Selasa, 11 Januari 2011

Lontar Usada Tiwang

Lontar Usada Tiwang
Udayana University - The Faculty of Letters

[1b] Ya Tuhan semoga tiada rintangan. Beginilah akibat kematian yang timbul bagi orang sakit, sembilan hari tenggang waktunya, sembilan bulan lamanya, sembilan tahun lamanya pada bulan Sakara kematiannya. Bila pada sakara datangnya sakit, delapan hari tenggang waktunya, delapan bulan lamanya, delapan tahun lamanya, pada bulan Wiyanyana kematiannya. Bila Wiyanyana datangnya sakit, lima hari tenggang waktunya, lima bulan lamanya, enam tahun lamanya pada Namarupa kematiannya. Bila pada Sadayatama datangnya sakit, lima hari tenggang waktunya, lima bulan lamanya, lima tahun lamanya, pada Sparsa kematiannya. Bila pada waktu Sparsa datangnya sakit, enam hari tenggang waktunya, lima hari lamanya, delapn tahun lamanya, pada Wedana kematiannya. Bila pada Wedana datangnya sakit, dua hari tenggang waktunya, sepuluh hari lamanya, dua bulan lamanya, delapan bulan lamanya, delapan tahun lamanya
[2a] pada Tresna kematiannya, bila Tresna datangnya sakit, sepuluh hari tenggang waktunya, tiga bulan lamanya, empat bulan lamanya, delapan tahun lamanya, pada Upadana kematiannya, bila pada Upadana datangnya sakit, sembilan hari tenggang waktunya, dua bulan lamanya, sembilan tahun batas waktunya, pada Sparsa kematiannya. Bila pada Bhawa datangnya sakit, satu hari lamanya, delapan bulan lamanya, sembilan tahun batas waktunya, pada Jati kematiannya. Bila pada Jati datangnya sakit, lima hari lamanya, sembilan bulan lamanya, sepuluh tahun batas watunya pada Janamerana kematiannya. Bila pada Janamerana datangnya sakit, dua hari lamanya, sembilan bulan lamanya, pada Awidya kematiannya. Ini disebut dengan Prathithi Samut Pada , pada bulan ke-6, disebut Awidya , pada bulan ke-5 disebut Janamerana , Pada bulan ke-4 disebut Jati, pada bulan ke-3 disebut Bhawa , pada bulan ke-2 disebut Upadana , pada bulan ke-1 disebut Tresna , Saddha disebut Wedana . Bulan Destha
[2b] disebut Sparsa , bulan ke-10, disebut Sadayatana , bulan ke-9 disebut Namarupa , bulan ke-8 disebut Wiyanyana , bulan ke-7 disebut Sakara disesuaikan pada bulan terang hari pertama. Ini adalah akibat pengaruh prathithi , sebagai berikut, bila menuju bulan terang pada hari, 1, 8, 15, 8, 9, 1. Bila menuju bulan mati pada hari, 3, 13, 4, 15, gerakannya kebelakang. Bhawa, Upadana, Tresna, Wedana, Sparsa, Sadayatana, Namarupa, Wiyanyana, Sakara, Awidya yang tersebut diatas dan bedaknya. Pada hari minggu penyakit pandangan hampa yang timbul, disebut Samaya lake Kabuyutan , bedaknya, bunga waluh tekta , akar paspasan , pangkal kasa, beras putih, bawang, digiling sampai lembut, dan lumuri. Hari senen, datangnya sakit, aliran darah tak lancar dia sakit akibat janji, kena kutukan , bedaknya, air kasimbukan, akar ilalang,
[3a] akar glagah, bawang dan adas, minum. Selasa, datangnya sakit, tenaganya lemah tidak bisa tidur, bedaknya bunga paspasan masukkan ke dalan air, tetesi matanya, Rabu, datangnya sakit, periksa dengan cermat tenaganya, badannya lemah lesu, bedaknya daun pule yang telah tua, daun maja, serbuk cendana, sembur tengkuknya, Kamis datangnya sakit, napasnya tidak normal, kuping mendengung, bedaknya, air buah pinang, air bawang, tetesi matanya. Jumat datangnya sakit, denyut nadi terasa panas, otot berdenyut, kesemutan, disebut antu ile , bedaknya daun calilingan , kapulaga, inggu, kemangi, bawang, air jeruk, urut si sakit, bedaknya sampar wantu , dagisekal , irisan kulit jeruk, air jeruk, Sabtu, datangnya sakit, hendaknya melakukan upacara Upadana Pitre , telinga bersuara dan selalu keluar air disebut Samaya Pati , berikutnya
[3b] hendaknya dilakukan upacara nyegjeg tuwuh , bedaknya, bunga wari merah, bunga uwu, beras merah, sembur tengkuknya. Berikutnya upacaranya, nasi merah, ikannya, udang bakar, dan buah-buahan, buat sasayut, ditaruh di depan si sakit, kemudian dilakukan penghormatan oleh si sakit, haturkan upacara itu dan menyentuh kuping kiri. Pada hari Umanis datangnya sakit selalu datang setiap tahun, dan menderita sakit hati. Pada hari Paing , datangnya sakit, Bhatara Wredi Suklilap , perilaku dan upacaranya, dan tempat sucinya rusak, si sakit dikuasai oleh setan. Upacaranya, asu bang bungkem , diolah selengkapnya dan diwujudkan kembali, dan nasi merah, ayam merah dipanggang dibuat sasayut dan haturkan pada hari Pwon . Pada hari Wage datangnya sakit, Bhatara Arerebu , menikmati kesejahteraan dunia, Pada hari Kaliwon datangnya sakit, peringatan
[4a] dari leluhurnya, dan Bhatara Manca Mrana , luka dalam pikirannya tak sehat, upacaranya, nasi lima warna ikannya serba lima, dilakukan di atas balai, tatebasan ayam brumbun, dibakar setengah matang, buah-buahan dibuat sasayut, taruh diatas si sakit, dan diisi dupa, beserta kembang yang berbau wangi dan dihaturkan. Ini adalah ramalan dengan perhitungan sisa , sisa 1, datangnya sakit, tempat suci rusak dan bocor, cepat dia akan meninggal, bisa juga cepat sembuh bila benar perilakunya, upacaranya, serba suci, ayam putih, dibakar, nasi putih dibakar, minyak wangi, dupa wangi, serba wangi, ditaruh di atas si sakit. Sisa 2, datangnya sakit, disakiti oleh pamali, disebabakan oleh perilaku pemalas, demikian pula oleh roh leluhur, upacaranya, penek merah, ayam merah
[4b] dipanggang, dibentuk sasayut, sisa 3, datangnya sakit Bhuta Anggara , Bhuta Kadurgga , menyakiti, halaman rumah menjadi angker dan mencekam, demikian pula disakiti oleh roh jahat, demikian pula tanaman padi di sawah, keadaan semacam itu disebut kadurgga dewi . Upacaranya, ayam ijo dipanggang, periuk parebon, buat sasayut, macam-macam kembang, penah dan sirih yang masih muda. Sisa 4 datangnya sakit, bermacam-macam penyakit dideritanya, hal itu disebut pati , bila hidup untuk menjadi sehat butuh waktu lama, penyakitnya sering kambuh, penyakitnya sering disebut durgga wiwil dan saya pati , upacaranya, periuk ireng (hitam), dibakar, buat sasayut, dilakukan upacara walik sumpah di sekitar rumah. Penyakit yang terjadi pada Urukung , dikatakan penyakit luka, pada Was dan Maulu , penyakit bai-bai menuh terjangkit diperut. Pada hari Rebo Umanis , janji dari pihak laki-laki menyakiti. Pada hari Rebo Pon, Kala Graha yang tinggal di kuburan kecil menyakiti, pada hari Rebo Wage , disakiti oleh kala , hendaknya dibayar dengan sesaji di perempatan jalan. Pada hari Rebo Kaliwon
[5a] disakiti oleh Dewa, hendaknya menghancurkan sesaji di Kamulan . Kamis Umanis , terhalang penyakitnya, Kamis Paing , sakitnya pada urat, Kamis Pwon , terhalang oleh roh leluhur, dibayar pada roh leluhur. Kamis Wage , terhalang di jalan besar, Kamis Kaliwon , roh jahat di jalan menyakiti hendaknya diberi sekepal nasi, ikannya telur mentah, Jumat Umanis , jantung berdebar penyakitnya , lakukan upacara pada mata air di tengah sungai. Jumat Paing disakiti oleh roh jahat, lakukan upacara di Prajapati . Jumat Pwon , janji dari kakek yang menyakiti. Jumat Wage , roh jahat menyakiti akibat dari unsur makanan. Jumat Kaliwon , sakit karena kutukan, akibat kualat pada ibu. Jumat Umanis , petunjuk orang tua yang benar agar dituruti. Sabtu Paing , tersesat di jalan besar, upakaranya, upacara, lakukan upacara pembersihan, bebek putih. Sabtu Pwon , disakiti oleh leluhur. Sabtu Wage , kena penyakit rematik. Sabtu Kaliwon , kena pengaruh lingkungan, diupacarai pada balai pegat. Ini adalah cirri-ciri orang mengundang dukun, perhati-
[5b] kan perilakunya datang. Bila datang mengusap rambut, kemasukan roh leluhur, upacara sesajen, serba digoreng. Bila datang sambil mengusap mata, bidadari teratai putih menyakiti, upacara sesaji warna hitam, grang asem . Bila datang dengan mengusap hidung, perilaku orang tua yang menyakiti, upacara sesaji, bubur suci pitre . Bila datang mengusap mulut, ada janji pada leluhur hendaknya dilunasi dengan upacara. Bila datang mengusap dagu, terhalang oleh sesuatu di sungai, upacara sesaji, ayam putih, 3, lengkap dengan uang. Bila datang mengusap lengan, ada janji menghaturkan ikat pinggang dan dikenakan, bhuta Siwa Agni menyakiti, upacara sesaji ayam, uang sembilan, jangan pepe (sayur daun pepe), lak-lak campurkan dengan darah itu. Bila datang mengusap tangan dewa menyakiti, upacara sesaji, ayam hitam, tumpeng suci, lengkap, sebut Hyang Wisnu Kala . Bila datang mengusap perut, upacara sesaji, ayam dipanggang, tumpeng sari lengkap, bila pulang tak menoleh ke belakang disakiti oleh dewa pada hari pasah, lakukan upacara selamatan. Bila datang mengusap punggung, kena bencana kematian. Bial datang mengikat tangan kebelakang, pertanda ditimpa kematian.
