampuhlah mantraku). Ajian untuk tembuni melilit, sarananya terdiri atas telor ayam 1 butir, dipecahkan dan dimasukkan ke dalam tempurung kelapa, diisi air panas mendidih, lalu diberikan kepada pasien untuk diminum. Kuning telor itu ditelan. Tempat air itu diberi gambar mistik. Mantranya: "O� sang bhuta angadang, maring gwa garbane syanu, sira sang bhuta tustundung, sira sang bhuta kakawah, sira sang bhuta ari-ari, sira sang bhuta ambah-ambah, kabeh sira sang bhuta, tututin kakanta, sang rare cili, suwe sira sang rare cili, ngantos sira, ring l�mah, bapa babunta, age sira (Ya Bhuta yang menghalangi di pintu rahimnya si anu, para Bhuta semua, ikuti kakakmu, sang bayi kecil, lama menunggu di dunia, cepatlah, cepat, cepat)
[14b] den ag�lis, prapta sang gagak bhirawa, har�pana kat�mu maring sira, m�tu, m�tu, m�tu, cok bor, cok bor, cok bor mudul kadi tikus, angulati lakine, c�los cuwas, c�los cuwas, c�los cuwas". Inilah gambar mistik untuk tempat air itu. Inilah obat untuk penyakit sarab atau penyakit inja. Jika tanda-tanda penyakitnya berupa bintik-bintik, sarana obatnya adalah ong brahma (jenis jamur/Auricularia sp.), ong kul (jenis jamur), inti bawang merah dan adas (Foeniculum vulgare MILL), dilumatkan, untuk dipakai obat oles. Obat jamu untuk bayi tidak mau makan, sarananya terdiri atas pisang batu masak, inti kencur, daun kenanga 3 lembar, bawang, dan adas (Foeniculum vulgare MILL). Mantranya: "O� di madidih, mulih maring basang madidih, waras waras ring ngiso, yah, yah, yah, ke��p (Ya mendidih, pulang ke perut mendidih, sembuh, sembuh, ampuhlah mantraku)
[15a] sidhi mandi mantranku". Obat untuk penyakit sawan, jika merasa gerah semalam suntuk, sarananya terdiri atas daun lengkuas tua (Languas galanga Willd.) dan bawang, diramu untuk menyembur sekujur tubuh pasien. Jika pasien merasa kedinginan dan menderita perut kembung, wajib disembur perutnya dengan sarana terdiri atas bangle (Zingiber cassumunar Roxb.), bawang putih, dan jangu. Inilah obat gosok untuk penderita sawan, sarananya terdiri atas daun kelor munggi (Moringa oleifera Lamk.), inti bawang, minyak kelapa, diramu untuk mengurap sekujur tubuh pasien. Inilah obat penyakit sawan tangis, sarananya terdiri atas air liur merah (bekas mengunyah daun sirih), dioleskan di setiap ruas tubuh. Mantranya: "O� sasak sawan kabeh, salwiring sawan salabyanya swaha, m�tu denya sawan kabeh, lah poma" (Ya semua penyakit sawan, keluarlah olehmu semua penyakit sawan). Inilah gejala penyakit sawan naga, yakni tubuh pasien menggeliat-geliat dan gelisah, mulutnya mengatup-katup, lidahnya menjulur-julur. Sarana obatnya terdiri atas batang, daun dan akar padang alia (Polygonum chinense L) , miyana (Coleus sentellaioides), mesui (Massoia aromatica Becc.), bawang merah, bawang putih, dan jangu,
[15b] diramu untuk bedak. Sebagai obat gosok terdiri atas daun kelor (Moringa oleifera Lamk.), bawang putih, jangu, air cuka, dan garam 3 kupak. Sebagai obat jamu, terdiri atas temulawak, inggu (Ruta angustifolia Pers.), kencur 3 iris, sari kuning, dan kemenyan. Inilah penawar sawan, sarananya terdiri atas daun dan akar intaran, bawang putih, jangu, dilumatkan dan diambil saripatinya untuk diminum. Ampasnya dipakai bedak. Mantranya: "O� sawan sawiwit, sawan bantang, sawan j�j�t, sawan lilit, sawan lutung, sawan bojog, sawan bukal, sawan t�gahan, sawan de��i, ac�p-ac�pan, kag�s�ng denira bha�ara Brahma, O� g�s�ng, salwiring sawan kabeh, t�ka g�s�ng, t�ka g�s�ng, t�ka g�s�ng" (Ya segala jenis dan pentebab penyakit sawan, dimusnahkan oleh beliau Dewa Brahma, ya musnah, musnah). Ada lagi jamu untuk penyakit sawan, jika pasien menderita perut kembung, sarana obatnya terdiri atas daun sirih tua,
[16a] daun paria hutan (Momordica charantia L. f.), ketumbah, kunir (Curcuma domestica Val. f.), asam, garam, diramu dan diambil saripatinya, lalu direbus hingga matang, kemudian didinginkan dan diendapkan. Bagiannya yang bening diambil untuk diminum. Sarana obat untuk menyembur pusar pasien, terdiri atas empu kunir (Curcuma domestica Val. f.), diparut, dicampur kemenyan dan gula aren, lalu dipendam dalam abu panas. Sarana obat jamu, terdiri atas daun dan akar muntis, asam, diisi garam, lalu dipanggang, dicampuri kunir (Curcuma domestica Val. f.), bakar dan ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.), saripatinya diambil untuk diminum. Ampasnya dipakai menyembur sekujur tubuh pasien. Untuk obat dempul, terdiri atas buah pala, jangu, kulit pangi (Pangium edule Reinw. f), semua dibakar hingga menjadi arang. Arang itu diambil, dilumatkan, ditetesi saripati kunir (Curcuma domestica Val. f.), air liur merah, lalu dipakai menambal pusar pasien. Obat untuk bayi menderita perut kembung,
[16b] jika perutnya terasa panas. Sarana obatnya terdiri atas buah delima yang sudah tua, tunas daun kentut putih (Paederia foetida L.), bawang bakar, adas (Foeniculum vulgare MILL), pulasai (Alyxia stellata Auct. non R. & S.), sepet-sepet, dan beras, diramu untuk diminum. Untuk menyembur bagian perut di bawah pusar, hingga ke tulang punggung dan tulang ekor sarana obatnya terdiri atas daun jambu renteng putih dan kulit rantingnya, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), serta beras merah. Sebagai sarana obat tetes hidung, terdiri atas air nira dari tanaman daun kentut (Paederia foetida L.), dicampuri inti bawang bakar, lalu disaring, bagiannya yang bening dipakai menetesi hidung pasien. Namun sebelum obat tetes itu dipakai menetesi hidung pasien, perlu didinginkan selama satu malam. Inilah tanda-tanda bayi menderita penyakit inja. Jika bayi muntah berak, dinamakan menderita penyakit injak peperak, kotoran bayi itu ada yang kental maupun ada yang encer. Sarana obatnya terdiri atas akar rumput kalamenca, daging kemiri, bawang,
[17a] adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu dan diambil saripatinya untuk diminum. Jika tubuh bayi bengkak-bengkak hingga ke kakinya, dinamakan menderita penyakit inja inggu brahma. Sarana obatnya adalah daun dan kulit pohon kasambi, buah dan akar pangi, ketumbar, lengkuas (Languas galanga Willd.), temulawak, diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien tampak mengurus, dinamakan menderita penyakit inja pusuh. Sarana obatnya terdiri atas daun pepe sayur (Gymnema syringifolium BERL.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diberi jimat tahi kerbau, diramu untuk bedak. Ada lagi penawar untuk penyakit inja, sarananya terdiri atas air 1 tempurung kelapa kecil, untuk dipakai memerciki pasien, mencuci muka pasien, dan diminum masing-masing tiga kali. Mantranya: "ih i�ja ong i�ja naga, i�ja lilit, i�ja gantung, aja kita manglaranin i barak, i�ja blatuk, i�ja g�tih, aja manglaranin i barak, i�ja brahma, i�ja ba�u, aja anglaranin i barak, (Hai segala jenis penyakit bisul di kepala, jangan kau menyakiti si Barak karena aku tahu penyebabmu dulu, keluar kau di dasar bumi dan bawah, turunlah dewa Agni memusnahkanmu semua, dewa Iswara menghidupkan I Barak, ampuhlah mantraku)
[17b] apan aku wruh ring kadadenta nguni, m�tu kita ring dasar pritiwi, ring dasar kawah agung, ung ang tumurun bhatara Agni, angs�ng akuweh i�ja, tumurun, ung mang tumurun bha�ara I�wara, angurip anambanin i barak, lah ta uripurip, urip, siddhi mandi mantranku". Bedak untuk penyakit inja, sarananya terdiri atas daun kalayuan, daun teleng (Clitoria ternatea L.), ketumbar, dan air cuka. Sarana obat bedak untuk penyakit inja dengan gejala bintik-bintik dan gatal-gatal, terdiri atas daun jambu air, lengkuas (Languas galanga Willd.), kunir (Curcuma domestica Val. f.), ketumbar 3 biji, pulasai (Alyxia stellata Auct. non R. & S.), semua dipanggang, untuk dipakai bedak. Sarana obat untuk penyakit inja dengan gejala gatal-gatal, terdiri atas daun sotong dibakar, lengkuas (Languas galanga Willd.), kunir (Curcuma domestica Val. f.), ketumbar, mincid deha, diulek, untuk obat bedak. Obat bedak untuk segala jenis
[18a] penyakit inja, sarananya terdiri atas daun basa-basa (Clausena sp.), lengkuas (Languas galanga Willd.), ketumbar (Coriandrum sativum L.), buah kayu putih (Melaleuca leucadendron L.), sepet-sepet, samparwantu, trawas, mincid deha, diramu untuk bedak. Obat penyakit inja, sarananya terdiri atas daun paria hutan, temulawak, lengkuas (Languas galanga Willd.), ketumbar, pulasai (Alyxia stellata Auct. non R. & S.), inja-injahan, semuanya diparut, dilumatkan untuk bedak. Obat untuk penyakit inja bintik-bintik dan bengkak, sarananya terdiri atas jamur brahma, jamur kul, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu untuk bedak. Ada lagi obat untuk penyakit inja bintik-bintik, sarananya terdiri atas umbi yangbubu, kulit labu pahit, dibakar, arangnya diambil dan dilumatkan, ditetesi air liur merah untuk dipakai obat oles. Obat untuk penyakit inja dengan gejala perut kembung, sarananya terdiri atas daun paria hutan, temulawak, kunir (Curcuma domestica Val. f.), arang kulit kerbau,
