Lontar Usada Rare / Pengobatan untuk Anak - anak
Udayana University - The Faculty of Letters
[1b] Semoga tidak menemukan rintangan. Inilah tanda-tanda bayi terkena penyakit. Jika bayi lemah tanpa tenaga, dinamakan terserang penyakit upas tawun. Ramuan obatnya terdiri atas gula, sinrong, dan air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Jika ada tampak garis-garis merah pada kuku si pasien, itu dinamakan terserang penyakit upas hyang. Ramuan obatnya terdiri atas rumput karasti, adas, bawang tambus, diramu untuk diminum. Jika pada kuku si pasien tampak gumpalan darah, dinamakan terkena penyakit upas warangan. Sarana obatnya terdiri atas asam, air beras, diramu untuk diminum. Jika mata si pasien tampak kuning agak kemerahan, dinamakan terserang penyakit upas dewek. Ramuan obatnya terdiri atas kulit mangga hijau, asam, air bayam merah, diramu untuk diminum. Jika kuku si pasien tampak berwarna kuning, dinamakan terserang penyakit krikan gangsa. Ramuan obatnya terdiri atas kunir warangan, kotoran itik,Udayana University - The Faculty of Letters
[2a] diramu untuk diminum. Inilah obat penawar racun, terdiri atas akar pepe dan adas 3 butir, diramu untuk diminum. Jika tangan, kaki, dan tubuh si pasien kejang-kejang, matanya agak memerah, dinamakan terserang tiwang penyu. Ramuan obatnya terdiri atas tuba jenu, buah pala, kemenyan, sarilungid, sinrong, diramu untuk diminum. Jika mulut si pasien menganga atau tertutup rapat, bulu tubuhnya berdiri, rambutnya kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang sona. Ramuan obatnya terdiri atas mandalika, daun pangi, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, diramu untuk bedak. Jika mata si pasien tampak kering dan berkedip, dinamakan terserang penyakit tiwang kapi. Sarana obatnya terdiri atas air jeruk nipis, merica, kencur, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, diramu untuk bedak. Jika berbengah-bengah, dinamakan terserang penyakit tiwang jaran. Sarana obatnya terdiri atas akar dalungdung, kulit dan akar kayu kapal, bawang merah, bawang putih, jangu,
[2b] diramu untuk bedak. Ada lagi tanda-tanda penyakit tiwang pada bayi, yaitu jika tangan dan kaki si pasien kejang dan kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita. Sarana obatnya terdiri atas daun meduri kuning, bawang merah, bawang putih, jangu, beras 21 butir, diramu untuk bedak. Jika tubuh si pasien terasa berat, dinamakan terserang penyakit tiwang kebo. Sarana obatnya terdiri atas akar kaktus, akar beluntas, bawang merah, bawang putih, jangu, beras 11 butir. Jika bayi menangis kesakitan siang-malam, tubuhnya kejang-kejang, dinamakan terserang penyakit tiwang kupu-kupu. Sarana obatnya terdiri atas bunga nagasari, dioleskan di antara kedua alis. Sarana obat bayi sering menangis malam-malam hari, terdiri atas daun sembung, sigugu, temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu dan dilumatkan dipakai bedak. Sarana obat bayi sering menangis pada malam hari, abu dapur, dijumput 3 kali, ditorehkan di dahi si bayi. Sarana penawar untuk bayi sering menangis pada malam hari, yakni daun lontar,
[3a] ditulisi kalimat "Om sibyang babyang, Om syah asyah", dan daun lontar itu ditaruh di bawah tempat tidur bayi. Penawar untuk bayi sering menangis malam hari, dinamakan terserang penyakit bajang tumereretan, yakni getah nangka, dioleskan di antara alis si bayi. Sarana penawar untuk bayi suka menangis malam hari, yaitu satu gayung air disiramkan ke ujung atap dapur, dihadangi kukusan, dan air itu dipakai memandikan bayi, dengan memohonkan keselamatan kepada Bhatara Brahma. Sarana penawar untuk bayi kesakitan adalah daun lontar diberi tulisan "brahoh sasah bwasah litsyaha" dan diberi gambaran raksasa. Lontar itu ditaruh di tangan kanan si pasien. Jika bayi kadangkala tampak pucat, mukanya tampak agak memerah, dinamakan terserang penyakit katepuk tegah dewa.
[3b] Sarana obatnya terdiri atas inti laos, inti kunir, inti lampuyang, beras merah 12 butir, diramu untuk diminum. Apabila bayi menderita sakit perut, terasa melilit, dinamakan penyakit tiwang gurita. Sarana obatnya adalah akar dapdap hutan, akar kelor, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum. Ada lagi jenis penyakit tiwang tikus yang berjangkit di pusar. Sarana obatnya adalah daun samanjahi, merica 21 biji, bawang putih, jangu, diramu dan dipoleskan di bagian tubuh yang sakit. Jika terserang penyakit tiwang terasa menusuk-nusuk di pusar, sarana penawarnya adalah akar terung bola, akar lalang, bawang putih, jangu, air liur merah, diramu dan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Jika bayi menderita muntah-muntah, dinamakan terserang penyakit tiwang belabur, sarana obatnya adalah daun sirih tua 7 lembar, daun jeruk rontok 7 bidang, bawang merah, bawang putih, jangu, direbus dipakai minuman. Inilah
[4a] tanda-tanda bayi menderita sakit panas, atau tubuhnya gerah, janganlah kurang waspada memeriksa nafas dan matanya, jika putih matanya tampak berisi darah, hitam matanya tampak kekuning-kuningan, pertanda si pasien panas. Jika putih matanya tampak agak kekuning-kuningan, dan juga anak-anakan matanya kekuning-kuningan, bibirnya kering, pertanda si pasien itu panas. Jika sekujur tubuh si pasien berbuah-buah, bulu tubuhnya berdiri, rambutnya kaku, periksalah dari kedua tangannya, jika ada aliran nafas deras, mendesir, pertanda si pasien panas. Apabila dada si pasien ditekan, muncul detakan tenaga, nafas di hidung terasa panas, bibirnya kering, jari-jari tangan dan jari-jari kakinya dingin, pertanda si pasien panas dalam. Jika putih mata si pasien tampak kebiruan, juga anak-anakan matanya berwarna biru,
[4b] aliran nafas berkumpul di mulutnya, pertanda si pasien kedinginan. Jika dada si pasien ditekan, tidak ada getaran, nafas yang keluar dari hidung terasa dingin, pertanda si pasien kedinginan. Apabila jari-jari kaki si pasien terasa dingin, nafas yang keluar di hidung juga terasa dingin, pertanda si pasien kedinginan. Jika putih mata si pasien tampak kekuningan, dan juga hitam matanya berwarna kekuningan, tangan dan kakinya dingin, setiap menjelang sore hari, nafas muncul di bibir terasa panas, pertanda si pasien menderita kegerahan. Apabila tubuh si pasien terasa gerah setiap sore hari, nafasnya kencang, nafas yang keluar dari hidungnya terasa panas, pertanda si pasien menderita panas. Dan jika nafasnya mengendor, jari-jari tangan dan kakinya dingin setiap sore, nafas yang keluar dari mulut terasa panas, pertanda si pasien menderita penyakit sebaha gantung. Apabila bibir si pasien pecah-pecah, nafas di hidungnya terasa panas,
[5a] aliran tenaganya panas, tangan dan kakinya dingin, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Dan jika bibir si pasien pecah-pecah, nafas di hidung terasa dingin dan agak tertahan, jari-jari kakinya dingin, sekujur tubuhnya gerah, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Jika bibirnya kering, dan mual-mual, nafas di hidung terasa panas, gerah setiap menjelang sore, tangan dan kakinya dingin, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Dan apabila jari-jari kaki si pasien panas, nafas di hidung terasa dingin, pertanda si pasien menderita asrep kapendem. Jika nafas di hidung si pasien terasa panas, jari-jari kakinya panas, kukunya tampak kemerahan, pertanda si pasien menderita panas terus. Jika jari-jari kakinya dingin, bibirnya terbuka-tertutup, pertanda si pasien menderita srep terus. Sarana obat untuk bayi tidak
[5b] mau makan, dinamakan menderita sebaha nyuh, adalah miana hitam, sulasih harum, daun tatahiwak 3 pucuk, jeruk nipis, air cendana, adas, dilumatkan dan direbus, dipakai mandi. Sarana obat bayi menderita panas-dingin adalah lampuyang, lenga wijen, dipakai obat gosok. Dan sarana obat popok kepala adalah gamongan kedis, musi, minyak kelapa, diramu dan dipendam dalam abu panas, dipakai popok kepala. Dan sarana obat popok di pusar adalah serabut dedap, pantat bawang putih. Sarana obat panas-dingin adalah buah pala, dewandaru, ler wandawa, dipakai bedak. Sarana obat untuk bayi panas adalah beras merah, buah sirih, bawang, adas, dipipis untuk dijadikan bedak. Ramuan obat untuk bayi panas adalah daun waribang, daun gandarusa kling, air arak, dipakai menggosok tubuh pasien.
[6a] Sarana obat untuk bayi panas adalah daun gandarusa kling, temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur. Obat untuk bayi panas adalah daun sembung, bangle, kelapa bakar, temulawak, dipipis dijadikan obat gosok, dan sarana obat untuk menyembur tubuhnya adalah daun sirih, daun sembung, dilumat lalu dicampur dengan garam, gamongan, dipakai menyembur. Sarana obat panas membara dan gelisah adalah kelapa, adas, air jeruk nipis, dipakai ramuan air mandi. Sarana obat panas gerah gelisah adalah akar sembung, akar kesimbukan, akar pancar sona, kelapa bakar, bawang tambus, air ketan gajih, garam yodium, diramu untuk diminum. Sarana obat untuk anak-anak menderita kegerahan dan gelisah adalah paspasan, padang lepas, limau, dipakai bedak. Sarana obat bayi (anak-anak) gerah gelisah adalah akar
[6b] katepeng, bunga paspasan, cendana, banyu tuli, dipakai ramuan air mandi. Sarana obat untuk bayi/anak-anak menderita gerah seperti dipanggang adalah kulit pohon pule, air jeruk nipis, bawang, adas, diramu untuk minuman. Sarana obat bayi/anak-anak menderita panas gelisah adalah kayu tulak, kayu sangka, dahusa kling, cendana, air limau, dipakai obat bedak. Dan sebagai obat minum adalah padang lepas, asam, bawang tambus. Sarana obat bayi panas dalam, dipakai menyembur tubuh si pasien, adalah daun kameniran, paspasan, adas, pulasari. Sarana obat minum untuk bayi/anak-anak menderita panas dalam adalah akar silagui, adas, air santan. Sarana obat minum untuk bayi menderita panas dalam adalah tunas daun pancar sona, bawang mentah, air beras.
[7a] Sarana obat untuk bayi menderita panas dalam adalah kembang wane, belimbing besi, bawang mentah, air ketan gajih, diteteskan di hidung pasien dan dipakai minuman. Sarana obat untuk penyakit tiksna kapendem adalah labu siam, temulawak, bawang tambus, dipakai menetes hidung dan untuk diminum. Sarana obat bayi menderita panas adalah tunas kapuk, tunas kelapa dibakar, bawang tambus, air ketan gajih, dipakai obat tetes hidung dan juga untuk diminum. Ada lagi ramuan lain terdiri atas tunas kelapa dibakar, tunas kapuk, tirisan rotan, damuh klengis, pijer bakar, dipakai obat tetes dan obat minum. Sarana obat untuk bayi panas adalah kulit pohon ulu, air ketan gajih, air cendana, diisi air jeruk nipis, sarilungid, bawang tambus, dipakai minuman. Obat untuk bayi menderita sebaha jampi adalah akar medong, daun sembung, kesimbukan, dingin-dingin, kelapa bakar, ditim dan dikukus
[7b] diramu dengan sarilungid, bawang tambus, untuk diminum. Sarana obat untuk bayi menderita sebaha jampi adalah daun dan akar belimbing besi, daun orob, dan kulit pohonnya dibakar, akarnya ditambus, empu kunir tambus diambil intinya saja, asam bakar, bawang tambus. Sarana obat untuk bayi menderita panas dan perut kembung adalah daun kameniran, daun sumanggi gunung, kulit pohon pule, air ketan gajih, ditumbuk, disaring untuk diminum. Obat bayi menderita perut kembung adalah daun canging, padang lepas, adas, dijadikan obat sembur. Obat untuk bayi menderita perut kembung dan kaku adalah asam, pulasari, santan, diminum. Obat untuk bayi menderita perut kembung dan kaku adalah daun mer, daun teki, bawang, adas, dipakai obat sembur. Obat untuk bayi menderita perut kembung
[8a] dan kaku adalah bangle, mesui, diramu untuk menyembur. Obat untuk bayi menderita perut kembung, tidak mau buang kotoran dan kencing adalah daun waribang, air limau, inti kunir, santan, diminum. Obat untuk bayi menderita perut kembung menggelisahkan adalah daun belimbing besi, bangle, bawang, adas, dipakai menyembur. Ada lagi sarana lain adalah daun tinga-tinga, bawang, adas, dipakai menyembur. Obat untuk bayi menderita perut kembung adalah sawi, kunir warangan, air hangat, diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi bengka adalah akar sembung, akar silagui, akar dedap, pancar sona, kelapa muda kopyor, dijadikan tim dan dikukus hingga matang, lalu diramu dengan sarilungid, belulang kerbau, dipakai obat minum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi bengka adalah buah delima, daun kesimbukan hitam, dilumat dicampur dengan air arak, lalu diminum. Obat untuk bayi menderita jampi adalah akar jaruti
[8b] putih, temulawak, ginten hitam, gula, santan kelapa bakar, garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi panas dalam adalah daun dan akar belimbing besi, kelapa bakar, pulasari, diramu dengan sarilungid, adas, inti bawang tambus direbus hingga matang, lalu diminum. Obat untuk bayi menderita sakit jampi, terasa sakit di pinggang, di bibir, dan di lidah, serta merasa sesak, adalah akar dedap, akar kendal batuka, kulit pohon waribang, sulasih harum, diramu dengan gambir anom, adas, pulasari, sarilungid, bawang tambus, ditim dan dikukus, disaring untuk diminum. Obat untuk bayi menderita jampi dan perut kembung, dinamakan penyakit jampi agung, dan terasa kaku di bagian hulu hati, agak perih, batuk agak kering tidak putus-putusnya, sarana obatnya adalah akar kutat kedis, akar kelapa kopyor muda, kulit pohon ulu, diramu dengan gambir anom,
[9a] dipipis untuk obat minum. Sarana untuk menyembur tubuhnya adalah daun kutat kedis, diiris tipis dan dicuci dengan air bersih, lalu dipepes diramu dengan ketumbah bolong, untuk menyembar bagian perut pasien. Dan ramuan obat untuk menyembar hulu hati pasien adalah kulit pohon pule yang tebal, kelapa bakar, ketumbah bolong. Obat untuk bayi menderita jampi kalingsih adalah buah belimbing besi, pulasari, dimakan. Daun belimbing besi dicampur dengan adas dipakai bedak di bagian pinggang. Obat untuk bayi menderita jampi kalingsih adalah daun dan akar pasatan lingir diramu dengan adas, bawang tambus, gulasari, santan kane, direbus hingga kental, lalu diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut kaku adalah sulasih harum, bangle, ginten hitam, dipakai bedak. Obat untuk bayi menderita perut kaku adalah empu kunir, lampuyang ditambus, ketumbah,
[9b] kulabet, untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut kaku, di hulu hati membengkak, sarananya adalah buah sirih, temulawak, ginten hitam, untuk diminum. Dan sebagai obat sembur adalah kunir, laos, lampuyang, diiris tipis diramu dengan sinrong. Sarana obat untuk dihirup oleh si pasien adalah laos, cendana, sedikit air kapur, air jeruk nipis. Dan sebagai obat sembur untuk si pasien adalah kulit pohon tibah, daun limau, kunir warangan, ketumbah, garam yodium, disembur pada hulu hati si pasien. Obat untuk bayi menderita mual-mual dan mengeluarkan buih adalah kulit pohon bunut bulu, bawang, adas diramu untuk diminum. Dan sebagai obat semburnya adalah bangle, kencur, akar kelor, semua sarana itu dipanggang. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi mual-mual adalah laos kapur, garam, santan kane, didinginkan, lalu diminum.
[10a] Obat untuk bayi menderita mual-mual dan sesak di hulu hati, sarananya: temulawak dicampur madu, diramu dengan sarilungid, lalu diminum. Obat untuk bayi mual-mual dan sesak di hulu hati, sarananya: 3 irisan laos, bawang putih, kapur sedikit, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita panas dan henek di hulu hati, sarananya: daun kasine, adas, banyu tuli, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut, usus terasa seperti putus, tidak bisa bergerak, sarananya: kulit pohon nyali, daun beluntas, mesui, temulawak, gerabah dibakar lalu dicelupkan ke dalam ramuan obat, kemudian ramuan obat itu diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit perut, sarananya: air cendana, kemiri, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut, sarananya: pala, air cendana, ketan gajih, diramu untuk diminum. Dan sebagai pupuk di pusarnya, sarananya adalah serabut dedap, pantat bawang putih, dipakai pupuk. Obat untuk bayi menderita sakit perut,
[10b] sarananya: kapur, bangle, jahe pahit, merica 3 butir, bawang merah, bawang putih, jangu, air arak, diramu untuk menggosok tubuh pasien. Obat untuk penyakit sula gurita, sarananya: abu dapur, pantat jeruk nipis, bawang merah, bawang putih, jangu, air arak, diramu untuk menggosok tubuh pasien. Obat untuk bayi tidak bisa berak, sarananya: tunas daun waru 7 lembar, limau, bawang tambus, dilumatkan dan disaring untuk diminum. Obat untuk bayi tidak mau berak, sarananya: daun sirih 12 lembar, garam tiga jumputan, dilumatkan dan ditambalkan pada kandung kencingnya. Obat untuk bayi tidak mau berak dan kencing, sarananya: kulit ari buah kemiri dan akar kemiri, ditempelkan pada kandung kencing hingga ke atas kelamin. Obat untuk bayi mencret, sarananya air ambua, bawang tambus, diramu untuk diminum. Bedaknya memakai sarana daun kalayan dan gamongan. Obat untuk bayi
[11a] mencret, sarananya: air ketan hitam dan adas, diramu untuk diminum. Bedaknya memakai sarana tunas daun gunggung, tunas daun basa-basa, tunas daun sentul, tunas daun juwet, gamongan, ketumbah, kunir, dilumatkan lalu dibedakkan. Obat untuk bayi mencret mengeluarkan air, sarananya: daun sanggalangit, banyu tuli, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi mencret deras, sarananya: daun medong dilumatkan dengan batu, ketika menumbuknya jangan dilangkahi, lalu diramu dengan bujangga dewa 3 iris, sidawayah, dilumatkan lalu diminum. Obat untuk bayi mencret, sarananya: tunas daun kesimbukan, sulasih merik 3 lembar, bangle 3 iris, ginten hitam, ditumbuk (disaring), lalu diminum. Obat untuk bayi mencret mendidih, agak seret, sarananya: daun bengkel, santan kane, direbus diramu dengan sarikuning, lalu diminum.