[6a] Bila datang mengusap pundak, disakiti oleh Hyang Smara , upacara sesaji, ayam hasil membeli, tumpeng sari lengkap. Bila datang mengusap betis, leluhur yang menyakiti, upacara sesaji, ayam dipanggang, tumpeng sari serba lengkap, dilengkapi dengan dua buah sujang , hendaknya sesajen itu ditaruh di sanggar, bila datang sambil mengusap tempat duduk, karena tempat atau halaman yang tidak baik menyakiti, penawarnya adalah serbuk besi, upacara sesaji, ayam putih kuning, ditaruh di atas tempat pemujaan. Bila datang dengan sikap tangan bersemadi, leluhur menyakiti, upacara sesaji babi dengan harga 500 dicincang sampai halus, ucapkan bayar janji! Selanjutnya bila datang penyakitnya pada saat Umanis , Bhatara Brahma menyakiti, upacara sesaji serba merah, ayam merah sebesar burung tekukur, setelah itu diberikan obat semestinya. Pwon , datangnya sakit Bhatara Mahadewa menyakiti, upacara sesaji, bubur serba dipepes, obat liligundi , jahe tujuh iris. Wage , datangnya sakit Bhatara Siwa menyakiti, upacara sesaji
[6b] tumpeng putih kuning, ikannya serba digoreng, obat, daun dedap, kelapa, buah jambu yang jatuh dari pohonnya, sulasih, adas, pakai bedak. Pada Kajeng Umanis datangnya penyakit, Pamali hyang menyakiti, pada Kajeng Paing datangnya sakit, leluhur menyakiti. Pada Kajeng Pon datangnya sakit, karena kutukan dari leluhur, dewa berkeinginan tempat suci, dewa berkeinginan upacara pembersihan. Bila pada Kajeng Kaliwon datangnya sakit, jangan sampai lewat lima hari susah akibatnya dan bertambah parah. Demikian pula pada Sapta wara , Minggu manusia yang menyakiti, Senin sakit pada kelamin, Selasa, kena sihir, Rebo kena racun. Kamis karena rumah menyakiti, Jumat manusia menyakiti. Sabtu, rumah dimasuki kala graha dngen bhuta kala , Minggu Umanis datangnya sakit, sesaji, ayam putih, kakinya kuning, tumpeng sari, lengkap, ditaruh di sanggar, sebut nama roh pada sesaji. Minggu Pon , datangnya
[7a] sakit, kena sakit jiwa, sesaji, ayam putih dipanggang, nasi empat warna, minuman keras pada batok kelapa, sebagai pembayar, hendaknya disebut Sanghyang Mahadewi Kala . Minggu Wage datangnya sakit, keluarga yang menyakiti, melanggar tabu, sesaji, ayam putih dan hitam, tumpeng sari selengkapnya, sebut Hyang Wisnu Kala . Minggu Kaliwon datangnya sakit, lembab yang menyakiti, sesaji, ayam putih, tumpeng sari selengkapnya, telur, 3 butir, ucapkan Sanghyang Puyum . Berikut adalah tanda-tanda orang meninggal, jika kotor giginya pertanda meninggal, bila rambutnya kaku berdiri tanda mati, bila hidungnya bengkok mati, bila mengkerut telinganya mati, terlihat bibirnya mongering mati, bila kelaminnya jamuran, pertanda mati, bila matanya juling pertanda meninggal, bila saat tidur punggungnya terlihat terangkat keatas pertanda mati. Bila tangannya bergerak-gerak pertanda mati, keluar air dan pecah dari kakinya pertanda meninggal. Dadanya kelihatan cekung dan menonjol ke depan pertanda mati.
[7b] Ini adalah pedoman pengobatan hendaknya diketahui, hati-hati dan teliti dalam pelaksanaannya, jangan gegabah! Sebab amat sulit menerapkannya, tentang kala kali dengan datang dan perginya penyakit sesuai dengan Triwara, Saptawara , jangan lupa hendaknya selalu diingat, datangnya tatakson (taksu). Ketupat 6 biji, kacang ijo yang direbus, tuak satu batok kelapa, beras 1kg, perak 225, benang,1, kelapa, 1 butir, gula 1kg, sirih, buah-buahan, ketan, injin, semua satu kojong. Ini petunjuk bagi yang ingin melakukan pengobatan, hendaknya ketentuan petunjuk selalu diingat, ini penyakit pada empedu menyebabkan pencernaan tidak normal. Ranini pajalangati, Kaka ki pajalang arah, hayu ring sogot akan kembali normal olehnya dengan bahan sebagai berikut, daun tangguli gending , bawang adas, dicampur sedikit garam, air dingin, minum, upacara sesaji, daging mentah, daging babi seharga 25 kepeng, dilengkapi nasi.
[8a] Ra nini Paksi Kaja, ayu gri lawang , muncul pulung umbah ambuh, pulung alad-alid, pulung ambeh kambeh, pulung pnek, tempatnya menyakiti pada tenaga, penawarnya semua isi rempah-rempah secukupnya, air arak, minum, sesaji, telur ayam secukupnya, bawang, jahe tua dan kacang ijo, air kelapa muda, Bhatara Sita beryoga di arah selata, kanan , muncul pulung gandha maya, pulung suksmu , membuat pandangan mata kabur, demikian berpengaruh pada otak, penawarnya dikuskus, garam dapur, bawang, teteskan. Ranini Bhatari Siwi Sakti , beryoga di depan tempat suci, muncul pulung slab, pulung tuli , sebagai penyebab penyakit, penawarnya daun bobohan ireng , bawang jahe pahit, masui, air arak, teteskan pada kupingnya. Ranini Bhatari ri Kedap , beryoga di dapur, muncul pulung kukus, pulung orab-orab , tempat terasa sakit di dada, penawarnya, tmu bawang merah yang tua, takarannya sama, minum dan jangan bernafas
[8b] Sesaji, sate sanyum , calon sanyum , getih paporot , pencok kasturi , ketumbar, pnek , 3, sabeng bungkak, Bhatari Wastu , beryoga menghadap bumi, muncul pulung alap-alap , penyakitnya terdapat pada telinga, obat penawarnya, lelengan pusus , adadema , teteskan pada matanya, sesaji, wiwos pajagalan , dan segala persiapan sesaji yang berhubungan dengan pnek, bradene pinggali, Bhatari Canda Pinggala beryoga, timbul pulung hite, pulung awrawal, pulung tan bali, sumber penyakit pada perut, terasa melilit-lilit, obat penawarnya, kembang pepe , nagasari, minum caranya sama dengan yang telah lalu. Bhatari Kala Cakra beryoga sebelah kanan , timbul pulung dara, pulung gana resi, pulung kekenca, jugil bunga, pulung tuju, Obat penawarnya , gegirang pule, katumahan air , perciki, sesaji serba lengkap. Nini Bhatari Rupakan , beryoga menghadap tempat suci muncul pulung kambung , sumber penyakitnya pada kaki, penawarnya, bawang, jahe, serbuk besi, air arak, minum dan bedakkan
[9a] pada persendian tangan, pijat pelan-pelan. Bhatari Amangkurat , beryoga di tengah halaman, timbul pulung angendhara, pulung ameng-ameng, pulung rben , penyakitnya tidak memilih tempat. Penawarnya, batang daun kelapa, sesaji, seperangkat nasi, darah bilanga, bawang jahe, dan nasi yang sudah siap dimakan. Bhatara sira Sangapkik, Bhatara sira Sangayu , beliau beryoga di kuburan untuk anak kecil, pada batas pabajangan , pada Tegal Malakang , timbul pulung sanga rupa, pulung bang, pulung ireng, pulung saliwah, pulung ijo, pulung ckal, pulung mowa, pulung tuntun , tempat terjangkitnya di sekujur tubuh, obat penawar, kulit kayu dedap, kulit kayu tangi, papayam bulungan, madu klupa , asem lama, diremas dan digiling halus lalu diminum.
[9b] Bhatara Durgga Dngen beryoga, timbul pulung gaba pati, pulung glap, pulung angepi , tempat terjangkitnya pada tempat pembasuh muka, obat penawarnya garam perciki garam, sesaji, darah cambra tutukan pajagalan , nasi sekadarnya, semangkuk sayur, tuak satu wadah. Berikut adalah penyakit setengah sadar, tanda-tanda baru agak sehat tubuhnya, letak sakitnya bukan pada perut, itu disebut asrep , hendaknya dibedaki dengan air sawah, upu, namasi asram, mok gurit, denying gringen, pape upu , kayu puh pai, obat, kulit bengkel , jahe, adas, bawang putih, dringo , mantra, sama dengan di depan. Mokan Taluh yang menyakiti itu, pada cekung itu ditetesi, kulit bangyang, kulit bengkel , mantra, Ong kacubung puceng, angararengada gunning, tengahing sagara, kurang beyah, komba kombuh, mombak ambakan tan katampan, tka urung , ucapkan tiga kali.
[10a] Mokan gonibeng , yang menyakiti, nampak bernanah, bahan obat, daun tampak lima , bawang putih dan dringo, bangle, adas, bermacam-macam kulit kayu, kayu pait, tuus-tuus, panduh, damuh damuh, tunu tingkih , bawang, adas, mantra sama dengan di depan. Berikut obat orang sakit gejala edan, suka ngoceh, bahan obat, lawos, kencur, bangle, kunir, semua diiris, dan bermacam-macam rempah, sari, maja, muju, katumbar, tangkai cengkeh, sira meda , merica, disemburkan pada hulu hati, masing-masing tiga kali. Bila merasa lemah, berikanlah obat ini, mantra, aduh bilah setan isa ajim, bismilah ni rohim , lah sluh lah, sama leminni, sari isuk, jangan kaul, lamunta gulunaku salembar, aku tumpakaken kaul, brakta lailalaya lami (Ya setan dan segalanya, atas nama Tuhan jangan mengganggu, aku akan berkaul). Obat, badan lemah, bahan obat, akar tri kancau , digiling sampai halus, dan dilumurkan.