[18b] diisi inja-injahan, ditumbuk dan diambil saripatinya untuk diminum. Obat penyakit inja dengan gejala perut kembung, sarananya terdiri atas akar pisang gedang, akar bayam merah, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.), diramu untuk diminum. Obat penyakit inja dengan gejala mencret, sarananya terdiri atas buah delima yang masih kecil, inti kunir (Curcuma domestica Val. f.), sintok (Cinnamomum sintok BL.), inja-injahan, diramu dan diambil saripatinya untuk diminum. Obat untuk penyakit inja mencret, sarananya terdiri atas pisang batu muda (Musa brachycarpa Backer), kelapa merah yang masih kecil, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), sepet-sepet, diramu dan diambil saripatinya untuk diminum. Ampasnya dipakai urap dicampur dengan kulit pohon kecapi, dan dipakai menambal tulang ekor pasien. Obat penyakit inja menceret bercampur nanah dan darah, sarananya terdiri atas tanaman isep nanah isep getih (Desmodium triflorum DC. f), kulit pohon turi putih (Sesbania grandiflora), akar teleng putih (Clitoria ternatia L. f), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL),
[19a] mincid deha, diramu dan diambil saripatinya untuk diminum. Ampasnya dipakai obat gosok. Obat untuk penyakit inja dengan gejala pasien tidak mau makan, sarananya terdiri atas tunas udani (Combretaceae), tunas daun kentut (Paederia foetida L.), tunas pancarsona (Tinospora coriaceae BEUMEE), kapanggian tis (Curcuma purpurascens BL) , inti temulawak, daging kemiri, diramu untuk diminum. Ada lagi obat batuk untuk bayi, sarananya terdiri atas daun dan akar beluntas (Pluchea indica Less.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu untuk diminum. Obat batuk untuk bayi, sarananya terdiri atas santan kane, asam, ditim, diambil saripatinya untuk diminum. Obat penyakit inja tiwang sawan, sarananya terdiri atas daun dan akar paria hutan, lengkuas (Languas galanga Willd.), temulawak, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), inggu (Ruta angustifolia Pers.), air jeruk, diramu untuk diminum. Mantranya: "ih bha�ara Guru, ingsun a�aluk larane syanu, ingsun anambanin lare tiwang sawan�n, salwiring tiwang sawan, langkuas (Hai Bhatara Guru, hamba minta sakitnya si anu, hamba mengobati sakit step sawan semua, untuk menghidupkan tenaganya si anu, karena si anu anak Bhatara Guru yang dilebur segala kekotorannya, sembuhlah)
[19b] pamunah tiwang, lampuyang pamunah sawan, bawang tambus aku ne��i, adas pangl�buranta, juuk maka pangurip bayune syanu, apan syanu anak bhatara Guru kapupug kal�bur lara patakane syanu, siddhi waras wastu ya nama swaha". Obat untuk penyakit sawan tiwang, sarananya terdiri atas sirih tampinan lengkap, bawang putih, jangu, diramu dan dikunyah, diambil saripatinya untuk obat oles. Mantranya: "ih lawas, lawas, ara kami, bhuta lombok, tanu kami, bhuta lomboke to kami, waras, waras, waras, sidhi mantranku" (Hai lama, lama kami, Bhuta Lombok itu kami, sembuh-sembuh). Jika pasien tertidur lelap, pertanda diserang penyakit inja gaget. Obatnya terdiri atas kelampuak (Syzygium zollingerianum), garam hitam, diramu untuk bedak. Obat penyakit inja grah, mamaleman, bisa disembur dengan sarana obat terdiri atas daun sembung (Blumea balsamifera DC), garam 3
[20a] kupak, diramu untuk menyembur sekujur tubuh pasien. Jika lobang dubur pasien terasa sakit dan mengeluarkan darah, pertanda pasien mengidap penyakit inja kuliran. Sarana obatnya terdiri atas tunas pohon waru (Hibiscus tilliaceus L.), bawang bakar, adas (Foeniculum vulgare MILL), beras merah, dicampur kotoran cacing tanah, santan kane, diramu untuk diminum. Sarana obat gosoknya terdiri atas daun kapas tahun (Gossypium acuminatum Roxb.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), sepet-sepet, dan kapur diisi air tempayan. Jika pasien mengeluarkan darah bercampur nanah dan mendidih, pertanda pasien menderita penyakit inja sumsum. Sarana obatnya terdiri atas akar palma, akar glagah (Saccharum spontaneum L.), bawang bakar, adas(Foeniculum vulgare MILL), sepet-sepet, beras merah, dicampuri tanah yang diambil di bawah sanggah kamulan, diramu untuk diminum. Jika pasien muntah berak, pertanda menderita penyakit inja galira. Sarana obatnya terdiri atas akar dan kulit pohon juwet, ketan putih, ketan hitam, masing-masing sejumput,
[20b] beras merah dua jumputan, ditumbuk, dicampur dengan bawang bakar, lalu diisi air serabut kelapa muda, diramu hingga pekat, lalu direbus, diisi sedikit gula merah yang dikerik dengan sendok, dilumatkan untuk diminum. Jika bayi kuat makan dan kuat minum tetapi tubuhnya tetap kurus, perutnya buncit, pertanda diserang penyakit inja graget. Sarana obatnya terdiri atas air ketan hitam, minyak kelapa saring, darah ayam hitam, ditakar dalam ukuran yang sama, lalu dicampur, dilumatkan untuk diminum. Akan tetapi, obat itu harus diramu pada saat Kajeng Kliwon, dan diberikan kepada pasien untuk diminum tiga kali sehari. Mantranya: "O� limur ring ati, muwaras, muwaras, muwaras, O� muryang, mursyah, mursyah, mursyah" (Ya hiburlah hatimu, sembuh, sembuh, sembuh). Penawar untuk bayi menderita bengkak-bengkak di setiap tubuhnya dan penyakit inja. Sarana obatnya terdiri atas daun paspasan (Coccinia cordifolia Gogn.),
[21a] daun bawang merah, adas(Foeniculum vulgare MILL), dilumatkan. Setelah diberi mantra dipakai obat oles, dioleskan dengan bulu ayam. Mantranya: "O� prawat�k dewata paum, bha�ara Guru nora ditu, sing t�ka wurung, wurung, wurung" (Ya para dewa bersidang, Bhatara Guru tidak disana, yang datang batal, batal, batal). Penyakit akan lekas sembuh. Dan lagi jika mata pasien bengkak, supaya tidak kabur ataupun kutikan, sarana obatnya terdiri atas kulit pohon jeruk nipis, kulit buah jeruk nipis, daging kemiri jentung, kunir (Curcuma domestica Val. f.), 1 iris, dilumatkan, dikunyah, lalu dipakai menyembur. Mantranya: "O� batu putih, tumbuh di t�ngah sagarane, g�tih mapupul, ba��h mapupul, t�ka punah, punah, punah, syah galah apadang" (Ya batu putih tumbuh di tengah laut, darah menggumpal, banyeh berkumpul datang, punah, punah, punah, syah terang benderang). Ada lagi sarana obat yang lain terdiri atas rumah kalisasuan, inti bawang adas(Foeniculum vulgare MILL), dilumatkan untuk obat gosok, diberi mantra
[21b] seperti di atas. Obat penyakit inja brahma, sarananya terdiri atas tanah dasar rumah, diremas diisi air tawar, lalu diminum. Mantranya: "ih rare an�mu syah, brahma muksah, i�ja muksah, muksah i�jane syanu, t�ka muksah, muksah, muksah". Jika pasien gelisah dan tubuhnya agak bengkak, pertanda diserang inja leked. Sarana obatnya terdiri atas sembung ati (Blumea balsamifera), inti bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), garam hitam, diisi jimat benang biru sejengkal, dimasukkan ke dalam jamu, lalu diremas, diambil saripatinya untuk diminum. Obat penyakit inja leplep, sarananya terdiri atas bawang tunggal 3 biji, digoreng dengan minyak kelapa, untuk obat oles. Setelah pasien diberi obat oles, lalu disembur dengan ramuan daun undis, daun sidawayah (Woodfordia floribunda Salisb.) digaring,
[22a] ketumbar 3 biji. Jika pasien menderita sakit kepala bernanah, pertanda diserang penyakit inja wawatih. Sarana obatnya terdiri atas akar tampak liman (Elephantopus scaber L.), akar silagui jantan dan betina, akar alang-alang, akar rumput blulang, bayam lalahan, isep nanah isep getih (Desmodium triflorum DC. f , kapanggian tis (Curcuma purpurascens BL), sepet-sepet, dilumatkan, lalu dipendam dalam abu panas, diambil saripatinya untuk diminum. Jika kotoran pasien berbusa putih, dinamakan menderita penyakit inja ujan atau disebut inja ilut. Sarana obatnya terdiri atas bawang dan adas (Foeniculum vulgare MILL). Jika kotoran pasien berwarna merah, dinamakan diserang penyakit inja turut. Sarana obatnya terdiri atas akar bayam merah, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.), diramu untuk diminum. Sarana obat untuk menyembur perut pasien dan tulang punggung hingga ke bagian perut di bawah pusar, terdiri atas beras basah, biji nangka bubur,
[22b] bunga kamboja, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), dan daging kemiri. Jika tubuh pasien gerah agak ngeri, perutnya kembung, dinamakan menderita penyakit inja turut kambuh. Sarana obatnya terdiri atas daun limao (Citrus maxima MERR.), ketumbar, garam, diramu untuk menyembur sekujur tubuh pasien. Mantranya: "Ong Ang musryah, mursyah, mursyah swaha". Jika tubuh pasien gerah kebiru-biruan, menggeliat-geliat, matanya biru, dinamakan mengidap penyakit inja naga. Sarana obatnya terdiri atas sintok (Cinnamomum sintok BL.) dibakar, beras merah, diramu untuk membedaki sekujur tubuh pasien. Sarana obat minumnya terdiri atas akar pepe sayur (Gymnema syringifolium BOERL. f), akar entut balu (Coleus sp.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu untuk diminum. Jika ujung lidah pasien berwarna merah, pertanda mengidap penyakit inja kaliaga. Sarana obatnya terdiri atas ulat pisang, santan kane, damuh (Merremia emarginata HALL. f) diramu dibakar, lalu didinginkan, setelah dingin, disaring dicampur dengan air kelapa
[23a] bertunas, lalu diminum. Penawar untuk bayi suka menangis menjerit-jerit siang malam. Tulislah di punggungnya dengan kapur jampi-jampi berikut: "A tiga kali, alimah-alimuh tiga kali, swaha tiga kali, mursyah tiga kali, galang apadang". Obat untuk bayi sering muntah terus menerus sepanjang hari, dinamakan terserang penyakit inja sawan sarab leak. Sarana obatnya terdiri atas kencur, kunir (Curcuma domestica Val. f.), ketumbar, majakeling (Terminalia arborea K & V), garam, dilumatkan, lalu dipendam dalam abu panas, diambil saripatinya untuk diminum. Sarana untuk menyembur hulu hati pasien terdiri atas buah pinang jumbo dibakar dan sintok (Cinnamomum sintok BL.),. Obat penyakit inja curek, sarananya terdiri atas kunir (Curcuma domestica Val. f.), bawang putih, jangu, dilumatkan dan diambil saripatinya, lalu ditim untuk dipakai obat tetes telinga. Obat penyakit curek, sarananya terdiri atas empu kunir (Curcuma domestica Val. f.), dibakar, kulit buah pinang