[11b] Obat untuk bayi menderita sakit perut, henek di hulu hati, dan mencret, dinamakan terserang penyakit garabab, sarananya: akar dedap, akar dalungdung, akar kayu putih, direbus, setelah matang diramu dengan bawang tambus, adas, banyu ambwa, lalu diminum. Obat untuk bayi mencret dan sulit sembuh, sarananya: kulit buah delima, diiris-iris lalu digoreng tanpa minyak, dicampur secukupnya, lalu ditumbuk dipakai menggosok perut dan pinggang pasien. Obat untuk penyakit berak bercampur darah, sarananya: bunga kelapa hijau yang berada di arah timur laut, daun kendal, akar pakis hijau, gula, santan kane, lalu diminum. Obat untuk bayi membuang kotoran bercampur darah, sarananya: sulur beringin, akar rumput daun, santan kane, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit membuang kotoran bercampur darah, sarananya: buah pinang jumbo, daun benalu, keduanya diiris-iris,
[12a] lalu dimakan. Obat untuk bayi membuang kotoran bercampur darah, sarana: kulit pohon turi merah, daun kusambi, serbuk ampo, dicampur gula, banyu tuli, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit lelengedan, sarananya: sulur beringin, tebu hitam, gula, santan kane, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit lelengedan, sarananya: kulit pohon kayu putih dan akarnya, adas, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit lelengedan, sarananya: isep nanah, isep getih, bawang adas, diramu untuk obat gosok. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen (semacam disentri), sarananya: sulur beringin, akar silagui, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen, sarananya: akar kembang sepatu putih, akar demung, bawang tambus, air beras, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen, sarananya: daun sanggalangit, bawang, adas, dipakai menggosok tubuh pasien.
[12b] Ada lagi sarana lain, yaitu daun katepeng, bawang, adas. Ada pula memakai sarana daun mer, bawang, adas, diramu untuk menggosok tubuh pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen, sarananya: kulit pohon turi bang, kulit kuang, temulawak, diramu dengan gula, garam yodium, untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen bercampur nanah dan darah, sarananya: buah pare-pare muda dan akarnya, dilumatkan dan disaring dengan kapas, dicampur dengan inti kelapa hijau, garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk menahan penyakit pejen dan lelengedan, sarananya: ketan hitam, majakane, majakling, palasari, intisari podi, ditumbuk lalu dipendam dalam abu panas, (setelah matang) ditelan. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen dan ambien, sarananya: akar kecubung yang sudah tua, dipendam dalam abu panas sampai matang, diramu dengan ginten hitam, dipakai menggosok pinggang dan bagian perut di bawah pusar si pasien. Obat untuk bayi mengeluarkan darah dari hidung, sarananya: putik beringin, akar kembang sepatu putih,
[13a] minyak, adas, diramu untuk diminum.Obat untuk bayi mengeluarkan darah dari hidung, sarananya: sembung gantung, lampuyang, jalawe, sarilungid, dilumatkan dan dipendam dalam abu panas, kemudian ditempelkan di hidung pasien. Bedaknya memakai sarana: daun wedi, wangkosari, lampuyang, inti dres. Obat untuk bayi mengeluarkan darah dari hidung, tanpa putus-putusnya, sarananya: daun wira gunung. Jika putih matanya tampak kebiruan, bulu matanya kusut, pangkal lehernya terasa bagaikan dijerat, pasien itu dinamakan terkena serangan penyakit siksik. Jika bayi baru saja tidur, tiba-tiba bangun menangis tiada jelas apa yang diminta, setiap hari tubuhnya gerah, tetapi kuat makan, bayi itu dinamakan terserang penyakit siksik. Jika ada bayi kurus kerempeng, kuat makan, pangkal lehernya terasa bagaikan dijerat, bayi itu dinamakan terserang penyakit siksik. Jika ada bayi kuat makan,
[13b] berkeringat bercucuran, suka menangis malam hari, putih matanya tampak kebiruan, bulu matanya kusut, dinamakan terserang penyakit siksik lengis. Obat untuk penyakit siksik, sarananya: empedu dan hati ayam berbulu merah, dipanggang di atas tungku, ditusuk dengan sapulidi 3 batang, apinya supaya memakai arang, setelah matang lalu dimakan. Manteranya adalah: "Om sanghyang raditya ulan taranggana, kasilir dening angin, syar apadang" (Ya Dewa Matahari, Bulan, dan Bintang, tertiup angin terang benderang). Obat penyakit siksik, sarananya: kulit pohon kayu putih, gula, garam yodium, diramu untuk diminum. Manteranya: "Om dewa amaksakaken, dewa apinaksakaken, teka pupug punah" (Ya Tuhan yang menekadkan, Dewa yang dinekadkan, datanglah hancurkan dan punah), (ucapkan tiga kali). Obat popoknya memakai sarana: daun bungkak diiris tipis, dan adas. Untuk menyembur di lekuk telinga dan bahu si pasien, memakai sarana sinrong jangkep. Obat untuk penyakit siksik, sarananya:
[14a] Ayam berbulu merah dipanggang di tempat jatuhnya air atap rumah, diramu dengan sujen pugpug dan air susu ibu yang baru melahirkan sekali, manteranya: "Om Om candra raditya mungguh ring kiwa tengenku, den tatas rahina, Om cetning (ucapkan tiga kali), jeng" (Ya Tuhan Dewa Bulan Matahari bertempat di kiri kananku dan menerangi hari). Obat untuk penyakit siksik, sarananya: miana hitam dipakai menetesi mata si pasien, manteranya: "Om cacing kapuluku, panem atuwa, matuwa pati (ucapkan tiga kali), pati-pati-pati, kedep sidi mantranku" (Ya cacing Kapuluku yang tertua mati, mati, mati, ampuhlah mantraku). Obat penyakit siksik, sarananya: sembung gantung, kunir warangan, minyak kelapa, ditakar masing-masing secangkir, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum, manteranya: "Om candra raditya, ring mukanku, matanku tan kaliputan alamur, sun sang carik, caliring" (Ya Dewa Bulan Matahari di mukaku, di mataku tak kena rabun, dan juling) (ucapkan tiga kali). Obat untuk penyakit siksik, sarananya: sikat anyar, daun laja satu dahan, dipakai bedak. Obat untuk penyakit siksik lengis, sarananya: daun
[14b] udani dan akarnya, daun dan akar beluntas, daun dan akar kayu sekang, bawang merah, bawang putih, jangu. Manteranya: "Om sang tunjung putih, tumeraping daging putih, tumeraping balung putih, lebar bhatara guru sakti, manawar upas tan mandi, cetik tan mandi, teka tawar, teka tawar, teka tawar". Sebagai bedak, sarananya: jari tengah daun suren diramu dengan ketumbah, laos, bawang merah, bawang putih, jangu. Sarana obat untuk ditempelkan di kening atau di belakang daun telinga: daun dan akar buhu, bawang merah, bawang putih, dan jangu. Obat untuk penyakit siksik, sarananya: empedu kodok, hati ayam, ginten hitam, ditempelkan di bagian tubuh yang sakit. Obat penyakit siksik, sarananya: putik cempaka 11 biji, ditumbuk, jangan diisi air, bawang, ditempelkan di bagian tubuh yang sakit. Obat untuk penyakit siksik, sarananya: lembaran tembaga diberi gambar belibis makan cacing, diikat dengan benang tiga warna (merah, hitam, putih), digantungkan di leher si pasien,
[15a] dimohonkan keselamatan kepada Brahma, dengan sesajen canang buratwangi 1 tanding. Manteranya: "srowa srowi, nyanyah magenyah". Obat untuk bayi terserang penyakit tuli, sarananya: bawang merah, bawang putih, dan jangu, dilumatkan, diisi minyak sedikit, kulit kerang, lalu ditempelkan di telinga si pasien. Obat untuk bayi tuli, sarananya: akar gelagah, adas, diramu untuk ditempelkan di telinga si pasien. Obat untuk bayi tuli curek (mengeluarkan cairan berbau busuk dari telinga), sarana: daun sirih jantan dipanggang, dan semasih hangat ditempelkan di telinga si pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi, sarana: akar silagui, akar bayam lemah, akar pulet-pulet putih, inti bawang, ditambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi dan mencret, sarananya: kertas koran dibakar, diambil abunya, lering wandawa, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit sebaha jampi, sarananya: kulit pohon kendal, kulit pohon kenanga,
[15b] kulit pohon turi putih, kelapa bakar, wijen sananga, pohon pisang, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi tidak mau makan, sarananya: daun sembung, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut kembung, tidak mau makan, sarananya: segenggam daun sumanggi gunung, daun pepe 3 lembar, kunir warangan, rebung bambu, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi muntah-muntah, sarananya: empu kunir, kencur, adas, majakling, garam, ketumbah, dilumatkan, ditambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi kurus, sarana: kepiting batu mentah, kayu daringo, ditumbuk, lalu ditempelkan di perut si pasien. Obat untuk bayi batuk, sarana: daun belimbing besi, bawang merah, bawang putih, jangu, disemburkan pada dada si pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit siksik, sarana: akar jali, akar silagui, cecak bakar, bawang tambus,
[16a] garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit kurawitan, sarananya: tunas daun sumanggi, arak asam, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita bengkak, sarananya: kamakara ditumbuk, ditempelkan di bagian bawah pusar. Obat untuk bayi tubuhnya panas gerah, sarananya: daun sigugu, daun pupulutan, dilumatkan, ditempelkan di bagian tubuh pasien yang sakit. Obat untuk bayi suka menangis malam hari, sarananya: daun sembung, daun sigugu, temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, dilumatkan ditempelkan di bagian tubuh bayi yang sakit. Obat untuk bayi suka menangis malam hari, sarananya: abu dapur dijumput tujuh kali, lalu ditorehkan di dahi pasien. Obat untuk bayi terserang penyakit inja, sarananya: daun teleng, daun kalundahan, air arak, dipakai bedak. Obat untuk bayi menderita penyakit inja, sarananya: daun kem, kemiri, adas, dipakai bedak. Inilah tatacara memberhentikan bayi menyusui, jika bayi laki-laki, sebaiknya dilakukan setelah berumur 630 hari, jika bayi perempuan, sebaiknya dilakukan setelah bayi berumur
[16b] 420 hari, namun sebaiknya juga memohonkan keselamatan kepada Dewa Brahma dengan sesajen canang 1 tanding, air 1 gayung, telor ayam 1 butir, ditaruh di kolong tempat tidur, lalu si bayi disuruh mengambil telor itu, kemudian disiram dengan air 1 gayung dari atas. Adapun untuk payudara ibunya diberi sarana penawar berupa sulur kantawali sepanjang sepinggang, dipakai setiap hari. Ada lagi sarana lain: telor ayam 1 butir, canang 1 tanding, air 1 gayung kecil, dimohonkan keselamatan di dapur, dilakukan di depan sanggah kamulan, bayi dikurung dengan sangkar ayam, telor ayam itu juga ikut dikurung, lalu bayi disuruh mengambil telor itu, kemudian bayi itu disiram dengan air 1 gayung kecil. Untuk ibunya disuruh memakai sarana sulur kantawali.
[17a] Inilah dinamakan ganapati, mohon untuk dirahasiakan, sebagai penolak segala macam bahaya, yakni air berwadah tempurung kelapa hitam, dan irisan daun bergetah, pasien diperciki 3 kali. Jika bayi masih sakit, mohon diberi mantera 3 kali. Jika bayi pergi, sarananya memakai air liur merah (bekas mengunyah sirih), diberi mantera, dan dioleskan pada dahi si pasien. Jika bayi berjalan kaki, tataplah matanya sambil mengucapkan mantera, disembur dengan mesui. Jika bayi tidur, ucapkan mantera 1 kali. Inilah ajian pengusir penyakit, sarana: waribang, inti besi, air berwadah sibuh cemeng (tempurung kelapa hitam yang kecil), dipercikkan kepada si pasien, manteranya: "Om sanghyang ubar-abir, i panundung gering kapapas, yan gering kaumak-amik, yanana gering kadesti, sanghyang ubar-abir angundurang gering, balik mulih ka paumahanmune, kon mangleyak ibanmune, kon maneluh ibanmune, petoken pianakmune, kakretekun cucunmune, amah sarosob (Ya Dewa Ubar-abir pengusir segala penyakit dan kembalilah segala penyakit ke pembuatnya),
[17b] ebat awak sariwanmune, sanghyang ubar-abir gurunmune, kita anembah sanghyang ubar-abir, Om sa ba ta a i na ma si wa ya". Inilah penawar penyakit, jika tanah angker, ataupun berisi guna-guna dan jimat yang menyebabkan sakit, sarananya: nasi 9 tanding, berisi daging babi, garam dapur, ditempatkan ke sembilan penjuru, pada saat senja hari, dipasang di depan rumah, disiram dengan air 3 kali, dan diperciki air 3 kali, manteranya: "Om durga sirep, bhutakala dengen sirep, desti taranjana sirep, aku dewataning bayu, aku amancut guna, amancut gering, durga sirep, wisya mandi, amancut papasangan pamendeman, kapupug dening hyang wiryawan, teka pupug punah, punah, punah, waras, waras, waras. Om brahma sirep" (Ya Dewa Durga takluk, Bhuta Kala Dengen takluk, dan juga segala ilmu hitam, aku dewanya Bayu penghancur segala penyakit, punah, punah, dan sembuh). Mantera tersebut diucapkan setiap hari Kliwon, jangan sembrono,
[18a] dapat membuat mantera menjadi tidak manjur. Adapun tanda-tanda orang menderita penyakit tiwang, yakni perutnya mual-mual, bergerak naik mendesak hingga ke hulu hati, itu dinamakan penyakit tiwang balukung. Sarana obatnya adalah sumanggi gunung dan asam, diperas dan disaring lalu dipanaskan, untuk diminum. Jika tubuh pasien kaku, tangannya menggenggam, lidahnya terjepit, dinamakan terserang penyakit tiwang dengen, Bhatara Guru membuat penyakit tiwang. Sarana obatnya adalah kapas tahun diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien terasa seperti ditusuk, mual-mual dan terasa henek di hulu hati, dinamakan terserang penyakit tiwang temen. Sarana obatnya adalah nangka muda, beras merah, laos kapur, diramu untuk menyembur hulu hati pasien. Jika alis pasien berkedutan, dinamakan terserang penyakit tiwang bojog. Sarana obatnya adalah kulit pohon tinggulun, dipakai bedak kaki, dan untuk menyembur perutnya hingga ke hulu hatinya dipakai sarana daun dedap yang sudah gugur, laos kapur, dan ketumbah. Jika punggung pasien melengkung, tidak bisa membalikkan badan,
[18b] dinamakan terserang penyakit tiwang bangke. Sarana obatnya adalah jarak bang, akar bayam bangke, bawang, adas, diramu untuk bedak. Jika kaki pasien lemas, tidak bisa berkata, dinamakan terserang penyakit tiwang bantang. Sarana obatnya adalah kapur bubuk, kunir warangan, diramu untuk bedak kaki. Dan obat untuk diminum memakai sarana air cendana dan air jeruk nipis. Jika hulu hati pasien terasa sakit, melilit-lilit di pusar, gelisah, disebut terserang penyakit tiwang lumba-lumba. Sarana obatnya adalah akar kaktus, beras merah, diulek lalu ditempelkan pada pusar si pasien. Jika pusar pasien terasa sakit melilit, dinamakan terserang penyakit tiwang wedus. Sarana obatnya adalah kencur, bawang, jahe, lombok, kemiri, dilumatkan untuk ditempelkan pada pusar pasien. Jika perut si pasien terasa melilit, dinamakan terserang penyakit tiwang rare. Sarana obatnya adalah miana hitam, sulasih merik, uku-uku, bawang, adas, diramu untuk menyembur perut si pasien. Jika perut si pasien terasa bergerak naik
[19a] membatu, dinamakan terserang penyakit tiwang lesung. Sarananya adalah mata lesung dikerik, gempong canging, laos kapur, beras, diramu untuk bedak. Jika hulu hati si pasien terasa kaku, sikunya menyingguk-nyingguk, dinamakan terserang penyakit tiwang tundik. Sarana obatnya adalah asam, beras kuning, merica gundil, diramu untuk menyembur hulu hati pasien. Dan bedaknya memakai sarana kayu kwang, padang lepas. Jika hulu hati pasien terasa seperti ditusuk dinamakan terserang penyakit tiwang mong, dan jika disertai rasa menusuk ke dalam, dinamakan terserang penyakit tiwang rangsek. Sarana obatnya adalah kamadangan, jahe pahit, diramu untuk menyembur bagian tubuh yang sakit. Jika terserang penyakit tiwang uyang, sarana obatnya adalah gamongan, dipakai menyembur pusar pasien. Jika diserang penyakit tiwang kekeh, sarana obatnya adalah benalu pada pohon delima, bawang, dipakai menyembur pasien. Jika tubuh pasien terasa gerah, dinamakan terserang penyakit tiwang bangke, matanya melotot. Sarana obatnya adalah daun sirih tua,
[19b] bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tangan pasien kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita, sarana obatnya adalah daun meduri kuning, dipakai bedak. Jika tubuh pasien terasa berat, dinamakan terserang penyakit tiwang kebo, sarana obatnya adalah akar rangrang, bawang merah, bawang putih, jangu, akar kaktus, diramu untuk bedak. Jika pasien membelit-belit, dinamakan terserang penyakit tiwang be julit, sarana obatnya adalah padang alya, bawang merah, bawang putih, jangu, daun sirih, dipakai untuk membedak kaki pasien. Jika tangan pasien kuat bergerak-gerak, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita. sarana obatnya adalah daun dedap hutan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika mulut si pasien kadangkala menganga atau kadangkala tertutup, dinamakan terserang penyakit tiwang mang, sarananya obatnya adalah daun dan akar tuba jenu, kaya ampang, diramu untuk bedak. Jika tangan dan kaki pasien kaku, serta berkedut-kedut, dinamakan terserang penyakit tiwang penyu, sarana obatnya adalah tuba jenu, pala, sarilungid, sinrong, diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien tampak kehitaman, dinamakan terserang penyakit tiwang gowak, sarana obatnya adalah sulur paperon, bawang merah, bawang putih, jangu,
[20a] diramu untuk bedak. Jika mulut pasien menganga dan kadangkala tertutup, dinamakan terserang penyakit tiwang asu, sarana obatnya adalah pangi, bawang merah, bawang putih, jangu, mandalika, dan beras, diramu untuk bedak. Jika alis pasien berkedut, dinamakan terserang penyakit tiwang bojog, sarana obatnya adalah daun jeruk nipis, merica, kencur, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit tiwang bojog, sarananya adalah liligundi, laos, air cuka, diramu untuk diminum. Sarana untuk menyembur perut si pasien adalah kulit pohon pule, ketumbah bolong. Jika pasien merasa kesakitan dan gelisah, dinamakan terserang penyakit tiwang utara, sarana obatnya adalah inti seksek, inti gamongan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika pasien merasa sakit pada bagian dalam, perutnya terasa berkedut-kedut, dinamakan terserang penyakit tiwang ngalud, sarana obatnya adalah gamongan, daun tahep, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Jika pasien merasa sakit seperti ditusuk-tusuk hingga ke punggung, setiap mau bernafas,
[20b] dinamakan terserang penyakit tiwang pamali. Sarana obatnya adalah panggihan tis, kulit pohon pule, kelapa bakar, isi kemiri, adas, diramu untuk menyembur bagian tubuh pasien yang sakit. Jika pasien merasa kesakitan pada malam hari seperti ditusuk-tusuk, dinamakan terserang penyakit tiwang mong, sarana obatnya adalah akar terung kanji, kulit pohon bila, sungsungan danyuh, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu dan dibakar, arangnya dilumatkan dicampur dengan idu bang (air liur merah bekas mengunyah sirih), dipakai menggosok tubuh pasien. Jika pasien merasa sakit seperti dicubit-cubit, dinamakan terserang penyakit tiwang asu, sarananya obatnya adalah abu dapur, kunir warangan, bauh tabia bun, bawang merah, bawang putih, jangu, kemiri, diramu dan dilumatkan untuk menggosok tubuh pasien. Jika alis pasien berkedut-kedut, dinamakan terserang penyakit tiwang bojog, sarana obatnya adalah kayu tuwuk, merica, kencur, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, air jeruk nipis, diramu untuk bedak. Jika pasien merasa mengirai-ngirai, dinamakan terserang penyakit tiwang babi, sarana obatnya adalah kunir warangan 9 iris, daun sirih 9
[21a] lembar, bawang merah, bawang putih, jangu, air cendana, beras merah, kapur bubuk, diramu untuk bedak. Jika perut pasien terasa kaku hingga ke hulu hatinya, dinamakan terserang penyakit sula walikat, sarana obatnya adalah kulit kelor munggi, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur hulu hati pasien. Jika pasien merasa sakit perut dan kembung, dinamakan terserang penyakit tiwang buntek, sarana obatnya adalah daun sirih tua, laos, gula, air kelapa, diramu untuk diminum. Jika pasien merasa sakit perut melilit, seperti ditusuk-tusuk, dinamakan terserang penyakit tiwang nanipi, sarana obatnya adalah kulit pohon awar-awar, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur bagian tubuh pasien yang sakit. Jika pasien merasa sakit di bagian lambung, rasa sakitnya datang-pergi, dinamakan penyakit tiwang angin, sarana obatnya adalah tunas daun liligundi 3 lembar, laos 3 iris, gamongan 3 iris, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum. Sebagai obat sembur, sarananya adalah daun delima, konci, bawang merah, bawang putih, jangu.