[10b] Obat badan sakit, bahan obat, daun sasuruh , isen, bawang putih, rumput baru, garam, digiling dan dicampur, berikan diminum. Obat batuk, bahan obat, masui , ginten, kencur, gamongan , bawang putih, bawang putih dan dringo, sembur dadanya. Obat panas dalam, cendana, isi bermacam-macam rempah, kemiri, remas, kelapa yang diparut, obat badan agak panas, bahan obat, daun kayu puri cangkaruk mentah, diremas dalam air, bedakkan. Obat, panas dalam, bahan obat, lembungan katimahan , ambil airnya, tebu hitam, tain yeh , minum. Obat batuk terus menerus, tmu, daun kamoning, semua ditumbuk, asem kawak , musi, ginten, diperas dan minum, obat rematik ras, mengeluarkan darah di dalam, daun bayam besar, asam tanek , telur ayam hitam, yang baru, semua dicampur dan diperas, air santan, merica, 21 biji, minum.
[11a] Obat rasa brahma, bahan obat, segenggam daun sembung, tmu, kalap, semua dikukus pada malam harinya disaring, lungid, katumbar, mantra, pukulun sira sanghyang rambut gunung, gengi rasa kangan, sariranta kasoran, luhur tan kaluhuran, wisesa tan kawisesan, atatamban sembung, kalapa babakan pule tmu, haja enam prangka, limpa bengka, pusuh bengka, paru ktan sabang mawayah lambung aptiis tiis (Ya Dewa Rambut Gunung, kebesaran rasa, badanmu kalah, mengobati dengan sarana sembung, kelapa, kulit kayu pule, temu, sembuhlah penyakit limpa, jantung, paru-paru, lambung). Obat ngrasa , bahan obat, daun bun takedan , minyak kelapa, buwat manis , wanggo sari , minum, mantra, ang gni angabar-abar tngahing sagara, murub makutar, kataran, anyub rasa ring jro weteng, bun takedan ambanana rasa bengang amdal sira ri sor ri luhur, kedep siddhi mandhi mantranku Ya api berkobar-kobar di tengah laut, menyala terang benderang, menyinari rasa di dalam perut. Semoga ampuh mantraku). Obat, ngras , bahan obat, ilalang akar glagah, minyak kelapa, ambu, sari lungid, anju , minum, jawnang, wangto sari , isi rempah-rempah, mantra, om dana lima ri papa, tka ayu purnna jati (Ya lima sedekah dalam kenistaan, datang kemuliaan yang sempurna, badanmu berhasil sembuh)
[11b] sariranta siddha kjer waras, ep , obat, mendadak, bahan obat dereba, 3. Mantra, cika kawacangka, ika kai genjat, jangan dika sandhi mantranku (Itu bajuku, itu yang aku genjot agar sembuh, ampuhlah mantraku), selanjutnya makan. Obat sakit mendadak, air mengalir berputar, dan serba hitam, mantra, ong lu warwdar, diucapkan tiga kali, obat, sakit mendadak, bahan obat, nasi diulet, dicampur dengan kapur bubuk, dipanggang pada hari terang, dicampur dengan air santan, dikunyah, mantra, lipur ring atinmu waras (Hibur di hatimu dan sembuhlah) . Obat batuk serak, bahan obat, lawos, 3 iris, garam, dicampur dan dikunyah dengan, inti kencur, garam mentah, dimakan. Obat perut besar tiba-tiba, bahan obat, lempuyang , bawang merah, adas, semburkan. Obat, perut besar mendadak, ludah putih, mantra, om hulun saking sabrang, panambut kita abuh tanpa sangkan, wala api idu putih, tatamnamu jroh par waras (Ya aku dari ketela, penyambut engkau tanpa sebab, walaupun ludahnya putih, sembuhlah). Ini perlu dicermati bagi orang habis sakit syaraf, bila sakit perut kaku,
[12a] menekan hulu hatinya, itu disebut tiwang busung , jamunya adalah sumanggi gunung , lunak, air telah dihangatkan, sembur hulu hatinya, kikiran kulit kelor, daun liligundhi , sintuk merica, bawang putih dan dringo, bila badannya agak ke depan dan menggigit lidah, dan tangan digenggam, itu disebut tiwang dngen , jamurnya daun liligundi, kunir yang sudah tua, pala sintuk, bangle, gamongan , air cuka, bedaknya, daun kapas lama, lungid, pala, jahe pahit, bila tidak reda sakitnya, bekas jamunya pakai bedak, diurut-urut pada kepalanya, air cendana yang mengendap dan jeruk linglang . Sembur hulu hatinya dengan ampas jamu tadi ditambah dengan lunak dan minyak, dibubuhi sedikit dengan air ludah merah ( pees gadubang ), bila sakitnya agak berbau dan bintul tidak
[12b] mampu berbicara, kakinya sakit dan lemah, pikiran tak menentu, disebut dengan tiwang bantang kitungan , jamunya air cendana, air jeruk, garam dicampur dengan arang dapur, sembur leher dan dada, lawos yang habis dimasukkan dalam bara api, bawang bekas dimasukkan dalam bara api, ditambah sedikit beras, bedak kakinya, kunir yang sudah tua, kapur air limao, air ludah bekas mengunyah sirih, bila sakit pada pusar, di hulu hatinya, melilit-lilit, dan resah, itu disebut tiwang lomba-lomba , jamunya air lawos yang kental, air kelapa, gula nira, sebagai penempel pusarnya, akar kaktus tua, beras merah ketumbar. Bila sakit bagaikan dikerok, dan melilit sampai di pusar, aduh-aduh dan tangan bengkok disebut tiwang wlut , jamu akar daun kulit liligundi, bangle, gamongan , ketumbar, musi, pala, lunak, garam. Penempel pusarnya, jahe kencur, dibubuhi sedikit isi buah kemiri dan bawang, ujung buah cabai lombok digiling beralaskan daun mekudu,
[13a] dan dipulas dengan minyak. Jika sakit melilit-lilit seluruh perut, dan meringis, disebut tiwang bragenyjeng , jamunya, bangle , pala, sintuk musi , ketumbar, air jeruk, garam dicampur arang dapur, jika sakit terasa dalam perut, dicemari kotoran bergemuruh, disertai aduh-aduh, disebut tiwang lesung , jamunya, babakan tengulun , pangkasan kamboja, isi bermacam-macam rempah, gagambiran , air jeruk, garam, sembur sakitnya, isen kapur, ketan gajih, pangkasan lumpang, kayu, gempong canging . Bila sakit melilit-lilit pada perutnya pindah ke pusar disebut tiwang bragenjongan , dan tangan tak pernah diam. Sembur seluruh perut, sembung, sulasih , miana cmeng, uku-uku , semua masih ada daunnya, bawang adas, ketan gajih , jamunya pangkasan kamboja, kunir, ketumbar, musi , lawos. Bila sakit menggigil di hulu hati, sampai ke punggung, terasa sampai ke bahu, daging
[13b] di bawah kulit terasa sakit, dan gelisah disebut tiwang grapong , jamunya paya puwuh , akar, daun, kulitnya, akar liligundi , gamongan , kunir yang agak tua, sintuk, tangkai cengkeh, yang dipakai sembar perut, pala, air jeruk, garam, sembur penyakitnya, semua kembang yang berwarna kuning, isen kapur , ketumbar, musi, lawos. Bedak penyakit bawaan, pangkasan kowang padang lepas , akarnya maupun daunnya, ketumbar, musi, beras ketan gajih . Bila sakit panas dingin dan rambut sedikit rontok, terasa bagaikan hidung tersumbat, disebut tiwang gramong , jamunya, daun sembung rambat , bawang yang telah dimasukkan ke dalam bara api dibubuhi sedikit kapur sebesar biji kacang, dan benang berwarna biru panjangnya dua depa , sejumput beras, habis diremas-remas ditetesi air mendidih setelah jernih diminumkan. Bila kaki terasa berat, dan kencing siang dan malam tidak lancar disebut tiwang sembar banyu , jamunya
[14a] paya puwuh, kasinen , daun, akar, batangnya, sulasih miyik , sepet-sepet , beras merah, bekasnya dipakai bedaknya, dan pusarnya disembur dengan kunir yang telah dimasukkan ke dalam bara api, dan sampah pabwan . Bila tidur lelap dan jari kakinya bergerak-gerak tangan kakinya mendengkur, disebut tiwang grit , bedaknya daun madori kuning, beras merah, pala, bawang putih dringo, air cuka. Bila sakit pada kaki, tak mampu bergerak, disebut dengan tumpur sangar , akibat perbuatan orang, bedak urutnya, segala umbi-umbian serba lengkap, segala macam rempah, ditumbuk, kelapa mulung , sisakan ampasnya, panaskan pakai kuali (wajan), permukaan wajan ditulisi gambar sebagai berikut. Bila minyak telah matang, ambil dan dikipasi dan ditaruh dalam botol, untuk dipakai minyak urut, berbagai penyakit disebabkan kekurangan tenaga, ampasnya bisa dipakai bedak, dan selanjutnya segala mantra tiwang dan mantra yang berkaitan dengannya
[14b] dipakai sebagai awal sebelum pengobatan dilakukan. Berikut penawar semua sakit syaraf seperti sebaha nyem , rematik, empun krayapan , walaupun terdapat dalam perut bisa digunakan, obat ini disebut jaya makarab , bahan obat, isi semua rempah-rempah yang lengkap, tabya bun , dan bawang digoreng, isen cekab , kulit asam, akar pohon maduri putih, pangakasan kamboja, tingulun, pangkasan kayu gampini , segenggam biji lenga , semua dicampurkan dan digoreng dengan minyak kelapa, gambar permukaan wajan. Bila minyak telah matang kemudian dilanjutkan dengan mantra, mang bayu sumbrak urip , diucapkan tiga kali, ung wisnu sunnrak urip , diucapkan tiga kali, sabhuwana kabeh urip, padha jumneng jati pageh (Ya Dewa Bayu penyebab kehidupan, 3x, Ya Dewa Wisnu penyebab kehidupan, 3x, hidup semua di dunia, pada berdiri kukuh, 3x), diucapkan tiga kali.