[23b] jumbo, diramu untuk obat tetes telinga. Obat untuk bayi menderita penyakit siksik. Sarananya terdiri atas daun pisang kayu (Musa paradisiaca L.f) yang sudah kering, batu di tengah sungai dipukulkan dengan temannya di tempat semula, lalu pecahan batu itu diambil, kemudian direbus hingga matang, diramu dengan umbi lengkuas (Languas galanga Willd.) kapur 3 iris, daun lengkuas (Languas galanga Willd.) 3 lembar, untuk dipakai menyembur pasien setiap saat, dan untuk dipakai mencuci muka pasien. Jika penyakit siksik menjalar hingga ke mata, janganlah ramuan obat itu direbus seperti di atas, tetapi lebih baik dipakai bedak muka, dan olesilah alisnya dengan kembang sepatu yang diberi gambar mistik seperti di bawah ini. Ada lagi obat penyakit siksik, sarananya terdiri atas daun bungkak nyingnying , daging kemiri, untuk dipakai menyebur tubuh yang terserang penyakit. Mantranya: "O� s�l�r-s�l�r silalar, ar�p akukubon, �nduh kita da ditu, (Ya kesana-kemari, ingin pulang ke rumah, takluk engkau jangan di sana)
[24a] don bungkak nyingnying, lublub tingkih, angundurana kita, muksah kita, muksah, waras, waras, waras". Obat untuk bayi menderita penyakit pipis mata tidak henti-hentinya dan bergumpal-gumpal, sarana obatnya adalah darah ayam berbulu merah dibakar. Setelah matang diisi air jeruk panggang, diramu untuk obat oles. Mantranya: "pandusanira bha�ari Durga, kinabur tanana l�tuh" (Pemandian beliau Bhatari Durga, dikaburi tidak ada kekotoran). Obat mata rusak, sarananya adalah bunga menur dan akarnya, beras 21 biji, dilumatkan untuk obat oles. Mantranya: "angad�g tejan matane syanu, lunggahing gadung s�karing sempol, maka pangundur an�mu mundur kita, pritiwi kabeh, iridak�na sanak putunira kabeh, t�ka luwar, luwar, luwar"(Berdiri sinar matanya si anu, manaiki pohon gadung berbunga sempol, sebagai pengundur bertemu, mundur engkau, bumi semua). Inilah ajian untuk menghentikan bayi menyusu, apabila bayi sudah pantas diberhentikan minum air susu ibunya, setelah
[24b] umurnya cukup. Adapun hari baik untuk melakukan pemberhentian bayi menyusu pada ibunya adalah pada hari yang bertepatan dengan perhitungan harian: tulus, guru, dan was. Sarananya adalah air diwadahi tempurung kelapa, dimasuki bunga kamboja 3 helai yang masih utuh. Jika ramuan air itu sudah selesai diberi mantra, lalu air itu dipercikkan dengan bunga kamboja satu persatu sehingga menjadi tiga kali percikan. Setelah bayi selesai diperciki air, lalu diberi minum sebanyak tiga kali. Kemudian disuruh mencuci muka dengan air itu sebanyak tiga kali pula. Sisakan air itu sedikit untuk mencairkan gula yang dilumatkan serta diisi kapur untuk mengoles puting susu ibunya. Setelah itu,
[25a] bayi itu disiram sekali saja dari atas kepala dengan air yang ada di dalam tempurung kelapa. Adapun satu bunga kamboja itu dibagi dua, masing-masing dipasang di kedua telinga bayi. Dua bunga kamboja lagi dipasang di rambut bayi dan dipasang di palangkiran. Inilah doa pemujaannya: "meh wibuh, wibuh, meh biu, aja ta sira eang, ring ingsun, ingsun asasanan awak �ar�ra kami, poma, poma, poma, sira arin ingsun, tan eng�t ring susuning ibu, poma, poma" (Hampir gemuk, gemuk, beliau adik hamba, tidak ingat pada susu Ibu). Inilah ajian untuk penawar penyakit batuk, sarananya bebas. Mantranya: "ura-ur�k gat�lku mati, h��p, h��p, h��p" (Garuk-garuk gatalku mati, sembuh, sembuh, sembuh). Inilah ajian kakambuh linggan bhatara, sarananya daun palma diberi gambar mistik, disembur dengan bawang merah, bawang putih, dan jangu. Jimat itu digantung
[25b] di atas tempat tidur, atau boleh juga dibungkus dan digantungkan di dada. Daun palma (lontar) diberi gambar mistik sebagai berikut. [End]
[2a] panga�cing Muhamat, lah ilah, il�lah, Muhamat darahsululah". Sarananya adalah air bersih diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum, sisa air itu dipakai mencuci vagina. Inilah pengunci janin dalam kandungan serta penawar penyakit di dalam tubuh, masing-masing pada disertakan. Inilah ajian pamungkah kancing (pembuka kunci), yakni memakai sarana air diwadahi tempurung kelapa kecil berwarna hitam untuk diminum dan sisa air itu dipakai mencuci vagina. Mantranya adalah: "Bungkah aku kancing Alah, rasululah, rasululah, rasululah"(Bukakan aku kunci Ya Allah, utusan Allah, utusan Allah, utusan Allah). Ajian pamungkah (pembuka), sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum, sisanya dipakai mencuci vagina. Mantranya: "Alah ung mang, bungkah kancing, Alah kancing Muhamat, apan aku angadok (Ya Tuhan, buka kunci, Allah kunci Muhamat, karena aku menyuruh dewa pembuka kancing Muhamat)
[2b] dewa pamungkah kancing Muhamat". Ajian pamungkah (pembuka), sarananya terdiri atas air bersih diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum, sisanya dipakai mencuci vagina. Mantranya: "Bismilah irahmanirahim, bungkah Alah kancing Muhamat, lah ilah ilelah Muhamatada rasululah" (Semoga tiada aral melintang, buka Alah kunci Muhamat, Ya Allah tiada Tuhan selain Allah, Muhamat utusan Allah). Inilah ajian pamungkah lare ring jro w�t�ng (perangsang janin di dalam kandungan), yang patut diberikan terlebih dahulu. Sarananya terdiri atas air bersih diwadahi tempurung kelapa untuk diminum. Sisa air itu disiramkan di tubuh. Mantranya: "O� bungkah ka�cing bwana k�ling, bungkah g�donging Alah, bungkah mangadwara �ar�rane syanu, t�ka m�nga, t�ka m�nga, t�ka m�nga" (Ya Tuhan, buka kunci buana keling, buka gedong ya Allah, buka pintu badannya si anu, datang terbuka, terbuka, terbuka.). Inilah ajian pang�t�k lare ring jro w�t�ng (perangsang janin di dalam kandungan). Sarananya terdiri atas air tawar, diwadahi tempurung kepala besar untuk diminum. Setelah diminum lalu sisanya dipakai menyiram
[3a] perut pasien. Jika air itu masih tersisa, boleh dipakai mencuci vagina pasien. Mantranya: "O� ta kita to kadi be julit, mak�cos kita kadi katak, turut kita adinnya" (Ya Engkau bagai ikan be julit, melompat bagai katak, ikut engkau adiknya). Ada lagi ajian pang�t�k rare (perangsang janin), sarananya terdiri atas air ditimba dengan sibuh sangket (tempurung kelapa diisi tangkai). Pada saat menimba air itu harus menghadap ke hilir dengan menahan nafas. Air itu untuk diminum dan sisanya dipakai menyiram kandungan dan tubuh pasien. Mantranya: "Makliy�s makuliw�san, ma�urunuk marupa bojog, mak�cos kadi katak, maml�k�jut kadi be julit, t�ka cl�ngeng, t�ka cl�ngeng, t�ka cl�ngeng" (Terasa mulas melilit, menyeruduk berupa monyet, melompat bagai katak, kaget bagai bejulit datanglah). Inilah ajian penawar untuk mencegah kematian bayi. Sarananya terdiri atas kelapa muda diparut, diberikan kepada bayi yang baru lahir, sebelum mendapat air susu ibu. Mantranya: "O� ibu pritiwi, ingsun bha�ara Twa,
[3b] tinandur mu�car saking aka�a, mumbul saking pritiwi, tunya, tunya, tunya, tayuh, tayuh, tayuh" (Ya Ibu Pertiwi, hamba bhatara Twa, ditanam menyembur dari angkasa, menyembur dari tanah, tunya, tunya, tunya, tayuh, tayuh, tayuh). Inilah obat perangsang untuk mempunyai anak. Sarananya terdiri atas anak ketam 5 ekor yang dicari pada waktu hari Kajeng Kliwon. Anak ketam yang masih mentah itu diremas dicampur asam, diisi air 5 sendok. Setelah diberi mantra, ramuan itu diberikan kepada pasien untuk dimakan. Baik pada saat mencari bahan ramuan, mengolah, maupun pada saat memakan ramuan obat itu, tidak boleh diketahui orang lain, tidak boleh dilakukan pada malam hari, ajian ini sangat rahasia. Mantranya: "O� nini maniku kadi sang Korawa, wadon, ngg�l den ag�lis, syanu anggawe lare, t�ka ked�p siddhi mandi mantranku, poma, poma, poma" (Ya Nini, benihku bagai sang korawa, perempuan, nongolah cepat, si anu membuat sengsara, datang dan ampuhlah mantaraku). Obat untuk mencegah keguguran. Sarananya terdiri atas air diwadahi tempayan tanah. Pada saat menimba air itu, pelaku harus menahan nafas. Air itu diwadahi tempurung kelapa kecil, diberi jimat buah delima 1 biji. Setelah diberi mantra,
[4a] ramuan itu diberikan kepada pasien untuk diminum sambil menahan nafas. Mantranya: "O� kama bang, kama putih, linupar andadi lare, aja age sira m�tu, apan dereng tutug wulanan sira, sanga wulan kinon ri w�si, kina�cinganing w�si p�p�t, t�ka p�p�t, t�ka p�p�t, t�ka p�p�t" (Ya Kama merah dan putih, jangan lupa menjadi bayi, jangan tergesa lahir, karena belum cukup umur, sembilan bulan disuruh dalam besi, dikunci besi dengan rapat). Inilah ajian pangurip manik (penjaga keselamatan janin). Sarananya terdiri atas ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.) 1 genggam, dicampur dengan gula dan sari lungid. Ramuan itu dituangkan ke dalam tempurung kelapa kecil yang berisi air tawar. Setelah itu, ramuan diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "ih sang hyang urip, bayu urip, buyut urip, i��p urip, maka manike syanu urip hyang pada urip, jum�n�ng m�tu urip, t�ka urip, t�ka urip, t�ka urip" (Hai dewa kehidupan, tenaga hidup, buyut hidup, pikiran hidup, sebagai janinnya si anu, hidup pada hidup, lahir hidup, datang dan hidup, hidup, hidup, hidup). Obat penawar karuron (lemah syahwat), sarananya terdiri atas kulit pohon juwet, kulit pohon kutat (Euthermis leucocarpa Jack. f.), daun kasinen (Ehretia microphylla Lamk.), garam. Saripati ramuan obat itu diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� kama urip, manik