[21b] Jika tubuh pasien kaku, dagunya kaku, dinamakan penyakit tiwang bantang, sarana obatnya adalah mata jahe, air jeruk nipis, diramu untuk bedak. Jika pasien tertidur pulas, dinamakan terserang penyakit tiwang bangke, sarana obatnya kulit pohon pule, sintok, bawang merah, bawang putih, jangu, mesui, pala, cengkeh, sampar wantu, ketumbah, daun jeruk Bali, beras merah, diramu untuk bedak. Jika pasien merasa sakitnya seperti menjalar ke perut, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita, sarana obatnya adalah daun meduri kuning, bawang putih, kemiri, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur bagian tubuh yang sakit. Jika tubuh pasien terasa gerah dan perutnya kembung agak kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang babahi. Sarana obatnya adalah udani, sembung, pule, direbus, airnya diminum. Jika pasien merasa pusing-pusing, dinamakan terserang penyakit tiwang guwak, sarana obatnya adalah kunir, laos, gula, air cendana, diramu untuk diminum. Jika pasien merasa sakit perut dan
[22a] batuk, dinamakan terserang penyakit tiwang bebek, sarana obatnya adalah daun raja tangi, daun teleng putih, gula, air jeruk, diramu untuk diminum. Jika tubuh pasien kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang lojor, sarana obatnya adalah daun kamandi, bawang, adas, diramu untuk menyembur bagian yang sakit. Jika tubuh pasien panas dan matanya melotot, dinamakan terserang penyakit tiwang bangke, sarana obatnya adalah daun sirih tua, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tangan dan kaki pasien kaku, seperti menggenggam sesuatu, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita, sarana obatnya adalah daun madori kuning, kulit pohon dedap hutan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika mulut pasien menganga, dinamakan terserang penyakit tiwang mang, sarana obatnya adalah daun dan akar tuba batang, kulit pohon dan akar kayu apit, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika pasien muntah-muntah, dinamakan terserang penyakit tiwang belabur, sarana obatnya adalah daun sirih tua melengkung 7 lembar, daun jeruk nipis yang sudah rontok 7 lembar, bawang merah, bawang putih, jangu,
[22b] diramu untuk diminum. Manteranya: "Om kita tiwang blabur, tumpe baher, kedep sidi-sidi mantranku" (Ya Engkau Tiwang Blabur, sembuhlah dan ampuhlah mantraku). Obat untuk kepala pusing-pusing dan sakit kepala seperti menusuk-nusuk, sarananya adalah kapur, air jeruk nipis, diramu untuk menetesi lubang hidung pasien. Jika hulu hati pasien berdetak-detak, dinamakan terserang penyakit tiwang gagedul, sarana obatnya adalah daun liligundi, kulit pohon kelor, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum. Dan sarana untuk menempel pusarnya adalah akar terung bola, bawang merah, bawang putih, jangu, biji paya puwuh, air cuka. Sarana untuk bedak kaki adalah tabia bun dakep, bawang merah, bawang putih, jangu, dan air cuka. Obat untuk penyakit mual-mual, dan enek, sesak, dinamakan penyakit upas uyak, sarana obatnya adalah kulit pohon karoya, air mendidih, dijadikan jamu untuk diminum. Dan lagi jika pasien merasa mual dan enek, dinamakan terserang penyakit upasilali, sarana obatnya adalah padang lepas, adas, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit muntah
[23a] berak, sarananya adalah laos 3 iris, diberi mantera: "Om sapata umah sanghyang rosa, anambanana muntah mising, teka waras, waras, waras" (Ya Dewa Rosa, obatilah sakit muntah berak sampai sembuh). Obat untuk penyakit mendadak, sarananya adalah nasi bercampur kapur bubuk, diremas diramu dengan santan dan garam, lalu diminum. Obat untuk penyakit hulu hati terasa berdetak, sarananya adalah daun liligundi, laos, bawang merah, bawang putih, jangu, air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Obat penyakit di hulu hati, sarananya adalah gamongan, telor ayam yang masih baru, hanya diambil putihnya dan dibakar, serta serpihan gerabah dimasukkan ke dalam ramuan, lalu diminum. Inilah ajian pendeteksi penyakit, sarananya adalah anak pohon pisang gedang saba, diberi mantera, lalu anak pohon pisang itu ditaruh di bagian hulu tempat tidur, selama tiga malam, jika dalam batas waktu tiga malam sumber penyakit telah tampak, maka berhentilah menaruhnya. Akan tetapi apabila dalam batas waktu tiga malam belum tampak sumber penyakit itu,
[23b] maka lanjutkan selama tiga malam lagi, dan pasien disuruh tidur sendirian. Sarana penawarnya adalah sagi-sagi lengkap, uang 250, canang, untuk didamping dalam tidur, pasien supaya tidur sambil memusatkan pikiran sebab ada banyak godaan. Manteranya adalah "Pukulun sang ratu matangi, sapanglaranin si anu, yan saking dewa, yan saking bhuta, yan saking dengen, yan saking manusa, warahen den tatas, poma, poma, poma" (Ya Tuanku, bangunlah, sakitnya si anu apakah dari dewa, raksasa, bhuta kala dan sebagainya, katakan agar jelas). Ajian pamuwung (penawar), sarananya adalah bawang 1 butir, tiuplah penyakit itu tiga kali, dan ucapkan mantera "ah samangkana, aku wruh ring aran sira, maharan ki bhua kekawah, ki bhuta ari-ari, ki bhuta rudira, aja sira ngraranin si anu, metu kita ring weteng, mandadi tahi, mandadi enceh, teka sahak, sahak, sahak" (Ah Engkau bernama Bhuta Kekawah dan Bhuta yang lain, jangan kau sakiti si anu, keluarlah kau dari dubur dan alat kelamin). Ajian pamuwung (penawar), sarananya temulawak, kemiri jentung, garam, diramu untuk menyembur penyakit si pasien. Manteranya adalah "Om wisesa
[24a] aku mambuwungang bedasa, tumbran barah, teka urung, urung, urung" (Ya Yang Maha Sakti, batalkanlah semuanya). Inilah ajian panewed, sarananya adalah tunas daun amadangan 3 lembar, beras 1 genggam, tunas daun amadangan itu diikat dengan tali benang tiga warna (merah, hitam, putih), lalu dipukulkan ke kepala pasien tiga kali, setelah itu, lalu sarana itu diselipkan di antara atap dapur. Manteranya adalah "Om getih mandadi banyeh, banyeh mandadi nanah, nanah mandadi taluh puyung, teka puyung, puyung, puyung" (Ya darah jadi air kotor, jadi nanah, nanah menjadi telur kosong, datanglah kekosongan). Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah tunas daun waru 3 bidang, akar gelagah, bawang, adas, diramu untuk jamu. Inilah nama-nama penyakit bebahi yang harus diketahui agar obatnya bisa sesuai dengan penyakitnya. Beginilah ceritanya: "jham jham hryah, byahng, Ong Ung, Sanghyang Tiga Sakti turun dari sorga, beliau mengajak Babu Rareweng. Lalu Babu Rareweng pergi berkelana ke desa-desa, dan ia
[24b] bertempat tinggal di Tanah Sebrang. Setelah beberapa bulan, ia melahirkan seorang anak, bernama Si Ratna Bahi. Selanjutnya, Babu Rareweng mengembara lagi ke desa-desa, dan ia tinggal di Blangbangan. Di sana ia mempunyai seorang anak bernama Sri Puntiyanak. Setelah itu, kembali Babu Rareweng pergi mengembara ke desa-desa, lalu ia menetap di Lombok. Setelah beberapa bulan di sana, ia mempunyai seorang anak, bernama Sri Ratna Mencari. Selanjutnya, Babu Rareweng dikutuk oleh Sanghyang Tiga Sakti, sehingga ia menjadi janda dan berupa merica, berkepala tempurung kelapa, berambut ijuk, berhidung semprong, bertangan supit, bersiku siyut, berusus lekeh, bertelinga sendok, bermata kaca. Eng Ong Aing. sangat ampuh dipakai mengasapi, dengan sarana kotoran babi". Obat untuk penyakit tuju rasa bercampur dengan tuju bengang, sarananya adalah labu pahit, lampuyang,
[25a] bawang, adas, diramu untuk diminum. Ampasnya dipakai bedak. Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah akar besar, akar kembang sepatu putih, akar gelagah, akar gebang, bawang, adas, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit kahangan, sarananya adalah bunga kelapa, bawang, adas, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit tuju rasa, bercampur nanah dan darah, sarananya adalah daun dan akar undung-undung, sarilungid, diramu untuk diminum. Dan obat untuk ditempelkan pada bagian perut di bawah pusar, sarananya adalah garam, bawang, dan adas. Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah kulit pohon gatep, endapan air, sarilungid, dipepes dan diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah inti kunir, asam, air dan setetes minyak, dilumatkan dipendam dalam abu dapur panas, lalu ditempelkan pada dubur pasien. Obat untuk penyakit terkena sihir, apabila tubuh pasien manas, sarananya adalah tengeh,
[25b] akar meduri putih, beras merah, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak kaki pasien. Ada lagi sarana lain yakni kayu pugpug, kayu tulak, sampah di persimpangan jalan, laos kapur. Sarana bedak tubuh terdiri atas daun dedap kuning, kulit pohon kesambi, majakane, majakeling, sarilungid. Obat untuk penyakit batuk berdahak, sarananya adalah perasan laos, akar limau, air cuka tahun, diramu untuk diminum. Obat batuk berdahak dan mengorok, sarananya adalah lampuyang, laos, daun pule, ketumbah, air cendana, diramu untuk bedak. Jamunya memakai sarana tangkai pule, miana hitam, temulawak, air cendana, air jeruk nipis, ditim, disaring untuk diminum. Obat batuk, sarananya adalah kunir warangan, sinrong, gula, dipendam dalam abu panas, lalu dipakai menyembur dada pasien. Obat batuk
[26a] seperti menusuk-nusuk, sarananya adalah daun meduri, kunir warangan, kencur, laos, bawang, adas, diramu untuk bedak di dada pasien. Obat batuk, sarananya adalah laos, asam, diramu untuk diminum. Obat batuk, berludah berisi dahak, sarananya adalah temulawak, daun paya puwuh, asam, diramu dan direbus untuk jamu. Ampasnya dipakai menyembur hulu hati pasien. Obat batuk menahun, sarananya asam, air cendana, diramu untuk diminum. Obat batuk berdahak dan terasa sesak di hati, sarananya adalah laos, akar asem, air cuka, diramu untuk diminum. Obat batuk mengeluarkan darah dan nanah, sarananya adalah kunir, asam, minyak kelapa, bawang, telur
[26b] ayam, dihangatkan, dipakai untuk diminum. Obat batuk kering, sarananya adalah akar teleng putih, kemiri jentung, garam dapur, diramu untuk obat tetes dan untuk menyembur dada pasien. Obat penawar, sarananya adalah daun buhu, daun dedap yang sudah gugur, garam, diramu untuk menyembur dada pasien. Manteranya "Om keni-keni pujut, basa manggawe bukit, teka sahak, sahak, sahak" (Ya yang kena cacat, datanglah kesembuhan). Ajian penawar penyakit tumbuh daging, sarananya adalah kunir warangan, garam dapur, diramu untuk menyembur pasien. Manteranya adalah "Om sarwa dahah mapupul, sing jalanmu tumbuh teka sahak, hana gurunmu, teka sahak, sahak, sahak, kedep sidi mantranku" (Ya segala daging yang berkumpul, ditempatmu tumbuh akan binasa ada gurumu juga hancur, ampuhlah mantraku). Obat untuk bayi terserang penyakit sakit perut dan kondisi tubuhnya tampak menurun, sarananya adalah tangkai daun sirih dipanggang, ginten hitam, diramu untuk menyembur hulu hatinya. Dan untuk menyembur dada pasien menggunakan sarana daun kesimbukan dipanggang dan bawang. Sarana untuk ramuan obat di pusar adalah asam dipanggang,
[27a] merica 3 biji. Bedak dan popoknya menggunakan sarana daun sembung dan bawang. Obat untuk menyembur ubun-ubun, sarananya adalah daun dedap kuning, kencur, dipanggang. Obat untuk menggosok pinggang dan bagian perut di bawah pusar, sarananya adalah kerikan pohon jarak, kerikan nangka, kemiri, inti gamongan, bawang, adas, diramu dan didadar hingga matang. Obat untuk bayi terserang penyakit gwaman, sarananya adalah ati-ati, santan kane, didadar supaya matang, setelah didadar dicampuri garam dapur. Sarana untuk menggosok dada pasien adalah daun kayu manis, kelapa bakar, dilumatkan. Bedak tubuh pasien memakai sarana inti gamongan. Bedak perut memakai sarana inti gamongan dan musi, dilumatkan, ditim hingga matang, lalu dibedakkan di seluruh perut. Ada lagi bedak lain, sarananya adalah kulit pohon dedap, kulit pohon suren, dipanggang tetapi jangan dibolak-balik. Ada lagi sarana lain, yakni laos dipanggang, kencur dipanggang, ketumbah, beras basah, air cendana, diramu untuk bedak.
[27b] Obat untuk penyakit badi, cacingan, perut kembung, kurus kering, sarananya adalah bunga tibah 8 biji, bawang putih 8 biji, jangu 8 iris, semuanya dipanggang, diramu dan dilumatkan, kemudian dipulung menjadi 7 butir, dikeringkan, lalu dipakai jamu satu persatu, setiap tiga hari sekali. Obat untuk penyakit mengurus, sarananya adalah kepiting batu mentah, daringo, dilumatkan dipakai bedak perut. Obat untuk penyakit curek, sarananya adalah sirih jantan, minyak wijen, dilumatkan dan diperas, dipakai menetesi telinga pasien. Ada lagi sarana lain yaitu miana hitam, tebel-tebel, dipendam dalam abu panas, diperas untuk menetesi telinga pasien. Ada lagi sarana lain yakni minyak, warirang, direbus untuk menetesi telinga pasien. Obat untuk penyakit puruh banta, sarananya adalah kulit pohon kem, jahe hitam, air cuka, direbus dengan wajan. Wajan itu diberi gambar ....
[28a] lalu dipakai bedak. Obat untuk penyakit puruh ulad-alid, yakni mengeluarkan air dari hidung, sarananya adalah temulawak, garam, dikunyah, dicampur minyak, dipakai menetesi hidung pasien. Obat untuk penyakit puruh banyu, sarananya adalah laos, gamongan, bangle, masing-masing 1 iris, diramu dengan cengkeh, merica, bawang putih, air arak tahunan, idu bang, sinrong, diramu untuk bedak. Obat untuk bayi terserang penyakit tiwang belabur, sarananya adalah daun sirih kuning, daun belimbing kuning, daun jeruk kuning, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Ada lagi sarana lain yaitu gedang saba, kulit pohon dedap, bawang tambus, diramu untuk diminum. Ada pula sarana lain yakni daun dedap, beras, pulasari, bawang, diramu untuk bedak. Obat untuk tubuh terasa sakit, seperti ditusuk-tusuk, sarananya adalah daun terung 3 lembar, laos, kencur masing-masing 3 iris, bawang putih, jangu, mesui, ketumbah. Obat untuk tubuh
[28b] sakit meriang dan menusuk-nusuk, serta lumpuh, sarananya adalah cengkeh, mesui, garam yodium, diperas, disaring, untuk diminum. Obat segala penyakit tuju, seperti tangan, kaki, bibir, hidung, alis berkedut-kedut, tidak bisa berjalan, merasa seperti ditusuk-tusuk, sarananya adalah ampas tebu hitam, bara tempurung kelapa, akar ketepeng, akar tabia bun, diramu untuk mengasapi dan arangnya dipakai bedak. Obat untuk muntah-muntah, sarananya adalah daun delima, daun sirih tua, laos, utah-utah, ketumbah, diramu untuk menyembur pasien. Obat untuk tubuh sakit merinding atau bengkak, sakit melilit-lilit, dinamakan terkena penyakit moro, atau penyakit tuju, sarananya adalah empu kunir warangan, cendana, mesui, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Ada lagi sarana lain yaitu kulit pohon ancak, diambil dengan cara telanjang, berdiri, lalu diramu dengan
[29a] adas 7 biji, ketumbah 21 butir, dijadikan bedak. Ada pula sarana lain yaitu kulit pohon pungut-pungut, pulasari, adas, pala, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit keluar darah dari hidung, sarananya adalah daun bekul, cangkang kepiting, inti laos, air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Obat penyakit keluar darah dari hidung, dinamakan penyakit mokan tumisyan, sarananya adalah janur muda, akar rumput blulang, cendana, bawang, adas, diramu untuk obat tetes hidung. Obat untuk penyakit tiwang kunyit warangan, sarananya adalah empu kunir, kapur bubuk, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat penyakit kurang bertenaga, bagaikan orang tidur, dinamakan penyakit tiwang bayu, sarananya daun sirih, mesui, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat untuk sakit suka menggelengkan kepala, dinamakan penyakit tiwang powak, sarananya adalah atap daun kelapa, kulit pohon bila, bawang merah, bawang putih, jangu, semua dibakar,
[29b] dilumatkan untuk bedak. Obat untuk penyakit hulu hati mual-mual dan mata pasien melolot, dinamakan penyakit tiwang mangan ring jro, sarananya adalah daun jeruk, daun limau, daun sirih tua, kulit pohon pule, gamongan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum dan bedak. Obat sakit perut kembung, sering kaku, melilit-lilit, dinamakan penyakit tiwang bruwang, sarananya adalah akar pohon aren, pelepah kelapa, kunir warangan, bawang merah, bawang putih, jangu, sahang 3 , diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit tiwang rejasa, jika pasien merasa seperti ditusuk-tusuk hingga ke dada, sarananya adalah daun pancasona 3 lembar, kangkang kepiting, sahang 1, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat penyakit tiwang gugung, apabila pasien meraba-raba, tangan dan kakinya kaku, sarananya adalah rumput gunung, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tulang punggung pasien melengkung, dinamakan penyakit tiwang dopang,
[30a] sarananya adalah akar dan batang samanjahi, bawang, adas, diramu untuk bedak. Sarana untuk menyembur tubuhnya adalah bangle dipanggang, garam, dan ketumbah. Dan sebagai obat tetes hidung dan untuk diminum, sarananya adalah kulit pohon kendal, bawang merah, bawang putih, jangu, bawang tambus. Obat penyakit ambeien, sarananya adalah kunir warangan, sulasih yeh, kesimbukan, bawang tambus, diramu untuk bedak dan diminum. Obat ambien mengeluarkan darah, dinamakan penyakit tuju moro, sarananya kulit pohon kacemcem, asam, kunir warangan, diramu dengan bawang, ketumbah, garam, direbus hingga matang, lalu ditempelkan di sekitar dubur. Jika terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, dinamakan penyakit tiwang gode, sarananya adalah akar dawu, akar pohon aren, abu bulu trenggiling, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit mual-mual,
[30b] cekutan, dan perut kembung, sarananya adalah kunir warangan, daun sirih tua, temurose, bawang merah, bawang putih, jangu, pada saat melumatkan, jangan beranjak, lalu diisi idu bang, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit meriang, tangan dan kaki terasa kaku, dinamakan penyakit tiwang beruang, sarananya adalah jeruk nipis, miana hitam, minyak kelapa, dipakai menetesi hidung pasien. Jika tubuh pasien terasa gatal-gatal, dinamakan penyakit tiwang gatel, sarananya adalah laos dan merica. Obat penyakit tiwang depa-depa, sarananya adalah kayu batu, gamongan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Sarana penawar penyakit tiwang, sarananya adalah biji kapas dibungkus dengan daun awar-awar, dikubur di samping pintu rumah pasien, mantranya adalah "sarwa urung, jambe urung, urung tunggal, urung urung kabeh, urung pande wesi, urung pangaji, pangumik, pangalah, panyawang, pangalaha tan pasabuk, tan pasaput" (Segala urung, pande besi, urung tunggal, pengalahan tanpa sabuk, tanpa selimut),
[31a] lalu dikubur, dengan mantera: "nini tangar, kaki kemit aku, da maang leyak mai" (Hai Nini Tangar dan Kakek, jaga aku, jangan diijinkan sihir datang kesini), (ucapkan tiga kali). Obat penyakit tiwang babahi dan penyakit tiwang gombeng, sarananya adalah kunir, beras merah, kapur bubuk, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tangan pasien menggapai-gapai, dinamakan penyakit tiwang nyalian, sarana obatnya adalah daun sirih, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, diramu untuk bedak. Jika tangan pasien terbuka, kepalanya menggeleng-geleng, menengadah, dinamakan terkena penyakit tiwang sikep, sarana obatnya adalah anti manuk, beras merah, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien tampak kehitaman, dinamakan sakit tiwang lenga. Obat sakit cacingan, sarananya adalah kulit pohon kamboja, kunir, ketumbah, diramu untuk bedak tubuh. Obat sakit sisik, sarananya adalah daun bungkak nyingnying, kesemsem, adas, dilumatkan untuk bedak. Sarana untuk obat sembur adalah sinrong, untuk menyembur leher hingga ke telinga pasien. Obat sakit cacingan, sarananya adalah daun wani, meduri, empu kunir, jahe, dilumatkan ditempelkan
[31b] di ubun-ubun. Obat perut cacingan, sarananya adalah akar kasegsegan, mahmah, dipakai menetesi mata pasien. Jika ulatnya tidak keluar, sarananya diganti dengan kapur bubuk, kencur, diramu untuk bedak, dan sebagai obat minum, sarananya adalah nira manis, air liur, getah ampalas, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi cacingan menahun, sarananya adalah kapur, merica, dipendam dalam abu panas, setelah matang, diperas dipakai menetesi mata pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit uleran tahan, sarananya adalah kapur bubuk, ampas besi, kunir, dilumatkan, diramu untuk bedak. Sarana penarik cacing adalah telor diikat dengan benang hitam 3 lilitan, lalu dipendam dalam abu panas. Manteranya: "Om ingsun angegeng tendas cacing, anglara ning weteng, lah uga buntut esun tigas, anglarani weteng i rare, cacing sun pangan, ayo ko alumah, ko paranane, lah waras, saka liweraning lara rogane si anu" (Ya hamba memegang kepala cacing yang menyakiti perut, enyahlah yang menyakiti perut bayi si anu, makanlah aku hai cacing, sembuhlah). Inilah gambar gaib pada telur ..........