[15a] Bila sakit terasa tertarik-tarik dan bergerak-gerak, keram dan meringis disebut tiwang sumbilang , sebagai param seluruh badannya, asam garam kapur, minyak kelapa, air ludah sehabis mengunyah sirih, semua diurut, minumannya, paya puwuh , akar daun batang, kunir, gamongan, kencur, inggu, ketumbar, musi, pala, dicampur dengan air jeruk, garam ditambah arang dapur. Ampas jamu tadi dicampur lagi dengan pangkasan book , pangkasan akar kayu tuju , bawang putih dan dringo, air cuka, semuanya dipakai bedak. Jika agak sembuh, air jamu mentah, air cuka, dan ampas dapat digunakan untuk disemburkan. Bila terasa sangat sakit dan terasa perasaan tidak enak, disertai selalu berludah, disebut tiwang bura wayan , jamunya, isen kapur, tujuh iris, bangle , lima iris, merica, lima butir, air cuka, ampasnya bisa dipakai sembur hulu hatinya.
[15b] Bila terasa sangat sakit di segala tempat, disebut tiwang banyu makundang , jamunya, umbi-umbian, isi rempah-rempah, gagambiran , asam dan garam, kemudian ditekan dengan bekas barang pecah belah yang dipanaskan, ampas jamu tadi dicampur dengan pangkasan tingulun, daun liligundi , daun limao, daun tabia bun , dipakai sebagai sembur sakitnya. Bila agak sembuh sakitnya, bahan obat sebagai bedaknya, book tangulun, awar-awar, kayu tuju , diambil pangkasannya dan akarnya, ditambah dengan bawang putih dringo , tengeh , jahe pahit, air cuka. Bila tak reda sakitnya, bedaknya, kayu pupug, kayu tulak , patih kalah , masing-masing diambil akar, daun, dan batangnya, kunir, lawos, kencur, gamongan, pala, air cuka. Bila tangannya terasa sakit sekali, dan terasa kesemutan, demikian pula bahunya, dan jari-jarinya sakit terasa ditarik-tarik, disebut tiwang dangap-dangap , bedaknya jahe pahit, tengeh , merica, paci-paci , air jeruk. Bila terasa sakit di setiap persendian, terasa bagaikan terputus, meringis siang malam, disebut tiwang sija , penem-
[16a] pil sakitnya, kunir, gamongan , kencur, jahe, pala, segala macam rempah, tangkai cengkeh, air cendana, air jeruk, teteskan minyak kelapa. Jamunya, paya puwuh , akar, batang, daun, kencur, gamongan , lawos, sampar wantu , ketumbar, musi, pala, ketan gajih, air jeruk ditambah dengan garam dan arang dapur, ampasnya dipakai bedak, ditambah dengan daun tabia bun beserta tangkainya, bawang putih dan dringo, air cuka. Bila sakit siang malam menangis, sekeliling tubuh terasa sakit, disebut tiwang balwang , dan gelisah, bedaknya, pangkasan ancak , pangkasan tangulun , pangkasan akar kayu tuju , pangkasan book tengeh , sintuk, masui, pala, bawang putih dan dringo, air cuka. Bila sakit terasa banyak menusuk sekujur tubuhnya, hulu hati terasa terdorong ke atas, disebut tiwang tudwan , jamunya paya puwuh , daun, akar batang gamongan, kunir, ketumbar, musi, pala, air jeruk linglang ,
[16b] garam dicampur arang dapur, obat penyembur penyakitnya, pangkasan kem dan daunnya, ketumbar, isen kapur, beras merah. Berikut adalah, panuwed , bahan obat, arang batok kelapa, tujuh pilah, digiling sampai halus, dipakai bedak, mantra, ang papan ta bapanta mementa, bapanta, babun ta di, aku panuwed dimasai, tka tis tka tis palektuk, siddhi mantranku (Ya dosaku, bapak, ibu, pembantuku, aku pangkalnya, datang kesejukan, ampuhlah mantraku). Obat, bibir kering, bahan obat, bulung dawa, yang dipanasi, dengan air santan, obat, bibir kering bahan obat, ketela yang telah dimasukkan ke dalam bara api, air santan, minum. Obat, perut sakit, bahan obat, anak bambu paling muda, kayu tawa , kunir tua, bawang adas, bekas atap dari daun-daunan atau atap ilalang yang sudah lapuk, disemburkan pada sakitnya. Obat, kelamin yang mengeluarkan darah, bahan obat, buah mengkudu putih yang dikukus, sampai matang, bawang adas, airnya diambil satu cangkir, ditambah dengan madu satu cangkir, minum. Berikut bedaknya, cacing sirih (buah sirih), bawang adas. Obat hulu hati kaku, bahan [17a] obat, buah sirih temu tis, ginten cmeng , tetesi kedua hidungnya. Obat, biri-biri, bahan obat, pangkasan pohon wangkal , lawos, air cuka, dipakai bedak. Obat biri-biri, bahan obat, ketket bongol , bawang putih dan dringo, air cuka dipakai bedak. Obat, biri-biri, bahan obat, daun haruk , lawos, tiga iris, sari kuning , air santan, diminum. Obat, kelamin dan luka dalam, dan mengeluarkan kencing berdarah, bahan obat, buah blimbing besi, dibuat rujak, air arak, gula pasir, dikasi makan. Dan sebagai penyembur perutnya, akar padang cekuh , beras yang direndam, garam digoreng tanpa minyak, dan obat tetes, bahan obat, kelapa muda nyuh gading , yang isinya sangat lunak, dicampurkan dengan tangkai adas, tangkai labu paketan, myana cmeng , jeruk linglang , air cendana jenggi , gula yang diiris, direbus bersama bambu mentah. Obat, kelamin, dan kencing batu, bahan obat, kelapa muda nyuh mulung , yang mengarah timur laut, diisi dengan rebusan daun sulasih mrik, sulasih yeh, tiga
[17b] pucuk, pucuk dedap, tiga pucuk, myana cmeng , dan daun canging muda, daun gatep muda, sari kuning , direbus dengan bambu mentah, diminumkan. Kemudian sembur dibawah perutnya, bahan obat, daun canging yang berwarna kuning, daun bunut yang berwarna kuning, sari kuning , dan minumannya, bahan obat, putih telur ayam hutan, air arak. Kemudian obat pusarnya, bahan obat, arang tembakau, air ludah sehabis mengunyah sirih, diminum, obat, sangat gelisah, bahan obat, kotoran seksek , inti gamongan , bawang putih dan dringo, digiling halus, dipakai bedak. Obat terasa ditusuk-tusuk, di bawah pusar, bahan obat, akar tuwung polo , tmu ireng , pucuk suren , akar, batang, dan daunnya, daun tembakau, air ludah sehabis mengunyah sirih, dibedaki. Obat sakit perut, kambuhnya tidak pasti, bahan obat, lawos, kunir, garam, air cuka, minum. Kemudian pusarnya, bahan obat, pangkasan pohon cempaka, bawang putih dan dringo, , air kapur, tempelkan, kemudian obat
[18a] semburnya, daun tabia bun , daun sirih, bangle, gamongan , lawos, kunir, semua diparut, dan dibagi, ditumbuk halus, isi rempah-rempah, sebagian digambar rajah pamali , garam digoreng tanpa minyak, sembur penyakitnya. Bila terasa tidak enak dan berdahak, hulu hatinya terasa kaku, dan bersin-bersin, upas ngusun yang menyebabkan sakit, bahan obat, jamunya, akar padang lipas , bawang habis dimasukkan ke dalam bara api, adas, beras merah. Bila tenaga lemah, dan terasa perih sekitar perut, disebabkan oleh upas pantara , bahan obat, jamunya, daun paspasan , adas, beras merah, akar buangit , lima tangkai. Bila perasaan tidak enak diikuti oleh mencret terus menerus, disertai muntah dan ngantuk, disebabkan oleh upas rabung , jamunya, pucuk ilalang dua puluh satu pucuk, bawang, adas, ditumbuk, dituangi air panas yang mendidih. Bila selalu gelisah hatinya, badannya terasa panas, kering siang dan malam, disertai bersin-bersin, badannya terasa
[18b] pegal linu, disebabkan oleh upas karang sudukan , bahan obat, jamu, pohon dan bunganya, bawang adas, tulang dihancurkan, dengan dituangkan air panas terlebih dahulu, setelah dingin, diisi tuak manis, kemudian diperas, disaring dan diminum. Bila menggigil dan tenaga lemah dan terasa tak enak sampai ke hulu hati, tak mampu muntah, tidak enak makan, disebabkan oleh upas kebo dadaka , obat dan jamunya, karoya , akar, daun, dan batangnya, bawang, adas, pula sari, ketan gajih, ditumbuk dan dituangi air panas, bila badan terasa panas, terasa urat-urat kaku, dan tak bertenaga, lemah, suara melemah, disebabkan oleh upas tang-tang wun , obat dan jamunya, karoya, akar, daun dan batangnya, bawang, adas, pula sari, ketan gajih, ditumbuk dan dibersihkan. Bila tangan dan kaki terasa panas, badan terasa dingin, perut
[19a] kaku, dan tidak bisa muntah, disebabkan oleh upas balabur , obat dan jamunya, biu gadang yang baru matang, dan macam-macam umbui-umbian yang diparut, sintuk, masui, dikerok, semuanya dicampur, diperas, airnya ditetesi air jeruk, garam, kemudian direbus, sekali mendidih, minum, ampasnya bisa dipakai untuk menyembur penyakitnya. Bila tenaga lemah dan selalu ngantuk, dan selalu ingin makanan manis, dan asam, disebabkan oleh upas kasmaran , bila gangguan syaraf diikuti beri-beri, obat, jamunya, air ketan gajih, bawang setelah dimasukkan ke dalam bara api, adas, ditambah sedikit dengan sarinya bunga, kemudian diremas, kemudian dibersihkan, dengan air, dan disisr, minum. Berikut bedaknya, seperti di atas, ditambah dengan bawang putih yang ditumbuk halus, minyak harum. Bila berdahak terasa sampai ke dadanya, leher, nafasnya terputus-putus, disebabkan oleh krikan gangsa , obat, jamunya, air kunir yang sudah tua, lumut batu yang masih muda, dicampur sedikit dengan lemak bebek, disaring, minum. Bila keluar darah dari pantat,
[19b] disebabkan oleh upas warangan , obat dan jamunya, daun kayu tangi , beras merah, asam, garam dicampur dengan arang dapur, ditambah sedikit tanah dari tempat suci, ampasnya bisa dipakai bedak. Bila keluar darah mendidih, disebabkan oleh upas rasa , obat kelapa, gadung , gula dipanggang sampai matang, setelah hancur ditambah dengan yang terasa pahit, dicampur sedikit dengan kotoran cacing yang telah kering, kemudian ditumbuk, diperas, minum. Obat, mata gatal, bahan obat, akar tumbuhan, merica, satu butir, adas, garam, digiling sampai halus, diarahkan pada matanya. Obat, mata gatal, bahan obat, lawos, tiga iris, bawang putih dan dringo, bedaki matanya. Obat, mata merah, air jahe, air susu ibu yang anaknya belum tumbuh gigi, air dingin, disimpan dalam batok tembaga, disertai menghaturkan sesaji pada sanggar kamulan,
[20a] kemudian digiling halus. Obat, mata keluar air dan bengkak, baan obat, air asam, masui , garam uku , digiling halus. Obat, mata keluar air dan bengkak, bahan obat, sangga langit , buah delima, kalembak kasturi , tetesi matanya. Obat mata merah, bahan obat, sangga langit, kalembak kasturi , delima putih, tetesi matanya. Obat, sesak nafas, bahan obat, pangkasan pule, masui , bawang yang telah dimasukkan ke dalam bara api, minyak baru matang, minum. Obat, sesak nafas, bahan obat, padang lepas , kunir yang sudah tua, bawang adas, disembur pada dada. Obat, sesak napas, dan suara parau, bahan obat, daun kamoning, daun wales, kunir yang sudah tua, ketumbar digoreng tanpa minyak dan digiling halus, minum. Obat sakit pinggang sebagian, bahan obat, pangkasan ancak , kemenyan dan madu, digiling dipakai bedak. Obat pinggang kaku, sekujur, setiap membalikkan badan terasa sakit, kunir tua, pala, digiling dipakai bedak.