[4b] urip, g�tih urip, ba��h urip, aja sira geger m�tu ring pritiwi, j�g sira jum�n�ng ring jro w�t�nge syanu, t�ka j�g, t�ka j�g, t�ka j�g" (Ya hidup sperma, hidup janin, hidup darah, hidup air, jangan engkau ribut lahir ke dunia, diamlah di rahimnya si anu, datang terwujud). Jika orang ingin mempunyai anak dengan selamat, wajib terlebih dahulu diberikan ajian pangeger. Menjelang melahirkan diberi ajian pang�t�k rare. Setelah diberi ajian pang�t�k, dilanjutkan memberi ajian pang�s�h. Inilah ajian pangeger. Sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa berwarna hitam, diisi daun lontar yang telah diberi rerajahan (tulisan dan gambar mistik yang dapat menimbulkan kekuatan gaib). Setelah air itu diberi mantra, lalu diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� ma�jing m�tu, m�tu ta sira, tutut�n kakanta sanggu ka kawah" (Ya masuk keluar, keluarlah engkau, ikuti kakakmu sanggu ke kawah). Ada lagi ajian pangeger, sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil disertai sepasang kembang.
[5a] Air itu diberikan kepada pasien untuk diminum setelah diberi mantra sebagai berikut: "O� nini molotok, m�nganana lawang kino�cenge syanu kon i lare m�tuha, malayu kita den ag�lis, lah poma" (Ya Nini Molotok, bukalah pintu dibersihkanlah si anu suruh si bayi keluar, larilah engkau dengan cepat). Ada pula ajian pangeger, sarananya terdiri atas tampinan (daun sirih, kapur, buah pinang, gambir) lengkap, diberikan kepada pasien untuk dikunyah. Saripatinya supaya ditelan. Mantra: "O� sameda amburu rare ring jro w�t�nge si bajang si bayi, tutun aku den ag�lis" (Ya Sameda memburu bayi di dalam perut si bajang si bayi, ikuti aku dengan cepat). Ada lagi ajian pangeger, sarananya terdiri atas air bersih diwadahi tempurung kelapa hitam. Sebelum air itu diminum oleh pasien, terlebih dahulu sebagiannya disiramkan di lobang vagina. Setelah diberi mantra, barulah diminum. Mantranya: "O� kamanku waluh, kama pangeger, ring anak-anak, balbalak�na dawuhanira, bal den ag�lis, lah malmal, lah malmal, lah malmal" (Ya Kamanku labu, kama pangeger, pada anak-anak, bongkarlah pada harinya, bongkar dengan cepat). Inilah obat untuk merangsang bayi jika terkurung di kandungan,
[5b] dimana darah dan air ketuban sudah kering. Sarananya terdiri atas minyak kelapa yang harus diminta kepada penduduk di tujuh rumah. Minyak kelapa itu diberi mentra terlebih dahulu, lalu dipakai mengolesi perut pasien. Mantranya: "Tuhu wurung, tuhu wurung, tuhu wurung, sahak, sahak, sahak, sah, sah, sah" ( Sungguh benar-benar batal, batal, batal). Ada lagi obat perangsang bayi jika terkurung di dalam kandungan, sarananya terdiri atas tunas jarak (Jatropha curcas L.) dan bawang, dilumatkan, lalu dicampur cuka. Saripatinya diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� kama swaha, waras, waras, waras, m�tu, m�tu, m�tu" (Ya Kama swaha, segar, segar, sembuh, keluar, keluar, keluar). Inilah ajian untuk mencegah kelahiran bayi, jika usia kehamilan belum cukup umur, apalagi ibunya menderita sakit serta hendak mengalami keguguran. Sarananya terdiri atas akar tampak liman (Elephantopus scaber L.), ketan gajih, bawang, dan adas (Foeniculum vulgare MILL) diramu untuk diminum. Mantranya: "O� kama wurung, manik lare wurung, yeh wurung, ba��h wurung, g�tih wurung, haywa sira geger m�tu, lah wurung, lah wurung, lah wurung" (Ya Kama batal, janin itu batal, air batal, darah batal, jangan engkau ribut lahir, batal, batal, batal). Obat perangsang jika bayi mati dalam kandungan. Sarananya terdiri atas sari tanah, pulasari (Alyxia stellata Auct. non R. & S.), bunga teleng (Clitoria ternatia L.) ,
[6a] bunga sulasih (Ocimum basilicum L.), diramu untuk diambil saripatinya, dicampur dengan air susu ibu, untuk diminum. Ada lagi sarana lain terdiri atas putik bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) 5 batang, minyak kelapa, diramu untuk diminum. Ada pula sarana lain terdiri atas daun kelor munggi (Moringa oleifera Lamk.) direbus dalam air mendidih, untuk diminum. Mantranya: "O� yeh wehnya, namu nama swaha" (Ya air pemberiannya, Ya Tuhan maha kuasa). Inilah ajian pangeger untuk bayi mati dalam kandungan atau jika ibunya mati. Sarananya terdiri atas air diwadahi tundak untuk diminum. Sisa air itu disiramkan di perut pasien. Mantra: ". O� sasaka roro, ulig munggwing watu, ulig larene syanu, m�tu l�h, m�tu l�h, m�tu l�h" ( Ya Sasako Roro, gilas bertempat pada batu, gilas bayinya si anu, lahir halus, lahir halus, lahir halus). Inilah ajian perangsang jika bayi mati di dalam kandungan, ataupun ibu kandungnya mati. Sarananya terdiri atas gula merah 1 buah diberi gambar mistik Bhatari Durga dan Kalika. Mantranya:
[6b] "ih angga bhuta rak�asa, pangan�n anuke syanu, ring jro w�t�nge osah, osah, osah" (Hai badab Bhuta Raksasa, pemakan putranya si anu, di dalam rahimnya gelisah, gelisah, gelisah). Jimat penawar itu dipasang di bagian hilir mayat, di antara kedua paha si pasien. Inilah gambar mistik jimat tersebut untuk ditirukan.
[7a] Ajian pany�s�h (melancarkan kelahiran), sarananya terdiri atas tunas daun kelor munggi (Moringa oleifera Lamk.) 3 batang, diikat dengan tali benang tiga warna (hitam, putih, merah), dimasukkan ke dalam tempurung kelapa berisi air tawar, lalu air itu diberikan kepada pasien untuk diminum. Tunas daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) itu diremas, kemudian diurapkan di perut pasien. Mantranya: "linus, inur�s, m�tu tulukang �ariranta, ah, ah, ah" (Putar dan lancarkan, keluar dan doronglah badanmu). Ajian pany�s�h, sarananya terdiri atas tempurung kelapa diisi air untuk diminum oleh pasien. Mantranya: "O� kumaca-kumacik, ang, ung, mang, ag�ng tanah, ag�ng langit, ag�ngang �ar�rane syanu, ag�ng, ag�ng, ag�ng" (Ya Gemericik, Ya Tuhan, tanah besar, langit luas, besarkan badannya si anu, besar, besar, besar). Ajian pany�s�h untuk melancarkan darah dan air ketuban, sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil diisi inti bawang merah. Air itu diberikan kepada pasien untuk diminum, sedangkan inti bawang merah itu ditelan pasien. Mantranya: "k�t�s-k�t�s kadi katak, mlak�tuk k�cos, k�cos, k�cos, eh, eh, eh" (Terpental bagaikan katak, berlompat, lompat, lompat). Ada lagi sarana lain terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil. Remas dan
[7b] masukkanlah bawang merah tunggal ke dalam air itu, lalu diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� O� O�, ih bhuta kakawah, bhuta ari-ari, aja kita anglaranin kita, manu�a har�p am�tu, ring bhumi pritiwi, m�tu, m�tu, m�tu, ong cor, ong cor, ong cor, l�h, l�h, l�h" (Ya Hai Bhuta Kakawah, Bhuta Ari-Ari, jangan kau menyakiti, manusia ingin lahir, ke dunia, lahir, lahir, lahir). Ajian pany�s�h, sarananya terdiri atas air diwadahi tempurung kelapa kecil untuk diminum. Sisanya dituangkan di perut pasien. Mantranya: "O� be julit putih, mas�bun duhur tambukune, t�ka mak�cos, t�ka mak�cos, t�ka mak�cos, ked�p sidhi mandi mantranku" (Ya ikan Bejulit putih, berdiam di atas empangan, datang melompat, melompat, ampuhlah mantraku). Ajian perangsang untuk tembuni yang sulit keluar, sarananya terdiri atas bawang tunggal untuk ditelan. Mantranya: "O� banaspatiraja, banaspatiraja gigina putih, t�ka sahak, 3, ked�p siddhi mandi mantranku" (Ya Banaspatiraja, Banaspatiraja giginya putih, datanglah, datanglah, datanglah,ampuhlah mantraku). Obat penawar keguguran, sarananya terdiri atas akar tampak liman (Elephantopus scaber L.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu, diambil saripatinya untuk diminum. Mantranya: "l�h sagara,
[8a] O� ih sagara asat, asat, asat. O� ih sagara sabida bha�ara, ih sagara sabida bha�ari, ih bha�ara sabi sang meng�t, ma. ung, sa ba ta a i O� ya nama swaha" (Hai laut kering, kering, kering. Hai laut sabda Bhatara, Hai lut sabda Bhatari, kata yang ingat, ya Tuhan). Pengucapan mantra itu haruslah sesuai dengan harinya pada saat membuat ramuan obat, misalnya, jika meramu obat bertepatan dengan Umanis, dukun harus mengucapkan mantra menghadap ke timur. Jika meramu obat bertepatan dengan Pahing, maka dukun harus mengucapkan mantra menghadap ke utara. Jika meramu obat bertepatan dengan Pon, dukun harus mengucapkan mantra itu menghadap ke barat. Jika meramu obat bertepatan dengan Wage, dukun wajib mengucapkan mantra itu menghadap ke selatan. Jika bertepatan dengan Kliwon, dukun wajib merapalkan mantra itu menghadap ke timur laut. Inilah ajian panyetik rare, sarananya terdiri atas daun sirih yang memiliki tulang daun saling bertemu, buah pinang muda. Daun sirih itu diberi gambar mistik. Setelah diberi mantra, daun sirih itu lalu diberikan kepada pasien. Mantranya: "O� kaki t�m�n, m�tu ta sira balbal, bayu sira den ag�lis, mwah tlagan kaki t�m�ne mo�sakang, wugang den ag�lis, ag�lis, ag�lis, cok bor, cok bor, cok bor" (Ya Kaki Temen, keluarlah beliau bongkah, tenaga beliau dengan cepat, dan telaga Kaki Temen dirusak, hancurkan cepat, cepat, cepat).