[32a] Penawar air susu seret, manteranya "ih dekep das cai, dekep i mas landi, poma, poma, poma" (Hai hampiri kau dekap, dekaplah I Mas Landi). Obat untuk bayi tidak mau menyusui, sarananya adalah jari tengah daun dedap tua, dilumatkan dan ditempelkan pada susu ibunya. Ada lagi sarana lain yaitu banyu tuli, diberi mantera "metu Hyang Kala, mandera ri gunung kembang" (Keluarlah Dewa Kala, pergilah ke gunung Kembang). Obat untuk bayi suka muntah, sarananya adalah kulit pohon pule, kunir 3 iris, merica 3 butir, dipakai menyebur hulu hatinya. Sarana untuk menyembur pangkal bahunya adalah kerikan pohon dedap. Obat untuk bayi suka menangis setiap malam, tidak jelas apa yang dimintanya, dinamakan terserang penyakit tiwang tumreretan, sarananya adalah nasi seharga sekepeng, getah nangka diwadahi takir 9 buah, ditaruh di samping bayi tidur. Apabila bayi sering terkejut, ketakutan, dinamakan terserang penyakit tiwang kupu-kupu, sarananya adalah bunga kembang sepatu, ampas bawang putih dan jangu, dioleskan di dahi. Obat untuk bayi menangis
[32b] tidak bisa diredakan, sarananya adalah tunas daun kesimbukan 3 helai. Penawar untuk bayi menangis setiap malam, manteranya: "Om jroh ung patsah hala mumuhsah" (Hai Jroh enyahlah dan jangan mengganggu). Jika bayi mendadak tidur, sarananya adalah tangkai sirih 3 ruas, diberi mantera: "Om ta kita lah kita laki laku" (Ya engkau jangan ganggu anakku), (ucapkan tiga kali), lalu bayi disembur tiga kali. Obat untuk bayi mengeluarkan darah dan air, sarananya kuwud jarak, sumanggi gunung, bawang putih, garam, diramu untuk tetes mata. Obat untuk bayi sesak nafas, sarananya adalah ginten hitam, dipakai menyembur hulu hatinya. Dan untuk menyembur dadanya dipakai sarana kesimbukan dan bawang. Untuk bedak pada bagian perut di bawah pusar sarananya adalah kuwud jarak, kuwud nangka, kemiri, bawang, adas, direbus hingga matang. Ada lagi sesajen penebus untuk penyakit sula tiwang, di punggung terasa sakit melilit, adalah tumpeng 22 buah, peras, penyeneng, sesayut tulung, helis, ayam putih
[33a] dipersembahkan di pintu masuk rumah. Sesajen yang dipersembahkan di depan rumah menggunakan ayam berbulu merah, dengan uang tebusan 1444, lengkap dengan segala kelengkapannya, manteranya adalah "Om sang bhuta antu-antu, bhuta bala-balik, aja kita anglarananin lare ye" (Hai Bhuta Antu-antu, Bhuta Bala-balik, jangan engkau menyakitinya). Obat untuk bayi mengeluarkan air liur terus menerus, sarananya adalah buah jeruk dipendam dalam abu panas, air cendana, dipakai untuk berkumur. Ada lagi sarana untuk menyembur dada hingga ke tulang punggung pasien, sarananya adalah inti kunir dan adas. Obat untuk bayi terserang penyakit babaha, batuk mengeluarkan air liur mendidih, sarananya adalah daun kembang kuning tua, daun dedap yang sudah gugur, padang lepas, plosor andong, daun sirih, temurose 1 lembar, gamongan, kencur bakar, kemiri, daun sulasih, kelapa bakar, beras basah, bawang, dipakai menyembur dada hingga ke hulu hati pasien. Sarana untuk menyembur tulang punggung pasien adalah beras basah, inti bawang. Dan untuk menambal
[33b] dubur pasien, sarananya adalah serabut dedap, serabut canging, serabut belimbing, kacemcem, buhu, diramu dengan bawang dan adas. Obat untuk diminum, sarananya adalah kerikan pohon dedap bakar, air tembaga. Obat untuk bayi batuk terpingkal-pingkal, sarananya adalah daun sapta aki, dipakai menyembur dadanya. Dan sarana untuk menyembur hulu hatinya adalah daun sembung, daun sapta aki, bawang merah, bawang putih, jangu. Sarana bedaknya adalah daun sirih 3 lembar, bawang, air cendana. Sarana untuk menggosok badannya adalah sumanggi gunung, cacing sirih, kelapa bakar, temulawak, diramu dijadikan tim, dan dipendam dalam abu panas. Obat untuk bayi terserang penyakit tiwang belabur, sarananya adalah daun sirih kuning, daun jeruk, daun belimbing kuning, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Sebagai obat minum, sarananya adalah akar pisang gedang saba, akar dedap, bawang, semua dipendam dalam abu panas, lalu diramu untuk diminum. Dan sebagai bedaknya adalah daun dedap kering, bawang, dan pulasari. Obat bayi batuk berdahak, sarananya adalah akar
[34a] silagui, tunas daun kacemcem, bunga belimbing buluh, kelapa bakar, asam, dijadikan tim, dikukus, untuk diminum. Obat untuk bayi sakit dan kurus, sarananya adalah kalung tembaga diberi rajah "nyipruh nyikruh bihruh" dan diberi sesajen canang, tumpeng 2 buah, ayam putih, nira 1 beruk. Obat untuk penyakit cekutan yang hampir mematikan, sarananya adalah daun katepeng, sarilungid, dipakai menyembur dada pasien. Ada lagi sarana lain yaitu air siput, air susu, dipakai tetes hidung. Obat untuk air susu seret, sarananya adalah kapur angki, air embun pagi, dipakai mengusap penyakitnya. Obat payudara bengkak, sarananya adalah daun jambu, daun kameri, adas, dipakai menyembur penyakitnya. Obat payudara membengkak mengeluarkan air busuk setiap hari, sarananya adalah tanah tangga, titisan, dipakai menggosok. Obat untuk ibu yang sedang menyusui, jika perutnya terasa sakit melilit dan air susunya seret, sarananya adalah daun beringin yang sudah rontok,
[34b] 7 lembar, ketumbah 7 biji, dipakai menyembur penyakitnya. Ada lagi sarana lain yaitu air aron-aron yang masih hangat, dicelupi daun delundung 3 lembar, dipakai menempel susunya. Obat sakit tubuh terasa berat, cukup ditaburi kapur. Obat untuk bayi menderita penyakit mangkak, sarananya adalah abu dapur, idu bang, dioleskan di perut bayi. Dan sebagai obat penyemburnya adalah daun dedap kuning, dicabut urat daunnya, diramu dengan pulasari, adas, dan inti bawang. Jika bayi menderita perut kembung, sarana obatnya adalah daun belimbing dipanggang, bawang, adas, diramu untuk obat menyembur. Sebagai penambal pusarnya adalah daun kelor dicampur bunga awon dan bawang putih. Setelah bayi dimandikan diberi ramuan obat berupa daun nangka kuning dan garam. Obat untuk bayi menderita hidung tersumbat, mengeluarkan ingus setiap hari, dinamakan penyakit inja lilit, sarananya adalah silagui, sulur jelit-jelit 3 batang,
[35a] kemiri, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi panas, sarananya adalah beras basah, bawang, adas, dipakai menggosok pantat hingga ke bagian bawah pusar dan tulang punggung si pasien. Obat untuk bayi muntah berak, sarananya adalah gamongan, empu kunir, musi sedikit, dilumatkan diramu untuk diminum. Obat untuk bayi tidak mau makan, sarananya adalah miana hitam, daun pancarsona, daun dederekan, tunas pule, diambil kerikan batangnya, kunir warangan, tanjung rahab, sarilungid, bawang tambus, diramu untuk diminum. Ada lagi sarana lain yaitu beras tumbuk diramu dengan gagambiran anom, bawang tambus, dan adas, untuk diminum. Obat untuk bayu gerah, sarananya adalah akar pohon besar, serabut pohon dedap, asam, santan kane, temukus, sarikuning, diramu pada sore hari, esok paginya diberikan kepada pasien untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit tiwang, sarananya adalah air, diminum tiga kali, manteranya: "ih ya (Hai kakek tua, bukan kakek tua yang keluar, siapa kakek yang datang itu, enyahlah)
[35b] kaki tua, nora kaki tua metu, sira kaki anake teka, syah". Obat untuk bayi menderita sakit tiwang, sarananya adalah daun suren 3 lembar, bawang merah, bawang putih, jangu, air cuka, dipakai menetesi mulut bayi, ampasnya dipakai popok. Obat untuk bayi terkena penyakit tiwang brahma, sarananya adalah kulit pohon kacemcem putih, bawang tambus, gula, garam, semuanya ditumbuk lalu direbus hingga matang, dipakai menggosok bagian tubuh pasien yang sakit. Obat untuk bayi menderita sakit tunggah, sarananya adalah daun jeruk nipis, merica 3 butir, dipakai menyembur hulu hatinya. Obat untuk bayi terkena penyakit tiwang, perut kembung, sarananya adalah daun kesimbukan, diremas dengan garam, bangle, lalu digoreng tanpa minyak, dipakai menyembur dada si pasien. Ada lagi sarana lain berupa kulit pohon nangka yang masih muda diremas dengan garam untuk menyembur dada pasien. Jika bayi menderita gatal-gatal dan korengan, dinamakan barah gatel ring jro, sarananya adalah daun sirih tua, temurose,
[36a] bawang merah, bawang putih, jangu, kemiri, laos, air cuka, cendana, didadar hingga matang, lalu dipakai mengurap pasien. Sebagai obat minumnya adalah sembung rambat, gula garas, air cendana, diramu untuk diminum. Penawar untuk bayi menangis pada malam hari, sarananya adalah daun lontar ditulisi nama pasien, dan disembur dengan ramuan bawang merah, bawang putih, dan jangu. Ada lagi sarana lain yaitu daun lontar ditulisi nama pasien, lalu pasien disembur dengan daringo, bawang putih, masukkan ke kolong tempat tidur si pasien, mengarah ke timur laut, manteranya: "Om brahma sudha swaha" (Ya Dewa Brahma yang suci mulia). Ada pula sarana berupa abu di depan tungku dapur, diusap tiga kali dengan tangan kiri, ditoreh berbentuk tanda tambah, lalu dijumput tiga kali, jangan beranjak, lalu dioleskan di dahi pasien, manteranya: "Om paksya raja ya nama swaha" (Ya Raja Paksi yang mulia). Obat terkena penyakit grubug, muntah berak, pejen, lalengedan, tanpa sebab, terasa terluka di dalam perut, sarananya adalah
[36b] kulit pohon dedap ditumbuk dengan batu, jangan dilangkahi, gamongan 3 iris, bungsil kelapa 3 iris, isi buah pala, air arak, diramu untuk diminum. Ada lagi sarana lain berupa bata merah digosok, bawang putih, jangu, air cuka, diramu untuk diminum. Ampasnya dipakai bedak. Obat penyakit sebaha jampi, perut kembung, sarananya adalah kulit pohon pule, daun kameniran, sumanggi gunung, serbuk ketan gajih, dilumatkan dan disaring untuk diminum. Sarana untuk penahan mencret adalah kunir, gamongan, dilumatkan hingga lembut diisi musi sedikit, lalu dipendam dalam abu panas, setelah masak, diperas dan disaring untuk diminum. Obat sakit korengan adalah sagu serabut kelapa tua, sepet-sepet, kemenyan, buah pala, buah pinang jumbo. Luka itu ditempel dengan daun sirih muda, namun daun sirih muda itu harus diasapi dan diremas, setelah luka ditempel lalu disembur dengan dengan ramuan obat tadi.
[37a] Obat luka segala luka, sarananya adalah daun kesimbukan diremas, air cuka, dipakai menetesi luka tersebut, lalu disembur dengan daun gunggung, kunir, bangle. Ada lagi sarana lain yaitu daun lempeni, garam, diulek untuk bedak. Obat luka bengkak di setiap ruas tubuh, sarananya adalah daun jeruk, kacang hijau, inti bawang, dipakai menyembur luka tersebut. Obat sakit maluwang, sarananya adalah daun kameniran, bangle, jambot gamongan, bawang putih, jangu, air cuka, diramu untuk bedak. Obat muntah darah, sarananya adalah kulit pohon buhu, laos kapur, diparut, digoreng tanpa minyak, setengah matang dicampur garam dapur, setelah matang dicampuri air cendana, lalu diperas dan disaring untuk diminum. Obat batuk, sarananya adalah kulit pohon bangli, ketumbah, kelapa bakar, dipakai menyembur ujung tulang rusuk pasien. Ada lagi sarana lain yaitu daun saksak, kelapa bakar, bawang, semua dibakar untuk menyembur dada pasien. Ada pula sarana berupa kerikan pohon jeruk yang masih muda, ketumbah,
[37b] gamongan, dipakai menyembur pangkal leher pasien. Inilah tatacara mengobati pasien sakit menahun, tidak sembuh-sembuh, dan tidak bisa diobati, sarananya adalah sesajen bubur suci, tadah pawitra, buratwangi lengawangi, sirih, buah pinang, jambe sepet, kelapa muda hijau di-kasturi, dicelupi air cendana, lalu sesajen itu disuguhkan di atas tempat tidur pasien, keesokan harinya kepala muda itu baru diambil, airnya diberikan kepada pasien untuk diminum, tiga kali. Setelah itu, sesajen itu disuguhkan di halaman rumah. Inilah mantera pada saat menyuguh-kan sesajen itu: "dewa aweh ring hyang, hyang aweh ring taksu, taksu aweh ring manusya sakti, Om dewa pratista ya namah, Om hyang pratista ya namah, Om taksu ya namah, Om manusya pratista ya namah" (Dewa memberikan pada Tuhan, Tuhan pada Taksu, Taksu memberikan pada manusia. Ya Dewa sucikanlah semua ini). Lanjutkan menyuguhkan sesajen hingga batas tujuh hari. Tanda-tanda bayi sakit, yaitu jika bayi sulit membuang kotoran,
[38a] manakala bayi itu masih bertali pusar, tali pusarnya longgar, harus dikuatkan lagi. Jika bayi sulit berak, kepalanya terasa panas, tubuhnya meriang, setiap bergerak menangis, lehernya tampak lemas, bayi itu terkena penyakit belahan. Jika bayi menangis gelisah, tangannya bagaikan menggenggam sesuatu, tubuhnya berkeringat, pertanda hulu hatinya sakit. Jika tangis bayi menjerit-jerit, tubuhnya berkeringat, pertanda bayi itu terserang penyakit pamalinan. Jika kondisi tubuh bayi gerah, kotorannya kering, dan selalu rewel, tubuhnya tampak kemerahan, kuning, putih, hitam, perutnya kembung, sekejap riang, seketika lemas, pertanda bayi itu terserang penyakit sarab ring jro. Jika penyakit sarab itu keluar, maka tubuh bayi akan tampak merah seperti mengandung darah. Jika bayi panas menggigil, pertanda bayi terserang penyakit barah ring jro. Jika barah itu keluar, maka tubuh bayi akan tampak bercak-bercak merah, mengandung darah. Apabila bayi menangis setiap tubuhnya panas, jeritan tangisnya sangat keras,
[38b] pertanda bayi itu menderita perut kembung. Jika tubuh bayi meriang dan lemas, telapak tangan dan telapak kakinya dingin, kemudian mendesah-desah, pertanda bayi itu menderita sakit kepala. Jika seluruh tubuh bayi panas, hingga ke telapak tangan dan telapak kakinya, telinganya dingin, pertanda bayi itu menderita mual-mual di hulu hati, dan kepalanya pusing. Jika bayi menangis rewel, menggeliat-geliat, pertanda tulang juringnya sakit, sarana obatnya adalah kulit pohon kelor, laos, bawang merah, bawang putih, jangu, ditumbuk hingga halus, jangan diisi air, dicampur dengan bunga awon, sumbu lampu minyak, idu bang, lalu ditempelkan di pusarnya. Inilah penawar penyakit akibat tanah angker, terkena guna-guna, atau jimat papendeman, sarananya adalah nasi 9 tanding, bawang, garam dapur, ditaruh di sembilan penjuru, pada saat senja hari, dipasang di depan rumah
[39a] disirami air tiga kali, diperciki air tiga kali, dengan mengucapkan mantera: "Om durga sirep, bhutakala dengen sirep, desti taranjana sirep, aku dewataning bayu, aku amancut guna, amancut gering, Om durga sirep, wisya mandi, amancut papasangan papendeman, kapupug dening hyang mawirya wana, teka pupug punah, pupug punah, pupug punah, waras, waras, waras, Om brahma sirep" (Ya Durga, Bhuta Kala, Desti, tidurlah, aku dewanya Bayu, aku pelebur guna-guna, sihir, penyakit, punahlah semua, oh Dewa Brahma). Pelaksanaan ajian ini dilakukan pada setiap hari Kliwon dengan mengucapkan mantera tersebut, jangan sembrono, akan mengakibatkan mantera itu menjadi tidak ampuh. Inilah Usada, mengenai tanda-tanda bayi sakit. Selesai ditulis pada hari Rabu Umanis, wuku Prangbakat, paroh terang ketujuh, masa Kapitu, satuan tahun Saka 9, yakni tahun 1881 Saka, olih Ida Made Putra, di Geria Banjarangkan. Tanggal 6 Januari 1960[End]
[2b] diramu untuk bedak. Ada lagi tanda-tanda penyakit tiwang pada bayi, yaitu jika tangan dan kaki si pasien kejang dan kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita. Sarana obatnya terdiri atas daun meduri kuning, bawang merah, bawang putih, jangu, beras 21 butir, diramu untuk bedak. Jika tubuh si pasien terasa berat, dinamakan terserang penyakit tiwang kebo. Sarana obatnya terdiri atas akar kaktus, akar beluntas, bawang merah, bawang putih, jangu, beras 11 butir. Jika bayi menangis kesakitan siang-malam, tubuhnya kejang-kejang, dinamakan terserang penyakit tiwang kupu-kupu. Sarana obatnya terdiri atas bunga nagasari, dioleskan di antara kedua alis. Sarana obat bayi sering menangis malam-malam hari, terdiri atas daun sembung, sigugu, temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu dan dilumatkan dipakai bedak. Sarana obat bayi sering menangis pada malam hari, abu dapur, dijumput 3 kali, ditorehkan di dahi si bayi. Sarana penawar untuk bayi sering menangis pada malam hari, yakni daun lontar,
[3a] ditulisi kalimat "Om sibyang babyang, Om syah asyah", dan daun lontar itu ditaruh di bawah tempat tidur bayi. Penawar untuk bayi sering menangis malam hari, dinamakan terserang penyakit bajang tumereretan, yakni getah nangka, dioleskan di antara alis si bayi. Sarana penawar untuk bayi suka menangis malam hari, yaitu satu gayung air disiramkan ke ujung atap dapur, dihadangi kukusan, dan air itu dipakai memandikan bayi, dengan memohonkan keselamatan kepada Bhatara Brahma. Sarana penawar untuk bayi kesakitan adalah daun lontar diberi tulisan "brahoh sasah bwasah litsyaha" dan diberi gambaran raksasa. Lontar itu ditaruh di tangan kanan si pasien. Jika bayi kadangkala tampak pucat, mukanya tampak agak memerah, dinamakan terserang penyakit katepuk tegah dewa.