[20b] Obat kuping sakit, bagai ditusuk, bahan obat, bunga kelapa, macam rempah-rempah gegambiran , dicampur dengan sari lungid , air cendana, disembur kupingnya. Obat, sumber penyakit yang terasa menusuk dan mencabik disebut, paling rangsek , bahan obat, daun pungut, isen kapur , katumbar, dipakai sembur. Obat, seluruh perut terasa kaku, dan berdenyut, berkuliling, diikuti tenaga berkurang tangan dan kaki dingin, bahan obat, pangkasan badung , air asam yang kental, semua dipanggang, pohon liligundi yang ada buahnya, merica, tiga butir, air jeruk, ambil sebagian, air cuka sebagian, dipakai minum. Obat bengkak di beberapa tempat, bahan obat, kapur bubuk, air limau, dipakai oles, obat perut sakit, dan terasa tak enak, sampai ke hulu hati, bahan obat, pucuk pule , kunir, bawang yang telah dimasukkan ke dalam bara api, air, beras ketan gajih, dipakai minum. Obat, gatal, bahan obat, isen kapur, sida wayah , digiling dipakai bedak,
[21a] obat, gatal, bahan obat, daun lumba-lumba , bawang putih dan dringo, digoreng, diambil minyaknya dipakai oles. Obat, gatal, bahan obat, jajangutan , bawang putih dan dringo, digiling dipakai bedak. Obat, koreng dan gatal, bahan obat, akar kayu nasi, sari kuning, ginten cmeng , digiling dan diperas, tetesi hidungnya. Obat, bengkak disana sini disertai gatal, bahan obat, anak bambu paling muda, dapdap sakti , air cendana, kapur bubuk, digiling dipakai bedak. Obat sakit lutut, bahan obat, benalu delima, isen kapur , bawang, gula pasir, digiling, kemudian dimasukkan dalam abu api, dipakai bedak. Obat kaki sakit, bahan obat, kulit kayu tangulun , bawang putih dan dringo, air arak, digiling dipakai bedak.
[21b] Obat, telapak kaki pecah-pecah, serbuk besi, terasi, air jeruk, diolesi, obat, penawar, telapak kaki pecah-pecah, dan penolak sakit keras, penolak cacing, bahan obat, daun pungut , yang mengarah ke sungai, daun basa , yang ada di tepi sungai, biji undis, kencur, beras harum, dipakai bedak. Obat bengkak tiba-tiba, bahan obat, akar kem , kulit buah pinang pada ujungnya, tujuh, kulit buah manggis pada ujungnya, tujuh biji, kulit telur, satu, dipakai bedak. Sebagai pembersih, pucuk buwu , tiga, diikat dengan benang hitam, tiga keliling, jamunya, bawang putih, ditumbuk campur air sampai halus. Obat rematik yang kambuh diwaktu malam, bahan obat, ketan, kunir, dipakai sembur. Obat bayi yang selalu tidur, obat rematik yang kambuh waktu malam, bahan obat, pangkasan kayu kusambi yang masih muda, lawos, kunir, ketumbar, tujuh biji, asam, kemudian direbus dipakai oles. Obat sangat sakit keram, kesemutan, bahan obat, pangkasan kelor, pangkasan pule , akar awar-awar , akar teter , akar terung kripit , beras merah, bawang telah dimasukkan ke dalam bara api, bangle, jahe, rempah-rempah, tabia bun , bawang putih dan dringo, air cuka, dipakai bedak kakinya.
[22a] Obat, sakit keram, kesemutan, bahan obat, pangkasan kusambi, pangkasan kacemcem , pangkasan juwet , akar menduri putih, kulit jeruk purut, sintuk, masui, bawang putih dringo, air arak, dipakai bedak pada sakitnya. Ya Tuhan, Semoga tiada rintangan. Om Saraswati patastra ya namah . Ini disebut Usada Sari sebagai pengobatan paling tinggi dan sangat mulia, sebab pengobatan yang paling mulia disebut dengan dharma usada, Kalimosada , intinya pada usada sari . Jarang orang yang tahu pada pengobatan usada sari, secara singkat dibicarakan. Sanghyang Guru Reka, Sanghyang Brahma, Sanghyang Wisnu, Sanghyang Iswara, Sanghyang Tiga , juga berada sangat gaib ada disana, kecuali ini ada juga disebut tiga dukun hendaknya itulah dilaksanakan, dan disebar luaskan pada diri manusia dan alam semesta, dari ketiga itu yang berkuasa dan bersifat
[22b] gaib dalam pengobatan dharma usada, kalimosada, sebab dukun tiga, penyebab orang sakit juga tiga, antara lain, dukun laki, dukun wanita, penyebabnya, laki, wanita dan banci, obatnya , panas dingin, dan biasa atau hangat, panas dingin juga membuat sama, yang membuat obat dewanya adalah, Sanghyang Brahma, Wisnu, mempengaruhi sakit, tenaga, suara dan pikiran, yang menyebabkan adanya pengobatan kalimosada, pada intinya semuanya sangat mulia, berikut pelaksanaan menurut ketentuan, sastra sanga, katikeling genta pinara pitu, Buddha kacapi , hendaknya dihayati sungguh-sungguh, konsentrasi, napas dikuasai, ditahan, peredaran napas pada manusia, pada dewa, dan paham akan kemujaraban mantra, tiap melakukan pengobatan, dan mengambil ongkos, dan menerima pemberian, wajar orang demikian, sebab telah menghayati sastra sanga, patikelaning genta pinara pitu, Buddha kacapi , demikian pula kalimosadi jatya . Bila ingin tahu betul dalam melakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk
[23a] begini cara yang mulia. Hendaknya dukun yang ada pada diri sendiri diketahui terlebih dahulu. Dukun tatakson , bertempat tinggal di dekat pangkal paha bernama I Undhaka . Sedangkan dukun wanita, disebut juga dudukan , dukun laki bertempat tinggal di hulu hati, dukun banci bertempat tinggal di ubun-ubun, bernama Sanghyang Sira Kul Putih . Berikut tiga dukun yang sangat berperan, dukun yang berada pada diri sendiri, anugrah dari Sanghyang Wisnu, dengan perantara Kasiapa Siddhi dan mampu menyatukan dua belas unsur kekuatan setan, Sanghyang Brahma, Bhagawan Mrecu Kundha , sebagai perantara, disebutkan bhuta wirsa membuat penyakit bernama bhuta kala dngen, bhuta ajil, bhuta sliwah, bhuta ludira, bhuta ari-ari , semuanya membuat penyakit pada diri manusia, juga semua itu sebagai sahabat, dewa Brahma bersanding dengan dewa Wisnu, kebenaran dewa Siwa yang bersifat gaib, semua itu membuat obat pada manusia, mengobati segala macam pe-
[23b] nyakit, sejalan dengan tujuan Hyang Iswara, membuat keberhasilan dewa Brahma, dewa Wisnu, dewa Siwa, hanya satu. Bila badannya kejang, rambutnya keriting, bulu matanya saling tindih, dan tersedu-sedu, kena upas mamri , obat, jamu lumut batu yang masih muda, bawang telah dimasukkan ke dalam bara api, pula sai, adas, dikasi air yang diambil dari tempayan di tempat suci, minum. Bila kepala terasa sangat sakit, panas dingin, tanpa mencret, kena penyakit upas tapas tamporo , obat, jamunya, pangkasan turi putih, bawang adas, dimasukkan dalam abu api, ditambah denga lumut yang ada di tempayan, kelapa dibakar, sebesar biji kacang komak, minum. Obat, bintul-bintul dan gatal, bahan obat, merica, sembilan butir, daun sirih yang uratnya bertemu, tiga helai, bangle, tiga iris,
[24a] mantra, Om kjar, daging kjar (Ya kjar, daging kjar), diucapkan tiga kali. Obat, mata luka, bahan obat, anak lawos paling muda, montong kasa, montong kuning, gamongan, tmu tis , ditambah dengan sari kuning, remek daging , ginten cemeng, sari, semua dimasukkan ke dalam abu api, kemudian ditakar, dan dipakai bedak, daun limau, lempuyang harum, semua digoreng tanpa minyak, dicampur dengan beras. Obat, mengeluarkan kotoran berbau amis, obat, pangkal pisang saba, montong disaring, minum, bedaknya pangkal pisang saba, diurut pada pinggang, bahan obat, tmu tis, air asam kental, direbus. Obat mengeluarkan darah dari pantat, pucuk gogang dimasukkan ke dalam abu api, kotoran air, minum, obat, mengeluarkan darah dari pantat, bahan obat, air basuhan ketan hitam dicampur dengan bawang adas, minum, bedaknya, isep nanah, isep getih , bawang adas, bedaknya gamongan gede, kelapa dibakar, bawang yang telah dimasukkan dalam abu api. Obat, mengeluarkan darah dari pantat, bahan obat, kulit asam yang masih muda, dibakar, bawang masukkan dalam abu api, dipakai bedak. Obat, pantat mengeluarkan darah, bahan putih, turi putih, air asam kental yang telah dibakar, bawang yang telah dimasukkan dalam