[8b] Ajian pangeger untuk tembuni yang susah keluar, sarananya terdiri atas tembaga, perak, diisi sobekan kain putih yang masih baru, dimasukkan ke dalam air berwadah tempurung kelapa kecil. Setelah diberi mantra, diberikan kepada pasien untuk diminum. Mantranya: "O� sanghyang ngadang-ngadang ring jro l�mah, tulung�n ingsun atulung lare, atulung ari-ari, wurine, ar�pe, sore, apan sira anaking jro l�mah, lah m�tu, lah m�tu, lah m�tu" (Ya Dewa yang menjaga didalam tanah, bantu hamba yang sedang menolong bayi, menolong ari-ari, belakang depan karena beliau anak dari dalam tanah, keluarlah, keluar). Inilah ajian panyadak pang�s�ngan, jika bayi mati dalam kandungan yang harus dirangsang, wajib dibakar. Jika hendak melakukan panyadak maupun pang�s�ngan harus dilengkapi dengan sasantun lengkap, termasuk kampuh sapradeg (kain satu satuan), sasantun berupa uang sebanyak 1100. Inilah mantra pang�s�ngan: "O� apuy ni mrak, mijil sapukuhing lidah, mijil saking tungtunging ati, ah aku (Ya Api burung merak, keluarlah dari lidah, keluar dari ujung hati, ah aku)
[9a] kasinedah, ang, ong, mang, ang, ong, mang, ang, ong, mang, mah, u". Inilah ajian pang�s�ngan, pangr�g�p bayu, sarananya bebas. Jika hendak menjalankan ajian pangr�g�p, alirkanlah tenaga dalam dari nabi, ditaruh di bawah pusar, di sanalah tempat menunggalkan bayu, sabda, dan idep, lalu alirkan ke hidungmu, sambil merapalkan mantra : "sah ih nyah, sah ih nyah, sah ih nyah, A, Ang" (tidak bermakna). Rahasiakanlah ajian ini. Inilah ajian pangeger, sarananya terdiri atas air dalam tempayan tanah untuk diminum. Mantranya: "jabang bayi, m�tu t�ka si warah agung, haywa suwe" (Jabang bayi, keluar datang si warah agung, jangan lama). Ada lagi ajian pangeger, sarananya terdiri atas air tawar untuk diminum tiga kali. Mantranya: "daging sakamal�hang, iringak�n gajah, m�tu kang rare, yan wadon nini t�guh, yan lanang kaki t�guh, balbalak�na dauhanara, tur kalana kon m�tu" (Isi segala yang baik, diiringkan gajah, keluar bayi itu, jika perempuan ia akan kuat, jika laki ia akan teguh, bongkahkanlah dan suruh keluar). Inilah ajian pang�t�k rare, sarananya terdiri atas bawang
[9b] tunggal. Setelah bawang itu diberi mantra, lalu ujungnya ditancap-tancapkan tiga kali di pusar bayi. Setelah ditancapkan lalu ditelan. Mantranya: "O� paslahanira i lutung putih, manuhutin bantang mahiy�m, t�ka cok bor, t�ka cok bor, t�ka cok bor, ak, ak, ak" (Ya selahnya si kera putih, menuruti batang berduri, datanglah). Ajian pany�s�h, sarananya terdiri atas air tawar diwadahi tempurung kelapa hitam, untuk diminum, sisanya disiramkan di perut pasien. Mantranya: "O� ucu-ucul, rare cili buayah, ingsun angeruhang ring bapa batune, wanya tambaga, t�ka bya, t�ka bya, t�ka bya" (Ya awan yang tebal, bayi kecil mungil, hamba memberitahu ayah batunya, buahnya tembaga, datanglah). Ada lagi ajian pangeger, sarananya terdiri atas air tawar diwadahi tempurung kelapa hitam, disiramkan sedikit di lobang vagina. Tempurung kelapa itu diberi gambar mistik. Setelah diberi mantra, air itu diberikan kepada pasien untuk diminum. Sisanya disiramkan di perut pasien. Mantranya: "O� sang k�bo kup�ng, a�urungak�n lare ring jro (Ya sang Kebo Kupang, mengangkatkan bayi didalam perut, ayo keluarkanlah jangan lama)
[10a] w�t�ng, lah w�tokahan, haywa suwe". Inilah gambar mistik pada tempurung kelapa itu yang wajib ditirukan.
[10b] Obat untuk janin terkurung dalam kandungan, sarananya terdiri atas daun sirih yang tulang daunnya saling bertemu, bawang merah, bawang putih, jangu. Ramuan itu dikunyah oleh pasien dan saripatinya ditelan. Mantranya: "O� kaki t�mu, balbalak�na dauhanira, O� sak byak" (Ya kaki Temu, bongkahkanlah waktu beliau). Obat untuk bayi mati dalam kandungan, sarananya terdiri atas kayu d�p�p, kembang sepatu merah, air jeruk, untuk diminum. Mantranya: "O� lare m�tu sakeng w�t�ng, lah ingsun m�tu makon, m�tu makon, m�tu makon" (Ya bayi keluarlah dari perut, hamba yang menyuruh keluar, menyuruh keluar, keluar). Ada lagi obat untuk bayi mati dalam kandungan, sarananya terdiri atas lengkuas (Languas galanga Willd.) dan umbi sente (Aloeasia macrorrhiza) masing-masing 3 iris, sejumput ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.), diramu dan dilumatkan untuk dioleskan di perut pasien, tepat pada kedudukan bayi itu. Mantranya: "O� waringin sungsang, sagara lawan dala n�mu, lawan mangadala m�tu siddhi mandi mantranku, poma, poma,poma" (Ya Waringin sungsang, laut dan dauhn bertemu, dengan berdaun keluar ampuhlah mantraku). Ajian pany�s�h, sarananya terdiri atas bawang 5 iris untuk dipakai samsam, dan air dalam tempurung kelapa,
[11a] diramu untuk diminum. Sisanya dituangkan di perut pasien, sedangkan samsam itu diberikan kepada pasien untuk dimakan. Mantranya: "O� O� be julit putih, m�song di batan batune, t�ka yeh agung mangruduk, r�ngas i be julit putih, mlas mak�cos, cok bor, 3, i��p aku gurun ibane, sigar kaki kadi buluh, dadi, dadi, dadi" (Ya Ikan Bejulit putih di lorong di bawah batu, datang air bah menabrak, kaget si ikan bejulit putih, melompat, cok bor (3x), anggap aku gurumu, terbelah kakimu bagai bambu). Obat perangsang supaya mempunyai anak, sarananya terdiri atas empu kunir warangan (Curcuma domestica Val. f.), diramu untuk diminum. Mantranya: "O� nini ma�ik kaki ma�ik, nini lare, mand�ga kita ring jro w�t�nge syanu, mandaga kita ring peyukoyuan, kadununga ari-ari, sing t�ka umand�g, umand�g, umand�g. O� sanghyang bayu dadyak�n lare ring jro w�t�ng, iki pangand�g rajah ruyu, ruyun�nta den (Ya Nini dan Kaki Manik, Nini Bayi, berdirilah engkau di dalam perutnya si anu, berdirilah. Ya Sanghyang Bayu jadikan bayi di dalam perut)
[11b] sanak kita kabeh, dadi, dadi, dadi". Obat itu ditaruh dalam wadah yang diberi gambar mistik sebagai berikut. Inilah ajian untuk meramalkan bahwa benih kandungan pasien akan jadi. Sarananya terdiri atas nasi putih, nasi kuning, nasi hitam, diambil masing-masing 1 genggam, dialasi daun mengkudu dan dihiasi bunga mengkudu masing-masing sepasang, disertai porosan (dibuat dari daun sirih, kapur, buah pinang, dan gambir) lengkap, ketiga nasi itu ditutup dengan tempurung kelapa, ditaruh di bawah tempat tidur. Adapun posisi meletakkan nasi itu adalah
[12a] nasi putih ditaruh menghadap ke timur, nasi kuning ditaruh menghadap ke barat, nasi hitam ditaruh menghadap ke selatan, ditaruh selama tiga hari, setelah itu diperiksa, jika ternyata nasi itu utuh seperti semula, pertanda benih janin akan jadi. Jika nasi itu buyar, pertanda dukun kalah, nasi itu wajib dibuang di jalan raya. Setelah ketiga genggam nasi penawar itu disajikan, wajib diberi mantra: "O� sang kama putih saking sudha, kama kuning saking �ara, kama ir�ng saking indra, sing t�ka pada urip, urip, urip, ke��p siddhi mandi mantranku" (Ya Sang Kama putih dari kesucian, Kama kuning dari Iswara, Kamahitam dari Indra, yang datang pada hidup (3x), ampuhlah mantraku). Inilah ajian pamatuh (penenang) bayi di dalam kandungan, jika janin menunjukkan wanita ataupun laki-laki, wajib diruwat, sarananya terdiri atas air tawar dari tiga mata air, diwadahi tempurung kelapa hitam, diisi bunga kamboja yang masih utuh 3 buah, beras 3 biji,
[12b] semua dimasukkan ke dalam air, setelah diberi mantra, lalu diberikan kepada pasien untuk diminum, dipercikkan, dan dipakai mencuci muka, masing-masing tiga kali. Sisanya disiramkan dari atas kepala, sebanyak tiga kali siraman. Mantranya: "O� sanghyang Brahma, anglukat da�a malane syanu, m�tuhana ring irung t�ng�n. O� sanghyang Wisnu anglukat da�a malane syanu, sahananing mala ring ngampru, m�tu adalan ring irung kiwa. O� sanghyang I�wara, anglukat da�a malaning �ar�rane syanu, m�tuhana ring pupusuh, m�tu adalan ing irung kalih, lukat ati pur�a, iku amalaning �ar�ra, anggawe tamba abr�sih, dening ba�u tan mala, haning lila wara�a, dening bha�ara tiga maha�akti, �ning, �ning, �ning" (Ya Dewa Brahma, bersihkanlah kekotorannya si anu, keluar di hidung kanan. Ya Dewa Wisnu, bersihkanlah kekotorannya si anu, yang berada pada kentut, keluar di hidung kiri. Ya Dewa Iswara, bersihkanlah kekotorannya si anu, yang berada pada jantung, keluar pada kedua lobang hidung, bersihkan dengan sempurna, itu yang mengotori badan, membuat alat penyucian,oleh Dewa Trisakti). Inilah