[3b] Sarana obatnya terdiri atas inti laos, inti kunir, inti lampuyang, beras merah 12 butir, diramu untuk diminum. Apabila bayi menderita sakit perut, terasa melilit, dinamakan penyakit tiwang gurita. Sarana obatnya adalah akar dapdap hutan, akar kelor, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum. Ada lagi jenis penyakit tiwang tikus yang berjangkit di pusar. Sarana obatnya adalah daun samanjahi, merica 21 biji, bawang putih, jangu, diramu dan dipoleskan di bagian tubuh yang sakit. Jika terserang penyakit tiwang terasa menusuk-nusuk di pusar, sarana penawarnya adalah akar terung bola, akar lalang, bawang putih, jangu, air liur merah, diramu dan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Jika bayi menderita muntah-muntah, dinamakan terserang penyakit tiwang belabur, sarana obatnya adalah daun sirih tua 7 lembar, daun jeruk rontok 7 bidang, bawang merah, bawang putih, jangu, direbus dipakai minuman. Inilah
[4a] tanda-tanda bayi menderita sakit panas, atau tubuhnya gerah, janganlah kurang waspada memeriksa nafas dan matanya, jika putih matanya tampak berisi darah, hitam matanya tampak kekuning-kuningan, pertanda si pasien panas. Jika putih matanya tampak agak kekuning-kuningan, dan juga anak-anakan matanya kekuning-kuningan, bibirnya kering, pertanda si pasien itu panas. Jika sekujur tubuh si pasien berbuah-buah, bulu tubuhnya berdiri, rambutnya kaku, periksalah dari kedua tangannya, jika ada aliran nafas deras, mendesir, pertanda si pasien panas. Apabila dada si pasien ditekan, muncul detakan tenaga, nafas di hidung terasa panas, bibirnya kering, jari-jari tangan dan jari-jari kakinya dingin, pertanda si pasien panas dalam. Jika putih mata si pasien tampak kebiruan, juga anak-anakan matanya berwarna biru,
[4b] aliran nafas berkumpul di mulutnya, pertanda si pasien kedinginan. Jika dada si pasien ditekan, tidak ada getaran, nafas yang keluar dari hidung terasa dingin, pertanda si pasien kedinginan. Apabila jari-jari kaki si pasien terasa dingin, nafas yang keluar di hidung juga terasa dingin, pertanda si pasien kedinginan. Jika putih mata si pasien tampak kekuningan, dan juga hitam matanya berwarna kekuningan, tangan dan kakinya dingin, setiap menjelang sore hari, nafas muncul di bibir terasa panas, pertanda si pasien menderita kegerahan. Apabila tubuh si pasien terasa gerah setiap sore hari, nafasnya kencang, nafas yang keluar dari hidungnya terasa panas, pertanda si pasien menderita panas. Dan jika nafasnya mengendor, jari-jari tangan dan kakinya dingin setiap sore, nafas yang keluar dari mulut terasa panas, pertanda si pasien menderita penyakit sebaha gantung. Apabila bibir si pasien pecah-pecah, nafas di hidungnya terasa panas,
[5a] aliran tenaganya panas, tangan dan kakinya dingin, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Dan jika bibir si pasien pecah-pecah, nafas di hidung terasa dingin dan agak tertahan, jari-jari kakinya dingin, sekujur tubuhnya gerah, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Jika bibirnya kering, dan mual-mual, nafas di hidung terasa panas, gerah setiap menjelang sore, tangan dan kakinya dingin, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Dan apabila jari-jari kaki si pasien panas, nafas di hidung terasa dingin, pertanda si pasien menderita asrep kapendem. Jika nafas di hidung si pasien terasa panas, jari-jari kakinya panas, kukunya tampak kemerahan, pertanda si pasien menderita panas terus. Jika jari-jari kakinya dingin, bibirnya terbuka-tertutup, pertanda si pasien menderita srep terus. Sarana obat untuk bayi tidak
[5b] mau makan, dinamakan menderita sebaha nyuh, adalah miana hitam, sulasih harum, daun tatahiwak 3 pucuk, jeruk nipis, air cendana, adas, dilumatkan dan direbus, dipakai mandi. Sarana obat bayi menderita panas-dingin adalah lampuyang, lenga wijen, dipakai obat gosok. Dan sarana obat popok kepala adalah gamongan kedis, musi, minyak kelapa, diramu dan dipendam dalam abu panas, dipakai popok kepala. Dan sarana obat popok di pusar adalah serabut dedap, pantat bawang putih. Sarana obat panas-dingin adalah buah pala, dewandaru, ler wandawa, dipakai bedak. Sarana obat untuk bayi panas adalah beras merah, buah sirih, bawang, adas, dipipis untuk dijadikan bedak. Ramuan obat untuk bayi panas adalah daun waribang, daun gandarusa kling, air arak, dipakai menggosok tubuh pasien.
[6a] Sarana obat untuk bayi panas adalah daun gandarusa kling, temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur. Obat untuk bayi panas adalah daun sembung, bangle, kelapa bakar, temulawak, dipipis dijadikan obat gosok, dan sarana obat untuk menyembur tubuhnya adalah daun sirih, daun sembung, dilumat lalu dicampur dengan garam, gamongan, dipakai menyembur. Sarana obat panas membara dan gelisah adalah kelapa, adas, air jeruk nipis, dipakai ramuan air mandi. Sarana obat panas gerah gelisah adalah akar sembung, akar kesimbukan, akar pancar sona, kelapa bakar, bawang tambus, air ketan gajih, garam yodium, diramu untuk diminum. Sarana obat untuk anak-anak menderita kegerahan dan gelisah adalah paspasan, padang lepas, limau, dipakai bedak. Sarana obat bayi (anak-anak) gerah gelisah adalah akar
[6b] katepeng, bunga paspasan, cendana, banyu tuli, dipakai ramuan air mandi. Sarana obat untuk bayi/anak-anak menderita gerah seperti dipanggang adalah kulit pohon pule, air jeruk nipis, bawang, adas, diramu untuk minuman. Sarana obat bayi/anak-anak menderita panas gelisah adalah kayu tulak, kayu sangka, dahusa kling, cendana, air limau, dipakai obat bedak. Dan sebagai obat minum adalah padang lepas, asam, bawang tambus. Sarana obat bayi panas dalam, dipakai menyembur tubuh si pasien, adalah daun kameniran, paspasan, adas, pulasari. Sarana obat minum untuk bayi/anak-anak menderita panas dalam adalah akar silagui, adas, air santan. Sarana obat minum untuk bayi menderita panas dalam adalah tunas daun pancar sona, bawang mentah, air beras.
[7a] Sarana obat untuk bayi menderita panas dalam adalah kembang wane, belimbing besi, bawang mentah, air ketan gajih, diteteskan di hidung pasien dan dipakai minuman. Sarana obat untuk penyakit tiksna kapendem adalah labu siam, temulawak, bawang tambus, dipakai menetes hidung dan untuk diminum. Sarana obat bayi menderita panas adalah tunas kapuk, tunas kelapa dibakar, bawang tambus, air ketan gajih, dipakai obat tetes hidung dan juga untuk diminum. Ada lagi ramuan lain terdiri atas tunas kelapa dibakar, tunas kapuk, tirisan rotan, damuh klengis, pijer bakar, dipakai obat tetes dan obat minum. Sarana obat untuk bayi panas adalah kulit pohon ulu, air ketan gajih, air cendana, diisi air jeruk nipis, sarilungid, bawang tambus, dipakai minuman. Obat untuk bayi menderita sebaha jampi adalah akar medong, daun sembung, kesimbukan, dingin-dingin, kelapa bakar, ditim dan dikukus
[7b] diramu dengan sarilungid, bawang tambus, untuk diminum. Sarana obat untuk bayi menderita sebaha jampi adalah daun dan akar belimbing besi, daun orob, dan kulit pohonnya dibakar, akarnya ditambus, empu kunir tambus diambil intinya saja, asam bakar, bawang tambus. Sarana obat untuk bayi menderita panas dan perut kembung adalah daun kameniran, daun sumanggi gunung, kulit pohon pule, air ketan gajih, ditumbuk, disaring untuk diminum. Obat bayi menderita perut kembung adalah daun canging, padang lepas, adas, dijadikan obat sembur. Obat untuk bayi menderita perut kembung dan kaku adalah asam, pulasari, santan, diminum. Obat untuk bayi menderita perut kembung dan kaku adalah daun mer, daun teki, bawang, adas, dipakai obat sembur. Obat untuk bayi menderita perut kembung
[8a] dan kaku adalah bangle, mesui, diramu untuk menyembur. Obat untuk bayi menderita perut kembung, tidak mau buang kotoran dan kencing adalah daun waribang, air limau, inti kunir, santan, diminum. Obat untuk bayi menderita perut kembung menggelisahkan adalah daun belimbing besi, bangle, bawang, adas, dipakai menyembur. Ada lagi sarana lain adalah daun tinga-tinga, bawang, adas, dipakai menyembur. Obat untuk bayi menderita perut kembung adalah sawi, kunir warangan, air hangat, diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi bengka adalah akar sembung, akar silagui, akar dedap, pancar sona, kelapa muda kopyor, dijadikan tim dan dikukus hingga matang, lalu diramu dengan sarilungid, belulang kerbau, dipakai obat minum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi bengka adalah buah delima, daun kesimbukan hitam, dilumat dicampur dengan air arak, lalu diminum. Obat untuk bayi menderita jampi adalah akar jaruti
[8b] putih, temulawak, ginten hitam, gula, santan kelapa bakar, garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi panas dalam adalah daun dan akar belimbing besi, kelapa bakar, pulasari, diramu dengan sarilungid, adas, inti bawang tambus direbus hingga matang, lalu diminum. Obat untuk bayi menderita sakit jampi, terasa sakit di pinggang, di bibir, dan di lidah, serta merasa sesak, adalah akar dedap, akar kendal batuka, kulit pohon waribang, sulasih harum, diramu dengan gambir anom, adas, pulasari, sarilungid, bawang tambus, ditim dan dikukus, disaring untuk diminum. Obat untuk bayi menderita jampi dan perut kembung, dinamakan penyakit jampi agung, dan terasa kaku di bagian hulu hati, agak perih, batuk agak kering tidak putus-putusnya, sarana obatnya adalah akar kutat kedis, akar kelapa kopyor muda, kulit pohon ulu, diramu dengan gambir anom,
[9a] dipipis untuk obat minum. Sarana untuk menyembur tubuhnya adalah daun kutat kedis, diiris tipis dan dicuci dengan air bersih, lalu dipepes diramu dengan ketumbah bolong, untuk menyembar bagian perut pasien. Dan ramuan obat untuk menyembar hulu hati pasien adalah kulit pohon pule yang tebal, kelapa bakar, ketumbah bolong. Obat untuk bayi menderita jampi kalingsih adalah buah belimbing besi, pulasari, dimakan. Daun belimbing besi dicampur dengan adas dipakai bedak di bagian pinggang. Obat untuk bayi menderita jampi kalingsih adalah daun dan akar pasatan lingir diramu dengan adas, bawang tambus, gulasari, santan kane, direbus hingga kental, lalu diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut kaku adalah sulasih harum, bangle, ginten hitam, dipakai bedak. Obat untuk bayi menderita perut kaku adalah empu kunir, lampuyang ditambus, ketumbah,
[9b] kulabet, untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut kaku, di hulu hati membengkak, sarananya adalah buah sirih, temulawak, ginten hitam, untuk diminum. Dan sebagai obat sembur adalah kunir, laos, lampuyang, diiris tipis diramu dengan sinrong. Sarana obat untuk dihirup oleh si pasien adalah laos, cendana, sedikit air kapur, air jeruk nipis. Dan sebagai obat sembur untuk si pasien adalah kulit pohon tibah, daun limau, kunir warangan, ketumbah, garam yodium, disembur pada hulu hati si pasien. Obat untuk bayi menderita mual-mual dan mengeluarkan buih adalah kulit pohon bunut bulu, bawang, adas diramu untuk diminum. Dan sebagai obat semburnya adalah bangle, kencur, akar kelor, semua sarana itu dipanggang. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi mual-mual adalah laos kapur, garam, santan kane, didinginkan, lalu diminum.
[10a] Obat untuk bayi menderita mual-mual dan sesak di hulu hati, sarananya: temulawak dicampur madu, diramu dengan sarilungid, lalu diminum. Obat untuk bayi mual-mual dan sesak di hulu hati, sarananya: 3 irisan laos, bawang putih, kapur sedikit, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita panas dan henek di hulu hati, sarananya: daun kasine, adas, banyu tuli, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut, usus terasa seperti putus, tidak bisa bergerak, sarananya: kulit pohon nyali, daun beluntas, mesui, temulawak, gerabah dibakar lalu dicelupkan ke dalam ramuan obat, kemudian ramuan obat itu diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit perut, sarananya: air cendana, kemiri, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut, sarananya: pala, air cendana, ketan gajih, diramu untuk diminum. Dan sebagai pupuk di pusarnya, sarananya adalah serabut dedap, pantat bawang putih, dipakai pupuk. Obat untuk bayi menderita sakit perut,
[10b] sarananya: kapur, bangle, jahe pahit, merica 3 butir, bawang merah, bawang putih, jangu, air arak, diramu untuk menggosok tubuh pasien. Obat untuk penyakit sula gurita, sarananya: abu dapur, pantat jeruk nipis, bawang merah, bawang putih, jangu, air arak, diramu untuk menggosok tubuh pasien. Obat untuk bayi tidak bisa berak, sarananya: tunas daun waru 7 lembar, limau, bawang tambus, dilumatkan dan disaring untuk diminum. Obat untuk bayi tidak mau berak, sarananya: daun sirih 12 lembar, garam tiga jumputan, dilumatkan dan ditambalkan pada kandung kencingnya. Obat untuk bayi tidak mau berak dan kencing, sarananya: kulit ari buah kemiri dan akar kemiri, ditempelkan pada kandung kencing hingga ke atas kelamin. Obat untuk bayi mencret, sarananya air ambua, bawang tambus, diramu untuk diminum. Bedaknya memakai sarana daun kalayan dan gamongan. Obat untuk bayi
[11a] mencret, sarananya: air ketan hitam dan adas, diramu untuk diminum. Bedaknya memakai sarana tunas daun gunggung, tunas daun basa-basa, tunas daun sentul, tunas daun juwet, gamongan, ketumbah, kunir, dilumatkan lalu dibedakkan. Obat untuk bayi mencret mengeluarkan air, sarananya: daun sanggalangit, banyu tuli, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi mencret deras, sarananya: daun medong dilumatkan dengan batu, ketika menumbuknya jangan dilangkahi, lalu diramu dengan bujangga dewa 3 iris, sidawayah, dilumatkan lalu diminum. Obat untuk bayi mencret, sarananya: tunas daun kesimbukan, sulasih merik 3 lembar, bangle 3 iris, ginten hitam, ditumbuk (disaring), lalu diminum. Obat untuk bayi mencret mendidih, agak seret, sarananya: daun bengkel, santan kane, direbus diramu dengan sarikuning, lalu diminum.
[11b] Obat untuk bayi menderita sakit perut, henek di hulu hati, dan mencret, dinamakan terserang penyakit garabab, sarananya: akar dedap, akar dalungdung, akar kayu putih, direbus, setelah matang diramu dengan bawang tambus, adas, banyu ambwa, lalu diminum. Obat untuk bayi mencret dan sulit sembuh, sarananya: kulit buah delima, diiris-iris lalu digoreng tanpa minyak, dicampur secukupnya, lalu ditumbuk dipakai menggosok perut dan pinggang pasien. Obat untuk penyakit berak bercampur darah, sarananya: bunga kelapa hijau yang berada di arah timur laut, daun kendal, akar pakis hijau, gula, santan kane, lalu diminum. Obat untuk bayi membuang kotoran bercampur darah, sarananya: sulur beringin, akar rumput daun, santan kane, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit membuang kotoran bercampur darah, sarananya: buah pinang jumbo, daun benalu, keduanya diiris-iris,
[12a] lalu dimakan. Obat untuk bayi membuang kotoran bercampur darah, sarana: kulit pohon turi merah, daun kusambi, serbuk ampo, dicampur gula, banyu tuli, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit lelengedan, sarananya: sulur beringin, tebu hitam, gula, santan kane, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit lelengedan, sarananya: kulit pohon kayu putih dan akarnya, adas, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit lelengedan, sarananya: isep nanah, isep getih, bawang adas, diramu untuk obat gosok. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen (semacam disentri), sarananya: sulur beringin, akar silagui, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen, sarananya: akar kembang sepatu putih, akar demung, bawang tambus, air beras, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen, sarananya: daun sanggalangit, bawang, adas, dipakai menggosok tubuh pasien.