[24b] abu api, beras. Obat, keluar dubur, bahan obat, kangkang yuyu , akar, daun dan batangnya, tumbuhan menjalar, akar, daun, batang, digiling sampai halus, kelapa dibakar, sari lungid, sada wayah, minum. Obat, keluar dubur, bahan obat, daun sembung, kulit pule , kelapa dibakar, sari lungid, ketumbar, musi, minum. Obat, keluar dubur, daun bengkel, adas, minum. Obat keluar dubur, bahan obat, kulit undis, tiga pucuk, bangle, tiga iris, bawang putih dan dringo, dipakai bedak. Obat, keluar dubur, bahan obat, akar kanangga, akar dawusa, daun sembung, bawang dimasukkan ke dalam abu api, air ketan gajih, minum. Obat dubur keluar, bahan obat, lublub dapdao tis, akar kembang sepatu putih, air ketan gajih, bawang yang telah dimasukkan dalam abu api, minum. Obat dubur keluar, bahan obat, daun pancar sona , kunir, air santan, dipepes , telah matang, diperas minum. Obat dubur keluar, bahan obat, akar nasi-nasi , air ketan gajih, minum. Obat dubur keluar, bahan
[25a] obat, kulit kayu, sulastri, kulit kayu nagasari, kulit kayu kalampwak putih, bun nanipi , rempah-rempah, minum. Obat, bayi nangis di malam hari, bahan obat, daun sembung, ditempeli pada ubun-ubun. Mantra, om ku pukulunyaha . Obat, napas terputus-putus, bahan obat, padang lepas, kemiri lanang, adas, dipakai sembur, obat, gila, bahan obat, sembung kuwuk, dringo bawang putih, air kencing anak laki-laki kecil, teteskan pada mata, pada hidung, kuping, mantra, om aho haeh, ai ai, syawya sruha nama swaha. Obat darah putih terasa panas, bahan obat cmelan, gula, terasi, minum. Obat blahan , bahan obat, kepiting, lawos, mrica, dipanggang dimakan, jangan minum air. Penyembuhan, bahan obat, daun paya puwuh , ditempelkan, sasantun, uang, 250, mantra, kokokan matinggal sisin pagah lebur tka geseng (burung belekok diam di pinggir pagar hancur dan musnah), diucapkan tiga kali. Pencegah, bahan obat, daun paspasan ditambah dengan bama bang, dihancurkan sampai halus, dioleskan, mantra, om mpu watek dewata paum, bhatara hyang guru nora ditu (ya mpu dan para dewata rapat, Hyang Guru tidak di sana, yang datang pada batal),
[25b] sing tka pada urung . Bila ada orang bertanda andeng-andeng, berada pada pinggangnya, tak jelas nampaknya, dihalangi oleh kainnya, pada pembalut kainnya, kemudian dihalangi juga oleh pembalutnya, orang tersebut peluang besar, bebas dari penyakit, kecuali karena usia, jauh dari penyakit, itu disebut wong prakosaning dusta , dan sangat membahayakan menjadi perhatian orang banyak, demikian keberadaannya. Berikut pertanda perwatakan seseorang dan pembawaannya. Bila telapak tangan tampak jelas, dan garis tangannya mengarah ke bawah, orang tersebut berwatak baik, disebut wongayusa purnna , orang tersebut sangat berpengaruh, kesenangan tidak menentu, senang berdagang, dan kaya, demikian kelebihannya. Demikian juga bila ada orang membawa pertanda, walaupun berupa andeng-andeng, orang tersebut berpengaruh, disenangi banyak orang, disebut wulan smekdi nginging tan sih demikian orang tersebut.
[26a] Demikian pula bila ada orang pada pipinya bertanda bekas dan ada andeng-andeng, baik laki maupun perempuan, sama-sama wasiatnya, disebut dengan reres angupa desa , hingga sampai tua akan bahagia. Berikut bila telapak tangannya bergaris nampak jelas pada kukunya tampak titik hitam, bila panjang umur, badannya semakin bertahan, tak ada gangguan penyakit masuk ke dalam rumahnya, disebut dengan ratu angalapaken pandhung , sejahtera selamanya.Bila ada tahi lalat pada kepalanya tepat tumbuh pada pelipisnya disebut dengan baingin smaputin mneng , cepat meninggal, karena penjelmaan dewa, sangat mulia. Jika ada tahi lalat pada ubun-ubunnya, tepat pada pusar kepala, disebut dengan wong jampana , kesenangannya tak bisa diatasi, disebut dengan reka guru , tandanya dua. Bila ada tanda bekas pada kupungnya kiri maupun kanan disebut dulang mreta , bakatnya adalah berdagang.
[26b] Dan lagi bila ada orang, pada telapak tangannya, seperti pusaran pada kepala, tak terbilang nilainya, orang tersebut, apa yang dilakukan selalu mendatangkan hasil, harapannya selalu ingin kaya, hal itu dikatakan sadhana amukti pakewuh , pasti akan berhasil. Berikut bila ada tanda pada seseorang di alisnya nampak seperti pusaran antara keningnya, gemar banyak anak, apa yang ditanam membuat berhasil. Selanjutnya bila ada orang pada pangkal bahunya bertanda warna hitam, disebut dengan doyan anta . Bila ada orang kakinya pendek, berpengaruh, disebut sajagat, pintar dan bijaksana. Bila ada orang tangannya sebelah kanan lebih panjang, demikian juga sebelah kiri,
[27a] disebut dengan ambar bhawana , banyak punya teman, bisa menyenangkan sanak saudara demikian kebaikannya. Selanjutnya bila ada orang cacat pada dadanya, disebut dengan randha prakasa , berani pada musuh orang tersebut. Dan lagi bila ada orang cacat sebelah pada buah pelirnya, disebut dengan wintang angindit wulan , banyak punya anak, banyak istri, panjang umurnya, segala yang ditanam jadi. Berikut bila ada orang aneh tubuhnya, disebut wong lamaya , malas bekerja, suka makan dan mabuk, senang bersenang-senang. Berikut bila ada bayi lahir dari rahim ibunya, tali pusarnya menjadi kalung, melilit pada tangan bayi, dan terikat, tali pusar tersebut bisa diambil, dijemur sampai kering, baik dipakai mencuri, dipakai ikat pinggang, dipakai mengikat, baik pada kepala, bisa menjadi ahli sulap, bisa menghilang, dan kelihatan, tak terlihat oleh musuh, demikianlah manfaat daripada tali pusar tersebut, bisa dipakai sarana ikat pinggang, dan dipakai berperang
[27b] Bila bayi tersebut masih hidup, ataupun meninggal, bila masih hidup walaupun laki-laki tak akan tertandingi. Sangat pemberani, banyak akal, dan tak kurang makanan dan minuman. Bila ada tahi lalat pada kupingnya, kedua daun telinganya berisi tahi lalat, disebut dengan sekar gading , orang itu punya karisma, suka berteman, bila laki-laki, penyayang, baik laki maupun perempuan mudah jatuh cinta, demikian orang yang kedua daun telinganya punya tahi lalat. Bila ada orang ada tahi lalat pada bagian bawahnya, demikian pula pada bagian dalam, disebut kalu manik, suka bekerja, mudah kecurian, membuat ternoda, orang mudah iri. Kemudian bila ada orang lahir pada
[28a] hari minggu, Umanis dan laki-laki, disebut turu sisih , pada tengah umur meninggal. Minggu Paing dan laki-laki disebut Wtu mungkul , panjang umur. Kemudian bila ada orang lahir pada minggu Pon, tahan derita, sering punya istri atau suami meninggal. Kemudian bila ada orang lahir pada hari Minggu dan laki-laki, panjang umurnya, lamalah mempunyai istri. Kemudian bila ada orang lahir pada hari Minggu Kaliwon, dan laki-laki cenderung meninggal karena jatuh, naik pohon twat disebut dengan ron runtuh . Bila ada orang lahir pada hari Senin Umanis, dan laki-laki, disebut dengan gunung tangis , sering ditinggal ibu dan ayah ketika masih anak-anak. Berikut bila lahir pada hari Senin Paing, disebut gunung kutula , sering saudara meninggal. Kemudian bila ada orang lahir pada hari senin pon, dan laki-laki, disebut dengan gunung pincat , cenderung punya istri meninggal, dan belum punya anak.