[13a] ajian pamungkah untuk bayi yang sulit lahir, sarananya terdiri atas air dalam tempayan. Tempayan itu diberi gambar mistik. Air penawar itu diberikan kepada pasien untuk diminum dan sisanya disiramkan di tubuh pasien. Inilah gambar mistik tempat air itu. Mantranya: "O� gajah matu m�tu sang rare cili, m�tu, 3, 2, 3" (Ya Gajah membatu keluar sang bayi kecil, keluarlah). Ditambah lagi dengan air yang diambil dari pancuran untuk diminum dan sisanya disiramkan di tubuh pasien. Mantranya: "O� m�tu
[13b] yeh �om, m�tu ba��h, m�tu g�tih, m�tu ring goah �ar�rane syanu, t�ka clakoweng, t�ka clakoweng, t�ka clakoweng" (Ya keluarlah air nyem, banyeh, darah yang ada pada badannya si anu, datanglah, datanglah, datanglah). Mencegah keguguran, apabila baru keluar darah, perut pasien wajib disembur dengan daun tuke-tuke. Untuk obat urap terdiri atas daun subak langa, beras, adas (Foeniculum vulgare MILL), kelabet (Trigonella Foenum-graecum L.). Ramuan itu sekalian diberi mantra: "O� widyadhara, ingsun masang ngand�g larene syanu, k�t, 3, siddhi swaha" (Ya Widyadara, hamba memasang benih bayinya si anu). Ada lagi ramuan untuk mengurap perut dan bagian perut di bawah pusar hingga ke tulang punggung pasien, sarananya terdiri atas tanah kemulan, tanah yang ada di ujung kaki tangga, abu pedupaan, tanah jalikan, diramu dan ditumbuk, dimasukkan ke dalam air tempayan. Mantranya: "lamun saking tanah t�pen
[14a] ujan bal�s, sakit basange syanu, yan tan sakit tanah t�pen ujan bal�s, tan sakit basange syanu, t�ka �mp�t waras, waras, waras. ke��p siddhi mandi mantranku" (Jika tanah terguyur hujan deras, sakit perutnya si anu, jika tanah tidak terguyur hujan deras, tidak sakit perutnya si anu, datang dan sembuhlah, ampuhlah mantraku). Ajian untuk tembuni melilit, sarananya terdiri atas telor ayam 1 butir, dipecahkan dan dimasukkan ke dalam tempurung kelapa, diisi air panas mendidih, lalu diberikan kepada pasien untuk diminum. Kuning telor itu ditelan. Tempat air itu diberi gambar mistik. Mantranya: "O� sang bhuta angadang, maring gwa garbane syanu, sira sang bhuta tustundung, sira sang bhuta kakawah, sira sang bhuta ari-ari, sira sang bhuta ambah-ambah, kabeh sira sang bhuta, tututin kakanta, sang rare cili, suwe sira sang rare cili, ngantos sira, ring l�mah, bapa babunta, age sira (Ya Bhuta yang menghalangi di pintu rahimnya si anu, para Bhuta semua, ikuti kakakmu, sang bayi kecil, lama menunggu di dunia, cepatlah, cepat, cepat)
[14b] den ag�lis, prapta sang gagak bhirawa, har�pana kat�mu maring sira, m�tu, m�tu, m�tu, cok bor, cok bor, cok bor mudul kadi tikus, angulati lakine, c�los cuwas, c�los cuwas, c�los cuwas". Inilah gambar mistik untuk tempat air itu. Inilah obat untuk penyakit sarab atau penyakit inja. Jika tanda-tanda penyakitnya berupa bintik-bintik, sarana obatnya adalah ong brahma (jenis jamur/Auricularia sp.), ong kul (jenis jamur), inti bawang merah dan adas (Foeniculum vulgare MILL), dilumatkan, untuk dipakai obat oles. Obat jamu untuk bayi tidak mau makan, sarananya terdiri atas pisang batu masak, inti kencur, daun kenanga 3 lembar, bawang, dan adas (Foeniculum vulgare MILL). Mantranya: "O� di madidih, mulih maring basang madidih, waras waras ring ngiso, yah, yah, yah, ke��p (Ya mendidih, pulang ke perut mendidih, sembuh, sembuh, ampuhlah mantraku)
[15a] sidhi mandi mantranku". Obat untuk penyakit sawan, jika merasa gerah semalam suntuk, sarananya terdiri atas daun lengkuas tua (Languas galanga Willd.) dan bawang, diramu untuk menyembur sekujur tubuh pasien. Jika pasien merasa kedinginan dan menderita perut kembung, wajib disembur perutnya dengan sarana terdiri atas bangle (Zingiber cassumunar Roxb.), bawang putih, dan jangu. Inilah obat gosok untuk penderita sawan, sarananya terdiri atas daun kelor munggi (Moringa oleifera Lamk.), inti bawang, minyak kelapa, diramu untuk mengurap sekujur tubuh pasien. Inilah obat penyakit sawan tangis, sarananya terdiri atas air liur merah (bekas mengunyah daun sirih), dioleskan di setiap ruas tubuh. Mantranya: "O� sasak sawan kabeh, salwiring sawan salabyanya swaha, m�tu denya sawan kabeh, lah poma" (Ya semua penyakit sawan, keluarlah olehmu semua penyakit sawan). Inilah gejala penyakit sawan naga, yakni tubuh pasien menggeliat-geliat dan gelisah, mulutnya mengatup-katup, lidahnya menjulur-julur. Sarana obatnya terdiri atas batang, daun dan akar padang alia (Polygonum chinense L) , miyana (Coleus sentellaioides), mesui (Massoia aromatica Becc.), bawang merah, bawang putih, dan jangu,
[15b] diramu untuk bedak. Sebagai obat gosok terdiri atas daun kelor (Moringa oleifera Lamk.), bawang putih, jangu, air cuka, dan garam 3 kupak. Sebagai obat jamu, terdiri atas temulawak, inggu (Ruta angustifolia Pers.), kencur 3 iris, sari kuning, dan kemenyan. Inilah penawar sawan, sarananya terdiri atas daun dan akar intaran, bawang putih, jangu, dilumatkan dan diambil saripatinya untuk diminum. Ampasnya dipakai bedak. Mantranya: "O� sawan sawiwit, sawan bantang, sawan j�j�t, sawan lilit, sawan lutung, sawan bojog, sawan bukal, sawan t�gahan, sawan de��i, ac�p-ac�pan, kag�s�ng denira bha�ara Brahma, O� g�s�ng, salwiring sawan kabeh, t�ka g�s�ng, t�ka g�s�ng, t�ka g�s�ng" (Ya segala jenis dan pentebab penyakit sawan, dimusnahkan oleh beliau Dewa Brahma, ya musnah, musnah). Ada lagi jamu untuk penyakit sawan, jika pasien menderita perut kembung, sarana obatnya terdiri atas daun sirih tua,
[16a] daun paria hutan (Momordica charantia L. f.), ketumbah, kunir (Curcuma domestica Val. f.), asam, garam, diramu dan diambil saripatinya, lalu direbus hingga matang, kemudian didinginkan dan diendapkan. Bagiannya yang bening diambil untuk diminum. Sarana obat untuk menyembur pusar pasien, terdiri atas empu kunir (Curcuma domestica Val. f.), diparut, dicampur kemenyan dan gula aren, lalu dipendam dalam abu panas. Sarana obat jamu, terdiri atas daun dan akar muntis, asam, diisi garam, lalu dipanggang, dicampuri kunir (Curcuma domestica Val. f.), bakar dan ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.), saripatinya diambil untuk diminum. Ampasnya dipakai menyembur sekujur tubuh pasien. Untuk obat dempul, terdiri atas buah pala, jangu, kulit pangi (Pangium edule Reinw. f), semua dibakar hingga menjadi arang. Arang itu diambil, dilumatkan, ditetesi saripati kunir (Curcuma domestica Val. f.), air liur merah, lalu dipakai menambal pusar pasien. Obat untuk bayi menderita perut kembung,
[16b] jika perutnya terasa panas. Sarana obatnya terdiri atas buah delima yang sudah tua, tunas daun kentut putih (Paederia foetida L.), bawang bakar, adas (Foeniculum vulgare MILL), pulasai (Alyxia stellata Auct. non R. & S.), sepet-sepet, dan beras, diramu untuk diminum. Untuk menyembur bagian perut di bawah pusar, hingga ke tulang punggung dan tulang ekor sarana obatnya terdiri atas daun jambu renteng putih dan kulit rantingnya, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), serta beras merah. Sebagai sarana obat tetes hidung, terdiri atas air nira dari tanaman daun kentut (Paederia foetida L.), dicampuri inti bawang bakar, lalu disaring, bagiannya yang bening dipakai menetesi hidung pasien. Namun sebelum obat tetes itu dipakai menetesi hidung pasien, perlu didinginkan selama satu malam. Inilah tanda-tanda bayi menderita penyakit inja. Jika bayi muntah berak, dinamakan menderita penyakit injak peperak, kotoran bayi itu ada yang kental maupun ada yang encer. Sarana obatnya terdiri atas akar rumput kalamenca, daging kemiri, bawang,