[12b] Ada lagi sarana lain, yaitu daun katepeng, bawang, adas. Ada pula memakai sarana daun mer, bawang, adas, diramu untuk menggosok tubuh pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen, sarananya: kulit pohon turi bang, kulit kuang, temulawak, diramu dengan gula, garam yodium, untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen bercampur nanah dan darah, sarananya: buah pare-pare muda dan akarnya, dilumatkan dan disaring dengan kapas, dicampur dengan inti kelapa hijau, garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk menahan penyakit pejen dan lelengedan, sarananya: ketan hitam, majakane, majakling, palasari, intisari podi, ditumbuk lalu dipendam dalam abu panas, (setelah matang) ditelan. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen dan ambien, sarananya: akar kecubung yang sudah tua, dipendam dalam abu panas sampai matang, diramu dengan ginten hitam, dipakai menggosok pinggang dan bagian perut di bawah pusar si pasien. Obat untuk bayi mengeluarkan darah dari hidung, sarananya: putik beringin, akar kembang sepatu putih,
[13a] minyak, adas, diramu untuk diminum.Obat untuk bayi mengeluarkan darah dari hidung, sarananya: sembung gantung, lampuyang, jalawe, sarilungid, dilumatkan dan dipendam dalam abu panas, kemudian ditempelkan di hidung pasien. Bedaknya memakai sarana: daun wedi, wangkosari, lampuyang, inti dres. Obat untuk bayi mengeluarkan darah dari hidung, tanpa putus-putusnya, sarananya: daun wira gunung. Jika putih matanya tampak kebiruan, bulu matanya kusut, pangkal lehernya terasa bagaikan dijerat, pasien itu dinamakan terkena serangan penyakit siksik. Jika bayi baru saja tidur, tiba-tiba bangun menangis tiada jelas apa yang diminta, setiap hari tubuhnya gerah, tetapi kuat makan, bayi itu dinamakan terserang penyakit siksik. Jika ada bayi kurus kerempeng, kuat makan, pangkal lehernya terasa bagaikan dijerat, bayi itu dinamakan terserang penyakit siksik. Jika ada bayi kuat makan,
[13b] berkeringat bercucuran, suka menangis malam hari, putih matanya tampak kebiruan, bulu matanya kusut, dinamakan terserang penyakit siksik lengis. Obat untuk penyakit siksik, sarananya: empedu dan hati ayam berbulu merah, dipanggang di atas tungku, ditusuk dengan sapulidi 3 batang, apinya supaya memakai arang, setelah matang lalu dimakan. Manteranya adalah: "Om sanghyang raditya ulan taranggana, kasilir dening angin, syar apadang" (Ya Dewa Matahari, Bulan, dan Bintang, tertiup angin terang benderang). Obat penyakit siksik, sarananya: kulit pohon kayu putih, gula, garam yodium, diramu untuk diminum. Manteranya: "Om dewa amaksakaken, dewa apinaksakaken, teka pupug punah" (Ya Tuhan yang menekadkan, Dewa yang dinekadkan, datanglah hancurkan dan punah), (ucapkan tiga kali). Obat popoknya memakai sarana: daun bungkak diiris tipis, dan adas. Untuk menyembur di lekuk telinga dan bahu si pasien, memakai sarana sinrong jangkep. Obat untuk penyakit siksik, sarananya:
[14a] Ayam berbulu merah dipanggang di tempat jatuhnya air atap rumah, diramu dengan sujen pugpug dan air susu ibu yang baru melahirkan sekali, manteranya: "Om Om candra raditya mungguh ring kiwa tengenku, den tatas rahina, Om cetning (ucapkan tiga kali), jeng" (Ya Tuhan Dewa Bulan Matahari bertempat di kiri kananku dan menerangi hari). Obat untuk penyakit siksik, sarananya: miana hitam dipakai menetesi mata si pasien, manteranya: "Om cacing kapuluku, panem atuwa, matuwa pati (ucapkan tiga kali), pati-pati-pati, kedep sidi mantranku" (Ya cacing Kapuluku yang tertua mati, mati, mati, ampuhlah mantraku). Obat penyakit siksik, sarananya: sembung gantung, kunir warangan, minyak kelapa, ditakar masing-masing secangkir, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum, manteranya: "Om candra raditya, ring mukanku, matanku tan kaliputan alamur, sun sang carik, caliring" (Ya Dewa Bulan Matahari di mukaku, di mataku tak kena rabun, dan juling) (ucapkan tiga kali). Obat untuk penyakit siksik, sarananya: sikat anyar, daun laja satu dahan, dipakai bedak. Obat untuk penyakit siksik lengis, sarananya: daun
[14b] udani dan akarnya, daun dan akar beluntas, daun dan akar kayu sekang, bawang merah, bawang putih, jangu. Manteranya: "Om sang tunjung putih, tumeraping daging putih, tumeraping balung putih, lebar bhatara guru sakti, manawar upas tan mandi, cetik tan mandi, teka tawar, teka tawar, teka tawar". Sebagai bedak, sarananya: jari tengah daun suren diramu dengan ketumbah, laos, bawang merah, bawang putih, jangu. Sarana obat untuk ditempelkan di kening atau di belakang daun telinga: daun dan akar buhu, bawang merah, bawang putih, dan jangu. Obat untuk penyakit siksik, sarananya: empedu kodok, hati ayam, ginten hitam, ditempelkan di bagian tubuh yang sakit. Obat penyakit siksik, sarananya: putik cempaka 11 biji, ditumbuk, jangan diisi air, bawang, ditempelkan di bagian tubuh yang sakit. Obat untuk penyakit siksik, sarananya: lembaran tembaga diberi gambar belibis makan cacing, diikat dengan benang tiga warna (merah, hitam, putih), digantungkan di leher si pasien,
[15a] dimohonkan keselamatan kepada Brahma, dengan sesajen canang buratwangi 1 tanding. Manteranya: "srowa srowi, nyanyah magenyah". Obat untuk bayi terserang penyakit tuli, sarananya: bawang merah, bawang putih, dan jangu, dilumatkan, diisi minyak sedikit, kulit kerang, lalu ditempelkan di telinga si pasien. Obat untuk bayi tuli, sarananya: akar gelagah, adas, diramu untuk ditempelkan di telinga si pasien. Obat untuk bayi tuli curek (mengeluarkan cairan berbau busuk dari telinga), sarana: daun sirih jantan dipanggang, dan semasih hangat ditempelkan di telinga si pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi, sarana: akar silagui, akar bayam lemah, akar pulet-pulet putih, inti bawang, ditambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi dan mencret, sarananya: kertas koran dibakar, diambil abunya, lering wandawa, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit sebaha jampi, sarananya: kulit pohon kendal, kulit pohon kenanga,
[15b] kulit pohon turi putih, kelapa bakar, wijen sananga, pohon pisang, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi tidak mau makan, sarananya: daun sembung, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut kembung, tidak mau makan, sarananya: segenggam daun sumanggi gunung, daun pepe 3 lembar, kunir warangan, rebung bambu, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi muntah-muntah, sarananya: empu kunir, kencur, adas, majakling, garam, ketumbah, dilumatkan, ditambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi kurus, sarana: kepiting batu mentah, kayu daringo, ditumbuk, lalu ditempelkan di perut si pasien. Obat untuk bayi batuk, sarana: daun belimbing besi, bawang merah, bawang putih, jangu, disemburkan pada dada si pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit siksik, sarana: akar jali, akar silagui, cecak bakar, bawang tambus,
[16a] garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit kurawitan, sarananya: tunas daun sumanggi, arak asam, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita bengkak, sarananya: kamakara ditumbuk, ditempelkan di bagian bawah pusar. Obat untuk bayi tubuhnya panas gerah, sarananya: daun sigugu, daun pupulutan, dilumatkan, ditempelkan di bagian tubuh pasien yang sakit. Obat untuk bayi suka menangis malam hari, sarananya: daun sembung, daun sigugu, temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, dilumatkan ditempelkan di bagian tubuh bayi yang sakit. Obat untuk bayi suka menangis malam hari, sarananya: abu dapur dijumput tujuh kali, lalu ditorehkan di dahi pasien. Obat untuk bayi terserang penyakit inja, sarananya: daun teleng, daun kalundahan, air arak, dipakai bedak. Obat untuk bayi menderita penyakit inja, sarananya: daun kem, kemiri, adas, dipakai bedak. Inilah tatacara memberhentikan bayi menyusui, jika bayi laki-laki, sebaiknya dilakukan setelah berumur 630 hari, jika bayi perempuan, sebaiknya dilakukan setelah bayi berumur
[16b] 420 hari, namun sebaiknya juga memohonkan keselamatan kepada Dewa Brahma dengan sesajen canang 1 tanding, air 1 gayung, telor ayam 1 butir, ditaruh di kolong tempat tidur, lalu si bayi disuruh mengambil telor itu, kemudian disiram dengan air 1 gayung dari atas. Adapun untuk payudara ibunya diberi sarana penawar berupa sulur kantawali sepanjang sepinggang, dipakai setiap hari. Ada lagi sarana lain: telor ayam 1 butir, canang 1 tanding, air 1 gayung kecil, dimohonkan keselamatan di dapur, dilakukan di depan sanggah kamulan, bayi dikurung dengan sangkar ayam, telor ayam itu juga ikut dikurung, lalu bayi disuruh mengambil telor itu, kemudian bayi itu disiram dengan air 1 gayung kecil. Untuk ibunya disuruh memakai sarana sulur kantawali.
[17a] Inilah dinamakan ganapati, mohon untuk dirahasiakan, sebagai penolak segala macam bahaya, yakni air berwadah tempurung kelapa hitam, dan irisan daun bergetah, pasien diperciki 3 kali. Jika bayi masih sakit, mohon diberi mantera 3 kali. Jika bayi pergi, sarananya memakai air liur merah (bekas mengunyah sirih), diberi mantera, dan dioleskan pada dahi si pasien. Jika bayi berjalan kaki, tataplah matanya sambil mengucapkan mantera, disembur dengan mesui. Jika bayi tidur, ucapkan mantera 1 kali. Inilah ajian pengusir penyakit, sarana: waribang, inti besi, air berwadah sibuh cemeng (tempurung kelapa hitam yang kecil), dipercikkan kepada si pasien, manteranya: "Om sanghyang ubar-abir, i panundung gering kapapas, yan gering kaumak-amik, yanana gering kadesti, sanghyang ubar-abir angundurang gering, balik mulih ka paumahanmune, kon mangleyak ibanmune, kon maneluh ibanmune, petoken pianakmune, kakretekun cucunmune, amah sarosob (Ya Dewa Ubar-abir pengusir segala penyakit dan kembalilah segala penyakit ke pembuatnya),
[17b] ebat awak sariwanmune, sanghyang ubar-abir gurunmune, kita anembah sanghyang ubar-abir, Om sa ba ta a i na ma si wa ya". Inilah penawar penyakit, jika tanah angker, ataupun berisi guna-guna dan jimat yang menyebabkan sakit, sarananya: nasi 9 tanding, berisi daging babi, garam dapur, ditempatkan ke sembilan penjuru, pada saat senja hari, dipasang di depan rumah, disiram dengan air 3 kali, dan diperciki air 3 kali, manteranya: "Om durga sirep, bhutakala dengen sirep, desti taranjana sirep, aku dewataning bayu, aku amancut guna, amancut gering, durga sirep, wisya mandi, amancut papasangan pamendeman, kapupug dening hyang wiryawan, teka pupug punah, punah, punah, waras, waras, waras. Om brahma sirep" (Ya Dewa Durga takluk, Bhuta Kala Dengen takluk, dan juga segala ilmu hitam, aku dewanya Bayu penghancur segala penyakit, punah, punah, dan sembuh). Mantera tersebut diucapkan setiap hari Kliwon, jangan sembrono,
[18a] dapat membuat mantera menjadi tidak manjur. Adapun tanda-tanda orang menderita penyakit tiwang, yakni perutnya mual-mual, bergerak naik mendesak hingga ke hulu hati, itu dinamakan penyakit tiwang balukung. Sarana obatnya adalah sumanggi gunung dan asam, diperas dan disaring lalu dipanaskan, untuk diminum. Jika tubuh pasien kaku, tangannya menggenggam, lidahnya terjepit, dinamakan terserang penyakit tiwang dengen, Bhatara Guru membuat penyakit tiwang. Sarana obatnya adalah kapas tahun diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien terasa seperti ditusuk, mual-mual dan terasa henek di hulu hati, dinamakan terserang penyakit tiwang temen. Sarana obatnya adalah nangka muda, beras merah, laos kapur, diramu untuk menyembur hulu hati pasien. Jika alis pasien berkedutan, dinamakan terserang penyakit tiwang bojog. Sarana obatnya adalah kulit pohon tinggulun, dipakai bedak kaki, dan untuk menyembur perutnya hingga ke hulu hatinya dipakai sarana daun dedap yang sudah gugur, laos kapur, dan ketumbah. Jika punggung pasien melengkung, tidak bisa membalikkan badan,
[18b] dinamakan terserang penyakit tiwang bangke. Sarana obatnya adalah jarak bang, akar bayam bangke, bawang, adas, diramu untuk bedak. Jika kaki pasien lemas, tidak bisa berkata, dinamakan terserang penyakit tiwang bantang. Sarana obatnya adalah kapur bubuk, kunir warangan, diramu untuk bedak kaki. Dan obat untuk diminum memakai sarana air cendana dan air jeruk nipis. Jika hulu hati pasien terasa sakit, melilit-lilit di pusar, gelisah, disebut terserang penyakit tiwang lumba-lumba. Sarana obatnya adalah akar kaktus, beras merah, diulek lalu ditempelkan pada pusar si pasien. Jika pusar pasien terasa sakit melilit, dinamakan terserang penyakit tiwang wedus. Sarana obatnya adalah kencur, bawang, jahe, lombok, kemiri, dilumatkan untuk ditempelkan pada pusar pasien. Jika perut si pasien terasa melilit, dinamakan terserang penyakit tiwang rare. Sarana obatnya adalah miana hitam, sulasih merik, uku-uku, bawang, adas, diramu untuk menyembur perut si pasien. Jika perut si pasien terasa bergerak naik
[19a] membatu, dinamakan terserang penyakit tiwang lesung. Sarananya adalah mata lesung dikerik, gempong canging, laos kapur, beras, diramu untuk bedak. Jika hulu hati si pasien terasa kaku, sikunya menyingguk-nyingguk, dinamakan terserang penyakit tiwang tundik. Sarana obatnya adalah asam, beras kuning, merica gundil, diramu untuk menyembur hulu hati pasien. Dan bedaknya memakai sarana kayu kwang, padang lepas. Jika hulu hati pasien terasa seperti ditusuk dinamakan terserang penyakit tiwang mong, dan jika disertai rasa menusuk ke dalam, dinamakan terserang penyakit tiwang rangsek. Sarana obatnya adalah kamadangan, jahe pahit, diramu untuk menyembur bagian tubuh yang sakit. Jika terserang penyakit tiwang uyang, sarana obatnya adalah gamongan, dipakai menyembur pusar pasien. Jika diserang penyakit tiwang kekeh, sarana obatnya adalah benalu pada pohon delima, bawang, dipakai menyembur pasien. Jika tubuh pasien terasa gerah, dinamakan terserang penyakit tiwang bangke, matanya melotot. Sarana obatnya adalah daun sirih tua,
[19b] bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tangan pasien kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita, sarana obatnya adalah daun meduri kuning, dipakai bedak. Jika tubuh pasien terasa berat, dinamakan terserang penyakit tiwang kebo, sarana obatnya adalah akar rangrang, bawang merah, bawang putih, jangu, akar kaktus, diramu untuk bedak. Jika pasien membelit-belit, dinamakan terserang penyakit tiwang be julit, sarana obatnya adalah padang alya, bawang merah, bawang putih, jangu, daun sirih, dipakai untuk membedak kaki pasien. Jika tangan pasien kuat bergerak-gerak, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita. sarana obatnya adalah daun dedap hutan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika mulut si pasien kadangkala menganga atau kadangkala tertutup, dinamakan terserang penyakit tiwang mang, sarananya obatnya adalah daun dan akar tuba jenu, kaya ampang, diramu untuk bedak. Jika tangan dan kaki pasien kaku, serta berkedut-kedut, dinamakan terserang penyakit tiwang penyu, sarana obatnya adalah tuba jenu, pala, sarilungid, sinrong, diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien tampak kehitaman, dinamakan terserang penyakit tiwang gowak, sarana obatnya adalah sulur paperon, bawang merah, bawang putih, jangu,
[20a] diramu untuk bedak. Jika mulut pasien menganga dan kadangkala tertutup, dinamakan terserang penyakit tiwang asu, sarana obatnya adalah pangi, bawang merah, bawang putih, jangu, mandalika, dan beras, diramu untuk bedak. Jika alis pasien berkedut, dinamakan terserang penyakit tiwang bojog, sarana obatnya adalah daun jeruk nipis, merica, kencur, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit tiwang bojog, sarananya adalah liligundi, laos, air cuka, diramu untuk diminum. Sarana untuk menyembur perut si pasien adalah kulit pohon pule, ketumbah bolong. Jika pasien merasa kesakitan dan gelisah, dinamakan terserang penyakit tiwang utara, sarana obatnya adalah inti seksek, inti gamongan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika pasien merasa sakit pada bagian dalam, perutnya terasa berkedut-kedut, dinamakan terserang penyakit tiwang ngalud, sarana obatnya adalah gamongan, daun tahep, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Jika pasien merasa sakit seperti ditusuk-tusuk hingga ke punggung, setiap mau bernafas,
[20b] dinamakan terserang penyakit tiwang pamali. Sarana obatnya adalah panggihan tis, kulit pohon pule, kelapa bakar, isi kemiri, adas, diramu untuk menyembur bagian tubuh pasien yang sakit. Jika pasien merasa kesakitan pada malam hari seperti ditusuk-tusuk, dinamakan terserang penyakit tiwang mong, sarana obatnya adalah akar terung kanji, kulit pohon bila, sungsungan danyuh, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu dan dibakar, arangnya dilumatkan dicampur dengan idu bang (air liur merah bekas mengunyah sirih), dipakai menggosok tubuh pasien. Jika pasien merasa sakit seperti dicubit-cubit, dinamakan terserang penyakit tiwang asu, sarananya obatnya adalah abu dapur, kunir warangan, bauh tabia bun, bawang merah, bawang putih, jangu, kemiri, diramu dan dilumatkan untuk menggosok tubuh pasien. Jika alis pasien berkedut-kedut, dinamakan terserang penyakit tiwang bojog, sarana obatnya adalah kayu tuwuk, merica, kencur, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, air jeruk nipis, diramu untuk bedak. Jika pasien merasa mengirai-ngirai, dinamakan terserang penyakit tiwang babi, sarana obatnya adalah kunir warangan 9 iris, daun sirih 9
[21a] lembar, bawang merah, bawang putih, jangu, air cendana, beras merah, kapur bubuk, diramu untuk bedak. Jika perut pasien terasa kaku hingga ke hulu hatinya, dinamakan terserang penyakit sula walikat, sarana obatnya adalah kulit kelor munggi, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur hulu hati pasien. Jika pasien merasa sakit perut dan kembung, dinamakan terserang penyakit tiwang buntek, sarana obatnya adalah daun sirih tua, laos, gula, air kelapa, diramu untuk diminum. Jika pasien merasa sakit perut melilit, seperti ditusuk-tusuk, dinamakan terserang penyakit tiwang nanipi, sarana obatnya adalah kulit pohon awar-awar, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur bagian tubuh pasien yang sakit. Jika pasien merasa sakit di bagian lambung, rasa sakitnya datang-pergi, dinamakan penyakit tiwang angin, sarana obatnya adalah tunas daun liligundi 3 lembar, laos 3 iris, gamongan 3 iris, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum. Sebagai obat sembur, sarananya adalah daun delima, konci, bawang merah, bawang putih, jangu.