[28b] Kemudian bila ada orang lahir pada hari Senin Wage, dan laki-laki, disebut gunung blah , baik laki-laki maupun perempuan, bila perempuan cenderung meninggal karena melahirkan, bila laki-laki karena sakit hati. Kemudian bila ada orang lahir pada hari Senin Kaliwon disebut pancing sekar , cenderung meninggal ditinggal istri. Berikut bila ada orang lahir pada hari Selasa Umanis, disebut dengan tlaga asat , dan bila lahir pada hari Selasa Paing disebut tlaga kingking , penyakitnya adalah sakit perut. Kemudian bila lahir pada hari Selasa Pwon, disebut dengan putri emas , senang berkelana. Bila orang lahir pada hari selasa kaliwon, disebut dengan swah angurubin gusih , kelahirannya membawa kebahagiaan, senang naik gunung. Berikut bila orang lahir pada hari Rebo Umanis, disebut dengan gagak kapa , penyakitnya adalah sakit perut, sakit kepala, sering kambuh. Kemudian bila lahir pada Rebo Pahing, bila panjang umur, sampai tua mengalami kebahagiaan. Kemudian bila orang lahir pada hari Rebo Pwon, disebut paksi amengkuk tluh , bila panjang umur, memperoleh kebahagiaan,
[29a] selama hidupnya akan bahagia. Bila orang lahir pada hari Rebo Wage, walaupun laki-laki, penampilannya seperti wanita, kesenangannya, pembawaannya halus suka yang harum, akan menjumpai kekecewaan, akibat perbuatan orang, pintar dan bijaksana, disebut dengan tlaga apit pancoran , cenderung ditinggal istri, dan menderita sakit hati. Kemudian bila lahir pada hari Rebo Kaliwon, disebut guru sandhi , senang melakukan pengobatan dan berhasil, bicaranya menarik hati, dicintai banyak orang, demikian dikatakan. Berikut bila orang lahir pada hari Kamis Umanis disebut Ulan ratunin wintang , senang memberi nasihat, berperilaku rajin baik laki maupun perempuan, dikenang selamA hidup. Berikut bila lahir pada hari Kamis Paing, disebut langkup pinentang , sering merasakan kecewa, bila lahir pada waktu baik atau buruk, sedang saja
[29b] keadaannya, demikian keberadaannya. Kemudian bila orang lahir pada hari Kamis Pwon, disebut Ulan Tumanggal , sering ditinggal laki. Bila orang lahir pada hari Kamis Wage, seringlah punya anak, disebut gni angin , menderita. Berikut bila orang lahir pada hari Kemis Kaliwon, disebut gni laya , sering disambar petir, demikian jika tahan. Bila lahir pada Jumat Umanis, disebut wayang dalu , meninggal karena gantung diri, demikian jalan hidupnya. Bila orang lahir pada hari Jumat Paing, disebut gni anglayang , panas, sering punya istri meninggal, demikian pula bila wanita maupun laki-laki. Bila lahir pada hari Jumat Pwon disebut Ulan sanding wintang , sering meningal karena ditusuk.Bila orang lahir pada hari Jumat Wage, disebut pandan sategal , banyak punya anak, banyak orang mengasihi, tidak punya utang. Bila orang lahir pada hari Jumat Kaliwon, disebut dngen mangap , sering gila, demikian dikatakan. Bila orang lahir pada hari Sabtu Umanis, disebut
[30a] tlaga tinjo pancuran , banyak punya anak, banyak punya akal. Bila orang lahir pada Sabtu paing disebut jaran runtuh , selalu mengalami kegagalan. Bila orang lahir pada Sabtu Pwon, sulit punya anak, disebut gajah kurung . Bila orang lahir pada hari Sabtu Wage, sering mati berperang, disebut sasih amangan rau . Bila orang lahir pada Sabtu Kaliwon, paksi putih, sering lama tak punya istri, dan kosong. Berikut dikatakan bila rahimnya tidak berambut, disebut gunung gundul , berakibat buruk, kalau dilanggar berakibat tidak baik, bila orang kaya mengambil sebagai istri, ternama atau tidak, hendaknya itu dihindari dijadikan istri, pasti akan mengakibatkan bingung setiap hari. Bila orang penting menjadikan istri, sebagai dikatakan tadi, menyebabkan
[30b] berkurang kewibawaan, sebab memang gunung gundul menjelma menjadi manusia, karena dikutuk oleh Tuhan, menjadi orang tak berguna, tanpa pekerjaan, amat tidak baik, suka bercinta, suka minta-minta, suka membagi cinta, demikianlah sifatnya. Bila laki-laki demikian, penis tanpa ada rambut, disebut gseng katunwan , orang demikian dikatakan panas, sangat hina, hendaknya jangan menjalin hubungan. Bila ada orang di rahimnya ada tanda belang, putih sebagian hitam sebagian, disebut gni angin , sering menundukkan laki-laki, tumbal pre menjelma menjadi manusia. Berikut bila orang ada tahi lalat pada rahimnya, disebut tembuku bosok , sangat tidak menguntungkan, suka minta-minta, tanpa aturan, dan tata susila.
[31a] Bila ada tahi lalat antara jari-jarinya disebut yang klewah , orang tersebut tak suka bersedekah, suka inta-minta. Bila ada orang ada tahi lalat pada pusar diatas kepalanya, disebut madaging bulu uler amangan sekar , suka makan dan berkunjung, suka membual, dan berbohong. Berikut bila ada tahi lalat pada penisnya disebut yipanjrah , jarang punya anak, amat boros, walaupun wanita sama pembawaannya, bila wanita pada rahim tempat tahi lalatnya. Pencegah penyakit cacar, bahannya, marangi sembur dengan bawang putih dan dringo, mantra, ong rah aku rah hara tan harepta ngko dadi nanah, madadi sing rah manik, waras (Ya darah, aku darah tidak bisa engkau menjadi nanah, manjadi darah permata, sembuh). Obat tak mampu mencret dan kencing, bahan obat, daun susuruh lanang , tujuh lembar, garam kecil, tiga, jimpit, digiling, digambar alat penggilingnya, dibedaki pada alat kencingnya. Obat, perut dan tak mampu kencing, bahan obat, air kerak bubur,
[31b] asam tua, mantra, ong lisuh da ah li suh banyu, empehan siddhi mantranku (Ya bingung jangan ah bingung air, air susu ampuhlah mantraku), minum pakai tangan kiri, obat, perut kembung, bahan obat, kunir tua, lempuyang, bawang putih, abu merang, minum. Obat perut kembung, bahan obat, terasi merah, siri, ginten, digiling, pakai bedak. Obat, perut kembung, tak mampu mencret dan kencing, bahan obat, wari bang , air kunir, asam tua, air santan, minum. Obat, perut kembung dan perasaan tak enak, jamunya, pangkasa turi, asam sebiji, adas, air serabut kelapa muda nyuh mulung . Obat perut bengkak, bahan obat myana, daun kayu sangka, tmu tis , mantra, kadang kudung, badasa bung, busuk bung, ang kita katas kabeh, tka rerep (Kadang kudung, jadi kembung, busuk kembung, ya engkau hancur semua, datang dan punah). Obat, agar tak jadi katarak, dan surut, bahan obat, air ludah, mantra, ong kabayan mati dening idu putih (Ya kesaktian mati oleh ludah putih, 3x), diucapkan tiga kali, mulih kita ke tlin memenmu nto apang mulih (pulang kamu ke vagina ibumu itu agar pulang, 3x), diucapkan tiga kali, ong kawaya kawayi tka pikas pakalekas (Ya kawaya kawayi datang ketakutan tidak bergerak, 3x), diucapkan tiga kali .
[32a] Obat, perut bengkak, bahan obat, myana cmeng, kotoran hama, mantra, ong bhatara brahma ring jro wteng, alambuga jro weteng, peteng gurah mtu banyu waras anambanin larane syanu, tka waras (Ya Bhatara Brahma di dalam perut, pada lambung di dalam perut, malam panas keluar air, sembuh mengobati sakitnya si anu, sembuh), diucapkan tiga kali. Obat perut bengkak, bahan obat, suren, akar, daun, batang, bawang, adas, air bersih, obat, menusuk-nusuk, bahan obat, panjaitan digosok halus, dipakai bedak, dan dipakai semburnya, daun ancak , pula sai , obat rematik buatan orang, dan kena raja bhuta , bahan obat kulit pohon bila, bawang putih dan dringo, pangkasan kayu putih, sarang semut, pada lobangnya, pangkal uku-uku , pusarnya dibedak, dan jamunya pangkasan kaliasem , air cuka, garam digoreng tanpa minyak. Obat luka bengkak berisi ulat, bahan obat, bawang putih, tiga iris, gamongan tiga iris, garam, dikunyah tempelkan. Obat semakin kurus, bahan obat, beras hitam, sembilan biji, diisi dengan air lublub katimahan , minum.
[32b] Obat luka bengkak pecah-pecah, bahan obat tmu tis , asam, menyan, digiling halus, dipakai bedak. Obat, bengkak tiba-tiba, bahan obat, gamongan besar, digiling sampai halus, dicampur dengan air kelapa, dipakai inum. Obat, asam, air ludah habis makan sirih dikasi air sampai basah. Obat panas dalam perut, bahan obat, cendana digosok sampai halus, adas, air santan, dipakai minum. Obat panas, sumanggi gunung diisi air santan, dipakai minum. Berikut hari baik untuk memindahkan orang sakit sesuai dengan pancawara , baik buruknya hendaknya selalu diingat. Umanis, tirtha timur, sunya selatan, baya utara, laba barat, pati tengah. Paing, pati timur, tirtha selatan, sunya barat, laba utara, sunya barat, baya tengah, Pwon, baya timur, pati selatan, tirtha barat, sunya utara, laba tengah. Wage, laba timur, baya selatan, pati barat, tirtha utara, sunya tengah.
[33a] Kaliwon, sunya timur, laba selatan, baya barat, tirha utara, pati di tengah. Demikian pula bila memindahkan orang sakit, bila Umanis , timur sembuh, selatan sembuh, barat sakit, utara mati, Paing , timur mati, selatan sembuh, barat sakit, utara sembuh, Pwon, timur sakit, selatan mati, barat sembuh, utara sembuh. Wage, timur sembuh, selatan sakit, barat mati, utara sembuh. Kaliwon , timur sembuh, selatan sembuh, barat sakit, utara mati. Ini adalah ramalan jawa, hendaknya diketahui menurut Sapta wara , dan urip sastra , bila ada orang sakit, ambil hurufnya,
[33b] hitung neptunya, bila hurufnya, a 9, na 2, ca 6, ra 8, ka 7, da 3, ta, sa 10, wa 6, la 5, pa 6, 5, ma 3, nga6, ba 2, ja 3, ya 7, nya, uriping sapta wara, ra 5, ca 4, a 3, bu 7, wre 8, su 6, sa 9 . Berikut baik buruknya, minggu bintang masih satu mati, tinggal dua sembuh, tinggal tiga lama sembuh, selasa bintang tiga, tinggal satu lama tak sembuh, tinggal dua mati, tinggal tiga sembuh. Rebo, bintang tiga, masih satu sembuh, tinggal dua lama tak sembuh, masih dua mati, tinggal tiga sembuh. Kamis, bintang tiga, tinggal satu mati, tinggal dua waras, tinggal tiga lama tak sembuh, tinggal tiga mati. Jumat, bintang tiga, tinggal satu lama tak sembuh, tinggal dua mati, tinggal tiga mati. Sabtu, bintang tiga, tinggal satu sembuh, tinggal dua lama tak sembuh, tinggal tiga mati.