[17a] adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu dan diambil saripatinya untuk diminum. Jika tubuh bayi bengkak-bengkak hingga ke kakinya, dinamakan menderita penyakit inja inggu brahma. Sarana obatnya adalah daun dan kulit pohon kasambi, buah dan akar pangi, ketumbar, lengkuas (Languas galanga Willd.), temulawak, diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien tampak mengurus, dinamakan menderita penyakit inja pusuh. Sarana obatnya terdiri atas daun pepe sayur (Gymnema syringifolium BERL.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diberi jimat tahi kerbau, diramu untuk bedak. Ada lagi penawar untuk penyakit inja, sarananya terdiri atas air 1 tempurung kelapa kecil, untuk dipakai memerciki pasien, mencuci muka pasien, dan diminum masing-masing tiga kali. Mantranya: "ih i�ja ong i�ja naga, i�ja lilit, i�ja gantung, aja kita manglaranin i barak, i�ja blatuk, i�ja g�tih, aja manglaranin i barak, i�ja brahma, i�ja ba�u, aja anglaranin i barak, (Hai segala jenis penyakit bisul di kepala, jangan kau menyakiti si Barak karena aku tahu penyebabmu dulu, keluar kau di dasar bumi dan bawah, turunlah dewa Agni memusnahkanmu semua, dewa Iswara menghidupkan I Barak, ampuhlah mantraku)
[17b] apan aku wruh ring kadadenta nguni, m�tu kita ring dasar pritiwi, ring dasar kawah agung, ung ang tumurun bhatara Agni, angs�ng akuweh i�ja, tumurun, ung mang tumurun bha�ara I�wara, angurip anambanin i barak, lah ta uripurip, urip, siddhi mandi mantranku". Bedak untuk penyakit inja, sarananya terdiri atas daun kalayuan, daun teleng (Clitoria ternatea L.), ketumbar, dan air cuka. Sarana obat bedak untuk penyakit inja dengan gejala bintik-bintik dan gatal-gatal, terdiri atas daun jambu air, lengkuas (Languas galanga Willd.), kunir (Curcuma domestica Val. f.), ketumbar 3 biji, pulasai (Alyxia stellata Auct. non R. & S.), semua dipanggang, untuk dipakai bedak. Sarana obat untuk penyakit inja dengan gejala gatal-gatal, terdiri atas daun sotong dibakar, lengkuas (Languas galanga Willd.), kunir (Curcuma domestica Val. f.), ketumbar, mincid deha, diulek, untuk obat bedak. Obat bedak untuk segala jenis
[18a] penyakit inja, sarananya terdiri atas daun basa-basa (Clausena sp.), lengkuas (Languas galanga Willd.), ketumbar (Coriandrum sativum L.), buah kayu putih (Melaleuca leucadendron L.), sepet-sepet, samparwantu, trawas, mincid deha, diramu untuk bedak. Obat penyakit inja, sarananya terdiri atas daun paria hutan, temulawak, lengkuas (Languas galanga Willd.), ketumbar, pulasai (Alyxia stellata Auct. non R. & S.), inja-injahan, semuanya diparut, dilumatkan untuk bedak. Obat untuk penyakit inja bintik-bintik dan bengkak, sarananya terdiri atas jamur brahma, jamur kul, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu untuk bedak. Ada lagi obat untuk penyakit inja bintik-bintik, sarananya terdiri atas umbi yangbubu, kulit labu pahit, dibakar, arangnya diambil dan dilumatkan, ditetesi air liur merah untuk dipakai obat oles. Obat untuk penyakit inja dengan gejala perut kembung, sarananya terdiri atas daun paria hutan, temulawak, kunir (Curcuma domestica Val. f.), arang kulit kerbau,
[18b] diisi inja-injahan, ditumbuk dan diambil saripatinya untuk diminum. Obat penyakit inja dengan gejala perut kembung, sarananya terdiri atas akar pisang gedang, akar bayam merah, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.), diramu untuk diminum. Obat penyakit inja dengan gejala mencret, sarananya terdiri atas buah delima yang masih kecil, inti kunir (Curcuma domestica Val. f.), sintok (Cinnamomum sintok BL.), inja-injahan, diramu dan diambil saripatinya untuk diminum. Obat untuk penyakit inja mencret, sarananya terdiri atas pisang batu muda (Musa brachycarpa Backer), kelapa merah yang masih kecil, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), sepet-sepet, diramu dan diambil saripatinya untuk diminum. Ampasnya dipakai urap dicampur dengan kulit pohon kecapi, dan dipakai menambal tulang ekor pasien. Obat penyakit inja menceret bercampur nanah dan darah, sarananya terdiri atas tanaman isep nanah isep getih (Desmodium triflorum DC. f), kulit pohon turi putih (Sesbania grandiflora), akar teleng putih (Clitoria ternatia L. f), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL),
[19a] mincid deha, diramu dan diambil saripatinya untuk diminum. Ampasnya dipakai obat gosok. Obat untuk penyakit inja dengan gejala pasien tidak mau makan, sarananya terdiri atas tunas udani (Combretaceae), tunas daun kentut (Paederia foetida L.), tunas pancarsona (Tinospora coriaceae BEUMEE), kapanggian tis (Curcuma purpurascens BL) , inti temulawak, daging kemiri, diramu untuk diminum. Ada lagi obat batuk untuk bayi, sarananya terdiri atas daun dan akar beluntas (Pluchea indica Less.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu untuk diminum. Obat batuk untuk bayi, sarananya terdiri atas santan kane, asam, ditim, diambil saripatinya untuk diminum. Obat penyakit inja tiwang sawan, sarananya terdiri atas daun dan akar paria hutan, lengkuas (Languas galanga Willd.), temulawak, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), inggu (Ruta angustifolia Pers.), air jeruk, diramu untuk diminum. Mantranya: "ih bha�ara Guru, ingsun a�aluk larane syanu, ingsun anambanin lare tiwang sawan�n, salwiring tiwang sawan, langkuas (Hai Bhatara Guru, hamba minta sakitnya si anu, hamba mengobati sakit step sawan semua, untuk menghidupkan tenaganya si anu, karena si anu anak Bhatara Guru yang dilebur segala kekotorannya, sembuhlah)
[19b] pamunah tiwang, lampuyang pamunah sawan, bawang tambus aku ne��i, adas pangl�buranta, juuk maka pangurip bayune syanu, apan syanu anak bhatara Guru kapupug kal�bur lara patakane syanu, siddhi waras wastu ya nama swaha". Obat untuk penyakit sawan tiwang, sarananya terdiri atas sirih tampinan lengkap, bawang putih, jangu, diramu dan dikunyah, diambil saripatinya untuk obat oles. Mantranya: "ih lawas, lawas, ara kami, bhuta lombok, tanu kami, bhuta lomboke to kami, waras, waras, waras, sidhi mantranku" (Hai lama, lama kami, Bhuta Lombok itu kami, sembuh-sembuh). Jika pasien tertidur lelap, pertanda diserang penyakit inja gaget. Obatnya terdiri atas kelampuak (Syzygium zollingerianum), garam hitam, diramu untuk bedak. Obat penyakit inja grah, mamaleman, bisa disembur dengan sarana obat terdiri atas daun sembung (Blumea balsamifera DC), garam 3
[20a] kupak, diramu untuk menyembur sekujur tubuh pasien. Jika lobang dubur pasien terasa sakit dan mengeluarkan darah, pertanda pasien mengidap penyakit inja kuliran. Sarana obatnya terdiri atas tunas pohon waru (Hibiscus tilliaceus L.), bawang bakar, adas (Foeniculum vulgare MILL), beras merah, dicampur kotoran cacing tanah, santan kane, diramu untuk diminum. Sarana obat gosoknya terdiri atas daun kapas tahun (Gossypium acuminatum Roxb.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), sepet-sepet, dan kapur diisi air tempayan. Jika pasien mengeluarkan darah bercampur nanah dan mendidih, pertanda pasien menderita penyakit inja sumsum. Sarana obatnya terdiri atas akar palma, akar glagah (Saccharum spontaneum L.), bawang bakar, adas(Foeniculum vulgare MILL), sepet-sepet, beras merah, dicampuri tanah yang diambil di bawah sanggah kamulan, diramu untuk diminum. Jika pasien muntah berak, pertanda menderita penyakit inja galira. Sarana obatnya terdiri atas akar dan kulit pohon juwet, ketan putih, ketan hitam, masing-masing sejumput,
[20b] beras merah dua jumputan, ditumbuk, dicampur dengan bawang bakar, lalu diisi air serabut kelapa muda, diramu hingga pekat, lalu direbus, diisi sedikit gula merah yang dikerik dengan sendok, dilumatkan untuk diminum. Jika bayi kuat makan dan kuat minum tetapi tubuhnya tetap kurus, perutnya buncit, pertanda diserang penyakit inja graget. Sarana obatnya terdiri atas air ketan hitam, minyak kelapa saring, darah ayam hitam, ditakar dalam ukuran yang sama, lalu dicampur, dilumatkan untuk diminum. Akan tetapi, obat itu harus diramu pada saat Kajeng Kliwon, dan diberikan kepada pasien untuk diminum tiga kali sehari. Mantranya: "O� limur ring ati, muwaras, muwaras, muwaras, O� muryang, mursyah, mursyah, mursyah" (Ya hiburlah hatimu, sembuh, sembuh, sembuh). Penawar untuk bayi menderita bengkak-bengkak di setiap tubuhnya dan penyakit inja. Sarana obatnya terdiri atas daun paspasan (Coccinia cordifolia Gogn.),