[21b] Jika tubuh pasien kaku, dagunya kaku, dinamakan penyakit tiwang bantang, sarana obatnya adalah mata jahe, air jeruk nipis, diramu untuk bedak. Jika pasien tertidur pulas, dinamakan terserang penyakit tiwang bangke, sarana obatnya kulit pohon pule, sintok, bawang merah, bawang putih, jangu, mesui, pala, cengkeh, sampar wantu, ketumbah, daun jeruk Bali, beras merah, diramu untuk bedak. Jika pasien merasa sakitnya seperti menjalar ke perut, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita, sarana obatnya adalah daun meduri kuning, bawang putih, kemiri, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur bagian tubuh yang sakit. Jika tubuh pasien terasa gerah dan perutnya kembung agak kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang babahi. Sarana obatnya adalah udani, sembung, pule, direbus, airnya diminum. Jika pasien merasa pusing-pusing, dinamakan terserang penyakit tiwang guwak, sarana obatnya adalah kunir, laos, gula, air cendana, diramu untuk diminum. Jika pasien merasa sakit perut dan
[22a] batuk, dinamakan terserang penyakit tiwang bebek, sarana obatnya adalah daun raja tangi, daun teleng putih, gula, air jeruk, diramu untuk diminum. Jika tubuh pasien kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang lojor, sarana obatnya adalah daun kamandi, bawang, adas, diramu untuk menyembur bagian yang sakit. Jika tubuh pasien panas dan matanya melotot, dinamakan terserang penyakit tiwang bangke, sarana obatnya adalah daun sirih tua, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tangan dan kaki pasien kaku, seperti menggenggam sesuatu, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita, sarana obatnya adalah daun madori kuning, kulit pohon dedap hutan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika mulut pasien menganga, dinamakan terserang penyakit tiwang mang, sarana obatnya adalah daun dan akar tuba batang, kulit pohon dan akar kayu apit, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika pasien muntah-muntah, dinamakan terserang penyakit tiwang belabur, sarana obatnya adalah daun sirih tua melengkung 7 lembar, daun jeruk nipis yang sudah rontok 7 lembar, bawang merah, bawang putih, jangu,
[22b] diramu untuk diminum. Manteranya: "Om kita tiwang blabur, tumpe baher, kedep sidi-sidi mantranku" (Ya Engkau Tiwang Blabur, sembuhlah dan ampuhlah mantraku). Obat untuk kepala pusing-pusing dan sakit kepala seperti menusuk-nusuk, sarananya adalah kapur, air jeruk nipis, diramu untuk menetesi lubang hidung pasien. Jika hulu hati pasien berdetak-detak, dinamakan terserang penyakit tiwang gagedul, sarana obatnya adalah daun liligundi, kulit pohon kelor, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum. Dan sarana untuk menempel pusarnya adalah akar terung bola, bawang merah, bawang putih, jangu, biji paya puwuh, air cuka. Sarana untuk bedak kaki adalah tabia bun dakep, bawang merah, bawang putih, jangu, dan air cuka. Obat untuk penyakit mual-mual, dan enek, sesak, dinamakan penyakit upas uyak, sarana obatnya adalah kulit pohon karoya, air mendidih, dijadikan jamu untuk diminum. Dan lagi jika pasien merasa mual dan enek, dinamakan terserang penyakit upasilali, sarana obatnya adalah padang lepas, adas, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit muntah
[23a] berak, sarananya adalah laos 3 iris, diberi mantera: "Om sapata umah sanghyang rosa, anambanana muntah mising, teka waras, waras, waras" (Ya Dewa Rosa, obatilah sakit muntah berak sampai sembuh). Obat untuk penyakit mendadak, sarananya adalah nasi bercampur kapur bubuk, diremas diramu dengan santan dan garam, lalu diminum. Obat untuk penyakit hulu hati terasa berdetak, sarananya adalah daun liligundi, laos, bawang merah, bawang putih, jangu, air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Obat penyakit di hulu hati, sarananya adalah gamongan, telor ayam yang masih baru, hanya diambil putihnya dan dibakar, serta serpihan gerabah dimasukkan ke dalam ramuan, lalu diminum. Inilah ajian pendeteksi penyakit, sarananya adalah anak pohon pisang gedang saba, diberi mantera, lalu anak pohon pisang itu ditaruh di bagian hulu tempat tidur, selama tiga malam, jika dalam batas waktu tiga malam sumber penyakit telah tampak, maka berhentilah menaruhnya. Akan tetapi apabila dalam batas waktu tiga malam belum tampak sumber penyakit itu,
[23b] maka lanjutkan selama tiga malam lagi, dan pasien disuruh tidur sendirian. Sarana penawarnya adalah sagi-sagi lengkap, uang 250, canang, untuk didamping dalam tidur, pasien supaya tidur sambil memusatkan pikiran sebab ada banyak godaan. Manteranya adalah "Pukulun sang ratu matangi, sapanglaranin si anu, yan saking dewa, yan saking bhuta, yan saking dengen, yan saking manusa, warahen den tatas, poma, poma, poma" (Ya Tuanku, bangunlah, sakitnya si anu apakah dari dewa, raksasa, bhuta kala dan sebagainya, katakan agar jelas). Ajian pamuwung (penawar), sarananya adalah bawang 1 butir, tiuplah penyakit itu tiga kali, dan ucapkan mantera "ah samangkana, aku wruh ring aran sira, maharan ki bhua kekawah, ki bhuta ari-ari, ki bhuta rudira, aja sira ngraranin si anu, metu kita ring weteng, mandadi tahi, mandadi enceh, teka sahak, sahak, sahak" (Ah Engkau bernama Bhuta Kekawah dan Bhuta yang lain, jangan kau sakiti si anu, keluarlah kau dari dubur dan alat kelamin). Ajian pamuwung (penawar), sarananya temulawak, kemiri jentung, garam, diramu untuk menyembur penyakit si pasien. Manteranya adalah "Om wisesa
[24a] aku mambuwungang bedasa, tumbran barah, teka urung, urung, urung" (Ya Yang Maha Sakti, batalkanlah semuanya). Inilah ajian panewed, sarananya adalah tunas daun amadangan 3 lembar, beras 1 genggam, tunas daun amadangan itu diikat dengan tali benang tiga warna (merah, hitam, putih), lalu dipukulkan ke kepala pasien tiga kali, setelah itu, lalu sarana itu diselipkan di antara atap dapur. Manteranya adalah "Om getih mandadi banyeh, banyeh mandadi nanah, nanah mandadi taluh puyung, teka puyung, puyung, puyung" (Ya darah jadi air kotor, jadi nanah, nanah menjadi telur kosong, datanglah kekosongan). Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah tunas daun waru 3 bidang, akar gelagah, bawang, adas, diramu untuk jamu. Inilah nama-nama penyakit bebahi yang harus diketahui agar obatnya bisa sesuai dengan penyakitnya. Beginilah ceritanya: "jham jham hryah, byahng, Ong Ung, Sanghyang Tiga Sakti turun dari sorga, beliau mengajak Babu Rareweng. Lalu Babu Rareweng pergi berkelana ke desa-desa, dan ia
[24b] bertempat tinggal di Tanah Sebrang. Setelah beberapa bulan, ia melahirkan seorang anak, bernama Si Ratna Bahi. Selanjutnya, Babu Rareweng mengembara lagi ke desa-desa, dan ia tinggal di Blangbangan. Di sana ia mempunyai seorang anak bernama Sri Puntiyanak. Setelah itu, kembali Babu Rareweng pergi mengembara ke desa-desa, lalu ia menetap di Lombok. Setelah beberapa bulan di sana, ia mempunyai seorang anak, bernama Sri Ratna Mencari. Selanjutnya, Babu Rareweng dikutuk oleh Sanghyang Tiga Sakti, sehingga ia menjadi janda dan berupa merica, berkepala tempurung kelapa, berambut ijuk, berhidung semprong, bertangan supit, bersiku siyut, berusus lekeh, bertelinga sendok, bermata kaca. Eng Ong Aing. sangat ampuh dipakai mengasapi, dengan sarana kotoran babi". Obat untuk penyakit tuju rasa bercampur dengan tuju bengang, sarananya adalah labu pahit, lampuyang,
[25a] bawang, adas, diramu untuk diminum. Ampasnya dipakai bedak. Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah akar besar, akar kembang sepatu putih, akar gelagah, akar gebang, bawang, adas, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit kahangan, sarananya adalah bunga kelapa, bawang, adas, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit tuju rasa, bercampur nanah dan darah, sarananya adalah daun dan akar undung-undung, sarilungid, diramu untuk diminum. Dan obat untuk ditempelkan pada bagian perut di bawah pusar, sarananya adalah garam, bawang, dan adas. Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah kulit pohon gatep, endapan air, sarilungid, dipepes dan diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah inti kunir, asam, air dan setetes minyak, dilumatkan dipendam dalam abu dapur panas, lalu ditempelkan pada dubur pasien. Obat untuk penyakit terkena sihir, apabila tubuh pasien manas, sarananya adalah tengeh,
[25b] akar meduri putih, beras merah, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak kaki pasien. Ada lagi sarana lain yakni kayu pugpug, kayu tulak, sampah di persimpangan jalan, laos kapur. Sarana bedak tubuh terdiri atas daun dedap kuning, kulit pohon kesambi, majakane, majakeling, sarilungid. Obat untuk penyakit batuk berdahak, sarananya adalah perasan laos, akar limau, air cuka tahun, diramu untuk diminum. Obat batuk berdahak dan mengorok, sarananya adalah lampuyang, laos, daun pule, ketumbah, air cendana, diramu untuk bedak. Jamunya memakai sarana tangkai pule, miana hitam, temulawak, air cendana, air jeruk nipis, ditim, disaring untuk diminum. Obat batuk, sarananya adalah kunir warangan, sinrong, gula, dipendam dalam abu panas, lalu dipakai menyembur dada pasien. Obat batuk
[26a] seperti menusuk-nusuk, sarananya adalah daun meduri, kunir warangan, kencur, laos, bawang, adas, diramu untuk bedak di dada pasien. Obat batuk, sarananya adalah laos, asam, diramu untuk diminum. Obat batuk, berludah berisi dahak, sarananya adalah temulawak, daun paya puwuh, asam, diramu dan direbus untuk jamu. Ampasnya dipakai menyembur hulu hati pasien. Obat batuk menahun, sarananya asam, air cendana, diramu untuk diminum. Obat batuk berdahak dan terasa sesak di hati, sarananya adalah laos, akar asem, air cuka, diramu untuk diminum. Obat batuk mengeluarkan darah dan nanah, sarananya adalah kunir, asam, minyak kelapa, bawang, telur
[26b] ayam, dihangatkan, dipakai untuk diminum. Obat batuk kering, sarananya adalah akar teleng putih, kemiri jentung, garam dapur, diramu untuk obat tetes dan untuk menyembur dada pasien. Obat penawar, sarananya adalah daun buhu, daun dedap yang sudah gugur, garam, diramu untuk menyembur dada pasien. Manteranya "Om keni-keni pujut, basa manggawe bukit, teka sahak, sahak, sahak" (Ya yang kena cacat, datanglah kesembuhan). Ajian penawar penyakit tumbuh daging, sarananya adalah kunir warangan, garam dapur, diramu untuk menyembur pasien. Manteranya adalah "Om sarwa dahah mapupul, sing jalanmu tumbuh teka sahak, hana gurunmu, teka sahak, sahak, sahak, kedep sidi mantranku" (Ya segala daging yang berkumpul, ditempatmu tumbuh akan binasa ada gurumu juga hancur, ampuhlah mantraku). Obat untuk bayi terserang penyakit sakit perut dan kondisi tubuhnya tampak menurun, sarananya adalah tangkai daun sirih dipanggang, ginten hitam, diramu untuk menyembur hulu hatinya. Dan untuk menyembur dada pasien menggunakan sarana daun kesimbukan dipanggang dan bawang. Sarana untuk ramuan obat di pusar adalah asam dipanggang,
[27a] merica 3 biji. Bedak dan popoknya menggunakan sarana daun sembung dan bawang. Obat untuk menyembur ubun-ubun, sarananya adalah daun dedap kuning, kencur, dipanggang. Obat untuk menggosok pinggang dan bagian perut di bawah pusar, sarananya adalah kerikan pohon jarak, kerikan nangka, kemiri, inti gamongan, bawang, adas, diramu dan didadar hingga matang. Obat untuk bayi terserang penyakit gwaman, sarananya adalah ati-ati, santan kane, didadar supaya matang, setelah didadar dicampuri garam dapur. Sarana untuk menggosok dada pasien adalah daun kayu manis, kelapa bakar, dilumatkan. Bedak tubuh pasien memakai sarana inti gamongan. Bedak perut memakai sarana inti gamongan dan musi, dilumatkan, ditim hingga matang, lalu dibedakkan di seluruh perut. Ada lagi bedak lain, sarananya adalah kulit pohon dedap, kulit pohon suren, dipanggang tetapi jangan dibolak-balik. Ada lagi sarana lain, yakni laos dipanggang, kencur dipanggang, ketumbah, beras basah, air cendana, diramu untuk bedak.
[27b] Obat untuk penyakit badi, cacingan, perut kembung, kurus kering, sarananya adalah bunga tibah 8 biji, bawang putih 8 biji, jangu 8 iris, semuanya dipanggang, diramu dan dilumatkan, kemudian dipulung menjadi 7 butir, dikeringkan, lalu dipakai jamu satu persatu, setiap tiga hari sekali. Obat untuk penyakit mengurus, sarananya adalah kepiting batu mentah, daringo, dilumatkan dipakai bedak perut. Obat untuk penyakit curek, sarananya adalah sirih jantan, minyak wijen, dilumatkan dan diperas, dipakai menetesi telinga pasien. Ada lagi sarana lain yaitu miana hitam, tebel-tebel, dipendam dalam abu panas, diperas untuk menetesi telinga pasien. Ada lagi sarana lain yakni minyak, warirang, direbus untuk menetesi telinga pasien. Obat untuk penyakit puruh banta, sarananya adalah kulit pohon kem, jahe hitam, air cuka, direbus dengan wajan. Wajan itu diberi gambar ....
[28a] lalu dipakai bedak. Obat untuk penyakit puruh ulad-alid, yakni mengeluarkan air dari hidung, sarananya adalah temulawak, garam, dikunyah, dicampur minyak, dipakai menetesi hidung pasien. Obat untuk penyakit puruh banyu, sarananya adalah laos, gamongan, bangle, masing-masing 1 iris, diramu dengan cengkeh, merica, bawang putih, air arak tahunan, idu bang, sinrong, diramu untuk bedak. Obat untuk bayi terserang penyakit tiwang belabur, sarananya adalah daun sirih kuning, daun belimbing kuning, daun jeruk kuning, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Ada lagi sarana lain yaitu gedang saba, kulit pohon dedap, bawang tambus, diramu untuk diminum. Ada pula sarana lain yakni daun dedap, beras, pulasari, bawang, diramu untuk bedak. Obat untuk tubuh terasa sakit, seperti ditusuk-tusuk, sarananya adalah daun terung 3 lembar, laos, kencur masing-masing 3 iris, bawang putih, jangu, mesui, ketumbah. Obat untuk tubuh
[28b] sakit meriang dan menusuk-nusuk, serta lumpuh, sarananya adalah cengkeh, mesui, garam yodium, diperas, disaring, untuk diminum. Obat segala penyakit tuju, seperti tangan, kaki, bibir, hidung, alis berkedut-kedut, tidak bisa berjalan, merasa seperti ditusuk-tusuk, sarananya adalah ampas tebu hitam, bara tempurung kelapa, akar ketepeng, akar tabia bun, diramu untuk mengasapi dan arangnya dipakai bedak. Obat untuk muntah-muntah, sarananya adalah daun delima, daun sirih tua, laos, utah-utah, ketumbah, diramu untuk menyembur pasien. Obat untuk tubuh sakit merinding atau bengkak, sakit melilit-lilit, dinamakan terkena penyakit moro, atau penyakit tuju, sarananya adalah empu kunir warangan, cendana, mesui, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Ada lagi sarana lain yaitu kulit pohon ancak, diambil dengan cara telanjang, berdiri, lalu diramu dengan
[29a] adas 7 biji, ketumbah 21 butir, dijadikan bedak. Ada pula sarana lain yaitu kulit pohon pungut-pungut, pulasari, adas, pala, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit keluar darah dari hidung, sarananya adalah daun bekul, cangkang kepiting, inti laos, air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Obat penyakit keluar darah dari hidung, dinamakan penyakit mokan tumisyan, sarananya adalah janur muda, akar rumput blulang, cendana, bawang, adas, diramu untuk obat tetes hidung. Obat untuk penyakit tiwang kunyit warangan, sarananya adalah empu kunir, kapur bubuk, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat penyakit kurang bertenaga, bagaikan orang tidur, dinamakan penyakit tiwang bayu, sarananya daun sirih, mesui, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat untuk sakit suka menggelengkan kepala, dinamakan penyakit tiwang powak, sarananya adalah atap daun kelapa, kulit pohon bila, bawang merah, bawang putih, jangu, semua dibakar,
[29b] dilumatkan untuk bedak. Obat untuk penyakit hulu hati mual-mual dan mata pasien melolot, dinamakan penyakit tiwang mangan ring jro, sarananya adalah daun jeruk, daun limau, daun sirih tua, kulit pohon pule, gamongan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk diminum dan bedak. Obat sakit perut kembung, sering kaku, melilit-lilit, dinamakan penyakit tiwang bruwang, sarananya adalah akar pohon aren, pelepah kelapa, kunir warangan, bawang merah, bawang putih, jangu, sahang 3 , diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit tiwang rejasa, jika pasien merasa seperti ditusuk-tusuk hingga ke dada, sarananya adalah daun pancasona 3 lembar, kangkang kepiting, sahang 1, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat penyakit tiwang gugung, apabila pasien meraba-raba, tangan dan kakinya kaku, sarananya adalah rumput gunung, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tulang punggung pasien melengkung, dinamakan penyakit tiwang dopang,
[30a] sarananya adalah akar dan batang samanjahi, bawang, adas, diramu untuk bedak. Sarana untuk menyembur tubuhnya adalah bangle dipanggang, garam, dan ketumbah. Dan sebagai obat tetes hidung dan untuk diminum, sarananya adalah kulit pohon kendal, bawang merah, bawang putih, jangu, bawang tambus. Obat penyakit ambeien, sarananya adalah kunir warangan, sulasih yeh, kesimbukan, bawang tambus, diramu untuk bedak dan diminum. Obat ambien mengeluarkan darah, dinamakan penyakit tuju moro, sarananya kulit pohon kacemcem, asam, kunir warangan, diramu dengan bawang, ketumbah, garam, direbus hingga matang, lalu ditempelkan di sekitar dubur. Jika terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, dinamakan penyakit tiwang gode, sarananya adalah akar dawu, akar pohon aren, abu bulu trenggiling, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit mual-mual,
[30b] cekutan, dan perut kembung, sarananya adalah kunir warangan, daun sirih tua, temurose, bawang merah, bawang putih, jangu, pada saat melumatkan, jangan beranjak, lalu diisi idu bang, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit meriang, tangan dan kaki terasa kaku, dinamakan penyakit tiwang beruang, sarananya adalah jeruk nipis, miana hitam, minyak kelapa, dipakai menetesi hidung pasien. Jika tubuh pasien terasa gatal-gatal, dinamakan penyakit tiwang gatel, sarananya adalah laos dan merica. Obat penyakit tiwang depa-depa, sarananya adalah kayu batu, gamongan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Sarana penawar penyakit tiwang, sarananya adalah biji kapas dibungkus dengan daun awar-awar, dikubur di samping pintu rumah pasien, mantranya adalah "sarwa urung, jambe urung, urung tunggal, urung urung kabeh, urung pande wesi, urung pangaji, pangumik, pangalah, panyawang, pangalaha tan pasabuk, tan pasaput" (Segala urung, pande besi, urung tunggal, pengalahan tanpa sabuk, tanpa selimut),
[31a] lalu dikubur, dengan mantera: "nini tangar, kaki kemit aku, da maang leyak mai" (Hai Nini Tangar dan Kakek, jaga aku, jangan diijinkan sihir datang kesini), (ucapkan tiga kali). Obat penyakit tiwang babahi dan penyakit tiwang gombeng, sarananya adalah kunir, beras merah, kapur bubuk, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tangan pasien menggapai-gapai, dinamakan penyakit tiwang nyalian, sarana obatnya adalah daun sirih, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, diramu untuk bedak. Jika tangan pasien terbuka, kepalanya menggeleng-geleng, menengadah, dinamakan terkena penyakit tiwang sikep, sarana obatnya adalah anti manuk, beras merah, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien tampak kehitaman, dinamakan sakit tiwang lenga. Obat sakit cacingan, sarananya adalah kulit pohon kamboja, kunir, ketumbah, diramu untuk bedak tubuh. Obat sakit sisik, sarananya adalah daun bungkak nyingnying, kesemsem, adas, dilumatkan untuk bedak. Sarana untuk obat sembur adalah sinrong, untuk menyembur leher hingga ke telinga pasien. Obat sakit cacingan, sarananya adalah daun wani, meduri, empu kunir, jahe, dilumatkan ditempelkan
[31b] di ubun-ubun. Obat perut cacingan, sarananya adalah akar kasegsegan, mahmah, dipakai menetesi mata pasien. Jika ulatnya tidak keluar, sarananya diganti dengan kapur bubuk, kencur, diramu untuk bedak, dan sebagai obat minum, sarananya adalah nira manis, air liur, getah ampalas, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi cacingan menahun, sarananya adalah kapur, merica, dipendam dalam abu panas, setelah matang, diperas dipakai menetesi mata pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit uleran tahan, sarananya adalah kapur bubuk, ampas besi, kunir, dilumatkan, diramu untuk bedak. Sarana penarik cacing adalah telor diikat dengan benang hitam 3 lilitan, lalu dipendam dalam abu panas. Manteranya: "Om ingsun angegeng tendas cacing, anglara ning weteng, lah uga buntut esun tigas, anglarani weteng i rare, cacing sun pangan, ayo ko alumah, ko paranane, lah waras, saka liweraning lara rogane si anu" (Ya hamba memegang kepala cacing yang menyakiti perut, enyahlah yang menyakiti perut bayi si anu, makanlah aku hai cacing, sembuhlah). Inilah gambar gaib pada telur ..........