[34a] Ini ramalan hidup dan mati, hendaknya selalu diingat nilai hari arah saat pergi meramal, dan urip sastra nama si sakit, huruf namanya lebih dahulu diambil satu-satu, kemudian dihitung hurufnya, seperti ha na ca ra ka , dijelaskan pada saat mulai menurut sapta wara dan panca wara , Minggu Umanis , adalah roh leluhur datang dari sorga, Minggu Paing roh leluhur datang dari tenggara, Minggu Pwon kala datang dari timur dan barat menusuk, Minggu Wage , dewa datang dari timur laut, Minggu Kaliwon , dewa datang dari rumah. Senin Umanis , dewa datang dari timur laut, Senin Paing dewa datang dari utara, dari barat. Senin Pwon , dngen datang dari barat daya. Ini adalah penguat tenaga, bahan obat, air ketan gajih , segenggam, diisi sedikit gula, dan lungid, ditaruh di tempat hitam, diminum.
[34b] mantra, ih sanghyang urip, idep urip, maka manike syanu urip, hyang padha urip, jumneng, maurip tka urip (Hai Dewa kehidupan, pikiran hidup, sebagai permatanya si anu, dewa pada hidup), diucapkan tiga kali. Obat, kaguguran, bahan obat, pangkasan kutat, daun kasinen , garam dicampur arang dapur, airnya diminum, mantra, om kama urip, manik urip, geti urip, banyu urip, aja sira geger mtu ring prethiwi, jeg jumneng jro wetenge syanu, tka jeg (Ya Kama hidup, benih hidup, darah hidup, air hidup, jangan engkau geger lahir ke bumi, diamlah di dalam perutnya si anu), diucapkan tiga kali. Berikut pangeger , bahan, air bersih ditaruh ditempat yang berwarna hitam, masukkan daun lontar digambar seperti ini,____ setelah itu dikasi mantra, dan minum, mantra, om manjing metu sira, tututin kahanta sekawah (Ya keluar masuk engkau, ikuti kakakmu sekawah), diucapkan tiga kali. Ini adalah membuat cepat lahir, bahan batok kelapa berisi air minum, mantra, om kumaca kumadih, ung ang, enggang tanah, luggang langit, enggangang sarirane syanu, enggang (Ya kumaca kumadih, ya tanah renggang, renggangkan badannya si anu), diucapkan tiga kali. Pencegah, bahan, seadanya, mantra, ih nini sarab kaki sarab, yan sarab Brahma Wisnu Iswara, sarab I rare cenik (Hai Nini dan Kakek Sarab, jika sarab Brahma, Wisnu, Iswara, sarab si bayi kecil, jika Brahma, Wisnu, Iswara tidak sarab, si bayi kecilpun tidak sarab, oleh karena si bayi kecil anak Hyang Ibu Pertiwi, putra beliau Dewi Bulan, sembuhlah),
[35a] yan tan sarab Brahma, Wisnu Iswara, tan sarab I rare cenik, apan I rare cenik anak ira hyang ibu pretiwi, anakira sanghyang ulan, lah waras. Pengasuh bayi, bahan, sekepal nasi ditaruh pada plangkiran , mantra, ih kaki ingah-inguh, kaki ngempu rarene, aja wehana wani salwiring mabayu, angrenge abeseka anak ratu anggen susuuk agung, tka saak, diucapkan tiga kali, muksa ilang kedep, siddhi mantranku (Hai Kaki yang tidak tenang, Kaki mengasuh si bayi, jangan diijinkan segala yang kuat berani, memakai sarana, hancur dan lenyaplah, ampuhlah mantraku). Penjaga ari-ari , bahan, porosan ditanam dalam sampah, mantra ih bhuta ari-ari, empu rare dini, ih bhuta, ruddhira empu rarene dini, aja pepeka aja lali, poma, poma, poma (Hai Bhuta Ari-Ari, asuhlah bayi ini di sini, hai Bhuta Rudira asuh bayi ini di sini, jangan mengganggu). Berikut pangembak rare, bila orang melahirkan,
[35b] bahan, air di dalam batok kelapa dimasukkan kunci dapur, mantra ih kuncang kancing, lusakna kancing wesi, bungkah gedrug kusuma, mtu kang ari-ari, tiba ring lemah, empune nyamane dini, poma, poma, poma (Hai para kunci, bukakanlah kunci besi, bongkah dengan bunga, keluarlah ari-ari, lahir kedunia, asuhlah saudaramu di sini), minumkan sisanya disiram pada pangkal pahanya. Ini adalah obat sering menggugurkan, disebut dengan pangancing manik, pangancing kama , bila baru melakukan perkawinan, bisa dipakai, bulan berikutnya bisa dilakukan pamungkah, upaya kesulitan dalam memperoleh keturunan, akibatnya rumah jadi sepi, pangancing, mantra, om tutup kancing bhuwana alah, bhuwana kling, tutupana gdong alah was papas, dara sarirane syanu, tka pepet (Ya tutup kunci buana kalah, buana keling, tutupkanlah gedong, dara badannya si anu, tutuplah dengan rapat), diucapkan tiga kali, bahan, air ditampung dalam batok kelapa, sisanya pakai cebok, pangancing, mantra, ong mang alah ung mang kancing, kukancing alah, kumancingan dening mu amat, mantra, apanaku ngadowang pamungkah, angancing I Muhammad, mantra kancing kukancing alah kinancing dening Muhammad lailalah Muhammad darasu kulah (Ya Allah, ya kunci, kukunci Allah, dikancing Muhamat, karena aku tidak hirau pembuka, mangancing I Muhamad, kukunci Allah dikunci Muhammad), bahan air masukkan
[36a] dalam batok kelapa hitam, dipakai minum, sisanya dipakai cebok, pangancing bayi dalam perut, dan penolak sakit pada tutuh, sama berisi. Berikut pemungkah kancing , bahan, air masukkan dalam batok kelapa, sisanya dipakai cebok, mantra, bungkah aku kancing alah rasu lulah (buka aku kunci Allah utusan Tuhan), diucapkan tiga kali. Ini adalah penawar, bahan, air bersih, mantra, ih upas putih, upas manca warnna, katawan di Bhagawan Kasyapa, Bhatara Guru munggu pukahing lidah, Mpu Pradah mungguh madyaning lidah, sang mpu sakueh mandhi aeng, anaku di aeng, yan upas baruwang upas anjati, upas racun, upas basing, upas gni roga, aku Bhagawan Kasyapa, aku guruning upas kabeh, salwiring upas patmahaning awaking hulun (Hai upas putih, upas lima warna, ditahan di Bhagawan Kasyapa, Bhatara Guru diam di pangkal lidah. Empu Barada di tengah lidah, semua jenis upas, aku Bhagawan Kasyapa, aku gurunya semua upas, semua upas adalah penjelmaanku) , diucapkan tiga kali. Ini adalah sebagai ucapan, bahan, masui, mantra, sdepaku sanghyang bhuta, sanakira sang mpu Gandhu, angregep japa mantra, mundur, sarwwaaeng sarwwa wisya, aku sakti Bhatara Guru nunggal, aranku sang mpu Siwa (Aku Sanghyang Bhuta, putra beliau Empu Gandu, menggelar mantra-mantra, mundur, segala bisa dan segala yang seram, aku sakti Bhatara menyatu, Empu Siwa namaku, Bhatara Brahma dan Wisnu yang ada dalam tubuh, yang datang pada binasa)
[36b] Jati, om Brahma sakti mijil saha kidul om Wisnu mijil saking lor, pangadegannya Bhatara Wisnu unggawa sira ring ampru, Bhatara Brahma ring hati, Bhtara Brahma tka sinambah dening dening dug kabeh, sing tka padha pjah, tka pjah, diucapkan tiga kali. Ini adalah alat membuat belas kasihan, perantara, ih sari sarisin suning sari, aku arjjuna tunggal apasang guna jarring sutra ngrajut attma jwitane syanu, wastu lulut hatine syanu angrungu sabdang hulun, lah poma,poma,poma (Hai sari-sarinya Suning Sari, aku Arjuna memasang guna-guna jaring sutra merajut jiwanya si anu, kasih dan tunduk dengan segala perkataanku). Ini menghidupkan segala sesuatu, mantra, om pasupati, om pasupati, bajra yudaya, agni raksa sarupa ya pwa ya muka desa ya pasupati, pattaye om patta (Ya Pasupati, ya Bajrayuda, penjaga api serupa ya pemuka desa ya Pasupati), diucapkan tiga kali, om pasupati danahaya, agni raksa sarupa ya daksina muka desa ya pasupati pattaye, om patta (Ya Pasupati Danahaya, penjaga api serupa ya di timur muka desa, ya Pasupati), diucapkan tiga kali, om pasupati pasha yudaya agni raksa sarupa, pacima muka desa ya (Ya Pasupati Pashayuda, penjaga api serupa di barat muka desa, ya Pasupati),
[37a] pasupati pattaye, om patta , diucapkan tiga kali, om pasupan cakra yudaya agni raksa sarupa ya om uttara muka disaya pasupan pattaya om patta (Ya Pasupati Cakrayuda, api penjaga serupa di utara muka desa, ya Pasupati), diucapkan tiga kali, om pasupati padma yudaya agar raksa sarupa ya, Madhya muka desa ya, pasupati pattaye om patta (Ya Pasupati Padmayuda, penjaga api serupa ya di tengah muka desa, ya Pasupati), diucapkan tiga kali, ung ang mang [End]

1 komentar:

radhikanadelman mengatakan...

Casinos Near Fort Lauderdale by Bus, Bus, Greyhound
Find the closest 광주광역 출장샵 casinos to Fort Lauderdale by 전라북도 출장마사지 Bus, 여주 출장마사지 Bus, Greyhound Pass, Greyhound, Expressway, and M life Rewards points at 구미 출장샵 Mapyro. 사천 출장마사지

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | belt buckles