[21a] daun bawang merah, adas(Foeniculum vulgare MILL), dilumatkan. Setelah diberi mantra dipakai obat oles, dioleskan dengan bulu ayam. Mantranya: "O� prawat�k dewata paum, bha�ara Guru nora ditu, sing t�ka wurung, wurung, wurung" (Ya para dewa bersidang, Bhatara Guru tidak disana, yang datang batal, batal, batal). Penyakit akan lekas sembuh. Dan lagi jika mata pasien bengkak, supaya tidak kabur ataupun kutikan, sarana obatnya terdiri atas kulit pohon jeruk nipis, kulit buah jeruk nipis, daging kemiri jentung, kunir (Curcuma domestica Val. f.), 1 iris, dilumatkan, dikunyah, lalu dipakai menyembur. Mantranya: "O� batu putih, tumbuh di t�ngah sagarane, g�tih mapupul, ba��h mapupul, t�ka punah, punah, punah, syah galah apadang" (Ya batu putih tumbuh di tengah laut, darah menggumpal, banyeh berkumpul datang, punah, punah, punah, syah terang benderang). Ada lagi sarana obat yang lain terdiri atas rumah kalisasuan, inti bawang adas(Foeniculum vulgare MILL), dilumatkan untuk obat gosok, diberi mantra
[21b] seperti di atas. Obat penyakit inja brahma, sarananya terdiri atas tanah dasar rumah, diremas diisi air tawar, lalu diminum. Mantranya: "ih rare an�mu syah, brahma muksah, i�ja muksah, muksah i�jane syanu, t�ka muksah, muksah, muksah". Jika pasien gelisah dan tubuhnya agak bengkak, pertanda diserang inja leked. Sarana obatnya terdiri atas sembung ati (Blumea balsamifera), inti bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), garam hitam, diisi jimat benang biru sejengkal, dimasukkan ke dalam jamu, lalu diremas, diambil saripatinya untuk diminum. Obat penyakit inja leplep, sarananya terdiri atas bawang tunggal 3 biji, digoreng dengan minyak kelapa, untuk obat oles. Setelah pasien diberi obat oles, lalu disembur dengan ramuan daun undis, daun sidawayah (Woodfordia floribunda Salisb.) digaring,
[22a] ketumbar 3 biji. Jika pasien menderita sakit kepala bernanah, pertanda diserang penyakit inja wawatih. Sarana obatnya terdiri atas akar tampak liman (Elephantopus scaber L.), akar silagui jantan dan betina, akar alang-alang, akar rumput blulang, bayam lalahan, isep nanah isep getih (Desmodium triflorum DC. f , kapanggian tis (Curcuma purpurascens BL), sepet-sepet, dilumatkan, lalu dipendam dalam abu panas, diambil saripatinya untuk diminum. Jika kotoran pasien berbusa putih, dinamakan menderita penyakit inja ujan atau disebut inja ilut. Sarana obatnya terdiri atas bawang dan adas (Foeniculum vulgare MILL). Jika kotoran pasien berwarna merah, dinamakan diserang penyakit inja turut. Sarana obatnya terdiri atas akar bayam merah, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), ketan gajih (Oryza sativa L. f. glutinosa alba Auct.), diramu untuk diminum. Sarana obat untuk menyembur perut pasien dan tulang punggung hingga ke bagian perut di bawah pusar, terdiri atas beras basah, biji nangka bubur,
[22b] bunga kamboja, bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), dan daging kemiri. Jika tubuh pasien gerah agak ngeri, perutnya kembung, dinamakan menderita penyakit inja turut kambuh. Sarana obatnya terdiri atas daun limao (Citrus maxima MERR.), ketumbar, garam, diramu untuk menyembur sekujur tubuh pasien. Mantranya: "Ong Ang musryah, mursyah, mursyah swaha". Jika tubuh pasien gerah kebiru-biruan, menggeliat-geliat, matanya biru, dinamakan mengidap penyakit inja naga. Sarana obatnya terdiri atas sintok (Cinnamomum sintok BL.) dibakar, beras merah, diramu untuk membedaki sekujur tubuh pasien. Sarana obat minumnya terdiri atas akar pepe sayur (Gymnema syringifolium BOERL. f), akar entut balu (Coleus sp.), bawang, adas (Foeniculum vulgare MILL), diramu untuk diminum. Jika ujung lidah pasien berwarna merah, pertanda mengidap penyakit inja kaliaga. Sarana obatnya terdiri atas ulat pisang, santan kane, damuh (Merremia emarginata HALL. f) diramu dibakar, lalu didinginkan, setelah dingin, disaring dicampur dengan air kelapa
[23a] bertunas, lalu diminum. Penawar untuk bayi suka menangis menjerit-jerit siang malam. Tulislah di punggungnya dengan kapur jampi-jampi berikut: "A tiga kali, alimah-alimuh tiga kali, swaha tiga kali, mursyah tiga kali, galang apadang". Obat untuk bayi sering muntah terus menerus sepanjang hari, dinamakan terserang penyakit inja sawan sarab leak. Sarana obatnya terdiri atas kencur, kunir (Curcuma domestica Val. f.), ketumbar, majakeling (Terminalia arborea K & V), garam, dilumatkan, lalu dipendam dalam abu panas, diambil saripatinya untuk diminum. Sarana untuk menyembur hulu hati pasien terdiri atas buah pinang jumbo dibakar dan sintok (Cinnamomum sintok BL.),. Obat penyakit inja curek, sarananya terdiri atas kunir (Curcuma domestica Val. f.), bawang putih, jangu, dilumatkan dan diambil saripatinya, lalu ditim untuk dipakai obat tetes telinga. Obat penyakit curek, sarananya terdiri atas empu kunir (Curcuma domestica Val. f.), dibakar, kulit buah pinang
[23b] jumbo, diramu untuk obat tetes telinga. Obat untuk bayi menderita penyakit siksik. Sarananya terdiri atas daun pisang kayu (Musa paradisiaca L.f) yang sudah kering, batu di tengah sungai dipukulkan dengan temannya di tempat semula, lalu pecahan batu itu diambil, kemudian direbus hingga matang, diramu dengan umbi lengkuas (Languas galanga Willd.) kapur 3 iris, daun lengkuas (Languas galanga Willd.) 3 lembar, untuk dipakai menyembur pasien setiap saat, dan untuk dipakai mencuci muka pasien. Jika penyakit siksik menjalar hingga ke mata, janganlah ramuan obat itu direbus seperti di atas, tetapi lebih baik dipakai bedak muka, dan olesilah alisnya dengan kembang sepatu yang diberi gambar mistik seperti di bawah ini. Ada lagi obat penyakit siksik, sarananya terdiri atas daun bungkak nyingnying , daging kemiri, untuk dipakai menyebur tubuh yang terserang penyakit. Mantranya: "O� s�l�r-s�l�r silalar, ar�p akukubon, �nduh kita da ditu, (Ya kesana-kemari, ingin pulang ke rumah, takluk engkau jangan di sana)
[24a] don bungkak nyingnying, lublub tingkih, angundurana kita, muksah kita, muksah, waras, waras, waras". Obat untuk bayi menderita penyakit pipis mata tidak henti-hentinya dan bergumpal-gumpal, sarana obatnya adalah darah ayam berbulu merah dibakar. Setelah matang diisi air jeruk panggang, diramu untuk obat oles. Mantranya: "pandusanira bha�ari Durga, kinabur tanana l�tuh" (Pemandian beliau Bhatari Durga, dikaburi tidak ada kekotoran). Obat mata rusak, sarananya adalah bunga menur dan akarnya, beras 21 biji, dilumatkan untuk obat oles. Mantranya: "angad�g tejan matane syanu, lunggahing gadung s�karing sempol, maka pangundur an�mu mundur kita, pritiwi kabeh, iridak�na sanak putunira kabeh, t�ka luwar, luwar, luwar"(Berdiri sinar matanya si anu, manaiki pohon gadung berbunga sempol, sebagai pengundur bertemu, mundur engkau, bumi semua). Inilah ajian untuk menghentikan bayi menyusu, apabila bayi sudah pantas diberhentikan minum air susu ibunya, setelah
[24b] umurnya cukup. Adapun hari baik untuk melakukan pemberhentian bayi menyusu pada ibunya adalah pada hari yang bertepatan dengan perhitungan harian: tulus, guru, dan was. Sarananya adalah air diwadahi tempurung kelapa, dimasuki bunga kamboja 3 helai yang masih utuh. Jika ramuan air itu sudah selesai diberi mantra, lalu air itu dipercikkan dengan bunga kamboja satu persatu sehingga menjadi tiga kali percikan. Setelah bayi selesai diperciki air, lalu diberi minum sebanyak tiga kali. Kemudian disuruh mencuci muka dengan air itu sebanyak tiga kali pula. Sisakan air itu sedikit untuk mencairkan gula yang dilumatkan serta diisi kapur untuk mengoles puting susu ibunya. Setelah itu,
[25a] bayi itu disiram sekali saja dari atas kepala dengan air yang ada di dalam tempurung kelapa. Adapun satu bunga kamboja itu dibagi dua, masing-masing dipasang di kedua telinga bayi. Dua bunga kamboja lagi dipasang di rambut bayi dan dipasang di palangkiran. Inilah doa pemujaannya: "meh wibuh, wibuh, meh biu, aja ta sira eang, ring ingsun, ingsun asasanan awak �ar�ra kami, poma, poma, poma, sira arin ingsun, tan eng�t ring susuning ibu, poma, poma" (Hampir gemuk, gemuk, beliau adik hamba, tidak ingat pada susu Ibu). Inilah ajian untuk penawar penyakit batuk, sarananya bebas. Mantranya: "ura-ur�k gat�lku mati, h��p, h��p, h��p" (Garuk-garuk gatalku mati, sembuh, sembuh, sembuh). Inilah ajian kakambuh linggan bhatara, sarananya daun palma diberi gambar mistik, disembur dengan bawang merah, bawang putih, dan jangu. Jimat itu digantung
[25b] di atas tempat tidur, atau boleh juga dibungkus dan digantungkan di dada. Daun palma (lontar) diberi gambar mistik sebagai berikut. [End]
0 komentar:
Posting Komentar