[32a] Penawar air susu seret, manteranya "ih dekep das cai, dekep i mas landi, poma, poma, poma" (Hai hampiri kau dekap, dekaplah I Mas Landi). Obat untuk bayi tidak mau menyusui, sarananya adalah jari tengah daun dedap tua, dilumatkan dan ditempelkan pada susu ibunya. Ada lagi sarana lain yaitu banyu tuli, diberi mantera "metu Hyang Kala, mandera ri gunung kembang" (Keluarlah Dewa Kala, pergilah ke gunung Kembang). Obat untuk bayi suka muntah, sarananya adalah kulit pohon pule, kunir 3 iris, merica 3 butir, dipakai menyebur hulu hatinya. Sarana untuk menyembur pangkal bahunya adalah kerikan pohon dedap. Obat untuk bayi suka menangis setiap malam, tidak jelas apa yang dimintanya, dinamakan terserang penyakit tiwang tumreretan, sarananya adalah nasi seharga sekepeng, getah nangka diwadahi takir 9 buah, ditaruh di samping bayi tidur. Apabila bayi sering terkejut, ketakutan, dinamakan terserang penyakit tiwang kupu-kupu, sarananya adalah bunga kembang sepatu, ampas bawang putih dan jangu, dioleskan di dahi. Obat untuk bayi menangis
[32b] tidak bisa diredakan, sarananya adalah tunas daun kesimbukan 3 helai. Penawar untuk bayi menangis setiap malam, manteranya: "Om jroh ung patsah hala mumuhsah" (Hai Jroh enyahlah dan jangan mengganggu). Jika bayi mendadak tidur, sarananya adalah tangkai sirih 3 ruas, diberi mantera: "Om ta kita lah kita laki laku" (Ya engkau jangan ganggu anakku), (ucapkan tiga kali), lalu bayi disembur tiga kali. Obat untuk bayi mengeluarkan darah dan air, sarananya kuwud jarak, sumanggi gunung, bawang putih, garam, diramu untuk tetes mata. Obat untuk bayi sesak nafas, sarananya adalah ginten hitam, dipakai menyembur hulu hatinya. Dan untuk menyembur dadanya dipakai sarana kesimbukan dan bawang. Untuk bedak pada bagian perut di bawah pusar sarananya adalah kuwud jarak, kuwud nangka, kemiri, bawang, adas, direbus hingga matang. Ada lagi sesajen penebus untuk penyakit sula tiwang, di punggung terasa sakit melilit, adalah tumpeng 22 buah, peras, penyeneng, sesayut tulung, helis, ayam putih
[33a] dipersembahkan di pintu masuk rumah. Sesajen yang dipersembahkan di depan rumah menggunakan ayam berbulu merah, dengan uang tebusan 1444, lengkap dengan segala kelengkapannya, manteranya adalah "Om sang bhuta antu-antu, bhuta bala-balik, aja kita anglarananin lare ye" (Hai Bhuta Antu-antu, Bhuta Bala-balik, jangan engkau menyakitinya). Obat untuk bayi mengeluarkan air liur terus menerus, sarananya adalah buah jeruk dipendam dalam abu panas, air cendana, dipakai untuk berkumur. Ada lagi sarana untuk menyembur dada hingga ke tulang punggung pasien, sarananya adalah inti kunir dan adas. Obat untuk bayi terserang penyakit babaha, batuk mengeluarkan air liur mendidih, sarananya adalah daun kembang kuning tua, daun dedap yang sudah gugur, padang lepas, plosor andong, daun sirih, temurose 1 lembar, gamongan, kencur bakar, kemiri, daun sulasih, kelapa bakar, beras basah, bawang, dipakai menyembur dada hingga ke hulu hati pasien. Sarana untuk menyembur tulang punggung pasien adalah beras basah, inti bawang. Dan untuk menambal
[33b] dubur pasien, sarananya adalah serabut dedap, serabut canging, serabut belimbing, kacemcem, buhu, diramu dengan bawang dan adas. Obat untuk diminum, sarananya adalah kerikan pohon dedap bakar, air tembaga. Obat untuk bayi batuk terpingkal-pingkal, sarananya adalah daun sapta aki, dipakai menyembur dadanya. Dan sarana untuk menyembur hulu hatinya adalah daun sembung, daun sapta aki, bawang merah, bawang putih, jangu. Sarana bedaknya adalah daun sirih 3 lembar, bawang, air cendana. Sarana untuk menggosok badannya adalah sumanggi gunung, cacing sirih, kelapa bakar, temulawak, diramu dijadikan tim, dan dipendam dalam abu panas. Obat untuk bayi terserang penyakit tiwang belabur, sarananya adalah daun sirih kuning, daun jeruk, daun belimbing kuning, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Sebagai obat minum, sarananya adalah akar pisang gedang saba, akar dedap, bawang, semua dipendam dalam abu panas, lalu diramu untuk diminum. Dan sebagai bedaknya adalah daun dedap kering, bawang, dan pulasari. Obat bayi batuk berdahak, sarananya adalah akar
[34a] silagui, tunas daun kacemcem, bunga belimbing buluh, kelapa bakar, asam, dijadikan tim, dikukus, untuk diminum. Obat untuk bayi sakit dan kurus, sarananya adalah kalung tembaga diberi rajah "nyipruh nyikruh bihruh" dan diberi sesajen canang, tumpeng 2 buah, ayam putih, nira 1 beruk. Obat untuk penyakit cekutan yang hampir mematikan, sarananya adalah daun katepeng, sarilungid, dipakai menyembur dada pasien. Ada lagi sarana lain yaitu air siput, air susu, dipakai tetes hidung. Obat untuk air susu seret, sarananya adalah kapur angki, air embun pagi, dipakai mengusap penyakitnya. Obat payudara bengkak, sarananya adalah daun jambu, daun kameri, adas, dipakai menyembur penyakitnya. Obat payudara membengkak mengeluarkan air busuk setiap hari, sarananya adalah tanah tangga, titisan, dipakai menggosok. Obat untuk ibu yang sedang menyusui, jika perutnya terasa sakit melilit dan air susunya seret, sarananya adalah daun beringin yang sudah rontok,
[34b] 7 lembar, ketumbah 7 biji, dipakai menyembur penyakitnya. Ada lagi sarana lain yaitu air aron-aron yang masih hangat, dicelupi daun delundung 3 lembar, dipakai menempel susunya. Obat sakit tubuh terasa berat, cukup ditaburi kapur. Obat untuk bayi menderita penyakit mangkak, sarananya adalah abu dapur, idu bang, dioleskan di perut bayi. Dan sebagai obat penyemburnya adalah daun dedap kuning, dicabut urat daunnya, diramu dengan pulasari, adas, dan inti bawang. Jika bayi menderita perut kembung, sarana obatnya adalah daun belimbing dipanggang, bawang, adas, diramu untuk obat menyembur. Sebagai penambal pusarnya adalah daun kelor dicampur bunga awon dan bawang putih. Setelah bayi dimandikan diberi ramuan obat berupa daun nangka kuning dan garam. Obat untuk bayi menderita hidung tersumbat, mengeluarkan ingus setiap hari, dinamakan penyakit inja lilit, sarananya adalah silagui, sulur jelit-jelit 3 batang,
[35a] kemiri, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi panas, sarananya adalah beras basah, bawang, adas, dipakai menggosok pantat hingga ke bagian bawah pusar dan tulang punggung si pasien. Obat untuk bayi muntah berak, sarananya adalah gamongan, empu kunir, musi sedikit, dilumatkan diramu untuk diminum. Obat untuk bayi tidak mau makan, sarananya adalah miana hitam, daun pancarsona, daun dederekan, tunas pule, diambil kerikan batangnya, kunir warangan, tanjung rahab, sarilungid, bawang tambus, diramu untuk diminum. Ada lagi sarana lain yaitu beras tumbuk diramu dengan gagambiran anom, bawang tambus, dan adas, untuk diminum. Obat untuk bayu gerah, sarananya adalah akar pohon besar, serabut pohon dedap, asam, santan kane, temukus, sarikuning, diramu pada sore hari, esok paginya diberikan kepada pasien untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit tiwang, sarananya adalah air, diminum tiga kali, manteranya: "ih ya (Hai kakek tua, bukan kakek tua yang keluar, siapa kakek yang datang itu, enyahlah)
[35b] kaki tua, nora kaki tua metu, sira kaki anake teka, syah". Obat untuk bayi menderita sakit tiwang, sarananya adalah daun suren 3 lembar, bawang merah, bawang putih, jangu, air cuka, dipakai menetesi mulut bayi, ampasnya dipakai popok. Obat untuk bayi terkena penyakit tiwang brahma, sarananya adalah kulit pohon kacemcem putih, bawang tambus, gula, garam, semuanya ditumbuk lalu direbus hingga matang, dipakai menggosok bagian tubuh pasien yang sakit. Obat untuk bayi menderita sakit tunggah, sarananya adalah daun jeruk nipis, merica 3 butir, dipakai menyembur hulu hatinya. Obat untuk bayi terkena penyakit tiwang, perut kembung, sarananya adalah daun kesimbukan, diremas dengan garam, bangle, lalu digoreng tanpa minyak, dipakai menyembur dada si pasien. Ada lagi sarana lain berupa kulit pohon nangka yang masih muda diremas dengan garam untuk menyembur dada pasien. Jika bayi menderita gatal-gatal dan korengan, dinamakan barah gatel ring jro, sarananya adalah daun sirih tua, temurose,
[36a] bawang merah, bawang putih, jangu, kemiri, laos, air cuka, cendana, didadar hingga matang, lalu dipakai mengurap pasien. Sebagai obat minumnya adalah sembung rambat, gula garas, air cendana, diramu untuk diminum. Penawar untuk bayi menangis pada malam hari, sarananya adalah daun lontar ditulisi nama pasien, dan disembur dengan ramuan bawang merah, bawang putih, dan jangu. Ada lagi sarana lain yaitu daun lontar ditulisi nama pasien, lalu pasien disembur dengan daringo, bawang putih, masukkan ke kolong tempat tidur si pasien, mengarah ke timur laut, manteranya: "Om brahma sudha swaha" (Ya Dewa Brahma yang suci mulia). Ada pula sarana berupa abu di depan tungku dapur, diusap tiga kali dengan tangan kiri, ditoreh berbentuk tanda tambah, lalu dijumput tiga kali, jangan beranjak, lalu dioleskan di dahi pasien, manteranya: "Om paksya raja ya nama swaha" (Ya Raja Paksi yang mulia). Obat terkena penyakit grubug, muntah berak, pejen, lalengedan, tanpa sebab, terasa terluka di dalam perut, sarananya adalah
[36b] kulit pohon dedap ditumbuk dengan batu, jangan dilangkahi, gamongan 3 iris, bungsil kelapa 3 iris, isi buah pala, air arak, diramu untuk diminum. Ada lagi sarana lain berupa bata merah digosok, bawang putih, jangu, air cuka, diramu untuk diminum. Ampasnya dipakai bedak. Obat penyakit sebaha jampi, perut kembung, sarananya adalah kulit pohon pule, daun kameniran, sumanggi gunung, serbuk ketan gajih, dilumatkan dan disaring untuk diminum. Sarana untuk penahan mencret adalah kunir, gamongan, dilumatkan hingga lembut diisi musi sedikit, lalu dipendam dalam abu panas, setelah masak, diperas dan disaring untuk diminum. Obat sakit korengan adalah sagu serabut kelapa tua, sepet-sepet, kemenyan, buah pala, buah pinang jumbo. Luka itu ditempel dengan daun sirih muda, namun daun sirih muda itu harus diasapi dan diremas, setelah luka ditempel lalu disembur dengan dengan ramuan obat tadi.
[37a] Obat luka segala luka, sarananya adalah daun kesimbukan diremas, air cuka, dipakai menetesi luka tersebut, lalu disembur dengan daun gunggung, kunir, bangle. Ada lagi sarana lain yaitu daun lempeni, garam, diulek untuk bedak. Obat luka bengkak di setiap ruas tubuh, sarananya adalah daun jeruk, kacang hijau, inti bawang, dipakai menyembur luka tersebut. Obat sakit maluwang, sarananya adalah daun kameniran, bangle, jambot gamongan, bawang putih, jangu, air cuka, diramu untuk bedak. Obat muntah darah, sarananya adalah kulit pohon buhu, laos kapur, diparut, digoreng tanpa minyak, setengah matang dicampur garam dapur, setelah matang dicampuri air cendana, lalu diperas dan disaring untuk diminum. Obat batuk, sarananya adalah kulit pohon bangli, ketumbah, kelapa bakar, dipakai menyembur ujung tulang rusuk pasien. Ada lagi sarana lain yaitu daun saksak, kelapa bakar, bawang, semua dibakar untuk menyembur dada pasien. Ada pula sarana berupa kerikan pohon jeruk yang masih muda, ketumbah,
[37b] gamongan, dipakai menyembur pangkal leher pasien. Inilah tatacara mengobati pasien sakit menahun, tidak sembuh-sembuh, dan tidak bisa diobati, sarananya adalah sesajen bubur suci, tadah pawitra, buratwangi lengawangi, sirih, buah pinang, jambe sepet, kelapa muda hijau di-kasturi, dicelupi air cendana, lalu sesajen itu disuguhkan di atas tempat tidur pasien, keesokan harinya kepala muda itu baru diambil, airnya diberikan kepada pasien untuk diminum, tiga kali. Setelah itu, sesajen itu disuguhkan di halaman rumah. Inilah mantera pada saat menyuguh-kan sesajen itu: "dewa aweh ring hyang, hyang aweh ring taksu, taksu aweh ring manusya sakti, Om dewa pratista ya namah, Om hyang pratista ya namah, Om taksu ya namah, Om manusya pratista ya namah" (Dewa memberikan pada Tuhan, Tuhan pada Taksu, Taksu memberikan pada manusia. Ya Dewa sucikanlah semua ini). Lanjutkan menyuguhkan sesajen hingga batas tujuh hari. Tanda-tanda bayi sakit, yaitu jika bayi sulit membuang kotoran,
[38a] manakala bayi itu masih bertali pusar, tali pusarnya longgar, harus dikuatkan lagi. Jika bayi sulit berak, kepalanya terasa panas, tubuhnya meriang, setiap bergerak menangis, lehernya tampak lemas, bayi itu terkena penyakit belahan. Jika bayi menangis gelisah, tangannya bagaikan menggenggam sesuatu, tubuhnya berkeringat, pertanda hulu hatinya sakit. Jika tangis bayi menjerit-jerit, tubuhnya berkeringat, pertanda bayi itu terserang penyakit pamalinan. Jika kondisi tubuh bayi gerah, kotorannya kering, dan selalu rewel, tubuhnya tampak kemerahan, kuning, putih, hitam, perutnya kembung, sekejap riang, seketika lemas, pertanda bayi itu terserang penyakit sarab ring jro. Jika penyakit sarab itu keluar, maka tubuh bayi akan tampak merah seperti mengandung darah. Jika bayi panas menggigil, pertanda bayi terserang penyakit barah ring jro. Jika barah itu keluar, maka tubuh bayi akan tampak bercak-bercak merah, mengandung darah. Apabila bayi menangis setiap tubuhnya panas, jeritan tangisnya sangat keras,
[38b] pertanda bayi itu menderita perut kembung. Jika tubuh bayi meriang dan lemas, telapak tangan dan telapak kakinya dingin, kemudian mendesah-desah, pertanda bayi itu menderita sakit kepala. Jika seluruh tubuh bayi panas, hingga ke telapak tangan dan telapak kakinya, telinganya dingin, pertanda bayi itu menderita mual-mual di hulu hati, dan kepalanya pusing. Jika bayi menangis rewel, menggeliat-geliat, pertanda tulang juringnya sakit, sarana obatnya adalah kulit pohon kelor, laos, bawang merah, bawang putih, jangu, ditumbuk hingga halus, jangan diisi air, dicampur dengan bunga awon, sumbu lampu minyak, idu bang, lalu ditempelkan di pusarnya. Inilah penawar penyakit akibat tanah angker, terkena guna-guna, atau jimat papendeman, sarananya adalah nasi 9 tanding, bawang, garam dapur, ditaruh di sembilan penjuru, pada saat senja hari, dipasang di depan rumah
[39a] disirami air tiga kali, diperciki air tiga kali, dengan mengucapkan mantera: "Om durga sirep, bhutakala dengen sirep, desti taranjana sirep, aku dewataning bayu, aku amancut guna, amancut gering, Om durga sirep, wisya mandi, amancut papasangan papendeman, kapupug dening hyang mawirya wana, teka pupug punah, pupug punah, pupug punah, waras, waras, waras, Om brahma sirep" (Ya Durga, Bhuta Kala, Desti, tidurlah, aku dewanya Bayu, aku pelebur guna-guna, sihir, penyakit, punahlah semua, oh Dewa Brahma). Pelaksanaan ajian ini dilakukan pada setiap hari Kliwon dengan mengucapkan mantera tersebut, jangan sembrono, akan mengakibatkan mantera itu menjadi tidak ampuh. Inilah Usada, mengenai tanda-tanda bayi sakit. Selesai ditulis pada hari Rabu Umanis, wuku Prangbakat, paroh terang ketujuh, masa Kapitu, satuan tahun Saka 9, yakni tahun 1881 Saka, olih Ida Made Putra, di Geria Banjarangkan. Tanggal 6 Januari 1960[End]
1 komentar:
permisi, saya ingin bertanya nama ilmiah daun pas-pasan itu apa? atau karakteristiknya bagaimana? terimakasih
Posting Komentar